Anda di halaman 1dari 28

A.

JUDUL PENELITIAN
STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PEMBELAJARAN SKI KELAS IX DARUN NAJAH PETAHUNAN
SUMBERSUKO LUMAJANG TAHUN 2022
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan telah menjadi kebutuhan primer manusia. Manusia dan
pendidikan bagaikan sisi mata uang yang tida dapat dipisahkan. Manusia
membutuhkan pendidikan karena dengan pendidikan manusia mampu
menjadi insane yang mulia. Sesuai dengan tujuan pendidikan yakni
menjadikan insan yang mulia dan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan anak usia dini dan jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Menindaklanjuti peran guru
diatas guru dituntut untuk mampu menguasai berbagai keterampilan
pembelajaran meliputi metode pembelajaran, strategi pembelajaran dan
kompetensi pembelajaran guru.
Mengingat dalam kondisi sekarang, pendidikan di Indonesia yang
terhalang dan terbatasi dengan Pasca wabah Covid-19. Dalam kondisi
seperti ini guru dituntut mampu mengalihkan dan merubah strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa. Strategi
yang kreatif dan inovatif diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai
dengan maksimal mesipun masih dalam kondisi wabah Covid-19.
Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan terhadap strategi
yang akan dilakukan oleh guru PAI mata pelajaran Al-qur’an Hadits di
MTs Darun Najah Petahunan. Salah satu lembaga pendidikan islam di kota
Lumajang yang berada dalam naungan Yayasan Pondok Pesantren adarun
najah. Al-qur’an hadits merupakan salah satu unsur mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan

1
pendidikan kepada peserta didik untuk memahami dan mencintai sebagai
penguatan dalam pengetahuan sejarah kebudayaan islam1
Dengan kegiatan pembelajaran yang dituntut tetap berlangsung dan
kondisi yang tida memungkinkan serta kondisi anak didik yang mayoritas
menetap didalam Pondok Pesantren. Berbeda dengan anak didik yang
berada diluar pesantren yang memungkinkan mereka menggunakan dan
mengakses teknologi. Hambatan dan kendala akan ditemukan berkenaan
strategi dan metode apa yang bisa digunakan menyikapi situasi seperti ini.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
mengangkat problem yang dialami oleh guru dan sekolah dalam
menentukan strategi pembelajaran, agar tujuan pembelajaran tercapai
dengan sempurna meskipun dalam kondisi wabah Covid-19 yang masih
berlangsung. Peneliti mengambil judul ” STRATEGI GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PASCA PANDEMI DI MTS
DARUN NAJAH PETAHUNAN SUMBERSUKO LUMAJANG”.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Strategi pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru dalam neyikapi
pendidikan yang terjadi pada pasca pandemi Covid-19. Pemilihan
strategi yang tepat dan sesuai akan menuntun pembelajaran kepad
tercapainya tujuan pendidikan. Dengan tantangan kondisi anak didik
yang mayoritas santri menetap dalam pondok pesantren darun najah.
2. Faktor prndukung dan penghambat dalam penentuan akan strategi
yang memungkinkan diterapkan dalam pembelajaran pada masa
pandemi Covid-19 yang terus merambah setiap harinya.
D. FOKUS PENELITIAN
1. Bagaimana strategi guru PAI dalam pembelajaran Al-qur’an hadist
selama pandemi di MTs Darun Najah Petahunan Sumbersuko
Lumajang Tahun Pelajaran 2020/2021?
1
Muhammad Nur Afifullah, “Prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits antara Pondok
Pesantren Al-Khoir dan Pondok Pesantren Nurul Faizah di Madrasah Aliyah Nurul Khoir
Wonorejo Rungkut Surabaya”. (Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019), 8.

2
2. Apa faktor pendukung dan penghambat penerapan strategi guru PAI
dalam pembelajaran Al-Qur’an hadist selama masa pandemi covid 19
di MTs Darun Najah Petahunan Sumbersuko Lumajang Tahun
Pelajaran 2020/2021?
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam pembelajaran Al-qur’an
hadist selama pandemi di MTs Darun Najah Petahunan Sumbersuko
Lumajang Tahun Pelajaran 2020/2021
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan
strategi guru PAI dalam pembelajaran Al-Qur’an hadist selama masa
pandemi Covid-19 di MTs Darun Najah Petahunan Sumbersuko
Lumajang Tahun Pelajaran 2020/2021
F. MANFAAT PENELITIAN
Suatu penelitian dapat dikatakan berhasil apabila dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi dunia pendidikan yang diteliti
maupun pihak-pihak terkait. Hasil penelitian ini memiliki beberapa
manfaat :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan untuk
memperkaya pengetahuan tentang strategi guru pendidikan agama
islam dalam pembelajaran selama masa pandemi ini. Berbagai strategi
yang dapat diterapkan menyikapi kondisi yang berbeda.
2. Secara praktis
a. Bagi madrasah
Dapat digunakan menjadi refrensi, pandangan dan pengetahuan
tentang strategi pembelajaran yang dapat diterapkan selama masa
pandemi.
b. Bagi guru
Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran selama masa pandemi. Dengan mengguanakan
strategi yang kreatif dan inivatif.

3
c. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi dan pengalaman bagi peneliti sebagai
calon pendidik guna memperluas dan menambah pemahaman
tentang strategi pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru PAI.
d. Bagi pembaca sebagai bekal wawasan dan pengetahuan tentang
strategi pembelajaran oleh guru PAI.
G. DEFINISI KONSEP
1. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau langkah
umum guru untuk mengatur dan merencanakan pembelajaran
berdasarkan langkah-langkah global dengan melibatkan berbagai aspek
dan komponen pembelajaran penting yang dipadukan secara sinergis
untuk mencapai tujuan pembelajaran.2
2. Guru Pendidikan Agama Islam
Guru pendidikan agama islam adalah guru yang mengajar mata
pelajaran Aqidah akhlak, Al-Qur’an hadits, Fiqih, Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) di sekolah atau madrasah.3
3. Al-qur’an hadits
Al-qur’an hadits merupakan unsur mata pelajaran agama islam (PAI)
pada Madrasah Tsanawiyah yang memberikan pendidikan kepada
siswa supaya dapat memahami isi dari Al-qur’an dan Hadits dan
penerapan nilai-nilai dalam kehidupannya.
4. Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit kornavirus
2019(Corona Virus Disease 2019, disingkat Covid-19) diseluruh dunia
untuk negara. Penyakit ini disebabkan oleh korna virus jenis baru yang
diber nama SARS-CoV-2.4
H. KAJIAN KEPUSTAKAAN

2
Singgih Bektiarso, Strategi pembelajaran (Yogyakarta : Laksbang Pressindo, 2015), 20.
3
Wahab, Kompetensi guru agama tersertifikat (Semarang : Robar Bersama, 2011), 63.
4
Safrizal, Pedoman umum menghadapi pandemi Covid-19 bagi pemerintah daerah (Jakarta : Tim
Kerja Kemen Dalam Negeri, 2020), 4.

4
1. Penelitian terdahulu
a. Skripsi Melya Dwi Astuti (2017),dengan judul “Inovasi strategi
pembelajaran pendidikan agama islam di Mtsn 6 Bantul”. Adapun
hasil penelitian dari skrpsi ini menunjukan bahwa :
1) Inovasi strategi pembelajaran pendidikan agama islam di MTs
N 6 Bantul perlu dilakukan guna mengatasi kesulitan guru
dalam menympaikan materi dan yang sesuai dengan kondisi
siswa, mengatasi kebosanan siswa, dan member kemudahan
pada siswa dalam memahami materi perlajaran
2) Strategi pembelajaran yang dilakukan peta konsep, card sort,
index card match, jigsaw learning, lempar bola, reading aloud,
the power of two, dan gallery learning.
3) Hasil penggunaan strategi tersebut membuahkan hasil dengan
nilai ujian yang memenuhi criteria ketuntasan minimal.
b. Tesis Maftuchatul Choiriyah (2015), dengan judul “Strategi
pembelajaran pendidikan agama islam di MA Bi’rul Ulum desa
Gemurung Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo”. Adapun
hasil penelitian dari skrpsi ini menunjukan bahwa :
1) Strategi pembelajaran PAI Di MA Bi’rul Ulum menggunakan
strategi ekspositori.
2) Pengaruh dari strategi ekspositori yang diterapkan oleh guru
sangat besar dari bertambahnya kefahaman peserta didik,
implikasi dengan akhlak peserta didik sangat baik, dan
kesesuaian tugas guru dalam menyajikan materi dengan siswa
yang mampu memahami secara menyeluruh.
c. Skripsi Dewi Jayanti (2020), dengan judul “ Strategi pembelajaran
dimasa pandemi Covid-19 di TK Sartika II Sumurgenuk Babat
Lamongan” adapun hasil dari penelitian dari skripsi ini adalah :
1) Strategi pembelajaran yang diterapkan di TK Sartika II
Sumurgenuk Babat Lamongan adalah strategi pembelajaran

5
daring dan luring dan bisa mengkolaborasikan keduanya
(Blended Learning).
2) Faktor penghambat pelaksanaan strategi pembelajaran
pembelajaran daring adalah tida punya HP, paket data, susah
sinyal, orang tua bekerja dan anak jenuh atau malas belajar.
Penghambat pembelajaran luring adalah terbatsanya waktu.
3) Faktor pendukung pembelajaran daring adalah bisa
memanfaatkan teknologi, orangtua bisa dekat dengan anak,
bisa dikerjakan dimanapun dan kapanpun. Faktor pendukung
pembelajaran luring adalah terbukanya system pembelajaran.
Ditinjau dari beberapa karya hasil penelitian diatas yang telah
dipaparkan, Posisi proposal skrpsi yang dibuat oleh peneliti
memiliki relevansi dengan penelitian yang sudah ada. Dan untuk
melengkapi khazanah keilmuan dan lmenjadi literatur bacaan.
Akan tetapi, proposal ini peneliti lebih fokuskan
pembahasannya kedalam objek yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Dimana objek penelitian kita adalah di MTs Darun
Najah Petahunan Sumbersuko Lumajang, lembaga pendidikan
yang berada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Darun
Najah. Mengapa peneliti anggap berbeda, perbedaan terletak pada
kondisi pembelajaran yang harus serba berhati-hati dan kondisi
anak didik yang mayoritas menetap (mukim) di pondok, serta
kondisi guru (pendidik) yang mayoritas berangkat dari tempat
tinggal masing-masing. Menyikapi kondisi ini, strategi apa yang
digunakan oleh guru PAI dalam proses pembelajaran dalam masa
pandemi.
2. Kajian Teori
a. Pengertian strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan
oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, guru diharapkan
mengembangkan atau mencari strategi yang dipandang lebih tepat.

6
Sebab pada dasarnya tida strategi yang paling ideal , masing-
masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hal ini
sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pengguna
strategi (guru), ketersediaan fasilitas, dan kondisi peserta didik.5
Strategi pembelajaran secara konseptual sebetulnya
merupakan salah satu bagian dari kerangka kerja pembelajaran.
Dalam keseluruhannya mencakup metode pembelajaran, teknik
pembelajaran, taktik pembelajaran dan pendekatan pembelajaran.6
Variabel metode pembelajaran terdapat 3 dimensi, strategi
pengorganisasia, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan.
1) Strategi Pengorganisasian7
Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasi
isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Strategi
pengorganisasian pembelajaran dapat dibedakan menjadi 2
kategori, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Strategi mikro
mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi
pembelajaran yang berkisar pada satu fakta, atau konsep, atau
prosedur, atau prinsip. Strategi makro menggacu kepada
metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu fakta, atau konsep, atau prosedur,
atau prinsip.
2) Strategi Penyampaian8
Strategi penyampaian adalah metode untuk menyampaikan
pembelajaran kepada peserta didik dan/ atau untuk menerima
serta merespon masukan yang berasal dari peserta didik.
Sekurang-kurangnya ada 2 fungsi dari strategi ini, yaitu : (a)
menyampaikan isi pembelajaran kepada peserta didik, dan (b)
menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan

5
Zulaichah Ahmad, Perencanaan pembelajaran PAI (Jember : Madannia Center Press, 2008), 48.
6
Singgih Bektiarso, Strategi pembelajaran (Yogyakarta : LaksBang Preessindo, 2015), 15.
7
Bektiarso, Strategi, 23
8
Bektiarso, Strategi, 25

7
peserta didik untuk menampilkan unjuk kerja(seperti latihan
dan tes)
3) Strategi Pengelolaan9
Strategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata
interaksi antar peserta didikda variabel pembelajaran lainnya,
variabel strategi pembelajran dan penyampaian isi
pembelajaran. Strategi pengelolaan pembelajran merupakan
komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana
menata interaksi antara peserta didik dengan variabel-variabel
metode pembelajran lainnya. Paling tidak ada 3 klasifikasi
pentin strategi pengelolaan, yaitu penjadualan, pembuatan
catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
b. Komponen Strategi Pembelajaran
Proses pembelajaran dikelas pasti melibatkan banyak
komponen serta aspek pembelajaran, misalnya : kecerdasan siswa,
bakat siswa,kemampuan guru, kelengkapan sarana dan prasarana,
dan penegelolaan manajemen yang baik dari kepala sekolah.
Berbagai aspek dan komponen tersebut saing berkaitan, dengan
demikian seorang guru harus dapat mengelola pembelajaran dan
melakukan penekanan-penekanan terhadp hal-hal penting yang
diasumsikan dapat bersinergi untk tercapainya tujuan
pembelajaran.
Komponen strategi pembelajran meliputi empat hal yaitu :

1) Tujuan dan Kompetensi10


Tujuan pembelajaran dan kompetnsi pembelajaran merupakan
muara akhir yang diharapkan guru untuk tercapai dengan baik.
Dengan demikian semua rencana yang dituangkan dalam
langkah pembelajran targetnya adalah tercapai tujuan

9
Bektiarso, Strategi, 25
10
Bektiarso, Strategi, 27

8
pembelajaran serta dimilikinya kompetensi tertentu oleh siiswa
setelah proses pembelajran selesai. Kompetensi merupakan
kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam bentuk konsep
pengertian secara intelektual yang ada dalam pikiran siswa,
dapat diucapkan secara lisan, dan dilakukan dalam bentuk
keterampilan yang dapat dilakukan secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Pendekatan Pembelajaran11
Pendekatan pembelajaran merupakan landasan guru untuk
merancang rencana pembelajaran, dapat juga diartikan sebagai
pandagan guru untuk mengelola dan mengolah bahan ajar
untuk mencapai tujuan dan kompetensi pembelajran.
Pendekatan-pendekatan pembelajran dapat dikaji lebih jauh
dari Reigeluth (1983,1999); Reigeluth & Carr-Cheliman (2009)
yang antara lain menguraikan pendekatan langsung oleh Huitt,
Monetti & Hummel; pendekatan diskusi oelh Gibson;
pendekatan eksperiensial oleh Lindsey & Berger; pendekatan
berbasis masalah oleh Savery; dan pendekatan simulasi oleh
Gibbons, dan kawan-kawan.
3) Prosedur Pembelajaran12
Prosedur pembelajaran merupakan jalannya prose belajar
mengajar secra nyata didalam kelas. Terdapat banyak aspek
dalam pelaksanaan proses ini, yaitu meliputi, model
pembelajaran yang digunakan, metode yang menunjang
modeldan strategi penyampaian, serta media sumber belajar
yang berfungsi sebagai pemelancar proses pembelajaran.
4) Menetapkan kriteria penilaian13
Setelah guru menetapkan rencangan pembelajaran kemudian
melaksanakan kegiatan pembelajran, maka langkah selanjutnya
11
Bektiarso, Strategi, 27
12
Bektiarso, Strategi, 28
13
Bektiarso, Strategi, 28

9
adalah melaksanakan penilaian. Penilaian oleh guru
dilaksanakan dengan diawali membuat kisi-kisi yang
didasarkan pada silabus kurikulum yangsesudai dengan kelas,
semester, dan mata pelajarannya.
c. Pertimbangan menetapkan strategi atau metode mengajar
Berbagai strategi atau metode yang sangat variatif dapat
diterapkan oleh guru dalam melakukan proses belajar mengajar
didalam kelas, diluar kelas, maupun ditempat-tempat lain. Akan
tetapi seorang guru harus mampu memeperhatikan banyak faktor
dalam memilih dan menentukan metode tersebut. Ketepatan
pemilihan metode akan berkorelasi dengan hasil setelah
pembelajaran selesai. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam memilih strategi atau metode dalam pembelajaran :
1) Tujuan yang hendak dicapai.14
Tujuan pembelajaran hendaknya dijadikan patokan dalam
memilih dan menetapkan efektivitas suatu metode mengajar.
Dalam setiap tujuan pembelajaran yang ada, dalam rencana
pembelajaran dicantumkan sejumlah model, metode, dan
fasilitas dalam mencapainya. Oleh karena itu, guru harus
mengkaji secara seksama metode yang akan dipergunakan.
2) Keadaan siawa.15
Sebelum menentukan metode yang akan digunakan,
seorang guru hendanya mampu memahami perkembangan
psikologi, motorik, maupun mental peserta didik. Seorang guru
hendaknya tidak memaksakan satu metode dalam kelas
tertentu. Guru yang baik adalah seorang guru yang mampu
memahami peserta didik, serta mahir dalam membangkitkan
motivasi intrinsik peserta didik.
3) Bahan pengajaran.16
14
Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2016), 95.
15
Hamdayama, Metodologi, 95.
16
Hamdayama, Metodologi, 96.

10
Dalam menetapkan metode mengajar, guru hendanya
memperhatikan bahan pengajaran seperti isi, sifat, dan
cakupannya. Guru harus mampu menguraikan secara rinci
dalam rencana pembelajarannya. Berdasarkan unsur tersebut,
tampak apakah bahan itu hanya berisi fakta dan kecakapan
yang hanya membutuhkan daya mental untuk menguasainya
atau berisi keterampilan dan kebiasaan yang membutuhkan
penguasaan secara motorik.
Setelah menginventarisasi sifat atau unsur bahan
pengajaran, guru dapat segera memperhatikan metode yang
memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan bahan pengajaran yang
dimaksud, lalu menentukan satu atau beberapa metode yang
hendaka digunakan dalam mengajar.
4) Situasi belajar mengajar.17
Pengertian situasi belajar mengajar mencaup suasana dan
keadaan kelas yang berdekatan yang mungkin mengganggu
jalannya proses belajar mengajar. Keadaan peserta didik seperti
masih bersemangat atau sudah lelah dalam mengajar, keadaan
cuaca cerah atau hujan, serta keadaan guru yang sudah lelah
atau sedang menghadapi berbagai masalah.
Begitu juga ada kaitannya dengan situasi yang dihadapi
oleh system pendidikan Indonesia saat ini dimana pembelajran
harus tetap berlangsung meski ditengah wabah pandemi yang
sedang berlangsung. Dengan begitu guru harus mampu
memilih dn menentukan metode yang sesuai dengan kondisi
serta situasi saat ini.
5) Fasilitas yang tersedia.18
Dalam hal ini setiap sekolah sudah seharusnya mempunyai
fasilitas, namun dalam kenyataanya ada sekolah yang memiliki

17
Hamdayama, Metodologi, 96.
18
Hamdayama, Metodologi, 97.

11
fasilitas lengkap sesuai dengan kebutuhan proses belajar
mengajar, ada pula sekolah yang memiliki sedikit fasilitas.
Secara garis besar, fasilitas sekolah dapat dibagi menjadi dua
bagian :
a) Fasilitas fisik, seperti ruang kelas dan perlengkapan belajar
dikelas, alat-alat peraga pengajaran, buku teks pelajaran dan
perpustakaan, tempat dan perlengkapan berbagai
praktikum, laboratoirum, serta pusat-pusat keterampilan,
kesenian, keagamaan, dan olahraga dengan segala
perlengkapannya.
b) Fasilitas nonfisik, seperti kesempatan, biaya, berbagai
aturan, serta kebijaksanaan pimpinan sekolah.
6) Guru.19
Setiap guru memiliki kemapmpuan yang berbeda-beda
dalam menerjemahkan kurikulum dan sejumlah kompetensi
belajar. Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan metode
belajar yang akan dicapai. Seorang guru harus bisa membaca
kurikulum secara cermat, memilih metode mengajar yang
sesuai, mampu memahami keinginan peserta didik, serta
mempertimbangkan sejumlah fasilitas yang ada.
Guru saat ini dituntut untuk terus belajar, mengenali, dan
menguasai sejumlah metode mengajar. Tuntutan ini sejalan
dengan profesi guru yang sudah dijadikan profesi yang
professional dengan diberikan tunjangan oleh pemerintah.
7) Kelebihan dan kekurangan dari tiap metode.20
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Tugas guru dalam menetapkan metode ialah
dengan mengetahui dan mempertimbangkan batas-batas
kelebihan dan kekurangan metode yang akan digunakannya.

19
Hamdayama, Metodologi, 97.
20
Hamdayama, Metodologi, 97.

12
Berdasarkan factor-faktor yang dikemukakan diatas sebelum
menentukan metode, guru harus menentukan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
 Apa tujuan suatu metode digunakan?
 Apa dan bagaimana suatu metode yang akan digunakan
peserta didik dalam kelompok besar, individu, usia dan tipe
belajarnya?
 Apa metode yang digunakan oleh guru dapat mengantarkan
peserta didik memiliki aspek-aspek kompetensi dalam
bahan pengajaran yang akan diajarkan?
 Apa dan bagaimana situasi yang akan atau mungkin
dihadapi oleh guru?
 Apakah metode yang dipilih, didukung dengan fasilitas dan
sumber belajarnya disekolah?
 Kelebihan dan kekuran apa yang terdapat pada suatu
metode?
d. Macam-macam model atau strategi pembelajaran.
Model pembelajaran yang dapat diterapakan oleh guru
sangat beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola atau
langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan
atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat
dicapai dengan lebih efektif dan efisien.21

1) Model pembelaaran ekspositori.22


Model pembelajaran ekspositori adalah model
pembelajaran yang menekankan penyampaian materi secara
verbal seorang guru kepada beberapa kelompok siswa dengan
maksud supaya para peserta didik dapat menguasai materi yang
sudah dijelaskan oleh guru dengan optimal.

21
Hamdayama, Metodologi,132.
22
Hamdayama, Metodologi,141.

13
Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran model
ekspositori, yaitu :23
a) Model ekspositori dilakukan dengan cara
menyampaikan materi pelajaran secara verbal.
b) Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep
tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut
siswa untuk berfikir ulang.
c) Tujuan utama pembelajaran adalah menguasai materi
pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses
pembelajaran selesai siswa diharapkan dapat
memahaminya.
Prinsip-prinsip penggunaan metode pembelajaran
ekspositori adalah sebagai berikut :
a) Berorientasi pada tujuan.
b) Prinsip komunikasi.
c) Prinsip kesiapan.
d) Prinsip berkelanjutan.
2) Model pembelajaran kooperatif.24
Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran dalam kelompo-kelompok kecil, dengan anggota
kelompok 3-5 orang yang dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya setiap anggota kelompok harus bekerja sama dan
saling membantu dalam memahami materi, sehingga setiap
siswa selain mempunyai tanggung jawab individu, tanggung
jawab berpasangan, juga mempunyai tanggung jawab
kelompok.
Ada empat unsur penting dalam pembelajran model
kooperatif, yaitu : (1) adanya peserta dalam kelompok; (2)

23
Hamdayama, Metodologi,142.
24
Bektiarso, Strategi, 74

14
adanya aruran kelompok; (3) adanya upaya belajar; dan (4)
adanya tujuan yang harus dicapai.25
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran kooperatif, terdapat
empat prinsip seperti yang dijelaskan dibawah ini:
a) Prinsip ketergantungan positif
b) Tanggung jawab perseorangan
c) Interaksi tatap muka
d) Partisipasi dan komunikasi.26
Prosedur pembelajaran model kooperatif, mempunyai
prosedur atau tahapan yang terbagi menjadi 4 tahapan, yaitu:
a) Penjelasan materi
b) Belajar dalam kelompok
c) Penilaian
d) Pengakuan kelompok.27
3) Model pembelajaran inquiry.28
Pembelajaran model inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang yang dipertanyakan. Berikut
ini merupakan beberapa cir-ciri pembelajaran inquiry :
a) Model inquiry menekankan pada aktivitas anak secara
maksimal untuk mencari dan menemukan. Yang
menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran.
b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban dari seseuatu yang
ditanyakan sehingga dapat menumbukan sikap percaya
diri (self belief).

25
Hamdayana, Metodologi,145.
26
Hamdayana, Metodologi,147.
27
Hamdayana, Metodologi,148.
28
Hamdayana, Metodologi,132.

15
c) Tujuan dari penggunaan nya adalah mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual siswa.29
Model inquiry merupakan model yang menenkankan pada
pengembangan intelektual anak. Berdasarkan penggunaan
model inquiry terdapat beberapa prinsip, yaitu :
a) Berorientasi pada pengembangan intelektual
b) Prinsip interaksi
c) Prinsip bertanya
d) Prinsip belajar untuk berfikir
e) Prinsip keterbukaan.30
Langkah langkah pembelajaran inquiry :
a) Orientasi
b) Merumuskan masalah
c) Mengajukan hipotesis
d) Mengumpulkan data
e) Menguji hipotesis
f) Merumuskan kesimpulan.31
Pembelajaran inquiry mampu mendorong peserta didik agar
aktif dan tanggap dalam menanggapi problem atau
pertanyaan yang diperoleh, menjadikan mereka peserta
didik yang mememiliki rasa percaya diri dan berkompetensi
yang mendalam akan suatu problem.
4) Model pembelajaran berbasis masalah32.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi
strategi pembelajaran yang menggunakan permasalahan dalam
dunia nyata sebagai konteks belajar untuk melatih kemampuan
29
Hamdayana, Metodologi,133.
30
Hamdayana, Metodologi,134.
31
Hamdayana, Metodologi,136.
32
Ahyati, “Pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
terhadap kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Fiqih kelas IX MTS Sunan Ampel
Pakuniran”.(Undergraduate Thesis, Digital Library, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2020),
19.

16
berkomunikasi lisan dan keterampilan pemecahan masalah
sehingga siswa mendapatkan pengetahuan baru dan
memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri.
Pembelajaran berbasis masalah memiliki 3 karakteristik,
yaitu :
a) Pembelajaran berfokus pada pemecahan masalah
b) Tanggung jjawab untuk memecahkan masalah berfungsi
pada peserta didik
c) Guru mendukung proses saat peserta didik mengerjakan
masalah.33
Dalam hal ini guru menjadi tutor dan fasilitator dalam
berjalannya pembelajran tersebut.
Banyak ahli yang menjelaskan bentuk MPBM. John
Dewey, seorang ahli pendidikan, berkebangsaan amerika
menjelaskan 6 langkah metode pembelajaran berbasis masalah,
sebagai berkut :
a) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan
masalah yang akan diselesaikan
b) Menganalisa masalah, yaitu langkah siswa meninjau
maslah dar berbagai sudut pandang
c) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa
merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan maslah
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
d) Mengumpulkan data, yaitu langkah mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah.
e) Menguji hipotesis, yaitu langkah mengambil dan
merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan
penolakan hipotesis yang diajukan.

33
Bektiarso, Strategi, 66

17
f) Merumuskan rekomendasi penyelesaian masalah, yaitu
langkah menggambarkan rekomendasi yang dilakukan
sesuai rumusan hasil pengajuan hipotesis dan rumusan
kesimpulan.34
5) Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning
(CTL).35
Contextual teaching and learning(CTL) merupakan konsep
pembelajaran yang menekankan pada ketrkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara
nyata, sejingga para peserta didik mamapu menghubungkan
dan menerapkan kompetensin hasil belajar dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Johnson yang dikutip oleh NUrhadi, ada delapan
komponen utama dalam system pembelajran kontekstual
(Contextual teaching and learning), seperti dalam rincian
berkut ini :
a) Melakukan hubungan yang bermakna (making
meaningful connection)
b) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing
significant work)
c) Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)
d) Bekerja sama ( collaborating)
e) Berfikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)
f) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the
individual)
g) Mencapai standart yang tinggi (reaching high
standards)

34
Hamdayama, Metodologi, 144
35
Ari khusnan Nasruddin, “Penerapan strategi pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah Islamiyah Tanggulangin
Sidoarjo”.(Undergraduate Thesis, Digital Library, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019), 30.

18
h) Menggunakan penilaian autentik (using authentic
assessment)
Guru yang menggunakan model CTL harus
mengedepankan akan pencapaian kompetensi pembelajaran
yang sudah disusun. Dalam penerapannya model CTL memiliki
langkah-langkah pembelajaran seperti dibawah ini:
a) Pendahuluan
 Guru menjelaskan kompetensi yang harus
dicapai, serta manfaat dari proses pembelajaran
dan pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.
 Guru menjelaskan prosedur pembelajran CTL.
b) Inti
 Siswa melakukan observasi
 Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan
c) Didalam kelas
 Siswa mendiskusikan hasil temuan
 Siswa melaporkan hasil diskusi
 Siswa menyimpulkan hasil observasi dengan
indicator hasil belajar yang dicapai.
 Guru menugaskan siswa membuat karangan
karya ilmiyah.36
e. Pandemi Covid-19
1) Pengertian pandemic
Pandemi adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan yang pada umumnya berhubungan dengan
suatu wabah penyakit yang mana wabah penyakit tersebut
menyebar ke berbagai wilayah yang luas dengan frekuensi
yang tinggi. Adapun istilah nama ilmu dalam dunia kesehatan
mengenai pandemi dikenal dengan epidemologi yaitu ilmu

36
Hamdayama, Metodologi, 140

19
kesehatan yang didalamnya membahas tentang penyebaran
suatu penyakit dan frekuensi pada sekumpulan manusia dan
juga faktor-faktor yang mempengaruhinya.37
2) Pengertian Covid-19
Padatanggal 31 Desember Tahun 2019, WHO Cina
mengumumkan adanya kasus Pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Propinsi Hubei,China. Pada
tanggal 7 Januari China menyebut adanya jenis virus baru yang
mengakibatkan pneumonia tersebut yaitu virus corona. Dan
kemudian penyakit yang diakibatkan oleh virus corona ini
diumumkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai
suatu pandemi karena menyebar secara cepat dan meyebar
secara luas keberbagai negara di dunia di luar negara China.
Kemudian tanggal 12 Februari 2020 WHO resmi menetapkan
nama dari penyakit tersebut dengan sebutan Corona virus
Desease(COVID-19).38
Penambahan dari jumlah kasus COVID-19 berlangsung
sangat cepat dan sudah terjadi di berbagai negara lainnya di
dunia. Di tanggal 16 Februari 2020 jumlah penderita COVID-
19 telah mencapai 51.857, dan yang meninggal sampai
menembus angka 1.669 jiwa. Dari data inilah semakin
menguatkan bahwa COVID-19 adalah Pandemi yang bersifat
darurat danmeresahkan bagi semua warga di seluruh penjuru
dunia39
3) Dampak Covid -19 dalam dunia pendidikan.
Adapun dampak Covid -19 pada dunia pendidikan adalah:
a) Memicu percepatan transformasi pendidikan, wabah Covid
-19 ini menyebabkan penutupan dan pembatasan kegiatan

37
Sepriani Timurtini Limbong, “virus corona (covid-19)”. Klikdokter (2020),
https://m.klikdokter.com
38
Safrizal, Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 bagi Pemerintah Daerah, 2.
39
Safrizal, Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 bagi Pemerintah Daerah, 4.

20
di sekolah dan pemerintah memberlakukan system
pendidikan jarak jauh (PJJ) daring dan luring
b) Belajar dirumah tetap dilakukan dan banyak munculnya
aplikasi belajar online.
c) Banyaknya kursus online gratis, dalam masa pandemi
Covid -19 pembelajaran daring banyak ide-ide baru yang
bermunculan.
d) Munculnya kreatifitas guru dan dosen dalam mensiasati
pembelajaran dalam era pandemic.
e) Kolaborasi antara orangtua dan guru yang baik.
f) Penerapan ilmu semakin mendalam dengan tuntutan agar
pembelajaran tetap berlangsung dengan menggunakan
metode yang berbeda-beda.40
I. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
penelitian kualitati berbasis studi deskriptif. Sehingga fokus dari
penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis fenomena atau fakta
yang terjadi dilapangan. Fenomena yang dimasud adalah tentang
aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh Guru PAI dalam mata
pelajaran Al-qur’qn hadis khususnya selama masa pandemi ini.
Terutama dalam pemilihan dan penentuan strategi yang akan
digunakan.
2. Objek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darun Najah Petahunan. Subjek
penelitian ini adalaha guru mata pelajaran Al-Qur’an hadis kelas
VII,VIII dan IX.
3. Sumber data

40
Dewi jayanti, “Strategi pembelajaran di masa pandemi Covid -19 di TK Sartika II Sumurgenuk
Lamongan”(Undergraduate Thesis, Digital Library, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2020), 29.

21
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan metode kuisioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebit
responden, yaitu orang yang merespon dan menjawab pertanyaan –
pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan.41
Apabila peneliti menggunakan metode observasi, maka
sumberdatanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila
peneliti menggunakan metode dokumentasi maka dokumen atau
catatan yang menjadi sumber data adalah isi catatan subjek penelitian
atau variable penelitian.42
Maka sumber data dalam penelitian ini yaitu :
a. Sumber data primer
Yang termasuk sumber data primer adalah kepala sekolah,
tenaga pendidik, guru PAI khususnya mata pelajaran al-qur’an
hadits, peserta didik serta pihak-pihak terkait yang dibutuhkan
dalam pengumpulan data.
b. Sumber data sekunder
Untuk melengkapi data dan informasi peneliti juga
menggunakan data tertulis yang tersedia sebagai sumber data
baik berupa catatan, transkip, buku, surat kabar maupun
dokumen lainnya.
4. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah :
a. Observasi
Menurut Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama43
pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam
penelitian dimana peneliti atau pengamat yang melihat situasi
penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian

41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 57
42
Arikunto, Prosedur, 179
43
Wahyu Kusuma Dan Dedi Dwitagama, Mengenal penelitian tindakan kelas (Jakarta : Indeks,
2010), 66

22
yang berhubungan dengan kondisi interaksi belajar-mengajar,
tingkah laku, dan interaksi kelompok.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati proses
belajar mengajar yang akan dilakukan oleh guru PAI di MTs Darun
Najah. Dengan melaukan observasi ini, peneliti akan mengetahui
proses pembelajaran, model pembelajaran, dan strategi
pembelajaran yang diterapkan. Dalam menyiasati pembelejaran
yang terjadi ditengah-tengah pandemi ini. Oleh karena itu
observasi bersifat penting dalam proses penelitian ini.
b. Wawancara
Salah satu cara mengumpulkan data ialah dengan jalan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subjek penelitian.
Instrument ini digunakan untuk mendapatkan infoermasi mengenai
fakta, keyakinan, perasaan, niat dan sebagainya.
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mengajuka pertanyaan secara lisan maupun tulisan kepada subjek
yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang lues, pertanyaan yang
diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga segala
sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik. Ada dua
jenis wawancara yakni terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam
wawancara berstruktur, pertanyaan dan alternative jawaban yang
diberikan oleh subjek sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh
pewawancara. Sedangkan wawancara yang tida terstruktur bersifat
informal. Pertanyaan tentang pandangan, sikap, keyakinan subjek,
atau keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada
subjek.44
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang terahir adalah dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

44
Kusuma,Dwitagama, Mengenal Penelitian, 77

23
monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari proses observasi
dan wawancara akan lebih dipercaya jika didukung oleh dokumen-
dokumen yang memuat data sejarah, foto, dan karya tulis yang
pernah ada.
Kaitannya dengan hal tersebut yang dimaksud dengan
dokumentasi dala penelitian ini adalah penulis mencari data-data
yang berkenaan dengan kebutuhan penelitian. Yang berupa profil
sekolah, jumlah guru, jumlah peserta didik, RPP guru dan yang lain
sebagainya yang terkait dengan strategi guru pendidikan agama
islam dalam pembelajaran al-qur’an hadits selama pandemi.
5. Analisa data
Analisis data adalah proses mencar dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapngan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam
pola, memilih mana yang mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.45
Pada dasarnya penelitian ini adalah penelitian empiris yang
mencoba memperoleh generalisasi konseptua dari fakta-fakta yang
ditrmukan. Realitas empirs yang diteumakan adalah strategi
pembelajaran Al-qur’an hadits selama pandemic di mts darun najah
petahunan sumbersuko. Analisis data lebih banyak dilakukan
bersamaan dengan pengumpulan data.
Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data yang diperoleh di
lapangan , peneliti menggunakan metode kualiatif deskriptif analisis,
yaitu data-data yang dieproleh dilapangan digambarkan sesuai dengan
apa adanya, kemudian di analisis dan disesuaikan dengan
permasalahan yang diteliti.
6. Keabsahan data

45
Sugiono, Metode penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif dan R&D(Bandung,: Alfabeta,
2009), 244

24
a. Triangulasi data
Triangulasi data adalah membandingkan persepsi sumber
data/informan yang satu dengan yang lainnya didalam/mengenai
situasi yang sama.46
b. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan peneliti mengecek kembali
apakah data yang sudah diberikan selama ini merupakan data yang
sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah
dicek kembali pada sumber asli atau sumber data lain ternyata
tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih
luas dan mendalam sehingga diperleh data yang pasti
kebenarannya.47
c. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan direkam secara pasti dan
sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, maka penleliti dapat
melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan
benar atau tidak. Demikian jjuga dengan meningkatkan ketekunan
maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang data yang diamati.48
J. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan pemahaman yang lebih sempurna, maka pembahasan
ini akan dibagi menjadi 5 bab, yaitu :
BAB I adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, focus penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep
dan sistematika pembahasan.

46
Kususma,Dwitagama, Mengenal penelitian , 83
47
Sugiono, Metode penelitian, 271
48
Sugiono , Metode penelitian, 272

25
BAB II adalah kajian kepustakaan yang meliputi penelitian terdahulu, dan
kajian teori. Pada kajian teori dibahas mengenai strategi pembelajaran
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di era pandemi.
BAB III adalah metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV adalah penyajian data dan analisis data yang berisi yang berisi
gambaran onjek penelitian, penyajian data penelitian, dan pembahasan
temuan.
BAB V adalah penutup yang memuat kesimpulan dari hasil penelitian,
kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan hasil
penelitian.

26
DAFTAR PUSTAKA
Afifullah, Muhammad Nur. “Prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
antara Pondok Pesantren Al-Khoir dan Pondok Pesantren Nurul Faizah di
Madrasah Aliyah Nurul Khoir Wonorejo Rungkut Surabaya”.
Undergraduate thesis. Digital Library: UIN Sunan Ampel Surabaya
(2019).

Ahmad, Zulaichah. Perencanaan pembelajaran PAI. Jember : Madannia Center


Press, 2008.

Ahyati, “Pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based


Learning) terhadap kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran
Fiqih kelas IX MTS Sunan Ampel Pakuniran”.Undergraduate Thesis.
Digital Library: UIN Sunan Ampel Surabaya (2020).

Arikunto ,Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Bektiarso, Singgih. Strategi pembelajaran. Yogyakarta : Laksbang Pressindo,


2015.

Hamdayama ,Jumanta. Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara, 2016.

Jayanti ,Dewi. “Strategi pembelajaran di masa pandemi Covid -19 di TK Sartika


II Sumurgenuk Lamongan”. Undergraduate Thesis. Digital Library: UIN
Sunan Ampel Surabaya (2020).

Kusuma ,Wahyu Dan Dedi Dwitagama. Mengenal penelitian tindakan kelas.


Jakarta : Indeks, 2010.

Limbong ,Sepriani Timurtini. “Virus Corona (Covid-19)”. Klikdokter (2020),


https://m.klikdokter.com

Nasruddin, Ari khusnan. “Penerapan strategi pembelajaran Contextual


Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran fiqih di Madrasah
Aliyah Islamiyah Tanggulangin Sidoarjo”.Undergraduate Thesis.
Digital Library: UIN Sunan Ampel Surabaya (2019).

Safrizal, Pedoman umum menghadapi pandemi Covid-19 bagi pemerintah


daerah. Jakarta : Tim Kerja Kemen Dalam Negeri, 2020.

Sugiono. Metode penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta, 2009.

27
Wahab, Kompetensi guru agama tersertifikat. Semarang : Robar Bersama, 2011.

28

Anda mungkin juga menyukai