Anda di halaman 1dari 7

RESUME/DESKRIPSI

WEBINAR DAN WORKSHOP NASIONAL “STRATEGI PEMBELAJARAN DI


SEKOLAH DASAR BERBASIS 3M”

1. Latar Belakang
Seorang guru dipandang perlu menciptakan proses pembelajaran yang
menarik untuk siswa. Inovasi strategi dalam sebuah pembelajaran, terutama
pembelajaran di sekolah dasar sangat diperlukan karena strategi pembelajaran
merupakan salah satu komponen pembelajaran yang dapat menentukan
ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk menentukan strategi dalam sebuah
pembelajaran, merupakan sesuatu yang penting dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran 3M (meniru-mengolah-mengembangkan) merupakan
hasil pengembangan dari strategi copy the master. Secara umum, copy the master
berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah model untuk ditiru. Model yang
ditiru ini tidak hanya terbatas pada peniruan literal, namun ada tahap perbaikan.
Tahapan dalam strategi pembelajaran 3M adalah tahapan meniru, mengolah lalu
mengembangkan. Strategi ini dipilih sebagai pembelajaran menulis karangan
argumentasi karena strategi ini sangat tepat diterapkan dan dapat menigkatkan
kemampuan siswa dalam pembelajaran

2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan rangkaian kegiatan pelatihan ini adalah sebagai
berikut:

1. Mewujudkan sistem pendidikan yang baik pada masa darurat pandemic covid-
19.
2. Mendukung proses pembelajaran di satuan pendidikan melalui penerapan
teknologi informasi dan komunikasi
3. Mewujudkan proses pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran
3M.

3. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 s.d 3 Maret 2021 secara online yang
diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Pendidikan Ilmu Sosial Bahasa dan Sastra Institut Pendidikan Indonesia, Garut.

4. Jenis Kegiatan
Kegiatan pengembangan diri yang dilakukan adalah menjadi peserta pada Webinar
dan Workshop Nasional Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar Berbasis 3M.

5. Tujuan Pengembangan Diri


Kegiatan Webinar dan Workshop Nasional Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar
Berbasis 3M ini diikuti karena alasan-alasan berikut:

1. Kebutuhan guru untuk mengetahui bagaimana kebijakan pembelajaran pada


masa pandemi covid 19
2. Kebutuhan guru untuk mengatasi pembelajaran di SD pada masa adaptasi
kebiasaan baru (AKB)
3. Kebutuhan guru untuk menambah wawasan tentang asesmen nasional pada
masa pandemic covid-19

6. Uraian Materi
Materi utama yang diberikan dalam pelatihan ini adalah:
a. Kebijakan pembelajaran di masa pandemi covid-19
Kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 memiliki dua prinsip.
Pertama, prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran adalah
kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
keluarga, dan masyarakat. Kedua, tumbuh kembang peserta didik dan kondisi
psikososial menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan
selama masa pandemi Covid-19. Penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa
pandemi Covid-19 kemudian fokus pada dua hal, yaitu perluasan
pembelajaran tatap muka untuk zona kuning dan implementasi kurikulum
pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus.
Bersamaan dengan dikeluarkannya SKB Empat Menteri tentang
Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19,
Kemendikbud juga meluncurkan kebijakan Implementasi Kurikulum pada
Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Dalam kebijakan ini, sekolah
diberi fleksibilitas untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa dalam kondisi khusus. Kebijakan ini tertuang dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendikbud) Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan
dalam kondisi khusus. Kondisi khusus adalah suatu keadaan bencana yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
b. Implementasi kurikulum merdeka
Merdeka belajar merupakan gagasan yang dicanangkan oleh menteri
pendidikan dan kebudayaan, untuk mencetak sumber daya manusia yang
unggul dengan mengutamakan pendidikan karakter. Tujuannya yaitu
menciptakan peserta didik yang kritis, kreatif, kolaboratif dan terampil. Salah
satu konsep merdeka belajar tentu saja harus diiringi oleh adanya
kemerdekaan mengajar bagi guru. Namun, peserta didik tidak akan merdeka
apabila pemikiran guru masih terpenjara.
Masa pandemi seolah menjawab dan memberikan kemudahan dalam
merealisasikan program merdeka belajar. Dalam program tersebut, guru
mampu mengatur sendiri tujuan, cara dan penilaian belajarnya tanpa ada
interpensi dari pihak lain. Tidaklah mudah menjadi guru di masa pandemi,
perlu berbagai inovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga
materi esensial dapat disampaikan dengan baik. Berbagai strategi pun di
rancang untuk menyampaikan bahan ajar supaya sampai dengan mudah ke
peserta didik. Masa pandemi mampu merealisasikan program merdeka belajar,
meskipun tidak semua lapisan masyarakat belajar mampu merasakan
manfaatnya.
Guru dan peserta didik merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan dalam mengimplementasikan merdeka belajar, mereka memiliki
kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Bagi peserta didik yang
merdeka dalam belajar, mereka lebih mandiri dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, memiliki kebebasan dalam mencari sumber belajarnya.
Mereka dapat menggali informasi yang luas dan dalam, dari berbagai sumber
dengan kemerdekaan waktu dan alur belajarnya. Memiliki komitmen yang
berorientasi pada tujuan dan pencapaiannya, mereka antusias untuk terus
mengembangkan diri dalam berbagai bidang. Bukan hanya itu, peserta didik
yang merdeka dapat menentukan cara-cara yang sesuai untuk bekerja secara
adaptif. Mereka paham hal-hal yang perlu ditingkatkan dan bagaimana
melakukannya serta mampu menilai pencapaian dan kemajuannya.
Sedangkan bagi guru yang merdeka belajar, memiliki ciri sebagai
berikut; Pertama, mempunyai kesempatan dalam menentukan tujuan, cara dan
refleksi belajar untuk terus menerus melakukan pengembangan diri, seperti:
terlibat dalam menetapkan target kinerja sekolah dan guru, melakukan
refleksi berkala terhadap capaian dan proses mencapai target. Kedua, Guru
mempunyai kesempatan mengembangkan kompetensinya sehingga siap
menghadapi tantangan pengajaran sesuai bidang studi, memiliki kesempatan
untuk mengikuti pelatihan yang sesuai kebutuhan belajarnya, kesempatan
melakukan proyek percobaan, kesempatan mendapatkan umpan balik
berkualitas dan kesempatan menilai kompetensinya. Ketiga, Guru mempunyai
kesempatan melakukan kolaborasi dengan guru dan komunitas untuk
menghasilkan karya atau mencapai tujuan bersama, seperti: kesempatan
berinteraksi ke sekolah lain, kesempatan terlibat di komunitas yang relevan
dan kesempatan melakukan proyek bersama. Keempat, Guru mempunyai
kesempatan untuk mengenali, memilih, merencanakan dan mengembangkan
karier sesuai potensi dan aspirasinya dengan tetap mengajar di kelas, seperti
kesempatan berkarya, kesempatan mengenalkan karya melalui presentasi,
pameran atau di web/aplikasi dan mendapat umpan balik terhadap karyanya.
Implementasi dari program merdeka belajar di masa pandemi,
memberikan keleluasaan kepada guru untuk membuat rencana tindakan
pembelajaran dalam meningkatkan inovasi serta menjalankan rencana
pembelajaran. Tidak menuntut harus tercapainya kompetensi dasar yang
sudah dirancang dalam silabus dan dijabarkan dalam RPP. Pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran juga menggunakan moda daring sehingga materi
yang diberikan juga hanya materi esensial saja. Penerapan pembelajaran bisa
dilaksanakan dengan cara sinkron atau asinkron. Pendidikan era ini
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar, kecakapan hidup yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan untuk menuntaskan seluruh
capaian kurikulum.
c. Model pembelajaran 3M
Model 3M adalah strategi yang berasal dari pengembangan salinan
model pembelajaran Copy The Master. Metode ini membutuhkan melakukan
latihan sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan. Salinan master yang
digunakan umumnya tidak ditulis oleh ahli atau penulis terkenal hanya tulisan
siswa dan peserta kelas menulis yang diperbaiki di sana-sini sehingga disebut
artikel sampel. Model ini harus dibaca terlebih dahulu isi dan bentuknya
dipertimbangkan dianalisis dan dirangkai dan hal-hal lain yang perlu
dilakukan baru kemudian saatnya untuk menulis.
Tahap-Tahap Model Pembelajaran 3M Tahapan strategi 3M mengacu
pada beberapa tahapan pembelajaran menulis pada penelitian sebelumnya.
Adapun rincian dan penjelasan tahap pada strategi 3M sebagai berikut.

1) Tahap Meniru
Tahap meniru yang dimaksud adalah meniru contoh yang diberikan oleh
peneliti. Tahap ini diawali dengan kegiatan pramenulis yakni membaca
teks eksplanasi yang dijadikan model. Pada tahap ini siswa akan
diberikan satu teks eksplanasi yang dijadikan model yang dekat dengan
dunia sekitar. Kemudian siswa mengidentifikasi struktur dan kaidah
kebahasaan yang telah disiapkan.
2) Tahap Mengolah
Pada tahap ini, siswa akan mengolah hasil dari struktur dan kaidah
kebahasan yang telah mereka lihat dari contoh teks eksplanasi yang
disiapkan. Pada tahap ini, siswa akan mengolah hasil tersebut menjadi
suatu kerangka teks eksplanasi yang baru.
3) Tahap Mengembangkan
Pada tahap ini, siswa akan mengembangkan kerangka teks eksplanasi
yang telah mereka buat menjadi teks eksplanasi yang baru.

7. Strategi Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan Webinar dan Workshop Nasional Strategi
Pembelajaran di Sekolah Dasar Berbasis 3M ini adalah melalui online pada zoom
dan telegram.

8. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan Webinar dan Workshop Nasional Strategi Pembelajaran
di Sekolah Dasar Berbasis 3M yakni sebagai berikut:
1. Guru mampu merancang pembelajaran yang menarik pada masa pandemi
covid-19.
2. Guru mampu memanfaatkan metode 3M dalam pembelajaran.

9. Dampak Pengembangan Diri


Adapun dampak setelah mengikuti kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan profesionalisme, kualitas diri dalam pembelajaran di masa
pandemi covid-19.
2. Meningkatkan profesionalisme, kualitas diri dalam proses pembelajaran di
satuan pendidikan melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

Pelaksanaan kegiatan ini memberikan manfaat yang besar kepada guru dalam
menghadapi tantangan pembelajaran di masa pandemi. Kegiatan ini sudah dilaksanakan
secara maksimal. Diharapkan peserta dapat menerapkan materi yang didapat dari kegiatan
ini dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga kegiatan pembelajaran bukan hanya
menargetkan ketuntasan materi namun juga mendapat keterampilan hidup yang lain.

Mengetahui, Denpasar, 4 Maret 2021


Kepala SDN 8 Sumerta Peserta Bimtek

Dra. Ni Luh Gede Sunari Ni Komang Atik Astiti, S.Pd.


NIP 19641202 198804 2 002 NIP. 19950424 202012 2 019

Anda mungkin juga menyukai