Anda di halaman 1dari 34

LK-3.

1 Laporan Best Practice

Nama` : ROSMAYATI, S.Pd


No. UKG : 201508584514
Prodi : PENDIDIKAN BIOLOGI
Kelas :A
Instansi : SMAN 2 GARUT

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practices) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik
Dalam Pembelajaran

Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning


Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Sains Peserta Didik

Lokasi SMAN 2 GARUT


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Menerapkan Model Pembelajaran Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Sains
Tujuan yang ingin dicapai
Peserta Didik

Penulis Rosmayati, S.Pd


Tanggal Ju m ’at , 19 Januari 2024

Situasi Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:


Kondisi yang menjadi latar Identifikasi masalah berdasarkan hasil observasi ditemukan
belakang masalah: mengapa hasil seperti berikut:
best practice (praktik baik) ini 1. Peserta didik belum terlalu aktif dalam mengemukakan
penting dibagikan, apa yang pendapat, ide/ gagasannya.
menjadi peran dan tanggung 2. Siswa belum sepenuhnya aktif dalam mengikuti
jawab mahasiswa PPG Daljab. pembelajaran.
3. Kemampuan peserta didik dalam membuat diagram, tabel
maupun grafik masih rendah.
4. Guru kurang maksimal menerapkan media dan model
pembelajaran yang inovatif.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas maka perlu


adanya pembelajaran yang inovatif.

Mengapa best practice (praktik baik) ini penting


dibagikan:
Praktik baik ini perlu disebarluaskan, karena harapan saya
selain dapat menjadi motivasi dan solusi untuk saya pribadi,
juga ingin membagikan praktik baik agar dapat dijadikan
motivasi referensi bagi rekan- rekan guru yang mengalami hal
serupa. Sehingga memberikan dampak positif atau perubahan-
perubahan/ inovasi pada kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan ke depannya.

Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab


guru/mahasiswa PPG Daljab:

Sebagai guru memiliki tanggung jawab moral untuk melakukan


perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik
dimasa yang akan datang, serta melakukan inovasi-inovasi
dalam proses pembelajaran seperti penggunaan media
pembelajaran yang lebih menarik (canva, video, google form
dan quizizz), mempersiapkan bahan ajar (bahan bacaan),
menggunakan model atau metode pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan keadaan siswa, sehingga tujuan pembelajaran
yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil maksimal.

Tantangan Setelah menganalisis penyebab masalah yang saya lakukan


Apa saja yang menjadi adalah:
tantangan untuk mencapai  Mewancarai guru, kepala sekolah, pakar dan peserta didik,
tujuan tersebut, siapa saja yang saya menemukan beberapa hal antara lain:
terlibat. 1. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning
2. Guru bisa menggunakan metode dan media
pembelajaraan yang inovatif atau pemilihan model
pembelajaran inovatif
3. Agar peserta didik lebih termotivasi guru harus bisa
menciptakan pembelajaraan yang menyenangkan
4. Guru perlu memaksimalkan menggunakan model-model
pembelajaran yang sesuai.
5. Guru harus mengubah atau menggunakan berbagai
metode mengajar, model pembelajaran supaya peserta
didik lebih aktif.

Tantangan yang peniliti hadapi saat pelaksanaan praktik


pembelajaran adalah:
1. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang inovatif
dan tepat bagi peserta didik sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
2. Penyesuaian jam mengajar dan jadwal PPL yang akan di
laksanakan.
3. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan mudah
dipahami oleh peseta didik.

Siapa saja yang terlibat?


Yang terlibat dalam mencapai tujuan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning adalah:
1. Guru yang menjadi fasilitator
2. Peserta didik sebagai subjek proses pembelajaran
3. Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing pelaksanaan
pembelajarn
4. Rekan sejawat yang telah membantu dalam kelancaran
proses pembelajaran
Aksi
Langkah-langkah apa yang 1. Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk
dilakukan untuk menghadapi menghadapi tantangan tersebut?
tantangan tersebut, strategi apa Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
yang digunakan, bagaimana mencapai tujuan menerapkan model Discovery Learning sesuai
prosesnya, apa saja sumber modul ajar sebagai berikut:
daya/materi yang diperlukan
untuk melaksanakan strategi Fase 1 . Stimulasi atau Pemberian Rangsangan
tersebut.

Guru memberikan stimulus melalui gambar tentang pengaruh


pencemaran udara terhadap keadaan bumi sekarang dan dulu.

Fase 2 Pernyataan atau Identifikasi Masalah


Guru membagi kelompok peserta didik secara heterogen
menjadi 4 kelompok. Tujuannya untuk menciptakan suasana
belajar lebih aktif dan mengasah kemampuan berfikir kritis
sehingga dapat juga diterapkan tutor sebaya oleh temanya
sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan ke peserta
didik.
1. Pengertian polusi udara
2. Bagaimana penyebab dan dampak pencemaran udara
terhadap ekosistem
3. Bagaimana upaya dan solusi untuk mengatasi
pencemaran udara.
4. Melakukan Observasi/ Pengamatan
 Guru memberikan LKPD dan mengarahkan peserta didik
untuk mengerjakan LKPD dalam diskusi kelompok sesuai
petunjuk.

Fase 3 Pengumpulan Data


Guru membimbing peserta didik dalam melakukan identifikasi
masalah, menyusun hipotesis dan membimbing peserta didik
dalam melakukan observasi/pengamatan.

Fase 4 Pengolahan Data


Pada tahap ini, peserta didik mendiskusikan hasil pengumpulan
informasi yang didapat dari hasil pengamatan yang dilakukan
mengenai dampak dari pencemaran udara serta menjawab
pertanyaan- pertanyaan yang ada di LKPD berupa tabel dengan
teman sekelompoknya.
Fase 5 Pembuktian

Peserta didik mempresentasikan hasil pengamatannya dan


memverifikasi hasil pencarian informasi dengan data-data atau
teori pada buku sumber yang relevan.

Fase 6 Penarikan Kesimpulan


Guru Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan tentang materi pencemaran udara.

Strategi apa yang digunakan?


Selanjutnya stategi yang digunakan dalam pembelajaran adalah
menggunakan model Discovery Learning dengan metode
diskusi kelompok, penugasan dan tanya jawab. Untuk
penugasan peserta didik menjawab pertanyaan permasalahan
yang terdapat di link bio kemudian melakukan observasi
(pengamatan) dan diskusi kelompok melalui LKPD.
Peserta didik menyajikan atau mempresentasikan hasil
pengamatan dan diskusi kelompoknya sehingga dapat
menambah referensi pengetahuan peserta didik. Kemudian
menggunakan pendekatan TPACK dan Literasi. Untuk literasi
dapat menambah keterampilan membaca dan menganalisis
informasi dari buku bacaan, artikel online dan buku yang
disediakan dari perpustakaan.
Untuk penerapan Discovery Learning langkah-langkah yang di
lakukan adalah:
1. Menyusun Modul Ajar
 Proses menyusun:
a. Capaian Pembelajaran (CP)
b. Mengembangkan Tujuan Pembelajaran
c. Menentukan model pembelajaran serta media
pembelajaran yang digunakan
d. Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan
media pembelajaran dan model pembelajaran
Discovery Learning
e. Pihak-pihak yang terlibat: Kepala Sekolah,
guru/teman sejawat, rekan mahasiswa PPG, dosen
pembimbing, dan guru pamong.
 Mengembangkan instrumen penilaian:
Penilaian sikap (observasi selama proses berlangsung),
penilaian pengetahuan (tes tulis diakhir pembelajaran
berupa Quizziz), penilaian keterampilan (rubrik selama
proses pembelajaran). Proses penyusunan:
a. Membuat assesmen
b. Menyusun kisi-kisi penilaian
c. Menyusun rubrik penilaian pengetahuan, sikap dan
keterampilan
d. Menyusun pedoman penskoran
e. Membuat LKPD kelompok dan membuat soal
HOTS. Pihak-pihak yang terlibat: Teman sejawat
dan rekan mahasiswa PPG, dosen pembimbing dan
guru pamong.
 Pembuatan media pembelajaran, proses penyusunan:
Menyiapkan media pembelajaran berupa:
a. Menyiapkan materi yang akan dibuat dari PPT
b. Menyiapkan audio dan video visual.
c. Menyiapkan alat/ bahan untuk pengamatan.
Pihak yang terlibat: Teman sejawat, rekan mahasiswa
PPG, dosen pembimbing dan guru pamong.

2. Praktik Mengajar (Aksi ini dilaksanakan pada tanggal 18


Januari 2024), proses praktik:
1) Menyiapkan ruang kelas dan media pembelajaran
2) Pengaturan letak kamera zoom dan kamera untuk
mengambil video
3) Mempersiapkan perangkat yang akan digunakan pada
kegiatan PPL
4) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaraan Discovery Learning.

3. Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat?


1) Proses dalam menerapkan model Discovery Learning
peserta didik di sajikan beberapa permasalahan yang
ada, kemudian melakukan pengamatan dengan cara
diskusi masing-masing kelompok, setelah berhasil
memecahkan masalah peserta didik diminta untuk
menyajikan hasil dengan cara presentasi secara
bergiliran setiap kelompok.
2) Dalam proses pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan
utama yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan diawali
dengan memberi salam, berdoa, mengecek kehadiran
peserta didik, menyampaikan kesepakatan
pembelajaran, pengkondisian kelas, melakukan
apersepsi, menyampaian tujuan/manfaat materi yang
dipelajari untuk kehidupan sehari-hari.
Pada kegiatan inti, guru menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning dengan tahapan:
 Stimulus/pemberian rangsangan
 Pernyataan atau Identifikasi masalah
 Pengumpulan data
 Pengolahan data
 Pembuktian
 Penarikan kesimpulan
Pada kegiatan penutup peserta didik dan guru
membuat kesimpulan tentang pelajaran yang sudah
dilakukan, peserta didik melakukan refleksi,
melakukan evaluasi, dan menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa dan salam.
Pihak yang terlibat : peserta didik kelas X MIPA 8 dan
teman sejawat.

4. Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukanuntuk


melaksanakan strategi ini? Alat, bahan, media pelajaran dan
sarana prasarana belajar untuk melaksanakan Strategi
tersebut adalah:
 Bahan Belajar
1) Aplikasi Canva
2) Aplikasi Microsoft Power Point
3) LKPD
4) Buku Paket Biologi X
5) Internet
6) Aplikasi Quizziz
7) Alat bahan pengamatan (gelas reaksi, thermometer
suhu, obat nyamuk bakar, plastik bening, tanaman)
 Sarana Prasarana Belajar
1) Proyektor
2) Laptop / Komputer / PC
3) Ruang Kelas X MIPA 2
 Media Pembelajaran
1) Slide power point
2) Video
3) Internet
Refleksi Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang
Refleksi hasil: bagaimana dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
dampak dari aksi terhadap Mengapa?
langkah-langkah yang
dilakukan, apakah hasilnya Refleksi Hasil
efektif/tidak, mengapa dan Pembelajaran yang dilakukan pada peserta didik kelas X MIPA
bagaimana respon siswa terkait 8 dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning
strategi yang dilakukan, apa menunjukkan bahwa adanya peningkatan keterampilan
yang menjadi factor komunikasi sains peserta didik, hal tersebut dapat dilihat ketika
keberhasilan/ proses pembelajaran berlangsung.
ketidakberhasilan dari strategi  Peserta didik aktif di setiap tahapan pembelajaran
yang dilakukan.  Peserta didik antusias dalam melakukan pengamatan
 Peserta didik dapat membuat tabel dari hasil pengamatan
Dengan meningkatnya keterampilan komunikasi sains peserta
didik secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajar
peserta didik.

Refleksi Dampak
Refleksi dampak yang terjadi saat saya melaksanakan
pembelajaran di kelas adalah:
 Peserta didik .menjadi senang dan bersemangat dalam
pembelajaran
 Peserta didik lebih antusias dalam kelas karena melakukan
pengamatan langsung.
 Peserta didik mulai terbiasa berpikir kritis dan analitis
pada saat pembelajaran.
 Teman sejawat sangat mengapresiasi karena saya membuat
peserta didik semangat dan termotivasi dalam
pembelajaran Biologi.

Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif ?


Aksi yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode dan
model pembelajaran yang terpilih menunjukkan hasil yang
efektif. Keefektifan tersebut terlihat pada hasil belajar peserta
didik yang telah dianalisis dan hasil observasi guru selama
proses pembelajaran, yaitu sebagai
berikut :
1. Tercapainya tujuan pembelajaran, dan
2. Meningkatnya semangat, keaktifan dan antusias peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran,
3. Meningkatnya keterampilan komunikasi sains peserta
didik,
4. Meningkatnya kemampuan peserta didik dalam berfikir
kritis.

Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang


dilakukan?
Tujuan penerapan model pembelajaran Discovery Learning
untuk peserta didik berlatih menganalisis suatu masalah terkait
materi yang dipelajari kemudian di kontekstualkan dengan
kehidupan sehari-hari. Dan hal tersebut sangat bagus untuk di
terapkan sehingga kemampuan peserta didik dapat meningkat
dalam berfikir kritis. Dari hasil pengamatan siswa lebih
bersemangat dan belajar menjadi menyenangkan.
a. Respon peserta didik merasa senang dengan proses
pembelajaran yang berlangsung karena mereka dapat
terlibat secara aktif dan kegiatannya menarik,
menyenangkan, serta mudah dipahami. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan kegiatan refleksi saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
a. Respon rekan sejawat terkait pembelajaran yang
dilakukan adalah sangat mendukung. Terlihat dari diskusi
dan memberi ide-ide inovatif yang bisa diterapkan dalam
pembelajaran.

Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau


ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan:


a. Yang menjadi faktor keberhasilan dari startegi tersebut
adalah guru harus mampu menguasai materi dan harus
mampu menguasai kondisi kelas agar selalu kondusif. Guru
juga harus mampu menerapkam media inovatif, agar peserta
didik dapat meningkatkan keaktifan belajar, dan peserta
didik dapat selalu termotivasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada dengan terstruktur.
b. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
dan karakteristik peserta didik, pembelajaran terpusat pada
peserta didik sehingga peserta didik dapat terlibat aktif pada
proses pembelajaran serta peserta didik merasa antusias
dalam melakukan pengamatan.
c. Dukungan dari Kepala Sekolah, teman sejawat, peserta
didik, dosen pembimbing, guru pamong, dan rekan
mahasiswa PPG Biologi.

Pembelajaran (Lesson Learned) dari keseluruhan proses


yang sudah dilaksanakan:
1. Guru harus senantiasa melakukan evaluasi dan perbaikan
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, peserta didik, dan
lingkungannya
2. Guru harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan
kompetensi dirinya agar sesuai dengan kebutuhan serta
perkembangan zaman dan peserta didik
3. Guru harus mampu menjadi teman, motivator, dan fasilitator
bagi peserta didik agar prestasi belajar peserta didik
maksimal, dan
4. Penerapan pembelajaran berbasis inovatif dan HOTS dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi sains peserta didik.
Mengetahui, Garut, Januari 2024
Kepala SMA Negeri 2 Garut Penulis,

Rozak Mulyana, S.Pd., M.Pd Rosmyati, S.Pd


NIP. 196807211995121002 No.UKG.201508584514
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SAINS PESERTA
DIDIK

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Penyusunan Laporan Best Practice

Disusun oleh:

Rosmayati, S.Pd.

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2023
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran yang begitu penting dalam membekali berbagai keterampilan kepada
siswa agar dapat mengatasi berbagai tantangan global (Amala et al., 2019). Menurut Battele for Kids
(2019) keterampilan belajar dan inovasi diakui sebagai keterampilan yang wajib dipersiapkan siswa
untuk lingkungan kerja dan kehidupan yang semakin kompleks pada abad ke-21, adapun
keterampilan yang diutamakan adalah pemikiran kritis, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi.
Keterampilan berkomunikasi sains dianggap penting karena dapat melatih keterampilan
berkomunikasi sains peserta didik. Keterampilan komunikasi dapat membantu peserta didik untuk
mengungkapkan ide-ide sains yang mereka miliki.
Berdasarkan hasil observasi, melalui wawancara dengan guru, diketahui bahwa keterampilan
berkomunikasi siswa belum penah diamati atau diukur secara spesifik, sehingga belum diketahui
seberapa besar keterampilan berkomunikasi siswa. Hal ini karena guru lebih memfokuskan mengukur
hasil belajar kognitif.
Keterampilan komunikasi sains bisa dilatih menggunakan model discovery learning. Hal ini
didukung dengan beberapa penelitian yang serupa dengan menerapkan model discovery learning saat
pembelajaran dengan hasil efektif dalam meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa
(Nurmala & Priantari, 2017; Meikasari et al., 2020). Discovery learning akan membentuk siswa yang
aktif yang didasari oleh keingintahuan siswa dan kesediaan siswa untuk menemukan pengetahuan
sendiri, dimana guru hanya berfungsi sebagai pembimbing serta mengarahkan aktivitas belajar sesuai
dengan tujuannya (Ertikanto et al., 2018).
Setelah melaksanakan pembelajaran Biologi dengan model pembelajaran discovery learning
salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan komunikasi sains dengan menggunakan metode
ekperimen, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus
dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Dengan model discovery searning salah satu cara untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi sains dengan menggunakan metode ekperimen dan model ini
diterapkan pada kelas X yang lain ternyata proses dan hasil belajar siswa sama baiknya. Praktik
pembelajaran Kooperatif salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan komunikasi sains dengan
menggunakan metode ekperimen yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best
practice (praktik baik). Pembelajaran Biologi di SMAN 2 Garut selama ini masih belum
mengoptimalkan media pembelajaran yang proses pembelajarannya masih menggunakan media
konvensional yaitu dengan menggunakan papan tulis dan pembelajaran hanya berpusat kepada guru.
Hal ini menyebabkan keterampilan komunikasi sains siswa masih sangat rendah. Dari uraian latar
belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Implementasi Model
Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Sains Peserta
Didik”.
A. Pengertian Keterampilan Komunikasi Sains
Keterampilan komunikasi sains merupakan keterampilan untuk menyampaikan hasil
penemuannya kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Contoh keterampilan
komunikasi sains antara lain, menyatakan data dari grafik/tabel, mengutarakan data dalam desain
tabel/grafik, menjelaskan hasil penelitian, menulis laporan secara analitis dan dapat
menyampaikan hasil laporannya, menyatukan statistik hasil tim, menggambarkan ciri-ciri suatu
objek, dan merangkum informasi melalui bacaan (Kartika, 2016).
Adapun fungsi dari komunikasi sains adalah: 1) mendukung untuk mengkomunikasikan
hasil observasi, 2) menyampaikan bantuan aktivitas observasi, pengajaran, penyusunan hasil, 3)
menyampaikan perasaan (Fadly, 2017).

B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah prosedur, langkah-langkah serta cara yang digunakan guru
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran bentuknya bisa berupa
kegiatan atau praktik maupun soal sebagai capaian tujuan pembelajaran.

C. Metode Eksperimen
Pengertaian Metode Eksperimen adalah suatu percobaan yang dilakukan untukmembuktikan
suatu hipotesis. Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa?

TUJUAN
Tujuan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa dengan metode
eksperimen dalam mata pelajaran Biologi.

MANFAAT
1. Manfaat secara teoritis, penelitian penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi
sains siswa pada pelajaran biologi.
2. Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat;
a. Bagi siswa, meningkatkan keaktifan peserta didik sehingga pembelajaran dikelas
menyenangkan.
b. Bagi guru, mampu mengembangkan kemampuan dalam diri dengan terus termotivasi untuk
belajar model – model pembelajaran yang inovatif sehingga mampu memenuhi kebutuhan
dari setiap karakteristik peserta didik.
PEMBAHASAN
Siklus 2
Perencanaan yang dilakukan pada siklus 2 yakni menyusun perangkat pembelajaran,
merencanakan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan ajar serta instrument penelitian yang
meliputi evaluasi akhir tindakan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa, dengan tujuan
meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa melalui model pembelajaran discovery learning
dengan metode eksperimen. Pada kegiatan pembelajaran masih ada beberapa siswa yang masih
kesulitan dalam mengisi tabel hasil pengamatan dan kurang berani mengeluarkan pendapat pada saat
presentasi sehingga untuk mengatasi hal ini guru harus selalu memberi semangat agar dapat
membangkitkan keberanian siswa.
Sebagaimana telah dipaparkan dalam pembahasan hasil siklus 2 di atas diketahui bahwa dalam
penelitian ini meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa yang ditunjukkan dengan
meningkatnya rata-rata nilai hasil belajar peserta didik pada setiap siklus. Hal ini juga diikuti dengan
meningkatnya aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik maupun guru.
Peningkatan hasil belajar peserta didik telah terlihat pada siklus 2. Tindakan yang dilaksanakan yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan metode eksperimen pada
pembelajaran Biologi.
Dengan penggunaan model pembelajaran discovery learning berbantuan metode eksperimen
peserta didik terlibat langsung dalam proses belajar mengajar, sehingga peserta didik berperan aktif
dalam pembelajaran untuk memahami konsep dan mengembangkan keterampilan intelektualnya. Hal
ini sesuai menurut Depdiknas (2004) adalah benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip/prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/kongkret.

KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian ini maka kesimpulan yang diperoleh, sebagai berikut: Hasil
belajar siswa pada siklus 2 dalam peningkatan keterampilan komunikasi sains siswa memperoleh
nilai rata-rata sebesar 70,85 dengan ketuntasan belajar secara klasikal lebih dari 75%. Menggunakan
metode eksperimen mengalami peningkatan dengan memperoleh nilai rata-rata 80, 55 dan ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar 80% dan telah memenuhi batas pencapaian indikator keberhasilan.

DAFTAR PUSTAKA
Rosdayana, Tutut. (2021).Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan
Keterampilan Komunikasi Siswa. Pensa E-Jurnal.

Nurmala, R. S., & Priantari, I. (2017). Meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar
kognitif melalui penerapan discovery learning. Jurnal Biologi Dan Pembelajaran Biologi, 2(1), 1–10.
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BIOMA/ article/view/586

Qodariyah, L., & Hendriana, H. (2015). Mengembangkan kemampuan komunikasi dan disposisi
matematik siswa smp melalui discovery. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, 2(3), 241–252
LAMPIRAN :

DOKUMENTASI KEGIATAN
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PERFORMA
(KOMUNIKASI SAINS)

No Aspek Penilaian Indikator Kategori Skor


1 Observasi 1. Menggunakan satu atau lebih indera  Empat indikator terpenuhi 4
untuk mengumpulkan informasi tentang 3
 Tiga indikator terpenuhi
objek/peristiwa
 Dua indikator terpenuhi 2
2. Merasakan perbedaan dan persamaan
antara objek  Satu indikator terpenuhi 1
3. Mencocokaan objek pengamatan dengan
deskrifsi/ penjelasan yang telah
diberikan
4. Mengindentifikasi karakteristik objek
2 Komunikasi 1. Mengubah informasi dalam bentuk lain,  Empat indikator terpenuhi 4
seperti grafik, tabel dan diagram 3
 Tiga indikator terpenuhi
2. Membaca informasi yang diberikan 2
 Dua indikator terpenuhi
dalam bentuk grafik, tabel dan diagram
 Satu indikator terpenuhi 1
3. Memutuskan langkah terbaik/ solusi dari
informasi yang menampilkan jenis
tertentu
4. Mampu mengemukakan kembali fakta
yang ada
3 Interpretasi Data 1. Mengindentifiasi hubungan antar  Empat indikator terpenuhi 4
variable, dari grafik/ tabel yang diberikan 3
 Tiga indikator terpenuhi
dari adat (menghubungkan dengan
investigasi)  Dua indikator terpenuhi 2
2. Menarik kesimpulan dari data dengan  Satu indikator terpenuhi 1
menentukan pola yang jelas
3. Menyusun kesimpulan yang beralasan
yang menghubungkan kecenderunagn
dalam data terhadap variable
4. Menghubungkan hasil pengamatan
Instrumen Penilaian Keterampilan

No Nama Siswa Aspek Penilaian Keterampilan Skor total Nilai angka Keterangan
observasi komunikasi Interpretasi
Data
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Pedoman Penskoran :
Jumlah Skor yang diperoleh : Jumlah nilai keseluruhan X 100 =
RUBRIK PENILAIAN LKPD

No. Kriteria Soal Skor Skor


Maksimal
1. Peserta didik dapat menganalisis tentang pengertian polusi udara 10 10

Peserta didik kurang kritis dalam menganalisis tentang 5


pengertian polusi udara

0
Peserta didik tidak dapat menganalisis tentang pengertian
polusi udara
2. Peserta didik dapat membuat identifikasi masalah dengan tepat. 10 10
Peserta didik kurang tepat dalam membuat identifikasi masalah. 5
Peserta didik tidak dapat membuat identifikasi masalah. 0
3. 10 10
Peserta didik dapat menganalisis penyebab dan dampak polusi
udara terhadap ekosistem dengan tepat.
5
Peserta didik kurang tepat dalam menganalisis penyebab dan
dampak polusi udara terhadap ekosistem
0
Peserta didik tidak dapat menganalisis penyebab dan dampak
polusi udara terhadap ekosistem
4. Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan dengan benar. 10 10
Peserta didik kurang benar dalam menuliskan kesimpulan 5
dengan benar.
Peserta didik tidak dapat menuliskan kesimpulan. 0
5. Peserta didik dapat mengkaji 3 atau lebih literatur pendukung. 10 10
Peserta didik dapat mengkaji 2 literatur pendukung. 5
Peserta didik tidak dapat mengkaji literatur pendukung. 0

Nilai = skor yang diperoleh


Instrumen Penilaian LKPD

No Nama Peserta Didik Skor


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Lampiran Instrumen Penilaian Sikap
1. Penilaian Sikap
Rubrik Penilaian Sikap
Nilai Karakter yang Indikator Skor
dikembangkan
Bernalar Kritis Peserta didik mampu menganalisis tentang 4
pengertian polusi udara dengan tepat, menyimpulkan
dari studi literatur terkait upaya dan solusi untuk
mengatasi polusi udara dengan tepat.
Peserta didik mampu menganalisis pengertian polusi 3
udaradengan tepat, menyimpulkan dari studi literatur
terkait upaya dan solusi untuk mengatasi polusi
udara dengan tepat.
Peserta didik mampu menganalisis pengertian polusi 2
udara kurang tepat, menyimpulkan dari studi
literatur terkait upaya dan solusi untuk mengatasi
polusi udara dengan tepat.
Peserta didik mampu menganalisis pengertian polusi 1
udara kurang tepat, dan tidak menyimpulkan dari
studi literatur terkait upaya dan solusi untuk
mengatasi polusipolusi udara dengan tepat.

Gotong royong Peserta didik terlibat aktif, tekun berdiskusi dengan 4


teman dalam menyelesaikan tugas, dan
menyampaikan hasil diskusi dengan baik.
Peserta didik terlibat aktif, tekun berdiskusi dengan 3
teman dalam menyelesaikan tugas, namun kurang
dalam menyampaikan hasil diskusi.
Peserta didik kurang aktif namun tekun berdiskusi 2
dengan teman dalam menyelesaikan tugas.
Peserta didik kurang aktif dan kurang tekun 1
berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan
tugas.
Lembar Observasi Penilaian Sikap

No. Nama Peserta Didik Pengembangan Jumlah Nilai Predikat


Sikap / Perilaku Skor
Bernalar Gotong
Kritis Royong
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A. Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI DAN INSTRUMEN SOAL TES KOGNITIF

Nama sekolah : SMAN Negeri 2 Garut


Mata Pelajaran : Biologi

Materi : Polusi Udara


Alokasi Waktu : 10 menit
Jumlah Soal : 5 soal

No Capaian Pembelajaran Tujuan Indikator Soal Level Uraian Soal Kunci Skor
Soal Pembelajaran Kognitif Jawaban
1. Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat Disajikan beberapa C4 1. Perhatikan wacana di A 20
didik memiliki kemampuan menganalisis solusi kasus yang terjadi bawah ini untuk menjawab
menciptakan solusi atas polusi udara diberbagai daerah, soal nomor 1 dan 2
permasalahan-permasalahan peserta didik dapat
berdasarkan isu lokal, menganalisis upaya, Polusi udara di Jakarta
nasional atau global terkait dampak dan solusi Jakarta merupakan kota
pemahaman polusi udara tersebut. yang mendapatkan julukan
kota polusi. Munculnya
keanekaragaman makhluk
julukan tersebut bukan
hidup dan peranannya, virus tanpa sebab, data dibawah
dan peranannya, inovasi ini bisa memberikan
teknologi biologi, komponen gambaran tentang
ekosistem dan interaksi antar parahnya polusi udara di
komponen serta perubahan kota tersebut.
lingkungan. Pertama, skla global
mendapatkan urutan
nomor tiga di dunia
( setelah kota mexico dan
tailand). kedua, kadar
partikel debu yang
terkandung dalam udara
tertinggi nomor 9 yaitu 104
mikrogram/meter dari 111
survei oleh band dunia
tahun 2004. ketiga, jumlah
hari dengan kualitas tidak
sehat semakin meningkat
tiap tahunnya. Pada tahun
2002 dinyatakan sehat
selama 22 hari, tahun2003
dinyatakat selama 7 hari,
berdasarkan penelitian
kelompok kerja lingkungan
hidup 2003 dan 2006
jumlahnya justru naik di
atas 51 hari. Dengan
kondisi seperti itu, tidak
berlebihab jika
dijuluki”kota polusi” karena
begitu keluar dari rumah
penduduk akan langsung
berhadapan dengan
pencemaran lingkungan.
https://videofacebooklin.bl
ogspot.com/2021/05/vitik
otvv.html?m=1….
Berdasarkan wacana di
atas, permasalahan yang
berhubungan dengan
pencemaran lingkungan
adalah…
a. Kesehatan kurang dari
50 hari
b. Polusi udara yang
terparah di dunia
c. Kota yang
berpenduduk banyak
d. Memiliki taman kota
e. Kota yang macet

2. Berdasarkan C 20
wacana di atas (No 2)
pernyataan yang tepat
untuk memberikan solusi
permasalahan pencemaran
di Jakarta adalah…
a. Reboisasi dan
penanaman pohon
b. Kendaraan hanya
boleh di lingkungan
kota
c. Melarang warga untuk
menggunakan
kendaraan
d. Stop kendaraan yang
berjalan di lingkungan
kota
e. wilayah kota dibatasi
jumlahnya

2. Peserta didik dapat Disajikan C4 3. Atmosfer bumi C 20


mengaitkan upaya, pernyataan, peserta mengandung sekitar 21%
dampak polusi udara didik dapat gas oksigen, 78% gas
menyebutkan nitrogen, 0,9% gas argon,
dampak polusi udara dan 0,03% gas
karbondioksida. Oksigen
yang dibutuhkan oleh
seluruh makhluk hidup
21% diperoleh dari
atmosfer. Saat ini, akibat
aktivitas manusia yang
tidak ramah lingkungan
seperti pembakaran
sampah, penebangan
hutan, asap kendaraan,
dan merokok dapat
mencemari udara.
Tercemarnya udara
mengakibatkan kerugian
bagi banyak makhluk
hidup di bumi hal ini
disebabkan oleh….
a. Penebangan pohon
secara system pilih
b. Mengeksplorasi bahan
bakar yang ramah
lingkungan
c. Proses percobaan atom
atau nuklir
d. Memfilter asap hasil
kegiatan industry
e. Memproses percobaan
biogas

3 Peserta didik dapat Disajikan dampak C5 4. Grafik hubungan jumlah D 20


menyarankan upaya- dari peserta didik penduduk dan pencemaran
upaya polusi udara dapat menyarankan lingkungan dibawah ini
beberapa upaya
pencegahannya.

Berdasarkan grafik di atas,


dapoat di simpulkan
bahwa…
a. Semakin banyak
penduduk,
pencemaran udara
semakin berkurang
b. Semakin banyak
jumlah pebnduduk
pencemaran udara
semakin meningkat
c. Jumlah penduduk
tidak terpengaruh
terhadap pencemaran
udara
d. Jumlah penduduk
berbanding terbalik
dengan pencemaran
udara
e. Jumlah penduduk
berpengaruh terhdap
pencemaran udara

5. Usaha yang tepat untuk


mengatasi pencemaran B 20
udara yang terjadi adalah…
a. Melakukan uji emisi gas
buangan mengganti
bahan bakar batu bara
dengan gas
b. Mengecilkan cerobong
asap pabrik
c. Membuat instalansi
pembuangan asap atau
gas yang baik
d. Membakar bahan bakar
dengan api
SOAL-SOAL KOGNITIF

Perhatikan wacana di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1 dan 2

Polusi udara di Jakarta


Jakarta merupakan kota yang mendapatkan julukan kota polusi. Munculnya julukan tersebut bukan tanpa sebab, data dibawah ini bisa
memberikan gambaran tentang parahnya polusi udara di kota tersebut.
Pertama, skla global mendapatkan urutan nomor tiga di dunia ( setelah kota mexico dan tailand). kedua, kadar partikel debu yang
terkandung dalam udara tertinggi nomor 9 yaitu 104 mikrogram/meter dari 111 survei oleh band dunia tahun 2004. ketiga, jumlah hari
dengan kualitas tidak sehat semakin meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2002 dinyatakan sehat selama 22 hari, tahun2003 dinyatakat
selama 7 hari, berdasarkan penelitian kelompok kerja lingkungan hidup 2003 dan 2006 jumlahnya justru naik di atas 51 hari. Dengan
kondisi seperti itu, tidak berlebihab jika dijuluki”kota polusi” karena begitu keluar dari rumah penduduk akan langsung berhadapan
dengan pencemaran lingkungan.
https://videofacebooklin.blogspot.com/2021/05/vitikotvv.html?m=1

1. Berdasarkan wacana di atas, permasalahan yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan adalah…
a. kesehatan kurang dari 50 hari
b. Polusi udara yang terparah di dunia
c. Kota yang berpenduduk banyak
d. Memiliki taman kota
e. Kota yang macet
2. Berdasarkan wacana di atas (No 2) pernyataan yang tepat untuk memberikan solusi permasalahan pencemaran di Jakarta adalah…
a. Reboisasi dan penanaman pohon
b. Kendaraan hanya boleh di lingkungan kota
c. Melarang warga untuk menggunakan kendaraan
d. Stop kendaraan yang berjalan di lingkungan kota
e. Penggunaan pabrik di wilayah kota dibatasi jumlahnya
3. Atmosfer bumi mengandung sekitar 21% gas oksigen, 78% gas nitrogen, 0,9% gas argon, dan 0,03% gas karbondioksida. Oksigen yang
dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup 21% diperoleh dari atmosfer. Saat ini, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan
seperti pembakaran sampah, penebangan hutan, asap kendaraan, dan merokok dapat mencemari udara. Tercemarnya udara
mengakibatkan kerugian bagi banyak makhluk hidup di bumi hal ini disebabkan oleh….
a. Penebangan pohon secara system pilih
b. Mengeksplorasi bahan bakar yang ramah lingkungan
c. Proses percobaan atom atau nuklir
d. Memfilter asap hasil kegiatan industri
e. Memproses percobaan biogas
4. Grafik hubungan jumlah penduduk dan pencemaran lingkungan dibawah ini

Berdasarkan grafik di atas, dapoat di simpulkan bahwa…


a. Semakin banyak penduduk, pencemaran udara semakin berkurang
b. Semakin banyak jumlah pebnduduk pencemaran udara semakin meningkat
c. Jumlah penduduk tidak terpengaruh terhadap pencemaran udara
d. Jumlah penduduk berbanding terbalik dengan pencemaran udara
e. Jumlah penduduk berpengaruh terhdap pencemaran udara

5. Usaha yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara yang terjadi adalah…

a. Melakukan uji emisi gas buangan


b. Mengganti bahan bakar batu bara dengan gas
c. Mengecilkan cerobong asap pabrik
d. Membuat instalansi pembuangan asap atau gas yang baik
e. Membakar bahan bakar dengan api
LK -3.2 Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Nama` : ROSMAYATI, S.Pd


No. UKG : 201508584514
Prodi : PENDIDIKAN BIOLOGI
Kelas :A
Instansi : SMAN 2 GARUT

CURAH GAGASAN DAN PENGALAMAN TERKAIT PENYUSUNAN RTL

1. Berdasarkan pengalaman, apakah RTL itu? Perlukah kita menyusun RTL setelah
mengikuti suatu kegiatan?
Rencana tindak lanjut (RTL) merupakan suatu rancangan keberlanjutan dari suatu program yang
sudah diikuti untuk didesiminasikan ke pihak lain sebagai upaya peningkatan mutu
keprofesionalan sesuai bidang pelatihan/ diklat yang telah diikuti. Setelah mengikuti kegiatan
maka perlu menyususn Rencana Tindak Lanjut (RTL) karena bertujuan untuk melaksanakan
keberlanjutan program yang diadakan sehingga lebih
menudahkan dalam pengimplementasikan program selanjutnya.

2. Berdasarkan pengalaman, hambatan apa saja yang muncul saat menyusun RTL?
Hambatan dalam penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah dalam menyesuaikan waktu
yang digunakan untuk melakukan desiminasi dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. Harus
mencari waktu yang tepat agar kegiatan pembelajaran tidak terganggu. Selain itu penyediaan
sarana dan prasana juga perlu dipertimbangkan agar pada kegiatan diseminasi Rencana Tindak
Lanjut (RTL) dapat berjalan dengan efektif.

3. Menurut analisis, komponen apa saja yang perlu ada dalam menyusun suatu RTL?
Komponen yang perlu ada dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah rencana
kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat kegiatan, sasaran/pihak yang terkait.

4. Apa kriteria RTL yang baik dan efektif?


Adapun kriteria yang baik dalam penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) diantaranya adalah
memuat komponen – komponen sesuai dengan kegiatan yang terlaksana, mampu mengidentifikasi
pemecahan masalah yang sudah dilakukan, serta terdapat umpan balik / feedback dari pihak yang
terkait setelah melaksanan Rencana Tindak Lanjut (RTL).

A. LATAR BELAKANG
Dalam setiap kegiatan, refleksi terhadap kegiatan tersebut perlu kita lakukan dengan tujuan untuk
perubahan kearah perbaikan terhadap kegiatan tersebut dimasa yang akan datang. Melihat
kekurangan dari kegiatan untuk diperbaiki dan mempertahankan hal-hal positif. Maka perlunya
membuat rencana tindak lanjut setelah melaksanakan refleksi. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
merupakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan setelah melaksanakan refleksi dan evaluasi
dari kegiatan sebelumnya. Rencana Tindak Lanjut (RTL) ini merupakan suatu program sebagai
jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan dari program yang sebelumnya telah
dilaksanakan. Rencana Tindak Lanjut (RTL) membutuhkan perencanaan secara matang karena
berkaitan program yang akan dilaksanakan selanjutnya, termasuk di dalamnya ada koordinasi dan
kolaborasi dengan pihak lain yang akan terlibat. Adapun PPG Dalam Jabatan tahun 2023 secara
garis besar melatih peserta untuk dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
baik, video pembelajaran yang profesional, dan praktik baik (Best Practice) yang ilmiah sebagai
bentuk perwujudan guru profesional. Oleh karena itu, setelah peserta mengikuti serangkaian
kegiatan pembelajaran dalam PPG Daljab ini, maka penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
perlu dilakukan
sebagai upaya memberikan kebermanfaatan yang sama kepada pihak lain, khususnya teman
sejawat di instansi peserta. Salah satunya kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh
penulis adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Siklus 1 dan Siklus 2, pembelajaran di kelas
X MIPA 8 pada mata pelajaran Biologi tentang Polusi Udara dan pada siklus ke-1 dan Virus
Melalui Strategi Diplomasi pada siklus ke-2. Dengan menggunakan model pembelajaran Learning
(PBL) pada siklus ke-1 dan model pembelajaran Discovery Learning (DL). Kegiatan pembelajaran
tersebut sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan sintaks pembelajaran, namun meskipun
demikian perlu adanya suatu Rencana Tindak Lanjut (RTL) setelah kegiatan pembelajaran
terlaksana agar keberlanjutan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik menjadi lebih baik dan
terarah.

B. JADWAL PELAKSANAAN
Berikut ini jadwal rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan penulis sebagai bentuk
pengimbasan (desiminasi) pada teman sejawat SMAN 2 GARUT

Persiapan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Tempat
Persiapan Waktu Pihak Jam
Kegiatan
Terkait
Berkonsultasi dan Jum’at Ruang Kepala 10.00 - 11.00
koordinasi dengan 9 Februari 2024 Kepala Sekolah Sekolah
Kepala sekolah

Pembentukan panitia Selasa Ruang Wakasek Kepala Sekolah, 11.00 - Selesai


kegiatan 13 Februari 2024 Kurikulum Wakasek
Kurikulum,
Menyusun Jadwal Bendahara
Sekolah
Menyiapkan Bahan Selasa Ruang Wakasek Wakasek 11.00 – 16.00
Materi : 20 Februari 2024 Kurikulum Kurikulum,
Contoh dan template Panitia
RPP/modul ajar,
Bahan ajar, Media,
LKPD, Instrumen
penilaian dan contoh
video Pembelajaran.
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Ke- 1 : Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
RPP / Modul Ajar Kepala Sekolah,
Rabu
Bahan Ajar Ruang Guru Wakasek Kurikulum, 12.30 – 16.30
17 Maret 2024
Guru
Media Kepala Sekolah,
Kamis
LKPD Ruang Guru Wakasek Kurikulum, 12.30 – 16.30
18 Maret 2024
Instrumen Guru

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Ke- 2 : Pembuatan Video Pembelajaran

Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
Pembuatan scenario Kepala Sekolah dan
video RPP 1 Sabtu
Ruang Guru Wakil Kepala Sekolah, 14.30 – 17.00
20 April 2024
Latihan rekaman video Guru
Rekaman video Senin – Rabu
22 – 24 April Ruang Kelas Guru 12.30 – 16.30
2024
Editing video Kamis – Jumat 15.30 – 17.00
Lab
25 – 27 April Guru Dan
2024 Komputer
08.00 – 15.00
Finalisasi video Senin Lab
Guru 15.30 – 17.00
29 April 2024 Komputer

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Ke- 3 : Pembuatan Best Practices

Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
Koordinadi Persiapan Kepala Sekolah dan 10.00 – 12.30
Selasa
Best Practices Ruang Guru Wakil Kepala Sekolah,
30 April 2024 Guru
Pelaksanaan Best
Sabtu
Practices Ruang Guru Guru 09.00 – 12.30
4 Mei 2024
Analisa Data
Pembuatan Best Senin
Ruang Guru Guru 09.00 – 12.30
Practice 6 Mei 2024

Refklesi

1. Pengalaman apa yang diperoleh dalam mengembangkan RTL?


Dalam pengembangan Rencana Tindak Lanjut diperlukan koordinasi yang baik dengan
pihak sekolah sehingga apa yang telah direncanakan berjalan sesuai harapan.

2. Menurut analisis, apakah penyusunan RTL dari suatu kegiatan perlu?


Sangat perlu karena RTL merupakan kegiatan berkelanjutan dari suatu kegiatan yang telah
dilakukan untuk didiseminasikan kepada stakeholders SMAN 2 Garut.
3. Apa hambatan yang dialami dalam kegiatan menyusun RTL?
Hambatan yang dialami dalam kegiatan menyusun RTL yaitu :
 Menyesuaikan jadwal kegiatan sekolah agar semua pihak terkait diharapkan bisa hadir.
 Masih adanya guru yang belum lancar penggunaan perangkat IT terutama yang hampir
memasuki masa purna bakti sehingga perlu pendampingan khusus dari guru yang lebih
terampil penggunaan IT.

4. Apa yang lakukan untuk mewujudkan keterlaksanaan RTL yang disusun?


1) Mengkoordinasikan kepada kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi dan
penangungjawab untuk melaksanakan kegiatan diseminasi.
2) Berkoordinasi dengan pengelola keuangan / bendahara sekolah apakah kegiatan
desiminasi ini dapat dianggarkan pada RKAS sekolah.
3) Menyusun rencana yang baik dan matang sehinga pada pelaksanaannya sesuai dengan
yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai