Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practices) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik
Dalam Pembelajaran
Refleksi Dampak
Refleksi dampak yang terjadi saat saya melaksanakan
pembelajaran di kelas adalah:
Peserta didik .menjadi senang dan bersemangat dalam
pembelajaran
Peserta didik lebih antusias dalam kelas karena melakukan
pengamatan langsung.
Peserta didik mulai terbiasa berpikir kritis dan analitis
pada saat pembelajaran.
Teman sejawat sangat mengapresiasi karena saya membuat
peserta didik semangat dan termotivasi dalam
pembelajaran Biologi.
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Penyusunan Laporan Best Practice
Disusun oleh:
Rosmayati, S.Pd.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah prosedur, langkah-langkah serta cara yang digunakan guru
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran bentuknya bisa berupa
kegiatan atau praktik maupun soal sebagai capaian tujuan pembelajaran.
C. Metode Eksperimen
Pengertaian Metode Eksperimen adalah suatu percobaan yang dilakukan untukmembuktikan
suatu hipotesis. Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa?
TUJUAN
Tujuan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa dengan metode
eksperimen dalam mata pelajaran Biologi.
MANFAAT
1. Manfaat secara teoritis, penelitian penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi
sains siswa pada pelajaran biologi.
2. Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat;
a. Bagi siswa, meningkatkan keaktifan peserta didik sehingga pembelajaran dikelas
menyenangkan.
b. Bagi guru, mampu mengembangkan kemampuan dalam diri dengan terus termotivasi untuk
belajar model – model pembelajaran yang inovatif sehingga mampu memenuhi kebutuhan
dari setiap karakteristik peserta didik.
PEMBAHASAN
Siklus 2
Perencanaan yang dilakukan pada siklus 2 yakni menyusun perangkat pembelajaran,
merencanakan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan ajar serta instrument penelitian yang
meliputi evaluasi akhir tindakan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa, dengan tujuan
meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa melalui model pembelajaran discovery learning
dengan metode eksperimen. Pada kegiatan pembelajaran masih ada beberapa siswa yang masih
kesulitan dalam mengisi tabel hasil pengamatan dan kurang berani mengeluarkan pendapat pada saat
presentasi sehingga untuk mengatasi hal ini guru harus selalu memberi semangat agar dapat
membangkitkan keberanian siswa.
Sebagaimana telah dipaparkan dalam pembahasan hasil siklus 2 di atas diketahui bahwa dalam
penelitian ini meningkatkan keterampilan komunikasi sains siswa yang ditunjukkan dengan
meningkatnya rata-rata nilai hasil belajar peserta didik pada setiap siklus. Hal ini juga diikuti dengan
meningkatnya aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik maupun guru.
Peningkatan hasil belajar peserta didik telah terlihat pada siklus 2. Tindakan yang dilaksanakan yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan metode eksperimen pada
pembelajaran Biologi.
Dengan penggunaan model pembelajaran discovery learning berbantuan metode eksperimen
peserta didik terlibat langsung dalam proses belajar mengajar, sehingga peserta didik berperan aktif
dalam pembelajaran untuk memahami konsep dan mengembangkan keterampilan intelektualnya. Hal
ini sesuai menurut Depdiknas (2004) adalah benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip/prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/kongkret.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian ini maka kesimpulan yang diperoleh, sebagai berikut: Hasil
belajar siswa pada siklus 2 dalam peningkatan keterampilan komunikasi sains siswa memperoleh
nilai rata-rata sebesar 70,85 dengan ketuntasan belajar secara klasikal lebih dari 75%. Menggunakan
metode eksperimen mengalami peningkatan dengan memperoleh nilai rata-rata 80, 55 dan ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar 80% dan telah memenuhi batas pencapaian indikator keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Rosdayana, Tutut. (2021).Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan
Keterampilan Komunikasi Siswa. Pensa E-Jurnal.
Nurmala, R. S., & Priantari, I. (2017). Meningkatkan keterampilan komunikasi dan hasil belajar
kognitif melalui penerapan discovery learning. Jurnal Biologi Dan Pembelajaran Biologi, 2(1), 1–10.
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BIOMA/ article/view/586
Qodariyah, L., & Hendriana, H. (2015). Mengembangkan kemampuan komunikasi dan disposisi
matematik siswa smp melalui discovery. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, 2(3), 241–252
LAMPIRAN :
DOKUMENTASI KEGIATAN
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PERFORMA
(KOMUNIKASI SAINS)
No Nama Siswa Aspek Penilaian Keterampilan Skor total Nilai angka Keterangan
observasi komunikasi Interpretasi
Data
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Pedoman Penskoran :
Jumlah Skor yang diperoleh : Jumlah nilai keseluruhan X 100 =
RUBRIK PENILAIAN LKPD
0
Peserta didik tidak dapat menganalisis tentang pengertian
polusi udara
2. Peserta didik dapat membuat identifikasi masalah dengan tepat. 10 10
Peserta didik kurang tepat dalam membuat identifikasi masalah. 5
Peserta didik tidak dapat membuat identifikasi masalah. 0
3. 10 10
Peserta didik dapat menganalisis penyebab dan dampak polusi
udara terhadap ekosistem dengan tepat.
5
Peserta didik kurang tepat dalam menganalisis penyebab dan
dampak polusi udara terhadap ekosistem
0
Peserta didik tidak dapat menganalisis penyebab dan dampak
polusi udara terhadap ekosistem
4. Peserta didik dapat menuliskan kesimpulan dengan benar. 10 10
Peserta didik kurang benar dalam menuliskan kesimpulan 5
dengan benar.
Peserta didik tidak dapat menuliskan kesimpulan. 0
5. Peserta didik dapat mengkaji 3 atau lebih literatur pendukung. 10 10
Peserta didik dapat mengkaji 2 literatur pendukung. 5
Peserta didik tidak dapat mengkaji literatur pendukung. 0
No Capaian Pembelajaran Tujuan Indikator Soal Level Uraian Soal Kunci Skor
Soal Pembelajaran Kognitif Jawaban
1. Pada akhir fase E, peserta Peserta didik dapat Disajikan beberapa C4 1. Perhatikan wacana di A 20
didik memiliki kemampuan menganalisis solusi kasus yang terjadi bawah ini untuk menjawab
menciptakan solusi atas polusi udara diberbagai daerah, soal nomor 1 dan 2
permasalahan-permasalahan peserta didik dapat
berdasarkan isu lokal, menganalisis upaya, Polusi udara di Jakarta
nasional atau global terkait dampak dan solusi Jakarta merupakan kota
pemahaman polusi udara tersebut. yang mendapatkan julukan
kota polusi. Munculnya
keanekaragaman makhluk
julukan tersebut bukan
hidup dan peranannya, virus tanpa sebab, data dibawah
dan peranannya, inovasi ini bisa memberikan
teknologi biologi, komponen gambaran tentang
ekosistem dan interaksi antar parahnya polusi udara di
komponen serta perubahan kota tersebut.
lingkungan. Pertama, skla global
mendapatkan urutan
nomor tiga di dunia
( setelah kota mexico dan
tailand). kedua, kadar
partikel debu yang
terkandung dalam udara
tertinggi nomor 9 yaitu 104
mikrogram/meter dari 111
survei oleh band dunia
tahun 2004. ketiga, jumlah
hari dengan kualitas tidak
sehat semakin meningkat
tiap tahunnya. Pada tahun
2002 dinyatakan sehat
selama 22 hari, tahun2003
dinyatakat selama 7 hari,
berdasarkan penelitian
kelompok kerja lingkungan
hidup 2003 dan 2006
jumlahnya justru naik di
atas 51 hari. Dengan
kondisi seperti itu, tidak
berlebihab jika
dijuluki”kota polusi” karena
begitu keluar dari rumah
penduduk akan langsung
berhadapan dengan
pencemaran lingkungan.
https://videofacebooklin.bl
ogspot.com/2021/05/vitik
otvv.html?m=1….
Berdasarkan wacana di
atas, permasalahan yang
berhubungan dengan
pencemaran lingkungan
adalah…
a. Kesehatan kurang dari
50 hari
b. Polusi udara yang
terparah di dunia
c. Kota yang
berpenduduk banyak
d. Memiliki taman kota
e. Kota yang macet
2. Berdasarkan C 20
wacana di atas (No 2)
pernyataan yang tepat
untuk memberikan solusi
permasalahan pencemaran
di Jakarta adalah…
a. Reboisasi dan
penanaman pohon
b. Kendaraan hanya
boleh di lingkungan
kota
c. Melarang warga untuk
menggunakan
kendaraan
d. Stop kendaraan yang
berjalan di lingkungan
kota
e. wilayah kota dibatasi
jumlahnya
1. Berdasarkan wacana di atas, permasalahan yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan adalah…
a. kesehatan kurang dari 50 hari
b. Polusi udara yang terparah di dunia
c. Kota yang berpenduduk banyak
d. Memiliki taman kota
e. Kota yang macet
2. Berdasarkan wacana di atas (No 2) pernyataan yang tepat untuk memberikan solusi permasalahan pencemaran di Jakarta adalah…
a. Reboisasi dan penanaman pohon
b. Kendaraan hanya boleh di lingkungan kota
c. Melarang warga untuk menggunakan kendaraan
d. Stop kendaraan yang berjalan di lingkungan kota
e. Penggunaan pabrik di wilayah kota dibatasi jumlahnya
3. Atmosfer bumi mengandung sekitar 21% gas oksigen, 78% gas nitrogen, 0,9% gas argon, dan 0,03% gas karbondioksida. Oksigen yang
dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup 21% diperoleh dari atmosfer. Saat ini, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan
seperti pembakaran sampah, penebangan hutan, asap kendaraan, dan merokok dapat mencemari udara. Tercemarnya udara
mengakibatkan kerugian bagi banyak makhluk hidup di bumi hal ini disebabkan oleh….
a. Penebangan pohon secara system pilih
b. Mengeksplorasi bahan bakar yang ramah lingkungan
c. Proses percobaan atom atau nuklir
d. Memfilter asap hasil kegiatan industri
e. Memproses percobaan biogas
4. Grafik hubungan jumlah penduduk dan pencemaran lingkungan dibawah ini
5. Usaha yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara yang terjadi adalah…
1. Berdasarkan pengalaman, apakah RTL itu? Perlukah kita menyusun RTL setelah
mengikuti suatu kegiatan?
Rencana tindak lanjut (RTL) merupakan suatu rancangan keberlanjutan dari suatu program yang
sudah diikuti untuk didesiminasikan ke pihak lain sebagai upaya peningkatan mutu
keprofesionalan sesuai bidang pelatihan/ diklat yang telah diikuti. Setelah mengikuti kegiatan
maka perlu menyususn Rencana Tindak Lanjut (RTL) karena bertujuan untuk melaksanakan
keberlanjutan program yang diadakan sehingga lebih
menudahkan dalam pengimplementasikan program selanjutnya.
2. Berdasarkan pengalaman, hambatan apa saja yang muncul saat menyusun RTL?
Hambatan dalam penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah dalam menyesuaikan waktu
yang digunakan untuk melakukan desiminasi dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. Harus
mencari waktu yang tepat agar kegiatan pembelajaran tidak terganggu. Selain itu penyediaan
sarana dan prasana juga perlu dipertimbangkan agar pada kegiatan diseminasi Rencana Tindak
Lanjut (RTL) dapat berjalan dengan efektif.
3. Menurut analisis, komponen apa saja yang perlu ada dalam menyusun suatu RTL?
Komponen yang perlu ada dalam menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah rencana
kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat kegiatan, sasaran/pihak yang terkait.
A. LATAR BELAKANG
Dalam setiap kegiatan, refleksi terhadap kegiatan tersebut perlu kita lakukan dengan tujuan untuk
perubahan kearah perbaikan terhadap kegiatan tersebut dimasa yang akan datang. Melihat
kekurangan dari kegiatan untuk diperbaiki dan mempertahankan hal-hal positif. Maka perlunya
membuat rencana tindak lanjut setelah melaksanakan refleksi. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
merupakan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan setelah melaksanakan refleksi dan evaluasi
dari kegiatan sebelumnya. Rencana Tindak Lanjut (RTL) ini merupakan suatu program sebagai
jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan dari program yang sebelumnya telah
dilaksanakan. Rencana Tindak Lanjut (RTL) membutuhkan perencanaan secara matang karena
berkaitan program yang akan dilaksanakan selanjutnya, termasuk di dalamnya ada koordinasi dan
kolaborasi dengan pihak lain yang akan terlibat. Adapun PPG Dalam Jabatan tahun 2023 secara
garis besar melatih peserta untuk dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
baik, video pembelajaran yang profesional, dan praktik baik (Best Practice) yang ilmiah sebagai
bentuk perwujudan guru profesional. Oleh karena itu, setelah peserta mengikuti serangkaian
kegiatan pembelajaran dalam PPG Daljab ini, maka penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
perlu dilakukan
sebagai upaya memberikan kebermanfaatan yang sama kepada pihak lain, khususnya teman
sejawat di instansi peserta. Salah satunya kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh
penulis adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Siklus 1 dan Siklus 2, pembelajaran di kelas
X MIPA 8 pada mata pelajaran Biologi tentang Polusi Udara dan pada siklus ke-1 dan Virus
Melalui Strategi Diplomasi pada siklus ke-2. Dengan menggunakan model pembelajaran Learning
(PBL) pada siklus ke-1 dan model pembelajaran Discovery Learning (DL). Kegiatan pembelajaran
tersebut sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan sintaks pembelajaran, namun meskipun
demikian perlu adanya suatu Rencana Tindak Lanjut (RTL) setelah kegiatan pembelajaran
terlaksana agar keberlanjutan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik menjadi lebih baik dan
terarah.
B. JADWAL PELAKSANAAN
Berikut ini jadwal rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan penulis sebagai bentuk
pengimbasan (desiminasi) pada teman sejawat SMAN 2 GARUT
Tempat
Persiapan Waktu Pihak Jam
Kegiatan
Terkait
Berkonsultasi dan Jum’at Ruang Kepala 10.00 - 11.00
koordinasi dengan 9 Februari 2024 Kepala Sekolah Sekolah
Kepala sekolah
Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
RPP / Modul Ajar Kepala Sekolah,
Rabu
Bahan Ajar Ruang Guru Wakasek Kurikulum, 12.30 – 16.30
17 Maret 2024
Guru
Media Kepala Sekolah,
Kamis
LKPD Ruang Guru Wakasek Kurikulum, 12.30 – 16.30
18 Maret 2024
Instrumen Guru
Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
Pembuatan scenario Kepala Sekolah dan
video RPP 1 Sabtu
Ruang Guru Wakil Kepala Sekolah, 14.30 – 17.00
20 April 2024
Latihan rekaman video Guru
Rekaman video Senin – Rabu
22 – 24 April Ruang Kelas Guru 12.30 – 16.30
2024
Editing video Kamis – Jumat 15.30 – 17.00
Lab
25 – 27 April Guru Dan
2024 Komputer
08.00 – 15.00
Finalisasi video Senin Lab
Guru 15.30 – 17.00
29 April 2024 Komputer
Tempat
Rencana Kegiatan Waktu Pihak Terkait Jam
Kegiatan
Koordinadi Persiapan Kepala Sekolah dan 10.00 – 12.30
Selasa
Best Practices Ruang Guru Wakil Kepala Sekolah,
30 April 2024 Guru
Pelaksanaan Best
Sabtu
Practices Ruang Guru Guru 09.00 – 12.30
4 Mei 2024
Analisa Data
Pembuatan Best Senin
Ruang Guru Guru 09.00 – 12.30
Practice 6 Mei 2024
Refklesi