Dalam Mendukung Kebijakan Merdeka Belajar Latar Belakang Hasil PISA (Program for International Student Assessment ) yang menunjukan : rendahnya tingkat kompetensi siswa kesenjangan dalam kualitas pembelajaran, dampak pandemi COVID-19. Latar Belakang
Hasil pelaksanaan kurikulum khusus/darurat selama pandemic covid 19,
menunjukan bahwa : Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi). Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif. Kurikulum Merdeka Belajar dirancang sebagai kurikulum baru yang lebih komprehensif dibandingkan kurikulum sebelumnya. Kurikulum Merdeka Belajar dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah: • Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam, • Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) • Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan. • Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas. • Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam.
Di mana konten pembelajaran akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
(Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi)
Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara
terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya. 2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum. 3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik. Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar 1. Lebih sederhana dan mendalam lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan. 2.Lebih Merdeka, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah mengembangkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik 3.Lebih relevan dan interaktif Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu actual siklus tiga tahapan kurikulum Merdeka belajar 1. Asesmen diagnostik Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan. 2. Perencanaan Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan. 3. Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar
Untuk melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum
darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi. Dan untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran. Dasar Hukum Kurikulum Merdeka Belajar
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/M/2022 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Melakukan Diseminasi baik luring dan daring terkait Kurikulum Merdeka Belajar Berkolaborasi bersama BPMP Provinsi DKI Jakarta dalam rangka mengimbaskan Kurikulum Merdeka Melakukan Bimtek Guru terkait IKM Melalui P4 Melakukan Pelatihan Optimalisasi PMM Kepada Guru Pengajar Praktik dan Korwas Kecamatan Melakukan Pendampingan Oleh Pengawas Membuat Tim Pengembang Kurikulum Tingkat Sudin dan Tim Pendamping Kecamatan Jenjang SD Berkolaborasi dengan mitra pembangunan Berkolaborasi dengan komunitas belajar Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan BPMP Provinsi DKI Jakarta dalam rangka pemantauan pemanfaatan PMM Menerbitkan Surat Edaran dalam rangka Optimalisasi Pemanfaatan PMM dan Komunitas Belajar dalam IKM (dalam proses). 6 Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka Bagi Satuan Pendidikan
1. Platform Merdeka Mengajar: Menyediakan beragam topik pelatihan
tentang Kurikulum Merdeka hingga berbagai referensi Perangkat Ajar (Panduan, Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) serta sumber belajar lainnya yang bisa diakses secara mandiri maupun kelompok kapanpun dan dimanapun. 2. Seri Webinar (dari Pusat dan Daerah): Kemendikbudristek dan Unit Pelaksana Teknis di daerah menyelenggarakan seri webinar implementasi Kurikulum Merdeka untuk berbagi praktik baik maupun informasi terkini bagi guru, kepala satuan pendidikan dan unsur pemangku pendidikan. 3. Komunitas Belajar: Komunitas Belajar dapat memfasilitasi proses refleksi, belajar, dan berbagi bersama dalam mempelajari dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Komunitas belajar dapat dibentuk bersama-sama oleh pendidik pada tingkat Satuan Pendidikan, Tingkat Daerah maupun Komunitas Daring. 6 Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka Bagi Satuan Pendidikan Narasumber Berbagi Praktik Baik (Rekomendasi dari Pusat): 1. Narasumber berasal dari pendidik yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan telah diseleksi. Narasumber berbagi praktik baik dapat dihubungi melalui Platform Merdeka Mengajar. 2. Mitra Pembangunan: Organisasi/ Lembaga/ Dunia Usaha/ Dunia Industri yang secara mandiri dan sukarela mendukung proses belajar komunitas di tingkat daerah dan/atau tingkat satuan pendidikan. 3. Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk): Pendidik dan kepala satuan pendidikan dapat menyampaikan pertanyaan dan mengkonfirmasi pemahaman melalui pusat layanan bantuan. Pusat layanan bantuan dapat diakses melalui WhatsApp: 0812 8143 5091.