Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI

PERTEMUAN KE -13
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN
TEKNOLOGI KEJURUAN
“Implementasi Kurikulum SMK”

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. NIZWARNI JALINUS M.Ed
Dr. JONNI MARDIZAL M.M

Disusun oleh :

Marta Desi Putri, S.Kom


Nim : 23138070

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN (S2)


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Topik Pertemuan Ke 13

Implementasi Kurikulum SMK

Implementasi Kurikulum Merdeka merupakan salah satu strategi pemerintah


untuk melakukan transformasi pendidikan. Adanya berbagai kebijakan baru dalam
Kurikulum Merdeka merupakan sebuah terobosan dengan tujuan untuk mengatasi
krisis pembelajaran yang telah lama terjadi.

Dalam pemulihan pembelajaran, sekolah diberikan kebebasan menentukan


kurikulum yang akan dipilih , yaitu:
1. Kurikulum 2013 secara penuh
2. Kurikulum darurat yaitu kurikulum 2013 yang disederhanakan
3. Kurikulum merdeka

Karakteristik utama dari kurikulum merdeka, yang mendukung pemulihan pembelaj


aran adalah:
 Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai
profil pelajar Pancasila.
 Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

 Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai


dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks da
n muatan lokal.

Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga pesert


a didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompet
ensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat aja
r yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berp
rinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakte
r dan kompetensi umum.
3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumbe
r daya satuan pendidik.
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tah
un dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara regule
r/mingguan.

Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melal


ui tiga tahapan berikut:
1. Asesmen diagnostik
Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan,
tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen umu
mnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digun
akan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yan
g sebaiknya digunakan.
2. Perencanaan
Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, sert
a melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.
3. Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara ber
kala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian
metode pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga
bisa melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pem
belajaran.

Komponen Implementasi Kurikulum Merdeka jenjang SMK.

1. Spektrum keahlian dapat disesuaikan dengan kondisi dunia kerja

Spektrum keahlian adalah daftar bidang dan program keahlian jenjang SMK yan
g disusun berdasarkan kebutuhan di dunia kerja, yang meliputi: dunia industri, d
unia usaha, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, instansi pemeri
ntah atau lembaga lainnya serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sen
i, dan budaya.

Spektrum keahlian pada jenjang SMK merupakan acuan untuk menyusun strukt
ur kurikulum serta digunakan untuk pembukaan dan penyelenggaraan bidang da
n program keahlian pada jenjang SMK.

Untuk setiap program keahlian minimal terdiri atas 1 (satu) konsentrasi


keahlian. Untuk setiap konsentrasi keahlian diselenggarakan dalam program tiga
atau empat tahun dan diatur lebih lanjut melalui keputusan pemimpin unit utama
yang membidangi bagian kurikulum, asesmen, serta perbukuan.

Selain itu, terdapat 10 bidang keahlian dan 50 program keahlian di SMK yang
dapat dipilih oleh peserta didik.

2. Struktur Kurikulum Merdeka terdiri dari kelompok umum dan kelompok


kejuruan

Kelompok umum adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi untuk


membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang utuh, sesuai dengan fase
perkembangan, serta berkaitan dengan norma-norma kehidupan baik sebagai
makhluk yang berketuhanan Yang Maha Esa, individu, sosial, warga Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maupun sebagai warga dunia.

Sedangkan kelompok kejuruan adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi


untuk membentuk peserta didik agar menjadi individu yang memiliki
kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya.

Pada kelas X, kelompok mata pelajaran kejurusan berisi tentang materi dasar-
dasar kejuruan untuk setiap program keahlian. Sedangkan untuk kelas XI dan
XII, kelompok mata pelajaran kejuruan berisi kumpulan mata pelajaran sesuai
dengan program keahlian yang terdapat di SMK.
Pemilihan mata pelajaran pada jenjang SMK sangat dianjurkan dengan tujuan
untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan dan
kemampuan untuk bersaing di dunia kerja. Hal ini disiapkan apabila peserta
didik tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Waktu untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 6 bulan untuk kelas XII
SMK program 3 tahun dan minimal 10 bulan untuk kelas XIII SMK program 4
tahun.

Pembelajaran juga bisa disampaikan menggunakan sistem blok dengan


menerapkan model pembelajaran project based learning dan proporsi jam
pelajaran disesuaikan dengan program keahlian. Oleh karena itu, satuan
pendidikan dapat mengatur pembelajaran secara fleksibel dengan
mengalokasikan waktu untuk setiap minggunya agar tidak sama untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.
4. Bahan ajar digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan pelatihan
terhadap kompetensi yang ada di dunia kerja.

5. Guru yang mengajar diarahkan agar memiliki kompetensi setara dengan


kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Instruktur dunia kerja juga didorong
untuk ikut mengajar.

6. Sarana dan prasarana diarahkan agar dilakukan analisis benchmarking sesuai


dengan kebutuhan di dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai