Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI

PEMBELAJARAN
FISIKA
TUGAS 1

. . .
TUGAS 1
PERTERMUAN 2

MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA


Nama : Abdul Syahrir
NIM : 2019261016

1. Menurut Kamu, apa itu kurikulum?, Jelaskan!

2. Apa dan Mengapa Pengembangan Kurikulum perlu dilakukan?

3. Jelaskan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum!

4. Jelaskan langkah-langkah pengembangan kurikulum!

5. Analisis perkembangan kurikulum di Indonesia!

Jawaban:

1. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar
dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan
secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman
dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikn dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan.

2 . Pengembangan kurikulum dalam dunia pendidikan tidak bisa dilepaskan lagi,


karena setiap lembaga pendidikan mengingin organisasinya mempunyai
perkembangan yang pesat, sehingga dapat menarik para kalangan pendidik,
semakin banyak peminat, juga semakin pesat pula input yang dihasilkan oleh
lembaga. Pesatnya pendidik pada lembaga pendidikan diukur dari seberapakah para
kepala sekolah dan guru dapat memenej di sekolah. Salah satu hal terpenting yang
harus dimenej secara efektif dan efisien adalah masalah kurikulum. Ada beberapa
alasan mengapa kurikulum perlu dikembangkan sebaik mungkin, diantaranya :

a) Konsevatif Kurikulum
Kurikulum yang tidak sesuai dengan tuntutan sosial, tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga tidak sesuai dengan
dunia kerja, maka sudah jelas kurikulum akan mengalami problem, yaitu akan
terjadi pengangguran pada lulusan sekolah. Dengan melihat data tersdebut
kurikulum perlu dirubah, dikembangkan dan diperbaruhi.
Kurikulum yang telah usang korbannya bukan hanya terletak pada peserta didik
saja, tapi dampak negatifnya akan menimpa pada lembaga sekolah. Lembaga
akan dijauhi masyarakat, sekolah akan ketinggalan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga akan sulit akan membangun tujuan nasional yang telah
direncanakan pada sebelumnya.

Kurikulum pendidikan harus bersifat dinamis, senantiasa berubah


menyesuaikan dengan keadaan suapaya dapat memantapkan belajar dan hasil
belajar. Secara garis besar perubahan kurikulum dilatar belakangi oleh beberapa
hal. Akan tetapi kata-kata perubahan bukan menghapus kurikulum sebelumnya
secara sepenuhnya akan tetapi menyempurnakan dan mengembangkan ,
diantaranya adalah :
➢ Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang
lain. Dengan demikian perubahan perhatian dan perluasan bentuk
pembelajaran harus mendapat perhatian.
➢ Industri dan produksi
➢ Orientasi politik dan praktek kenegaraan
➢ Pandangan kalangan intelektual yang berubah
➢ Pemikiran baru mengenai proses belajar mengajar
➢ Eksploitasi ilmu pengetahuan
➢ Perubahan dalam masyarakat

b) Sentralisasi dan desentralisasi kurikulum


Sentralisasi merupakan problem kurikulum yang paling utama, yang
memunculkan pengembangan kurikulum tingkat otonomi daerah, sebagaimana
yang dikemukakan oleh menteri pendidikan fuad Hasan, bahwa tidak mungkin
diterapkannyua kurikukulum yang baku (sentralisasi) di seluruh indonesia.
karena setiap daerah mempunyai kadar potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang berbeda, diharapkan dengan potensi tersebut setiap daerah
dapat mengembangkan dan mengelola sesuai dengan potensinya masing-
masing. Dimana potensi-potensi tersebut dapat diintegrasikan dalam kurikulum
muatan lokal.

Diberikannya kesempatan untuk mengembangkan dan mengelola potensi


daerah masing-masing, dengan harapan dapat membangun wilyahnya sendiri
sehingga lulusan dari sekolah nantinya tidak meninggalkan lingkungannya
sendiri. Kalau setiap sekolah tidak diberikan kesempatan demikian, di khawatir
kan para kalangan pendidikan akan terasingkan oleh lingkungan, dan daerahnya
akan kosong karena tidak adanya potensi yang dapat dikembangkan.

Dalam mengangapi Fuad Hasan winarno surachtmad ( Mantan IKIP jakarta)


mengemukakan, bahwa sebenarnya indonesia tidak pernah menerapkan
kurikulum fleksibel. Kurikulum yang diberlakukan di sekolah hanya satu dan
pusat, sehingga faktor daerah seringkali kurang diperhatikan. Didalam
pengelolaan, seharusnya dihindari sentralisasi kurikulum, dan digunakan
sebanyak mungkin desentralisasi kurikulum. Untuk menuju kurikulum yang
berbasis desentralisasi tersebut diperlukan pengembangan kurikulum.

c) Tingkat kematangan siswa


Tingkat kematangan siswa juga menjadi alasan pengembangan kurikulum,
karena setiap peserta didik mempunyai jenjang pendidikan yang berbeda. Jika
kurikulum pendidikan tidak berusaha disesuaikan dengan tingkatan peserta
didik maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Untuk itu para pakar
pengembang kurikulum membuat suatu pemikiran agar anak dapat belajar
dengan baik, memperoleh ilmu pengetahuan, merubah sikap, dan memperoleh
pengalaman, dengan cara mengembangkan kurikulum yang berdasarkan azas
psikologi peserta didik.

3. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

a. Prinsip relevansi
Prinsip relevansi Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara
komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan
tuntutan sains dan teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi
siswa (relevansi psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan
masyarakat (relevansi sosiologis), Maka dalam membuat kurikulum
harus memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat dan siswa di
sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk
berkompetisi di dunia kerja yang akan datang. Dalam realitanya prinsip
diatas memang harus betul betul di perhatikan karena akan berpengaruh
terhadap mutu pendidikan.
b. Prinsip fleksibilitas
Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus
memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi
hal-hal yang solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk
menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi regional. Waktu dan
kemampuan serta latar belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan
anak-anak untuk saat ini dan masa depan.
c. Prinsip kontinuitas
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai
keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga
tidak terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang
berakibat jenuh atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun
yang belajar (peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat
pendidikan, kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan berbagai
studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi lainnya. Sedangkan
fleksibilitas adalah kurikulum yang dikembangkan tidak kaku dan
memberikan kebebasan kepada guru maupun peserta didik dalam memilih
program atau bahan pembelajaran, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam
menempuh program pembelajaran.
d. Prinsip efesiensi
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program
pembelajaran dapat diadakan satu bulan pada satu waktu dan memenuhi
semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga siswa dapat
mengimplementasikan program pembelajaran lain karena upaya itu
diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan
sumber daya pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
e. Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan
prinsip efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah
sejauh mana rencana program pembelajaran dicapai atau
diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar
siswa. Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam
mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam
mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan
mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain. Sedangkan pada
aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum
yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang
sudah direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan
dengan materi atau materi pembelajaran.

4. Langkah-langkah pengembangan kurikulum sebagai berikut:


a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang
pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah
memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source
of society), dan konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan
tentative general objective atau standar kompetensi (SK) dengan
memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-screen melalui
dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi
pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar (psychology of
learning), dan tahap terakhir adalah merumuskan precise education atau
kompetensi dasar (KD).

b. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection


of learning experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam
pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan
landasan psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar
merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang
dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.
Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity
menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung
melalui perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia
pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan
menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi
belajar.

c. Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of


learning experiences).
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak
didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari
beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep,
pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan
masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa
yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajari,
keseimbangan bahan pelajaran, dan keseimbangan antara aspek-aspek
pendidikan yang akan disampaikan.

d. Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum


Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi
adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat
pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama
adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa
sebagai suatu proses membuat keputusan , sedangkan riset sebagai proses
pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Perencana kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-
tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe
riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain
perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres)
dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).
5. Untuk menghasilkan sebuah proses pendidikan yang unggul, maka setiap
kurikulum harus ditata dan dikembangkan dengan sesuai ke butuhan masyarakat
sehingga kurikulum dituntut selalu dinamis meng ikuti perkembangan masyarakat
dan ilmu pengetahuan, mengalami perubahan, perbaikan bahkan pembaharuan
terus menerus.
Dalam sejarah perkembangan kurikulum Nasional di Indonesia, pemerintah telah
beberapa kali melakukan perubahan baik dalam desain maupun pendekatannya
yaitu pada tahun tahun 1947, 1950, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994 suplemen 1999,
2004, dan 2006. Kalau dilihat dari perkembangan kurikulum tersebut, terdapat dua
karakteristik utama yang dapat menandai perubahan yaitu dari desain model
sentralistik ( administrative model) menuju desain model desentralistik (grassroot
model) dan dari teacher centerd menuju student centered.
Setiap desain kurikulum dari waktu kewaktu selalu terdapat keunggulan dan
kelemahan. Tetapi bukan itu sebenarnya yang harus menjadi fokus utama. Yang
seharusnya menjadi fokus utama dari sebuah kurikulum adalah bagaimana
menyiapkan peserta didiknya agar mampu menghadapi dan menyongsong
kehidupannya menjadi lebih baik, bijaksana dan kreatif tanpa harus mengikis
kearifan budaya dan norma yang dimiliki bangsa.

Anda mungkin juga menyukai