Anda di halaman 1dari 6

STRUKTUR PENGEMBANGAN KURIKULUM

SMK NEGERI 13 MALANG

A. IDENTITAS, VISI, MISI DAN TUJUAN LEMBAGA.


1. Identetas Lembaga
a. Nama : SMK NEGERI 13 MALANG
b. Alamat : Perumahan Vila Bukit Tidar Blok A2 No. 13
2. Visi : Unggul Spiritual, Iptek, Berbudaya Nusantara, dan Berwawasan Global
3. Misi :
- Membekali Taruna Taruni dengan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa
- Mengembangkan Potensi Spiritual Taruna Taruni
- Teladan dalam pembentukan karakter
- Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif sesuai dengan program keahlian
- Memanfaatkan potensi lokal dan memadukan dengan teknologi modern
- Menerapkan etika dan estetika
- Meningkatkan sikap Cinta Tanah Air khususnya pada almamater
- Meningkatkan basic language untuk komunikasi internasional
- Mampu bersaing di dunia Usaha dan Industri Global
- Pusat belajar bagi lembaga pendidikan yang lain
4. Tujuan Lembaga :
- Pendidikan berbasis taruna bertujuan untuk membentuk peserta didik memiliki
sikap jujur, disiplin dan bermental tangguh serta bertanggung jawab. Seluruh
peserta didik memakai seragam taruna, melaksanakan kegiatan ketarunaan
yang diakhiri dengan diklat ketarunaan sebelum mendapatkan pengukuhan
sebagai anggota taruna SMK Negeri 13 Kota Malang.
- Pendidikan berbasis Imtaq bertujuan untuk membentuk akhlaq mulia,
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain: pembiasaan tartil Al-
Qur’an setiap hari setelah melaksanakan kegiatan apel pagi yang dipantau
melalui buku pedoman ibadah Al Kayyis sehingga setelah tiga tahun
bersekolah, siswa telah khatam al Qur’an.
- Pendidikan berbasis Lesson Study bertujuan untuk memberdayakan peserta
didik belajar, meningkatkan kualitas guru dalam memberdayakan siswa
belajar. Kegiatan ini dilaksanakan secara terjadwal dalam pembelajaran di
kelas dan melalui kegiatan ini dilaksanakan pula penilaian kinerja guru (PKG)
dan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

B. DESAIN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


1. Latar Belakang
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum menjadi acuan setiap pendidik
dalam menerapkan proses belajar mengajar untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri
yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan disekolah. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia
berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis,
bertanggung jawab. Seperti yang kita tahu di Indonesia sudah terjadi beberapa kali
pergantian kurikulum Pendidikan, Dalam perubahan tersebut, kurikulum terus
diupayakan untuk sebagai bahan acuan atau pedoman bagi kelangsungan proses
pembelajaran agar berjalan secara optimal. Perubahan maupun revisi yang terjadi pada
kurikulum dilakukan karena adanya perkembangan zaman yang membuat dunia
pendidikan harus menerima adanya perkembangan teknologi maupun yang lainnya. Pada
SMKN 13 Malang menerapkan kurikulum merdeka pada kelas 10 sedangkan kelas 11 dan
kelas 12 masih menggunakan kurikulum 2013 yang seiring berjalannya waktu semua kelas
atau tingkatan yang ada akan di samakan dalam penggunaan kurikulumnya.

2. Landasan Pengembangan Kurikulum


a. Filososfis
Bedasarkan landasan filosofis SMK Negeri 13 Malang dapat melaksanakan program
pendidikan sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik, hal ini
juga didasari ipada peraturan pemerintah yaitu, pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Pengembangan kurikulum harus mengakar pada budaya
bangsa, kehidupan masa kini, dan kehidupan di masa mendatang.
b. Sosiologis
Landasan sosiologi pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak
dalam rangka praktek dan atau studi pendidikan yang bersumber sosiologi. Dalam
pengembangan kurikulum landasan sosiologi pendidikan meliputi: interaksi guru-guru
dengan siswa, dinamika kelompok kelas atau sekolah, struktur dan fungsi pendidikan,
serta sistemsistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan, bagaimana
implementasi landasan sosiologis pendidikan di Indonesia, bagaimana implikasi
landasan sosiologis pendidikan terhadap pendidikan Indonesia.
c. Psikologis
Pendidikan dilaksanakan relevan dengan hakikat peserta didik, baik penyesuaian dari
segi materi atau bahan yang harus diberikan atau dipelajari peserta didik maupun dari
segi penyampaian dan proses belajar serta penyesuaian unsur-unsur upaya
pendidikan lainnya. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia,sedangkan kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikan untuk
mengubah perilaku manusia. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum harus
dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana
perilaku itu harus dikembangkan.
d. Yuridis
Kurikulum merupakan suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis
bangsa dan keputusan yuridis di bidang Pendidikan serta respon pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya.
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
3. Prinsip prinsip pengembangan Kurikulum
Secara garis besar, ada 5 prinsip yakni prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektif,
dan efisien.
a. Prinsip Relevansi
Menekankan bahwa kurikulum wajib sejalan dengan perkembangan zaman, relevansi
dibagi dua macam yaitu, relevansi internal yang berarti setiap kurikulum harus
memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu serasi antara tujuan yang
harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa,strategi
atau metode yang digunakan serta alat penilain untuk melihat ketercapain tujuan.
Yang kedua relevansi eksternal yaitu kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai
dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
b. Prinsip Fleksibilitas
Memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan
tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan.
Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada
tataran yang sebenarnya akan terkait dengan keragaman kemampuan sekolah untuk
menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya suatu kegiatan yang harus
dilaksanakan. Belum lagi terkait dengan keragaman sumber daya pendidikan secara
menyeluruh dan perbedaan demografis, geografis, dan faktor-faktor pendukung
pendidikan lainnya.
c. Prinsip Kontinuitas
Perlu ada kesinambungan, khususnya kesinambungan bahan/materi kurikulum pada
jenis dan jenjang program pendidikan. Bahan atau materi kurikulum perlu
dikembangkan secara berkesinambungan mulai dari jenjang SD sampai ke PT. Materi
kurikulum harus memiliki hubungan hierarkis fungsional. Untuk itu dalam
pengembangan materi kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek
kesinambungan, yaitu: materi kurikulum yang diperlukan pada kelas yang ada di
atasnya harus sudah diberikan pada kelas yang ada di bawahnya dan materi yang
sudah diajarkan/diberikan pada kelas yang ada di bawahnya tidak perlu lagi diberikan
pada sekolah kelas yang ada di atasnya.
d. Prinsip Efektifitas
Prinsip efektifitas berarti sejauh mana rencana program pembelajaran di capai. Dalam
hal ini berkaitan dengan proses pembelajaran yang terjadi. Sehingga pemilihan
strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan model pembelajaran harus sesuai
dengan landasan fisiologis, landasan psikologis, dan landasan sosiologis. Agar sesuai
dengan ke tiga landasan ini kurikulum harus sesuai dengan visi atau tujuan sekolah,
kurikulum harus sesuai dengan kondisi psikologis siswa (hal ini berkaitan dengan
kegiatan belajar) serta apa yang diajarkan dan dididikkan kepada siswa harus sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
e. Prinsip Efisien
Kurikulum mudah dilaksanakan menggunakan alat – alat sederhana dan memerlukan
biaya yang murah. Kurikulum yang terlalu menuntut keahlian – keahlian dan peralatan
yang sangat khusus serta biaya yang mahal merupakan kurikulum yang tidak praktis
dan sukat dilaksanakan. Dana yang terbatas harus digunakan sedemikian rupa dalam
rangka men-dukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa
belajar di sekolah juga terbatas harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan mata
ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan. Tenaga di sekolah juga sangat
ter-batas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya didayagunakan
secara efisien untuk melaksanakan proses pembelajaran.
4. Model Pengembangan Kurikulum
Model pengembangan yang saya gunakan adalah ralph tyler, karena pada pengembangan
kurikulum 2013 sangat memperhatikan fase perencanaan Maka dari itu ya hanya perlu
untuk membenahi beberapa aspek dari kurikulum yang sudah ada. Berikut tahapan
tahapan model tyler yaitu: Merumuskan tujuan, Mendeskripsikan pengalaman,
Mengorganisasikan pengalaman dan Evaluasi
5. Penentuan Tujuan
a. Tujuan /profil lulusan, (Kompetensi Lulusan)
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara
berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk
bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global.
b. Kompetensi Inti
1. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Multimedia pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah,
dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
2. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja
Multimedia. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
3. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
4. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
c. Tujuan pada tiap mata pelajaran/ kelompok mata pelajaran.
1. Mata Pelajaran Animasi 2D
Tujuan : Mengidentifikasi prinsip dasar pembuatan animasi 2D , dapat
menjelaskan prinsip dasar pembuatan animasi 2D, mengimplementasikan
prinsip dasar pembuatan animasi, mendemonstrasikan prinsip dasar pembuatan
animasi
d. Kompetensi dasar / indicator ]
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami prinsip dasar 3.1.1 Mengidentifikasi prinsip dasar
pembuatan animasi 2D pembuatan animasi 2D
3.1.2 Menjelaskan prinsip dasar
pembuatan animasi 2D
4.1 Menyampaikan prinsip dasar 4.1.1 Mengimplementasikan prinsip
pembuatan animasi 2D dasar pembuatan animasi 2D
4.1.2 Mendemonstrasikan prinsip dasar
pembuatan animasi 2D

6. Pemilihan dan Pengorganisian Isi


a. Mata Pelajaran Produktif : Animasi 2D
b. Jumlah Pertemuan : 2 X Pertemuan
Alokasi Waktu : 24 x 45 menit.
c. Jabaran tiap-tiap mata pelajaran
NO Mata Pelajaran KKM
1. Animasi 2D 75

KKM PREDIKAT
75 Nilai < 65 = C Nilai < 75 = B- Nilai < 85 = B Nilai >85 = A

7. Pemilihan dan Pengorganisasian Pengalaman Belajar


a. Pengalaman belajar yang dikehendaki
Pengalaman belajar merupakan aktivitas siswa dalam memperoleh informasi dan
pengetahuan yang disesuaikan dengan tujuan belajar. Pada dasarnya, pengalaman
belajar pada setiap mata pelajaran yang tercantum adalah sama, tetapi terdapat
perbedaan dalam cara menyampaikan dan kegiatan praktikum secara langsung.
Pengalaman belajar diperoleh dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa
dapat membawa perubahan bagi diri mereka serta dapat membangun potensi diri.
Pengalaman belajar diberikan oleh guru melalui pemberian materi pembelajaran,
kemudian mengajak siswa untuk belajar di lapangan, dan menerapkan pengajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
8. Menentukan alat evaluasi.
a. Metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu tes
dan nontes. Pertama evaluasi dalam bentuk tes biasanya dilakukan dengan tes
tertulis, yang dimana tes tertulis disini ada 2 macam yaitu tes objektif dan tes esai.
Tes tertulis tersebut digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif pengetahuan
secara komprehensif. Tes objektif juga disebut sebagai alat evaluasi untuk
mengungkap atau menghafal kembali dan mengenal materi yang telah diberikan
seorang guru kepada peserta didiknya. Tes ini biasanya diberikan dengan suatu item
pertanyaan menghafal yang di antaranya sebagai jawaban bebas, melengkapi, dan
mengidentifikasi.
b. Teknik Penilaian Pengetahuan
a) Tes Tulis
Tes Tulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang
direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta didik. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benarsalah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi Petunjuk Teknis
penskoran.Sesuai dengan karakter kurikulum 2013 yang menuntut peserta didik
memiliki keterampilan berpikir kritis-kreatif, inovatif, kolaboratif dan komunikatif
yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka soal harus mengukur
kemampuan dalam kategori higher older thinking skills (HOTS).
b) Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar
pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan
peserta didik.
c) Tes Penugasan
Penugasan berupa tugas pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas
c. Teknik Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Pendidik dapat memilih
salah satu atau lebih penilaian kinerja sesuai dengan karakteristik KD. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a) Penilaian Praktik
Tes Praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b) Penilaian Proyek
Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis dalam waktu tertentu.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan yakni
Pengelolaan, Relevansi, Keaslian, dan Inovasi dan Kreatifitas.
c) Penilaian Portofolio
Penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik
dalam bidang tertentu untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Disimpan dalam suatu folder
dan diberi tanggal pembuatan sehingga perkembangan kualitasnya dapat dilihat dari
waktu ke waktu.
d) Penilaian Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat hasil karya,
produk-produk, teknologi, dan seni. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap
dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan
(proses), dan tahap produk atau hasil.
9. SILABI PENGEMBANGAN KURIKULUM PADA TIAP MATA PELAJARAN.

Anda mungkin juga menyukai