Anda di halaman 1dari 4

Landasan Pengembangan Kurikulum

Suatu pegangan harus digunakan oleh pengembang untuk mengembangkan kurikulum. Dalam

pelaksanaannya, ada empat cara:

1. Landasan Filosofis
Filsafat memainkan peran penting dalam proses pengembangan kurikulum. Ada empat fungsi

filsafat dalam pengembangan kurikulum:

1) Filsafat dapat menetapkan jalan dan tujuan pendidikan;

2) Filsafat dapat menentukan isi dan materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai;

3) Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan; dan

4) melalui filsafat dapat menentukan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan.

2. Landasan Psikologis

Perilaku adalah komponen penting dari belajar. Dalam lingkungan belajar, yang terdiri dari

lingkungan fisik dan lingkungan sosial, individu akan mengalami perkembangan untuk mencapai

kedewasaan, yang mencakup perkembangan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan
moral. Meskipun pembelajaran adalah proses untuk mengubah perilaku seseorang menjadi lebih
baik, tidak semua perubahan terjadi karena pembelajaran.

3. Landasan Sosiologis

Sekolah membantu mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Kurikulum sebagai alat dan pedoman untuk proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan

kebutuhan dan kebutuhan masyarakat. Dalam konteks ini, sekolah bukan hanya berfungsi untuk

menyebarkan kebudayaan dan nilai-nilai masyarakat, tetapi juga berfungsi untuk mempersiapkan
anak didik untuk hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum tidak hanya mengandung
nilai-nilai dari berbagai masyarakat, tetapi juga mengandung semua yang dibangkitkan oleh
masyarakat.

4. Landasan Ilmu Pengetahuan

Kurikulum dimulai dengan hasil penelitian dan aplikasi ilmu pengetahuan. Pengaruh
perkembangan teknologi terhadap masyarakat meliputi:

1) komunikasi,

2) transportasi,

3) mekanisasi,

4) industri dan pertanian,

5) senjata.

Sedangkan pengaruh perkembangan teknologi terhadap pendidikan meliputi:

1) pendidikan melalui media sosial,

2) teknologi industri menghasilkan alat dan 9166 Journal on Education, Volume 06, No. 01,
September-Desember 2023, hal. 9163 – 9172 bahan pendidikan,

3) menuntut penguasaan pengetahuan lahan untuk pengembangan pendidikan,

4) kebutuhan pendidikan untuk mengubah sistem dan isi pelajaran Kurikulum KTSP
Pengertian dan Implementasi KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum yang dibuat dan diterapkan oleh setiap

satuan pendidikan (Rahman & Prasetyo, 2023). Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 (pasal
1, ayat 15) menyatakan, KTSP adalah kurikulum operasi yang dibuat dan diterapkan oleh satuan

pendidikan.. (Rahman & Prasetyo, 2023). KTSP adalah pemikiran modern dalam perkembangan

kurikulum, yang menyerahkan kemandirian terhadap suatu pendidikan dan keterlibatan

kolaboratif, serta memperlancar teknik pembelajaran di Sekolah (Nisa, 2021).

Kurikulum selalu mengalami perubahan dan pergeseran, terlepas dari sejarahnya. Kurikulum

KTSP dibuat sebagai hasil dari pelaksanaan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 adalah komponen kurikulum ini,
tetapi isi dan pendekatan pengembangan pembelajaran tetap berhasil. Sifat paket kompetensi
yang ada di KTSP mirip dengan sifat kurikulum KBK (Fuad et al., 2023). KTSP dimulai dengan
memastikan bahwa kurikulum dapat diterima dengan baik oleh siswa, yaitu dalam proses belajar
mengajar.

Pembelajaran biasanya terdiri dari tiga langkah utama: pembukaan, pembentukan kompetensi,
dan penutup. Guru harus melakukan pembukaan sebagai tanda pelajaran dimulai. Membuka
pembelajaran adalah persiapan untuk mendorong mental siswa dan mendorong mereka untuk
fokus pada belajar (Rahman & Prasetyo, 2023).

Tujuan Kurikulum KTSP

Tujuan kurikulum KTSP adalah untuk membuat kurikulum yang sesuai dengan kekhasan
(karakteristik), kondisi, potensi, kebutuhan dan permasalahan daerah, serta satuan pendidikan
dan peserta didik. Selain itu, kurikulum tersebut harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional
(Baedhowi 2017). Dengan mempertimbangkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa KTSP
memiliki dua tujuan: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dan khusus KTSP tetap
mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Tujuan khusus KTSP adalah meningkatkan mutu
pendidikan pengembangan kurikulum dan meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan
pendidikan. Selain itu, KTSP bertujuan untuk menciptakan kemandirian guru dengan mengubah
sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik.

Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum KTSP

Kurikulum KTSP memberikan beberapa kelelebihan (Fuad et al., 2023), diantaranya:

a. mendorong otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan mendorong guru,


kepala sekolah, dan manajemen sekolah untuk lebih kreatif.
b. Sekolah dapat menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu sesuai
dengan kebutuhan siswa dengan KTSP.
c. Selain itu, KTSP memberi sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menyesuaikan
kurikulum mereka dengan Analisis Perbandingan Kurikulum KTSP, K13 dan Kurikulum
Merdeka di Sekolah Dasar, Muh. Nana Supriatna, Istiqomah Eka Diyanti, Ratna Sari Dewi
9167 kebutuhan.

Kurikulum KTSP memiliki beberapa kekurangan, di antaranya adalah sebagai berikut:

a.Isi dan pesan kurikulum masih terlalu luas, ditunjukkan dengan banyak mata pelajaran dan
materi yang luas, dan sulit melampaui perkembangan usia anak;

b. Kurikulum lebih banyak berfokus pada kompetensi yang telah dikembangkan daripada
kompetensi yang telah dikembangkan; dan

c. Kurikulum kurang memprioritaskan kompetensi yang telah dikembangkan daripada kompetensi


yang telah dikembangkan.

Kurikulum 2013

Pengertian dan Implementasi Kurikulum 2013 Menurut Mulyono dalam (Ahmad Suryadi, 2020),
kurikulum 2013 bermasalah dengan pendekatan pembelajarannya. Sebelum ini, metode materi
digunakan.
Kurikulum 2013 berfokus pada pembentukan individu yang inovatif, kreatif, dan produktif (Latifah
Hanum, 2017). Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum sebelumnya, kurikulum
KTSP.

Tujuan pembentukannya adalah untuk melengkapi kekurangan kurikulum sebelumnya. Kurikulum


2013 dirancang untuk meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang baik.
Pembelajaran yang menugaskan pengetahuan dan keterampilan yang dapat menumbuhkan sikap
spiritual dan sosial diharapkan dapat menumbuhkan budaya keagamaan di sekolah (Wiyogo,
2020). Salah satu perubahan utama dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 adalah pola pikir
yang diubah. Kurikulum 2013 mengadopsi pendekatan ilmiah (Saintific Approach), yang
mendorong siswa untuk mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan membentuk jaringan.
Perubahan lainnya adalah materi menjadi lebih mendalam dan lebih luas, sepenuhnya diserahkan
kepada guru untuk memenuhi kebutuhan, sehingga siswa diarahkan untuk menggunakan
pengetahuan yang diajarkan, bukan hanya menghafal atau memahami secara kognitif. Proses
pembelajaran penyesuaian beban yang tidak memberatkan siswa juga mengalami perubahan.
Kurikulum 2013 dirancang untuk mencakup bidang sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui
penilaian proses hasil belajar yang menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik adalah
pengukuran yang signifikan secara signifikan atas hasil belajar siswa dalam bidang sikap,
keterampilan, dan pengetahuan ini (Nainggolan et al., 2022).

Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 memiliki tujuan berikut (Latifah Hanum, 2017):

a. Mengatasi tantangan global yang terus berkembang dengan menyeimbangkan keterampilan


halus dan keras melalui ketrampilan, pengetahuan dan sikap.

b. meningkatkan dan membentuk sumber daya manusia inovatif, produktif, dan kreatif untuk
membantu pembangunan negara dan bangsa.

c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi


pembelajaran karena pemerintah telah menyiapkan semua komponen kurikulum dan buku teks
yang digunakan dalam pembelajaran.

d. Meningkatkan fungsi pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat secara proporsional dalam
penentuan dan pengawasan kualitas kurikulum 2013 dapat dirancang oleh sekolah sesuai dengan
kondisi satuan sekolah.

e. Meningkatkan kompetisi yang sehat di antara satuan pendidikan mengenai standar pendidikan
yang diharapkan kurikulum 2013 dapat disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, 9168
Journal on Education, Volume 06, No. 01, September-Desember 2023, hal. 9163 – 9172
kebutuhan siswa, dan potensi lokal.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk melihat, bertanya,
bernalar, dan menyampaikan pengetahuan mereka setelah mempelajari materi pembelajaran.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya sebagai subjek
pembelajaran. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebihmenekankan pada
tiga aspek: menjadikan siswa berakhlak mulia (afektif), berketerampilan (psikomotorik), dan
berpengetahuan (kognitif). Oleh karena itu, diharapkan siswa menjadi lebih produktif, inovatif,
dan kreatif (Yusuf, 2018).

Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 menurut Wiwin dalam (Fuad et al., 2023) yaitu:

A Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan kontekstual (alamiah) karena berfokus dan


bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kemampuan sesuai
dengan kemampuan mereka sendiri. Dalam situasi ini, peserta didik berfungsi sebagai subjek
belajar, dan proses belajar berlangsung secara natural dalam bentuk kerja, berdasarkan
kompetensi tertentu daripada transfer pengetahuan;

B. Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter mungkin menjadi dasar untuk
membangun kemampuan tambahan. Standar kompetensi tertentu dapat digunakan untuk
mengoptimalkan penguasaan pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan pengembangan aspek
kepribadian;
c. Pendekatan kompetensi dapat mempercepat pengembangan bidang studi atau mata pelajaran
tertentu, terutama yang berkaitan dengan keterampilan; d. Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan antara siswa yang tinggal di kota atau di desa. Anak-anak di desa seringkali
tidak diberi kesempatan untuk mencapai potensi terbaik mereka; e. Guru bertanggung jawab atas
persiapan.

Guru juga perlu terus meningkatkan kemampuan mereka melalui pendidikan dan pelatihan calon
guru untuk terus meningkatkan keahlian profesional.

Kurikulum 2013 memiliki beberapa kekurangan, termasuk:

a. Rumitnya penilaian;

b. sedikitnya pelatihan serta sosialisasi tenaga pendidik;

c. Terlalu sedikit bahan ajar dan referensi lain;

d. minimnya sarana, fasilitas, dan perlengkapan penunjang yang diperlukan untuk proses
pembelajaran;

e. Pemerintah sepertinya menganggap semua siswa dan guru memiliki kapasitas yang sama
dalam kurikulum 2013;

f. Belum semua guru memiliki kemampuan dan pemahaman yang diperlukan untuk melaksanakan
kurikulum 2013. Selain itu, guru tidak pernah terlibat secara langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013;

g. Kurikulum 2013 tidak mengimbangi orientasi proses pembelajaran dengan hasilnya. Kebijakan
ujian nasional (UN) masih diberlakukan, yang membuat keseimbangan sulit dicapai;

h. Banyaknya materi yang harus siswa kuasai, pada akhirnya materi yang diberikan oleh pengajar
tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa; i. Panjangnya jam pelajaran membuat siswa
terbebani, pada akhirnya malah membuat siswa menjadi lelah belajar, bukan menjadi pandai;
dan

j.Siswa masih terbatas dalam pengetahuan tentang teknologi dan informasi yang diperlukan
untukpembelajaran online. Analisis Perbandingan Kurikulum KTSP, K13 dan Kurikulum Merdeka
di Sekolah Dasar, Muh. Nana Supriatna,

Anda mungkin juga menyukai