Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM

DI INDONESIA
Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan

Anggota Kelompok :
1. Ani Adibatin

: NIM 15.61.1506

2. Suyiyem

: NIM 15.61.1530

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA


INDONESIA (STIEPARI) SEMARANG
2016

I.

PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan unsur penting dalam setiap bentuk dan model


pendidikan. Tanpa kurikulum para perencana pendidikan dan para pelaku
pendidikan akan mengalami kesulitan dalam mengukur dan mencapai tujuan
pendidikan yang diselenggarakan. Mengingat pentingnya kurikulum terhadap
pelaksanaan dan keberhasilan pendidikan, diperlukan pemahaman yang tepat
oleh semua pelaksana pendidikan. Selama ini ada beberapa

fihak yang

memahami kurikulum sebatas sebagai rencana pembelajaran yang harus


ditempuh atau diselesaikan peserta didik guna mencapai tingkatan tertentu.
Apabila kurikulum hanya dipahami secara sempit, maka dinamika proses
pembelajaran dan kreativitas guru dan siswa akan terhenti. Guru dan murid
hanya terhenti pada sasaran materi yang dipancangkan pada buku kurikulum itu
saja tanpa memperhatikan faktor lain yang telah berkembang begitu cepat dalam
masyarakat.
Pemahaman yang benar tentang kurikulum sangat penting, karena ikut
menentukan

arah

pembelajaran

yang

terkait

dengan

proses

maupun

substansinya. Jika kurikulum hanya dipandang dalam arti sempit, jangan


diharapkan pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan akan mendapatkan
hasil secara maksimal. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (19)
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan
pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

II.

PEMBAHASAN

Dalam tulisan ini penulis akan membahas segitiga emas yang saling
berhubungan terdiri dari a) Pengembangan kurikulum 2013, b) Strategi
pembelajaran, serta c) Mutu pendidikan. Hubungan antara ketiganya sangat erat,
karena kurikulum menyediakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan cara, metode, sumber, maupun
pendekatan yang digunakan untuk melakukan pengajaran yang baik, efektif dan
efisien demi tercapainya tujuan yang terdapat dalam pembelajaran. Mutu
pendidikan yang meningkat merupakan cita-cita nasional yang akan kita capai.
a. Pengembangan kurikulum 2013
Ada beberapa pengertian tentang kurikulum. Menurut Inlow (1966):
Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk
membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang
mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui
berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Omar Hamalik, (1992), kurikulum sebagai
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik

untuk

memperoleh ijazah. Ijazah pada hakekatnya merupakan indikator mengenai


penguasaan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah. Menurut Beane
(dalam suyanto, 2006 : 21-23 ) kurikulum dipandang sebagai akumulasi
pengalaman pendidikan yang diperoleh peserta didik sebagai hasil dari aktifitas
belajar.
Dalam sejarah, di Indonesia telah berulang kali melakukan penggantian
kurikulum, yaitu : tahun 1947- leer plan (rencana pelajaran), tahun 1952 rencana pelajaran terurai, tahun 1964 - rencana pendidikan, tahun 1968
-kurikulum1968, tahun 1975 - kurikulum 1975, tahun 1984 - kurikulum

1984, tahun 1994 dan 1999 - kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum
1999, tahun 2004 - kurikulum berbasis kompetensi, tahun 2006 - kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kurikulum 2013. Pergantian kurikulum ini terjadi
seiring dengan perkembangan tuntutan jaman.
Perkembangan terakhir, kurikulum yang akan diberlakukan di seluruh
wilayah Indonesia adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan
penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya dan sudah dilaksanakan
secara piloting di SD-SD tertentu sejak tahun 2013. Kurikulum 2013
mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana
peserta didik dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses serta memiliki
sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi.
Pengembangan kurikulum ini dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, berupa 1) Tantangan internal terhadap pemenuhan 8
standar pendidikan dan perkembangan penduduk Indonesia usia produktif yang
melimpah maupun 2) Tantangan eksternal yang berkaitan dengan tantangan
masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi,
serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka, 3) Penyempurnaan pola pikir
dalam proses pembelajaran, 4) Penguatan tata kelola kurikulum, 5) Pendalaman
dan perluasan materi (Materi Pelatihan Implementasi kurikulum 2013 SD Kelas
4 : 2-4)
Dalam perkembangan terakhir ini lembaga formal di Indonesia
menggunakan 2 kurikulum yaitu KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Ada sekolah
yang menggunakan kurikulum KTSP 2006 saja, ada yang menggunakan KTSP
2006 untuk kelas tertentu, kurikulum 2013 untuk kelas tertentu, dan ada sekolah
yang sudah menggunakan kurikulum 2013 secara penuh. Hal ini berkaitan
dengan tingkat kesiapan dari masing-masing sekolah dalam menggunakan
kurikulum 2013.

b. Strategi pembelajaran
Sadiman, dkk (1986) dalam bukunya Warsita (2008: 266): Strategi
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Dick dan
Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007): Strategi Pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang
digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.

Strategi pembelajaran bukan hanya sebatas pada

prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan
materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik. J.R David (Wina Senjaya, 2008):
Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Miarso
(2004) dalam Bukunya Warsita (2008: 266): Strategi pembelajaran adalah suatu
kondisi yang diciptakan oleh guru dengan sengaja agar peserta difasilitasi dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Berbagai strategi pembelajaran sudah dicoba dan dilaksanakan dalam
proses pembelajaran di Indonesia dengan menyesuaikan kurikulum yang
dipakai. Perkembangan strategi pembelajaran selalu terjadi seiring dengan
perkembangan zaman dan perubahan kurikulum. Banyak istilah yang
pengertiannya mirip dengan pengertian strategi pembelajaran, antara lain :
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik
pembelajaran, taktik pembelajaran, model pembelajaran. Adapun strategi
pembelajaran tersebut dapat dibedakan dalam 7 jenis, yaitu strategi
pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran inquiri, strategi pembelajaran
berbasis masalah, strategi pembelajarn peningkatan kemampuan berfikir, strategi
pembelajaran kooperatif, strategi pembelajaran kontekstual, dan strategi
pembelajaran afektif .

Dalam kurikulum 2013, ada beberapa strategi pembelajaran yang bisa


digunakan yaitu 1) Srtategi pembelajaran tematik integratif. Strategi ini
merupakan pendekatan pembelajaran dengan mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema sehingga siswa
berpeluang menggunakan talentanya, untuk secara cepat mengkonseptualisasi
dan mensintesis, mengakomodasi lingkungan belajar, dan bisa memperoleh
pengalaman belajar. 2) Strategi pembelajaran discovery lerning. Dalam strategi
ini anak tidak disajikan dalam bentuk final, namun diharapkan anak bisa
mengorganisasi sendiri, bisa menemukan sendiri, dan menghilangkan skeptisme
(keragu-raguan) 3) Strategi pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Strategi
ini pelaksanaannya meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Dengan demikian, mendorong murid
untuk berfikir secara kritis, rasional, dan obyektif dan menyentuh ranah sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan.
c. Mutu Pendidikan
Berbicara tentang mutu pendidikan tidak hanya sebatas soal hasil, terapi
juga menyangkut proses dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan dikatakan
bermutu apabila proses belajar mengajar berjalan dengan baik, efektif, dan
efisien. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar apabila guru dan peserta
didik bisa berkomunikasi dengan baik, lingkungan belajar nyaman, serta
didukung sarana prasarana yang memadai. Mutu pendidikan bila dilihat dari
hasil, mengacu pada prestasi yang diperoleh peserta didik maupun sekolah untuk
kurun waktu tertentu. Kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusan-lulusan
terbaik juga menunjukkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Makin baik
lulusan yang dihasilkan, maka makin meningkat mutu pendidikan itu. Oleh
karena itu, maka peningkatan profesionalisme seorang guru harus terus
dikembagkan dan ditingkatkan.

III.

PENUTUP

Banyak sekali aspek yang terkait dengan pengembangan kurikulum.


Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, kesiapan guru, proses pembelajaran
dikelas sampai dengan evaluasi dan tindak lanjut. Dengan kata lain kurikulum
dapat dilihat sebagai produk/KTSP, sebagai program, sebagai hasil belajar, dan
sebagai pengalaman belajar. Kurikulum sebagai acuan bagi guru dalam
mengembangkan strategi pembelajaran secara tepat dalam rangka meningkatkan
mutu

pendidikan.

Begitu

pentingnya

kurikulum

terhadap

pelaksanaan

pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan institusional yang


mengacu pada tujuan pendidikan nasional, maka kurikulum harus selalu
diadakan evaluasi.
Dengan diadakannya evaluasi terhadap kurikulum, akan diketemukan
letak kekurangan, letak kelebihan, serta aspek-aspek yang harus diperbaharui
untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Keberhasilan pencapaian
kurikulum tidak bisa dipisahkan dengan kemampuan dan ketrampilan guru
dalam memilih strategi pembelajaran. Melalui strategi pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru sangat memungkinkan timbulnya motivasi dan minat
belajar dari peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila seorang
guru bisa memilih dan menggunakan strategi pembelajaran secara tepat, maka
muatan yang terdapat dalam kurikulum akan bisa tercapai lebih maksimal, dan
apabila pencapaian terhadap kurikulum itu bisa maksimal, maka mutu
pendidikan semakin meningkat. Tingkat keberhasilan pencapaian kurikulum
yang berupa lulusan merupakan salah satu indikator dari mutu tidaknya suatu
pendidikan. Guru yang profesional akan tepat dalam memilih strategi
pembelajaran. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa antara strategi
pembelajaran, mutu pendidikan dan kurikulum merupakan tiga segitiga emas
yang saling mengait dan saling mendukung dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan nasional dan harus selalu diadakan evaluasi terhadap ketiganya.

DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 : Jakarta : Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia.
Ngalimun, dkk. 2015. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Oemar Hamalik, 1992, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum,
Bandung: Mandarmaju
Panitia sertifikasi guru rayon 112, 2013. Bahan Ajar Pendidikan Dan Latihan
Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Semarang : Universitas
Negeri Semarang.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007. Ilmu & Aplikasi Pendidikan.
Bandung: Imtima.
Wina Sanjaya, 2005, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta, : Kencana Prenada Media

Anda mungkin juga menyukai