Disusun oleh:
Kelompok 10
Kode Kelas:
2102 F
Dosen Pengampu:
2023 M/ 1445 H
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara umum, merupakan suatu usaha untuk menambah
kecakapan, pengertian dan sikap belajar dan pengalaman yang diperlukan
untuk mementingkan kelangsungan hidup serta mencapai tujuan hidup.
Belajar mengajar sebagai salah satu proses merupakan suatu sistem yang
tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di
dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar.
Sumber belajar tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Demikian dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru
terdapat salah satu komponen pengajaran. Begitu juga pendidik atau guru
merupakan seorang fasilitator, yang bertugas memfasilitasi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik
harus mampu membangun suasana belajar yang kondusif sehingga siswa
mampu belajar sendiri.
Sebagai sebuah proses yang sengaja dilakukan atau direkayasa, proses
pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan, agar apa yang dilakukan
dapat berjalan dan menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan. Dengan
adanya perencanaan tersebut, maka proses yang akan dilaksanakan dalam
waktu yang panjang memiliki langkah yang jelas, dapat diprekdisikan
hasilnya, dapat diperkirakan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, dan
dapat pula digunakan untuk menentukan persyaratan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran di sekolah tersebut.
Masalah yang sering dihadapi pengajar berkenaan dengan proses
pembelajaran adalah bagaimana pengajar menyampaikan pesan materi
dengan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
1
pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru
sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan,
sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang
dapat diukur keberhasilannya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang desain
strategi pembelajaran, yang mungkin bisa menambah pengetahuan dalam
mengembangkan desain strategi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud desain strategi belajar mengajar?
2. Apa saja tujuan dari desain strategi belajar mengajar?
3. Apa saja macam-macam strategi pembelajaran?
4. Apa saja manfaat dari penggunaan strategi belajar mengajar?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka
Tujuan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian desain strategi belajar mengajar.
2. Mengetahui tujuan dari mendesain strategi belajar mengajar.
3. Mengetahui macam-macam strategi pembelajaran.
4. Mengetahui manfaat penggunaan strategi belajar mengajar yang baik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2022),
hal. 65-66.
3
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan kegiatan pembelajaran
yang telah ditentukan.2
Menurut Kimbley dalam Hergenhahn dan Olson (2010) mengemukakan
bahwa belajar adalah perubahan yang relatif permanen di dalam potensi
behavioral (behavioral potentiality) yang terjadi sebagai akibat praktik yang
diperkuat (reinforced practice).3 Namun, ada pendapat yang mungkin lebih
mudah dipahami, yaitu yang dikemukakan oleh Gagne dalam Dahar (2011)
bahwa belajar merupakan suatu proses di mana pebelajar berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman. 4 Sedangkan Mengajar adalah menyampaikan
ilmu pengetahuan kepada siswa sebagaimana dikatakan oleh Kunandar
(2007) bahwa dalam pandangan tradisional, mengajar dimaknai sebagai
penyerahan kebudayaan berupa pengetahuan, pengalaman, dan kecakapan
kepada siswa.5
Pengertian tersebut merupakan paradigma lama tentang mengajar.
Pengertian ini seakan-akan melihat siswa sebagai individu yang tidak bisa
berbuat apa-apa. Dalam konteks saat ini tidak bisa dipungkiri jika ada siswa
yang memiliki pengetahuan yang luas tentang suatu hal dibandingkan guru
karena sumber belajar berada di mana-mana. Kehadiran internet dewasa ini
memberi peluang kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak
tentang apa saja. Jadi, guru harus mengubah paradigma lama mereka tentang
mengajar.
Pengertian mengajar dalam konteks sekarang menurut Subana dan Sunarti
(2009) adalah (a) membimbing siswa tentang cara belajar, bukan mengajari
siswa tentang materi ajar, (b) mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar-
2 Arifuddin M Arif, dkk, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2022),
hal. 19-20.
3 Hergenhahn B.R. dan Matthew H. Olson, The Theorist Of Learning (Teori Belajar),
hal. 10.
5 Kunandar, Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (edisi revisi), (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), hal.
23.
4
mengajar yang diharapkan. 6 Pengertian yang pertama menempatkan guru
sebagai pembimbing, menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar-
mengajar, memberikan peluang untuk diterapkannya prinsip CBSA secara
sempurna, dan memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran secara
sempurna. Pengertian kedua mengandung makna adanya pengaturan
lingkungan sebaik-baiknya, menjadikan lingkungan sebagai stimulus bagi
berlangsungnya proses belajar-mengajar, dan lingkungan perlu ditata agar
dapat merangsang minat dan motivasi belajar siswa.
Jadi, desain strategi pembelajaran merupakan proses perencanaan yang
sistematis atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau
tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu, bukan hanya
terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan
kepada peserta didik. 7 Dalam desain strategi belajar mengajar, perlu
memperhatikan karakteristik siswa dan konteks pembelajaran untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa desain strategi
belajar mengajar adalah proses perencanaan dan pengembangan rencana
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan. Desain strategi belajar mengajar meliputi pemilihan metode
dan teknik pengajaran yang tepat, penentuan materi pembelajaran yang
relevan, serta penilaian dan evaluasi hasil belajar siswa. Desain strategi
belajar mengajar juga harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan siswa serta perkembangan teknologi dan
informasi yang terus berkembang.
5
B. Tujuan Desain Strategi Belajar Mengajar
8
Mukhammad Bakhruddin, dkk, Strategi Belajar Mengajar : Konsep Dasar dan
Implementasinya, (Bojonegoro: CV. Agrapan Media, 2021), hal. 10-11.
6
hasil belajar secara terus-menerus. Secara keseluruhan, tujuan strategi belajar
mengajar dan tujuan mendesain strategi belajar mengajar saling berkaitan dan
saling melengkapi untuk mencapai hasil belajar yang optimal bagi siswa.
9
Isriani Hardini, dkk, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta: Familia, 2012) hal. 212.
10
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013) hal. 10.
7
biasanya bersifat deduktif. Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk
direncanakan dan dilaksanakan, sedangkan kelemahan utama adalah
membangun dan mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-
proses dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan berhubungan
interpersonal serta belajar kelompok. 11
2. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa
yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, menggambarkan
inferensi berdasarkan data. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran
guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber
personal (resource person). Selain itu guru memberi kesempatan agar
siswa terlibat dan memberi umpan balik. Guru merancang lingkungan
belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat. Pembelajaran tidak
langsung menggunakan bahan-bahan cetak, non cetak atau sumber-sumber
lainnya.
Pada pembelajaran tidak langsung guru memfasilitasi siswa untuk
berfikir, antara lain melalui kegiatan berikut:
a. Pengajuan pertanyaan yang tidak mengarah, dan selanjutnya
memunculkan ide pada diri siswa;
b. Menangkap isi pembicaraan atau jawaban siswa yang dapat digunakan
untuk menolong mereka dalam melihat permasalahan secara lebih teliti;
c. Menarik kesimpulan dari diskusi kelas yang mencakup berbagai
pertanyaan yang berkembang;
d. Menggunakan waktu tunggu untuk memberi kesempatan berfikir pada
siswa dan memberi penjelasan.12
11
Ibid, hal. 11.
12
Ibid, hal. 78-79.
8
Strategi pembelajaran interaktif lebih berbentuk pada diskusi dan saling
berbagi. Diskusi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan
pengetahuan, guru atau kelompoks. Dalam strategi ini dikembangkan
metode-metode interaktif. Didalamnya terdapat kelompok kecil dan kerja
sama secara berpasangan. Strategi pembelajaran interaktif adalah suatu
cara atau Teknik pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyajikan
bahan pelajaran. Dimana guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan
suasana interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, dan dengan sumber pelajaran sebagai penunjang
tercapainya tujuan belajar. 13
4. Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman (Experiential Learning)
Strategi belajar melalui pengalaman ini berpusat pada siswa, dan
berorientasi pada aktivitas. Penekanan strategi belajar melalui pengalaman
adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat
menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Contohnya, menggunakan metode simulasi dan metode observasi. 14
Tujuan dari belajar bukan semata-mata berorientasi pada penguasaan
materi dengan menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi
atau materi pelajaran. Orientasi sesungguhnya dari proses belajar adalah
memberikan pengalaman untuk jangka panjang. Dengan konsep ini, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.15
5. Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif inidvidu, kemandirian, dan peningkatan diri.
Fokusnya adalah merencanakan pembelajaran yang dibuat oleh peserta
didik dan dibantu oleh guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan
9
teman atau kelompok kecil. Proses pembelajaran mandiri memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit
bantuan guru. Mereka mengikuti kegiatan pembelajaran dengan materi
yang sudah dirancang khusus, sehingga masalah dan kesulitan sudah
diatasi sebelumnya. Strategi belajar mandiri sangat bermanfaat karena
dianggap mudah, tidak mengikat, serta melatih kemandirian peserta didik
dan tidak tergantung kepada guru. 16
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
dibagi menjadi beberapa macam, yaitu strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction),
strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction), strategi
pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning), dan strategi
pembelajaran mandiri. Dengan berbagai macam strategi pembelajaran maka
proses pembelajaran akan lebih terarah dan mempermudah proses tersebut
agar mendapatkan hasil belajar yang optimal. Strategi pembelajaran berperan
sebagai acuan dan pedoman bagi guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran sehingga memudahkan murid dalam menyerap isi materi yang
disampaikan oleh guru.
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006) hal. 128-129.
10
guru, namun guru harus pandai mempertimbangkan strategi yang akan
digunakan tersebut.17
Berdasarkan uraian di atas dapat kita maknai bahwa strategi belajar
mengajar begitu penting dirumuskan guru sebelum melaksanakan
pembelajaran, serta perlu melakukan format ulang bila tidak sesuai dengan
kondisi kelas, situasi kelas, karakteristik siswa yang ditemui dan materi yang
akan diajarkan, kenapa demikian? Karena tugas guru membimbing siswa
untuk mendapatkan hasil pembelajaran secara optimal.18Adapun manfaat dari
penggunaan strategi belajar mengajar bagi siswa dan guru adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat Bagi Siswa
Manfaat strategi pembelajaran bagi siswa yaitu terbiasa belajar dengan
perencanaan yang disesuaikan dengan kemampuan diri sendiri, serta
pengalamannya sendiri sehingga dapat memacu prestasi belajar siswa
berdasarkan kecepatan belajarnya dengan optimal, serta dapat mencapai
hasil belajar yang efektif dan efisien, dan siswa juga dapat mengulang uji
kompetensi (remidi) jika terjadi kegagalan dalam uji kompetensi.
b. Manfaat Bagi Guru
Manfaat strategi pembelajaran bagi guru yaitu dapat mengelola proses
pembelajaran untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien, serta dapat
mengontrol kemampuan siswa secara teratur. Guru juga dapat mengetahui
bobot soal yang dipelajari siswa pada saat proses belajar mengajar dimulai.
Sehingga guru dapat memberikan bimbingan kepada siswa ketika
mengalami kesulitan, Guru dapat membuat peta kemampuan siswa
sehingga dapat dipakai sebagai bahan analisis.19
17 Maulana Akbar Sanjani, "Pentingnya Strategi Pembelajaran Yang Tepat Bagi Siswa",
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, Vol.10 No. 2, (Oktober 2021), hal. 36.
18 Ikbal Barlian, "Begitu Pentingkah Strategi Belajar Mengajar Bagi Guru", Jurnal Forum
11
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
memiliki berbagai manfaat dalam proses pembelajaran, terutama bagi guru
dan siswa itu sendiri. Manfaat strategi pembelajaran bagi guru yaitu guru
mampu mengelola pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
dan hasil proses pembelajaran yang efektif dan efisien, guru juga mampu
mengenal dan memahami kebutuhan siswa, guru mampu mengontrol
kemampuan siswa dan mampu mengidentifikasi bobot soal yang dipelajari
siswa, serta guru mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam
mengajar. Sedangkan manfaat strategi pembelajaran bagi siswa yaitu siswa
mampu belajar dengan perencanaan yang sesuai dengan kemampuannya dan
pengalamannya sendiri sehingga dapat mencapai hasil belajarnya dengan
efektif dan efisien, siswa mampu meningkatkan kemampuan sosial dan
emosionalnya, meningkatkan pemahaman dan kreativitasnya, meningkatkan
motivasi dan partisipasinya dalam belajar, serta kemampuannya dalam
berpikir kritis.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari paparan teori di atas, dapat dipahami bahwa desain strategi belajar
mengajar adalah proses perencanaan dan pengembangan rencana
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan. Desain strategi belajar mengajar meliputi pemilihan metode
dan teknik pengajaran, penentuan materi pembelajaran, serta penilaian dan
evaluasi hasil belajar siswa. Selanjutnya, tujuan strategi pembelajaran adalah
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, sehingga
siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Sementara itu, tujuan
mendesain strategi belajar mengajar adalah untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif dan merangsang bagi siswa, sehingga mereka
dapat belajar dengan lebih baik dan lebih cepat.
Strategi pembelajaran dibagi menjadi beberapa macam, yaitu strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), strategi pembelajaran tidak
langsung (indirect instruction), strategi pembelajaran interaktif (interactive
instruction), strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiential
learning), dan strategi pembelajaran mandiri. Dengan berbagai macam
strategi pembelajaran, maka proses pembelajaran akan lebih terarah dan
mempermudah proses tersebut agar mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Strategi pembelajaran berperan sebagai acuan dan pedoman bagi guru dalam
menyampaikan materi sehingga memudahkan siswa dalam menyerap isi
materi.
Selain itu, strategi pembelajaran memiliki berbagai manfaat dalam proses
pembelajaran, yaitu bagi guru dan siswa. Manfaat strategi pembelajaran bagi
guru yaitu guru mampu mengelola pembelajaran agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan optimal, guru juga mampu memahami
13
kebutuhan siswa sehingga mampu mengontrol kemampuan siswa, serta guru
mampu meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam mengajar. Sedangkan
manfaat strategi pembelajaran bagi siswa, yaitu siswa mampu belajar dengan
perencanaan yang sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya sendiri,
sehingga siswa mampu meningkatkan pemahaman, kemampuan berpikir
kritis, kreativitas, motivasi, dan partisipasinya dalam belajar.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Sanjaya, W. (2022). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta
: Kencana.
16