Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDEKATAN, MODEL, METODE & MEDIA


PEMBELAJARAN IPA

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPA di SD


Dosen Pengampu : Dr. Wahyu Kurniawati, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :
Ari Fitri Utami, S.Pd. NPM : 2225500078
Iswahyuni, S.Pd. NPM : 22155200081

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2023

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan peserta
didik dan sumber belajar pada lingkungan belajar sehingga terjadi proses
transfer ilmu pengetahuan dan pembentukan sikap peserta didik. Intinya guru
membantu peserta didik supaya dapat belajar dengan baik sehingga terjadi
peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini merupakan faktor utama yang
menentukan keberhasilan pembangunan bangsa. Kualitas pendidikan ini
ditentukan oleh proses dan hasil belajar mengajar. Untuk dapat membantu
peserta didik belajar dengan baik, maka pembelajaran harus dibuat semenarik
mungkin termasuk dalam pembelajaran IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
tentang alam semesta beserta interaksi yang terjadi di dalamnya. IPA terdiri
dari Biologi, Kimia, dan Fisika. Pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan
pengetahuan saja tetapi juga merupakan proses penemuan yang melibatkan
siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan guru supaya kegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan dan
tidak monoton, diantaranya penggunaan bahan ajar, media, metode, dan
model pembelajaran. Model pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan
jenjang pendidikan dan usia peserta didik. Selain itu model pembelajaran IPA
juga harus menyesuaikan situasi belajar siswa dengan situasi kehidupan nyata
di masyarakat. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan alat-alat
atau media belajar yang ada di lingkungan dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini bertujuan supaya siswa memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang alam dan menumbuhkan kemampuan berpikir sesuai
dengan Profil Pelajar Pancasila.
Pendidik harus menguasai berbagai variasi model pembelajaran
karena setiap anak memiliki karakteristik dan gaya belajar yang berbeda

2
khususnya dalam pembelajaran IPA. Hal ini bertujuan supaya peserta didik
memahami konsep dalam IPA, meningkatkan rasa ingin tahu terhadap
peristiwa yang terjadi di alam sekitar, mengembangkan keterampilan proses
sehingga dapat menyelesaikan suatu masalah serta menambah wawasan.
Dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar yang cenderung belajar pada
hal-hal yang bersifat nyata atau konkret. Siswa terlibat langsung dalam
pembelajaran supaya kemampuan berpikirnya dapat berkembang dengan baik.
Pembelajaran IPA juga harus memperhatikan pengetahuan awal peserta didik
yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru merancang
kegiatan pembelajaran melalui berbagai aktivitas nyata yang terkait dengan
alam. Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas, laboratorium, atau dilakukan
langsung di alam terbuka. Untuk mengakomodasi hal tersebut, maka
diperlukan pembahasan terkait dengan pendekatan, strategi, model dan media
pembelajaran IPA khususnya di Sekolah Dasar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah seperangkat wawasan yang secara sistematis
digunakan sebagai landasan berpikir dalam menentukan strategi, metode, dan
teknik (prosedur) dalam mencapai target atau hasil tertentu sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan juga dapat diartikan sebagai suatu
perspektif atau cara pandang seseorang dalam menyikapi sesuatu.
Pendekatan pembelajaran berarti sudut pandang yang dilakukan
seorang pendidik terhadap proses pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.

B. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa latin strategia, yang diartikan sebagai
seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran
menurut Frelberg & Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai
berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk
siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely (1980)
mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih
untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa. Dick & Carey (1996) berpendapat bahwa
strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan
juga termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi
pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur
yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan
pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai
dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan
khusus pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach & Ely (1980) juga

4
mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik
(prosedur) yang akan menjamin bahwa siswa akan betul-betul mencapai
tujuan pembelajaran.

C. Metode dan Teknik


Kata metode dan teknik sering digunakan secara bergantian. Gerlach
& Ely (1980) mengatakan bahwa teknik (yang kadang-kadang disebut
metode) dapat diamati dalam setiap kegiatan pembelajaran. Teknik adalah
jalan atau alat (way or means) yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan
kegiatan siswa ke arah tujuan yang akan dicapai. Metode, menurut Winarno
Surakhmad (1986) adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode
mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang
dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan. Namun, metode kadang-
kadang dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural, sedangkan
teknik lebih bersifat implementatif, maksudnya merupakan pelaksanaan apa
yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.
Contohnya, guru A dan guru B sama-sama menggunakan metode
ceramah, keduanya mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode
ceramah yang efektif, tetapi hasil guru A berbeda dengan guru B karena
teknik pelaksanaannya yang berbeda. Jadi, tiap guru mempunyai teknik yang
berbeda dalam melaksanakan metode yang sama. Marilah kita tinjau kembali
pengertian strategi yang telah diuraikan tersebut di atas, bahwa strategi terdiri
dari metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa mencapai tujuan.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa strategi pembelajaran lebih luas daripada
metode dan teknik pembelajaran. Metode dan teknik pembelajaran
merupakan bagian dari strategi.

5
Gambar di atas menunjukkan bahwa metode merupakan
penjabaran dari pendekatan, dan teknik adalah penjabaran dari metode.
Pada saat yang sama, metode harus mengacu kepada pendekatan dan
teknik juga harus dalam bingkai metode.

D. Model Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


1. Discovery Learning (Belajar Penemuan)
Discovery Learning merupakan proses pembelajaran yang
melibatkan pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan
keterampilan dengan mengikuti langkah investigasi atau pendekatan
ilmiah. Metode ini melibatkan siswa untuk mencari, menelusuri,
mengolah dan menyelidiki dengan tahapan seperti menguji hipotesis,
merumuskan masalah dan mengumpulkan informasi tanpa pertolongan
orang lain. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong siswa
menemukan jawaban permasalahan yang akan dipecahkan.
2. Project Based Learning (PjBL)
PjBL adalah salah satu model yang ideal untuk memenuhi
keterampilan di abad 21 yang meliputi berpikir kritis,
kolaborasi,komunikasi dan kreativitas. Karakteristik PjBL adalah
a. Siswa membuat keputusan kerangka kerja
b. Siswa mengajukan permasalahan
c. Siswa mendisain proses untuk penyelesaian permasalahan

6
d. Siswa bertanggungjawab mencari dan mengolah informasi untuk
memecahkan masalah secara kolaboratif
e. Guru menjalankan evaluasi secara kontinyu
f. Siswa merefleksi atau mengevaluasi aktivitas secara berkala
g. Produk akhir dievaluasi secara kualitatif
h. Situasi pembelajaran dapat menolerasi kesalahan dan perubahan
3. Learning Cycle (Siklus Belajar)
Learning cycle adalah pembelajaran dimana siswa membangun
sendiri pengetahuan mereka (berbasis konstruktivisme) melalui
keterlibatan proses belajar yang aktif, guru berperan sebagai fasilitator.
Tahapan atau fase pada metode ini ada 7 yang dikenal dengan learning
cycle 7E, yakni:
a. Elicit
Mendatangkan pengetahuan awal untuk menimbulkan rasa ingin
tahu
b. Engage
Menarik perhatian siswa dengan merangsang kemampuan berpikir
dan motivasi siswa
c. Explore
Mengeksplorasi yakni mengamati, merekam data, merencanakan
percobaan, membuat grafik, menafsirkan hasil.
d. Explain
Menjelaskan hasil eksplorasi
e. Elaborate
Menerapkan simbol, konsep, definisi dan keterampilan pada
permasalahan yang berkaitan
f. Evaluate
Mengevaluasi secara formatif dan sumatif
g. Extend
Memperluas. Maksudnya mengajak siswa berpikir, mencari dan
menjelaskan contoh penerapan serta hubungan dengan konsep lain.

7
4. Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. Pengertian
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsep
pembelajaran dimana seorang guru dapat mengaitkan materi
pembelajaran dengan kondisi nyata dari peserta didik sehingga peserta
didik mengalami sendiri apa yang dipelajari. Hal ini bertujuan untuk
membantu siswa dalam memahami materi dengan
menghubungkannya dalam konteks kehidupan sehari-hari. Sebagai
contoh, guru dapat menugaskan kepada peserta didik secara
berkelompok untuk mengamati bentuk-bentuk tulang daun secara
langsung. Peserta didik Sekolah Dasar kelas rendah bisa saja belum
bisa membedakan secara nyata perbedaan kelenturan dan kekuatan
tulang daun dari setiap bentuk yang berbeda sehingga pengalaman
secara langsung sangat diperlukan.
b. Langkah-langkah
Adapun urutan kegiatan Model Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan apersepsi
Apersepsi adalah kegiatan yang dilakukan guru sebelum
memasuki kegiatan inti supaya peserta didik lebih focus pada
ilmu yang mau disampaikan. Kegiatan ini sangat penting karena
untuk mengetahui kesiapan belajar siswa, materi yang sudah
dipelajari masih terus diingat, sebagai persiapan untuk
penyampaian materi berikutnya, memotivasi belajar siswa.
Keberhasilan apersepsi ini tergantung dari kreatifitas guru untuk
menarik focus peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2) Pemodelan (modelling)
Guru menjadi sosok figure atau model dalam proses
pembelajaran dengan memperagakan sesuatu yang dapat ditiru

8
oleh peserta didik. Tetapi guru juga dapat memanfaatkan peserta
didik yang mempunyai kemampuan sebagai model dalam proses
pembelajaran.
3) Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan
peserta didik berdasarkan pengalaman. Pengetahuan peserta didik
terbentuk dari objek yang diamati dan kemampuan dalam
menginterpretasi. Peserta didik harus aktif dalam menyelesaikan
masalah dan guru sebagai fasilitator. Ketika siswa mengalami
kesulitan dalam belajar, maka guru memberi petunjuk, dorongan,
peringatan, dan menguraikan masalah
4) Masyarakat belajar
Penerapan pembelajaran secara berkelompok dapat
membantu siswa untuk bertukar informasi tentang materi
pembelajaran dan bertukar pengalaman. Kerjasama ini sangat
diperlukan dalam memecahkan suatu masalah.
5) Penilaian nyata
Penilaian sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran
dalam rangka mengetahui apakah peserta didik serius dalam
belajar dan mengetahui perkembangan belajar yang dilalui
peserta didik
6) Bertanya
Bertanya sebagai salah satu bentuk keingintahuan peserta
didik terhadap suatu hal sehingga dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa. Kreatifitas guru dalam dalam mengembangkan
teknik-teknik bertanya sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran
7) Refleksi
Kegiatan refleksi sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran dalam rangka memberi umpan balik secara lisan

9
atau tulisan kepada guru. Hal ini dilakukan sebagai salah satu
upaya peningkatan kualitas pembelajaran berikutnya
c. Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan dari model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning adalah langsung terkait dengan dunia nyata, melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran karena proses
pembelajaran berpusat pada siswa. Adapun kelemahannya adalah
terlihat perbedaan yang mencolok antara peserta didik yang memiliki
kemampuan unggul dan biasa, peserta didik yang tertinggal dalam
proses pembelajaran akan kesulitan mengejar ketertinggalannya
karena kesuksesan pembelajaran ini tergantung pada keaktifan dan
usaha peserta didik

5. Problem Based Learning (PBL)


a. Pengertian
Problem Based Learning adalah model pembelajaran berbasis
masalah dimana dalam proses pembelajaran dimulai dari suatu
permasalahan kemudian masalah tersebut dipelajari untuk
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan pada peserta didik.
Masalah yang ada merupakan masalah nyata yang menyangkut
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah, memecahkan masalah dan mencari
solusinya. Dengan model pembelajaran ini, dapat mendorong siswa
melakukan proses pembelajaran secara mandiri sepanjang hayat.
b. Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Problem Based
Learning adalah sebagai berikut:
1) Mengorientasi siswa pada masalah
2) Mengorganisasi siswa untuk penyelidikan
3) Membantu penyelidikan siswa

10
4) Membantu siswa mengembangkan dan menyajikan hasil
penyelidikan
5) Refleksi terhadap pemecahan masalah yang dilakukan

c. Kelebihan dan kelemahan


Kelebihan Problem Based Learning adalah melatih siswa
mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah, siswa berusaha
membangun pengetahuannya sendiri, proses pembelajaran focus pada
masalah, secara berkelompok melakukan aktifitas ilmiah dalam rangka
memecahkan masalah, siswa terbiasa menggunakan sumber
pengetahuan dari lingkungan, siswa dapat menilai kemajuan
belajarnya sendiri, dan dapat melatih siswa dalam berkomunikasi
dengan melakukan kegiatan diskusi ataupun presentasi terhadap hasil
pekerjaannya (Shoimin, 2016).
Problem Based Learning (PBL) ini memiliki kelemahan.
Shoimin (2016) mengatakan bahwa PBL tidak dapat diterapkan pada
semua mata pelajaran, biasanya terjadi kesulitan dalam pembagian
tugas karena kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
beranekaragam.

6. Inquiry Learning
a. Pengertian
Pembelajaran inquiry adalah proses pembelajaran yang
melibatkan kemampuan siswa dalam mencari, menyelidiki, dan
merumuskan sendiri penemuannya. Aktifitas belajar yang dilakukan
mendorong siswa untuk aktif, berpikir kritis, menemukan pengetahuan
dan pemahaman dalam penyelidikan sehingga peserta didik dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
b. Langkah-langkah
Inquiry Learning dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:

11
1) Menyajikan pertanyaan atau masalah
2) Membuat hipotesis
3) Merancang percobaan
4) Melakukan percobaan untuk mendapatkan informasi
5) Mengumpulkan dan menganalisis data
6) Membuat kesimpulan
c. Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan Inquiry Learning adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan potensi intelektual peserta didik
2) Memperpanjang proses ingatan
3) Pembelajaran berpusat pada siswa
4) Memperoleh pengetahuan melakui suatu percobaan atau
penyelidikan
5) Memahami konsep-konsep sains.
Sanjaya (2010), mengatakan bahwa kelemahan dari metode
pembelajaran berbasis penemuan ini adalah sebagai berikut:
1) Kontrol terhadap siswa sulit dilakukan karena setiap siswa
memiliki kebiasaan yang tidak sama dalam belajar.
2) Memerlukan waktu yang panjang untuk mendapatkan pengetahuan
baru
3) Masalah yang ada disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa

D. MEDIA PEMBELAJARAN IPA


Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga terdorong terjadinya proses
belajar pada dirinya. Arti media pembelajaran secara sempit, yaitu ”alat-alat
elektro-mekanis yang menjadi perantara antara siswa dengan materi
pelajaran”. Dalam memilih media pembelajaran yang paling sesuai, bukanlah
hal yang mudah. Di samping kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran/kompetensi, materi pelajaran, prosedur didaktik dan bentuk
pengelompokkan siswa, juga harus dipertimbangkan soal pengeluaran biaya

12
(cost factor); apakah peralatan memenuhi persyaratan teknis, sehingga dapat
dibaca, dilihat atau didengar dengan jelas (technical quality); apakah ruang
kelas memenuhi persyaratan; apakah tenaga pengajar dapat
mempergunakannya secara tepat (technical know-how).

BAB III

KESIMPULAN

1. Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipirasi, menguatkan,


dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2. Strategi pembelajaran adalah perencanaan tentang rangkaian kegiatan dalam
proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
3. Metode pembelajaran merupakan bagian dari model pembelajaran. Sedangkan
model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir kegiatan pembelajaran.
4. Macam-macam model pembelajaran
a. Discovery Learning
b. Project Based Learning
c. Cycle
d. Contextual Teaching and Learning
e. Problem Based Learning
f. Inquiry Learning

13
DAFTAR PUSTAKA

Fanani, Ahwan. 2014. Mengurai Kerancuan Istilah Strategi dan Metode


Pembelajaran. Semarang: Nadwa,Jurnal Pendidikan Islam IAIN Walisongo

Widowati, Ari. 2008. Pemilihan Media Pembelajaran. staffnew.uny.ac.id

Sidharta, A. 2005. Media Pembelajaran. Bandung: Departemen Pendidikan.


academia.edu

Kelana, Jajang Bayu & Wardan,Duhita Savira. 2011. Model Pembelajaran IPA
SD. Cirebon: .Edutrimedia Indonesia

Anitah, S. 2007. Modul 1 Metode Pembelajaran IPA. Jakarta: Universitas


Terbuka. http://repository.ut.ac.id/4033/1/PKOP4301-M1.pdf

Shoimin, A. 2016. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai