Anda di halaman 1dari 33

PERENCANAAN STRATEGI DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perencanaan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu:
Dr. Rikhlatul Ilmiyah, S.Ag., M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 7


1. Dimas Hidayah (126202211005)
2. Eva Salsabila (126202211007)
3. Husna `Ainun Najah (126202211011)
4. Salma Fikria (126202212043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
2023
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi sekolah pada
umumnya adalah rendahnya mutu pendidikan. Usaha peningkatan kualitas
pendidikan terus dilaksanakan secara sistematis. Pembaharuan pendidikan
tersebut merupakan upaya sadar yang sengaja dilakukan dengan tujuan
memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Upaya peningkatan
mutu pendidikan salah satunya adalah menciptakan kurikulum yang lebih
memberdayakan peserta didik. Untuk itu, perlu dirancang sebuah kurikulum yang
berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional yakni menghasilkan
manusia yang berkualitas dan berkompeten.
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara
guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai
dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif
yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru
untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan
dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri,
siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih
merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Pendidik yang memandang peserta didik sebagai pribadi yang berbeda
dengan peserta didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang
anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal.
Maka adalah penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai
anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak
didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan
beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar.

2
PEMBAHASAN
A. Definisi Strategi Pembelajaran
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai definisi strategi
pembelajaran kitab harus mengetahui definisi strategi itu sendiri, Kata
strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan1 dalam bahasa Yunani
Strategi yaitu berasal dari kata strategos yang artinya suatu usaha agar
mencapai kemenangan pada suatu pertempuran, dalam hal ini strategi
kerap di gunakan dalam bidang militer2.
Berikut adalah beberapa definisi strategi pembelajaran menurut
beberapa ahli, yang di awali oleh Gerlach & Ely mengatakan bahwa
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu,
meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
Pengalaman belajar kepada siswa. Di sisi lainnya Dick & Carey
mengemukakan pendapat bahwa strategi pembelajaran tidak hanya
terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya
materi atau paket pembelajaran, menurut keduanya strategi pembelajaran
terdiri atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan
digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu 3.
Menurut Kozma dalam Gofur secara umum menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih,
yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan menurut
Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan Guru dan siswa agar tujuan

1
Anitah. S. 2014. Modul Strategi Pembelajaran. Tanggerang: Universitas Terbuka. h.2
2
Haudi. 2021. Strategi Pembelajaran. Solok : CV. Insan Cendekia Mandiri. h.1
3
Anitah. S. 2014. op.cit. h.2-3.
3
pembelajaran dapat dicapai Secara efektif dan efisien4. Strategi
pembelajaran merupakan suatu kegiatan Pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh pendidikan dan peserta didik agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu
tata cara atau prosedur kegiatan yang di dalamnya mencangkup materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan hal-hal yang berkaitan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien yang di rancang
oleh seorang pendidik dan di lakukan bersama-sama dengan peserta
didiknya.
Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur)
yang akan menjamin bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan
pembelajaran. Kata metode dan teknik sering digunakan secara bergantian.
Dalam upaya penyajian dan cara pengolahannya strategi pembelajaran
dapat dibedakan menjadi dua yaitu strategi pembelajaran deduktif dan
strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah
strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep konsep
terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi
atau bahan Pelajaran yang pelajari di mulai dari hal hal yang abstrak,
kemudian secara perlahan lahan menuju hal yang konkret (umum ke
khusus). Sebaliknya dengan Strategi induktif bahan yang dipelajari
dimulai dari yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara
perlahan siswa dihadapkan pada materi yang Komplek dan sukar (khusus
ke umum).
B. Definisi Teknik Pembelajaran
Teknik adalah cara yang dilakukan guru dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode pembelajaran di dalam kegiatan
belajar mengajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi
batasan bahwa teknik adalah cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau
4
Zainiyati. H.S, 2010. Model Dan Strategi Pembelajaran Aktif (Teori Dan Praktek
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam). Surabaya: Cv.Putra Media Nusantara Surabaya
& IAIN PRESS Sunan Ampel. h.2-4.
4
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa teknik adalah ketrampilan dan seni untuk
melaksanakan langkah-langkah yang sistematik dalam melakukan suatu
kegiatan ilmiah yang lebih luas dan kompleks. Menurut Knowles teknik
pembelajaran dibagi ke dalam tujuh jenis diantaranya: pertama teknik
presentasi seperti ceramah, siaran televisi, film, slide, debat, dialog, Tanya
jawab, dll. Kedua teknik pembinaan partisipasi peserta didik dalam
kelompok besar mencakup: Tanya jawab, forum, kelompok pendengar
bermain peran, panel berangkai dan lain lain. Ketiga. Teknik untuk diskusi
Seperti: diskusi terbimbing, diskusi buku, diskusi pemecahan masalah dan
diskusi kursus. Keempat. Teknik- teknik simulasi yang terdiri antara lain:
bermain peran, pemecahan masalah kritis, studi kasus dan pelatihan
keranjang. Kelima, sensitivity Training (teknik pelatihan kelompok
Training). Keenam teknik teknik pelatihan tanpa bicara. Ketujuh, teknik-
teknik pelatihan keterampilan praktis dan pelatihan. Secara sederhana
dapat kita pahami teknik pembelajaran itu bervariasi, sedangkan
Penerapannya dapat dipilih dan ditentukan sesuai dengan metode
pembelajaran yang dipilih dan digunakan5.
Teknik pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain
adalah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran
tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.
Di dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang
digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada
siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa
dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta dikap. Metode yang
digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan
pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun
5
Harisnur. 2022.Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Dalam Pembelajaran Pai Di
Sekolah Dasar. Genderang Asa: Journal Of Primary Education. Pgmi Iain Lhokseumawe. Vol.
3(1). h. 29-30.
5
untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang
digunakan untuk tujuan agar siswa ampu berpikir dan mengemukakan
pendapatnya sendiri dalam menghadapi segala Persoalan6
Taktik pembelajaran merupakan sebuah gaya guru dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Mengenai hal ini, Hurhidayati turut menyamai pemaknaan
yang diberikan oleh Mulyatiningsih Alimah, dan Marianti yang
mengartikan taknik sebagai improvisasi guru dalam menggunakan metode,
kemudian taktik dimaknai sebagai gaya (style) sesorang guru ketika
menerapkan metode pembelajaran. Selain itu teknik pembelajaran lebih
menekankan kepada cara guru dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan
jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah
pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama7.
Sebagai Contoh lainnya pada teknik pembelajaran berbasis
ceramah, akan muncul suatu pertanyaan yaitu bagaimanakah cara agar
metode ceramah berjalan efektif dan efesien? Dengan demikian, akan
muncul suatu pemikiran dimana sebelum guru melakukan proses ceramah
sebaiknya guru dapat memerhatikan kondisi dan situasi di dalam kelas
yang akan di ajar. Misalnya, berceramah pada siang hari dengan jumlah
siswa yang cukup banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu
dilakukan Pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas, teknik yang

6
Roestiyah, 2008 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 1, Dalam
Siregar.R.L. 2021.Memahami Tentang Model, Strategi, Metode,Pendekatan, Teknik, Dan Taktik.
Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 10 (1): h.72.
7
Djalal. F. 2017. Optimalisasi Pembelajaran Melalui Pendekatan, Strategi, Dan Model
Pembelajaran. Journal Sabiarrayad. Medan: Stikes Helvetia. Vol Ii (1), h.36-37.
6
di sampaikan guru dalam suatu proses pembelajaran dapat membantu
siswa memahami materi yang tengah di berikan atau sampaikan secara
baik.
C. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran harus beriontasi pada tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Selain itu, juga harus disesuaikan dengan jenis materi,
karakteristik peserta didik, serta situasi atau kondisi dimana proses
pembelajaran tersebut akan berlangsung. Terdapat beberapa metode atau
teknik pembelajaran yang akan digunakan oleh guru, tetapi tidak
semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu
dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran
tersebut.8 Beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi
pembelajaran sebagai berikut:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tipe prilaku apa yang
diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik misalnya menyusun bagian
analis pembelajaran. Berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang
dikehendaki oleh TPK adalah latihan atau praktek langsung.
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan
dapat dimiliki saat bekerja nanti, misalnya setelah bekerja, peserta didik
dituntut untuk pintar memprogram data komputer. Berarti metode
yang paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis kasus
atau pemecahan masalah.
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan
rangsangan pada indera peserta didik. Artinya dalam satuan-satuan
waktu yang bersamaan peserta didik dapat melakukan aktivitas fisik
maupun psikis. Misalnya menggunakan OHP. Dalam menjelaskan suatu
bagan, lebih baik guru menggunakan OHP daripada hanya berceramah,

8
Fadriati, 2014, Strategi Dan Teknik Pembelajaran PAI, STAIN Batusangkar Press, h.
16-17
7
karena penggunaan OHP memungkinkan peserta didik sekaligus dapat
melihat dan mendengar penjelasan guru.
Strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan
pernyataan sebagai berikut:
a. Apakah materi pembelajaran dapat disampaikan secara klasik.
b. Apakah materi pelajaran dapat dipelari oleh siswa secara individual
dengan kecepatan belajar masing-masing.
c. Apakah pengalaman langsung diperoleh cara praktis dalam
kelompok dengan guru tanpa kehadiran guru.
d. Apakah diperlakukan diskusi atau konsultasi secara individual
antara guru dan siswa.
Jadi, dapat dipahami Kriteria pemilihan strategi pembelajaran
hendaknya dilandasi prinsip efisiensi dan efektivitas dalam mencapai
tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan peserta didik. Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat diarahkan agar peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal.9
Sebelum menentukan strategi yang digunakan, Wina Sanjaya
memaparkan beberapa pertimbangan-pertimbangan yang harus
10
diperhatikan oleh guru. Pertimbangan pertimbangan tersebut, adalah:
1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang
ingin dicapai.
a. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau
psikomotor?.
b. Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah?.
c. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan
keterampilan akademis?.

9
Fadriati, Strategi Dan Teknik Pembelajaran PAI, h. 18
10
M. Sobry Sutikno, 2021, Strategi pembelajaran, Indramayu: CV. Adanu Abimana, h.
47-48
8
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran.
a. Apakah materi pembelajaran itu berupa fakta, konsep,
hukum atau teori tertentu?
b. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu
memerlukan prasyarat tertentu atau tidak?
c. Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari
buku-buku itu?
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik.
a. Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat
kematangan peserta didik?
b. Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat,
bakat, dan kondisi peserta didik?
c. Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar
peserta didik?
4. Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
a. Apakah untuk mencapai tujuan cukup dengan satu strategi
saja?
b. Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satusatunya
strategi yang dapat digunakan?
c. Apakah strategi itu meimiliki nilai efektivitas dan
efisiensi?11
D. Kriteria Pemilihan Teknik Pembelajaran
Salah satu unsur pelaksanaan strategi belajar mengajar adalah
teknik penyajian bahan pelajaran. Bermacam-macam teknik penyajian
bahan pelajaran dapat dimanfaatkan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan
bermacam-macam metode mengajar sebagai standart pemahaman

11
M. Sobry Sutikno, 2021, Strategi pembelajaran, h. 47-48
9
mengenai teknik-teknik penyajian, agar dapat memilih dan
12
menggunakannya dengan tepat adalah:
1. Memiliki pengertian (mengerti) maksud dari metode/teknik penyajian
yang digunakan.
2. Dapat/harus merumuskan tujuan yang dapat dicapai dengan
metode/teknik penyajian yang dipakai.
3. Mengetahui kapan suatu metode teknik penyajian dapat digunakan
secara efisien dan efektif.
4. Mengetahui kebaikan/keunggulan dan kelemahan dari setiap metode
dan mampu mengatasinya.
5. Dalam menggunakannya mengetahui apa dan bagaimana peranan
guru, serta ada dan bagaimana peranan siswa.
6. Harus menempuh langkah-langkah tertentu sehingga penggunaan
metode/ teknik penyajian itu dapat berhasil guna dan berdaya guna.
7. Tidak hanya menggunakan suatu metode secara monoton tetapi
menggunakan bervariasi atau mengkombinasi berbagai metode.
8. Mengetahui kebaikan/keunggulan dan kelemahan dari setiap metode
dan mampu mengatasinya.
Teknik-teknik penyajian materi yang dapat digunakan dalam
beberapa metode antara lain:13
a. Metode Ceramah
Suatu bentuk penyajian bahan pengajaran melalui
penerangan dan penuturan lisan oleh guru kepada siswa
tentang suatu topik materi. Dalam ceramahnya guru
dapatmenggunakan alat bantu/alat peraga seperti gambar,
peta, benda, barang tiruan dan lain-lain. Peran siswa dalam
metode ceramah adalah mendengarkan dengan seksama dan
mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh

12
Mu`awanah, 2021, Strategi Pembelajaran Pedoman Untuk Guru Dan Calon Guru,
Kediri: STAIN Kediri Press, h. 25.
13
Ibid, h. 25-29
10
guru. Metode ceramah disebut juga metode kuliah
(mimbar).
b. Metode Tanya Jawab
Suatu teknik penyampaian materi/bahan pelajaran dengan
menggunakan pertanyaan sebagai stimulasi dan
jawabanjawabannya sebagai pengarahan aktivitas belajar.
Pertanyaan dapat diajukan oleh guru atau siswa, artinya
guru bertanya dan siswa menjawab dan sebaliknya, ataupun
siswa bertanya dan siswa lain menjawab.
c. Metode Diskusi
Cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan
perbincangan ilmiah tentang suatu topik guna
mengumpulkan/mengemukakan pendapat atau ide-ide atau
pertukaran pendapat dan pikiran, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Diskusi
dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain
seminar, diskusi panel, simposium, lokakarya.
d. Metode Demonstrasi
Yaitu metode mengajar dengan jalan guru atau orang lain
(yang sengaja diminta) ataupun siswa sendiri
memperlihatkan atau mempertunjukkan gerakan-gerakan,
suatu proses (bekerjanya sesuatu, mengerjakan tindakan)
dengan prosedur yang benar disertai keterangan-keterangan
kepada seluruh kelas. Para siswa mengamati dengan teliti,
seksama dengan penuh perhatian dan partisipasi.
e. Metode Sosiodrama dan Bermain peran
Suatu teknik penyajian bahan pengajaran dengan
mendramakan atau memeranlkan tingkah laku daln
hubungan sosial oleh para siswa (sekelompok siswa).
Bermain peran lebih menekankan pada kenyataan di mana

11
siswa dilibatkan/diikutkan dalam memainkan peranan
dalam dramatisasi masalahmasalah hubungan sosial karena
itu keduanya disebut pula sebagai dramatisasi.
f. Metode Kerja Kelompok
Suatu metode mengajar di mana siswa dalam satu kelompok
sebagai satu kesatuan mengerjakan suatu kegiatan guna
mencari mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan
bergotong-royong atau bekerja sama. dan saling
mempercayai.
g. Metode Simulasi
Simulasi tiruan, berbuat seolah-olah atau perbuatan yang
hanya pura-pura. Simulasi sering disebut pula dengan
permainan atau permainan simulasi. Metode simulasi adalah
metode suatu bentuk permainan yang diatur sehingga terjadi
proses belajar mengajar yang dilakukan siswa untuk
memperoleh pemahaman tentang hakekat suatu konsep,
prinsip, atau suatu ketrampilan melalui kegiatan atau latihan
dalam situasi tiruan. Dimaksudkan agar siswa mampu
menghadapi kenyataana sebenarnya yang mungkin terjadi.
h. Metode Drill (latihan)
Cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan
kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau
ketrampilan lebih tinggi ataupun untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Seperti kecakapan berbahasa,
olahraga dan atletik,kecakapan menulis, latihan praktek
ibadah dan lain-lain.
i. Metode Pemberian Tugas (Rasitasi)
Cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan
tugas tertentu kepada siswa agar melakukan kegiatan belajar
(di sekolah, di rumah, di perpustakaan, di laboratorium dan
lain-lain tempat), kemudian harus dipertanggungjawabkan.

12
Tugas yang diberikan dapat berupa memperdalam pelajaran;
memperluas wawasan, mengecek/mengevaluasi, mengamati
dan sebagainya.
j. Metode Eksperimen
Cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri, membuktikan sendiri
tentang suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Misalnya
eksperimen merawat jenazah, eksperimen tentang
tanah/debu untuk tayamum, eksperimen bidang IPA dan
sebagainya.14
E. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran Berdasarkan Keterampilan
Berbahasa Arab
Pada umumnya strategi pembelajaran bahasa Arab disesuaikan
dengan kemahiran berbahasa yang akan dipelajari dalam proses
pembelajaran tersebut. Strategi pembelajaran bahasa Arab berdasarkan
keterampilan berbahasa dibagi menjadi enam, yaitu: strategi pembelajaran
mufradat, strategi pembelajaran tarkib, strategi pembelajaran istima’,
strategi pembelajaran kalam, strategi pembelajaran qira’ah, dan strategi
pembelajaran kitabah.15
1. Strategi Pembelajaran Mufradat
Pembelajaran mufradat termasuk hal yang penting karena mufradat
merupakan tuntunan dan syarat dasar dalam pembelajaran bahasa
Arab. Dalam pembelajaran ini,tidak cukup dengan hanya menghafal
mufradat, melainkanpeserta didik diharapkan mampu menguasai
mufradat. Peserta didik mampu menerjemahkan bentuk-bentuk
mufradat dan mampu menggunakannya dalam sebuah kalimat dengan
benar.
Tujuan pembelajaran mufradat adalah sebagai berikut:

14
Mu`awanah, 2021, Strategi Pembelajaran Pedoman Untuk Guru Dan Calon Guru, h.
25-29
15
Hasna Qonita khansa, 2016, ” Strategi Pembelajaran Bahasa Arab”,jurnal sastra Arab
fakultas sastra UIN Malang, Malang, h. 53-61
13
a. Memperkenalkan kosakata baru kepada peserta didik, baik melalui
bahan bacaan maupun fahmul masmu’.
b. Melatih peserta didik untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan
baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan
kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar
pula.
c. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi maupun leksikal
(berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat
tertentu (makna konotatif dan gramatikal).
d. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam
berekspresi lisan maupun tulisan sesuai dengan konteks yang
benar.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan mufradat yang akan diajarkan
kepada pembelajar asing (selain penutur Arab) adalah sebagai berikut:
a. Tawatur (Frequency) artinya memilih mufradat (kosakata) yang
sering digunakan.
b. Tawazzu’ (Range) artinya memilih mufradat yang banyak
digunakan di negara- negara Arab, yakni tidak hanya banyak
digunakan di sebagian Negara Arab.
c. Mataahiyah (Avalability) artinya memilih kata tertentu dan
bermakna tertentu pula, yakni kata-kata yang digunakan dalam
bidang-bidang tertentu.
d. Ulfah (Familiarity) artinya memilih kata-kata yang familier dan
terkenal serta meninggalkan kata-kata yang jarang terdengar
penggunaannya. Seperti kata syamsun lebih terkenal daripada kata
dzuka’ walaupun artinya sama.
e. Syumuul (Coverege) artinya memilih kata-kata yang dapat
digunakan dalam berbagai bidang tidak terbatas pada bidang tidak
terbatas pada bidang tertentu. Contoh kata baitunlebih baik dipilih
dari pada kata manzil karena penggunaannya lebih umum.

14
f. Ahammiyah artinya memilih kata-kata yang sering dibutuuhkan
penggunaannya oleh peserta didik dari pada kata-kata yang
terkadang tidak dibutuhkan atau jarang dibutuhkan.
g. ‘Uruubah artinya memilih kata-kata Arab, yakni memilih kata
Arab walaupun ada bandingnya dalam bahasa lain. Contoh memilih
kata haatif daripada telpon, atau kata midzya’ daripada kata radio.
Strategi pembelajaran mufradat menjadi tiga tingkatan,
yaitu, strategi pembelajaran mufradat tingkat dasar (mubtadi’),
strategi pembelajaran mufradat tingkat menengah (mutawassith),
dan strategi pembelajaran mufradat tingkat lanjut(mutaqaddim).16
1) Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Dasar (Mubtadi’)
Strategi pembelajaran mufradat pada tingkat ini dapat
menggunakan beberapa strategi, diantaranya: menggunakan
nyanyian/lagu, menunjukkan benda yang dimaksud seperti
mendatangkan sampelnya atau benda aslinya, meminta peserta
didik membaca berulang kali, mendengarkan dan menirukan
bacaan.
2) Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Menengah
(Mutawassith)
Strategi pembelajaran mufradat pada tingkat menengah dapat
menggunakan beberapa strategi, antara lain: menggunakan
peragaan tubuh, menulis kata- kata, dengan bermain peran,
memberikan padanan kata (sinonim), memberi lawan kata
(antonim), memberikan asosiasi makna, dan guru menyebutkan
akar kata dan derivasinya (kata yang mengalami perubahan).
3) Strategi Pembelajaran Mufradat Tingkat Lanjut (Mutaqaddim)
Strategi pembelajaran mufradat pada tingkat lanjut
menggunakan beberapa strategi, antara lain: menjelaskan
makna kata dengan menjelaskan maksudnya, mencari makna
kata dalam kamus, mengacak mufradat agar menjadi susunan

16
Hasna Qonita khansa, 2016, ” Strategi Pembelajaran Bahasa Arab”, h. 53-61
15
kata yang benar, meletakkan kata pada kalimat, memilih contoh
mufradat yang baik untuk peserta didik, menyusun kalimat
yang benar dari beberapa mufradat yang telah disediakan,
memberikan harakat pada kata, dan menerjemahkan kosakata
kedalam bahasa ibu.
2. Strategi Pembelajaran Tarkib
Tarkib adalah aturan-aturan yang mengatur penggunaan
bahasa Arab yang digunakan sebagai media untuk memahami
kalimat. Fungsi pembelajaran tarkib adalah untuk memperbaiki
uslub-uslub dari kesalahan-kesalahan secara nahwiyah, membantu
peserta didik dalam mencetuskan apa yang diinginkan oleh uslub-
uslub yang mempunyai perbedaan yang sangat tipis,
pengembangan materi kebahasaan agar mudah dipahami,
membangun bi’ah lughawiyah yang benar, menjaga hubungan
antara struktur kalimat dengan keindahan maknanya,
meminimalisir keambiguan dan kelemahan makna dalam
memahami sebuah ibarah arabiyah, membekali peserta didik
dengan kemampuan kebahasaan, serta penyusunan kalimat yang
tepat dalam pembuatan kalimat sempurna.
Strategi pembelajaran tarkibsama halnya dengan strategi
mufradat, yang mana disesuaikan dengan masing-masing tingkatan.
Pada tingkat dasar strategi pembelajaran ini menggunakan
pendekatan kerjasama antara dua orang yang biasa disebut dengan
the power of two. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar peserta
didik mampu membedakan antara isim dengan fi’il dan huruf.
Pada strategi pembelajaran tarkibtingkat menengah bisa
menggunakan small group presentation, strategi ini dapat
digunakan untuk mengajarkan qawa’id, misalnya untuk latihan
menyusun kalimat dengan bentuk yang sudah ditentukan, seperti
membuat jumlah ismiyah atau jumlah fi’liyah. Sedangkan untuk

16
tingkat lanjut dapat menggunakan strategi yang di sebut dengan
chart short. Strategi ini menggunakan media kartu.
3. Strategi Pembelajaran Istima’
Maharah istima’ dimaksudkan sebagai kemampuan peserta
didik untuk memahami bunyi atau ujaran dalam bahasa Arab
dengan baik dan benar. Tujuan dari pembelajaran istima’ adalah
menirukan, menghafalkan, merangkum pokok- pokok pikirannya,
dan memahami isinnya.
Tiga macam strategi pembelajaran istima’ dengan
menggunakan media tape recorder atau compact disk, yaitu:
strategi menggunakan potongan teks, strategi merekam, dan
strategi mengungkapkan kembali (presentasi).
a. Strategi Menggunakan Potongan Teks
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan
bacaan dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam strategi
ini dibutuuhkan rekaman bacaan dan potongan-potongan teks yang
terkait dengan isi bacaan tersebut untuk dibagikan kepada peserta
didik.
b. Strategi Merekam
Strategi ini menekankan pada aspek kemampuan memahami isi
bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi
dalam setiap bacaan tersebut.
c. Strategi Mengungkapkan Kembali (Presentasi)
Strategi ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek kemampuan
memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk
mengungkapkan kembali apa yang sudah didengarnya dengan
bahasa sendiri.
4. Strategi Pembelajaran Kalam
Tujuan pembelajaran kalam mencakup beberapa hal antara
lain kemudahan berbicara, kejelasan, bertanggung jawab,
membentuk pendengaran yang kritis, dan membentuk kebiasaan.

17
Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran kalam antara
lain: strategi langsung, strategi jigsaw, strategi group kecil, dan
strategi melihat gambar.17
a. Strategi Langsung
Strategi ini bertujuan untuk melatih peserta didik menceritakan
apa yang dilihat dalam bahasa Arab baik lisan maupun tulisan.
Media yang digunakan dapat berupa gambar baik yang
diproyeksikan untuk pembelajaran maupun yang tidak
diproyeksikan.
b. Strategi Jigsaw
Strategi ini biasanya digunakan dengan tujuan untuk memahami
isi sebuah bacaan secara utuh dengan cara mambagi-baginya
menjadi beberapa bagian kecil. Masing-masing peserta didik
memiliki tugas untuk memahami sebagian isi bacaan tersebut,
kemudian digabungkan menjadi satu. Dengan cara seperti ini
diharapkan isi bacaan yang cukup panjang dapat dipahami
secara cepat dan juga proses pemahaman akan semakin
mendalam karena diulang berkali-kali.
c. Strategi Group Kecil
Strategi ini biasanya digunakan untuk lebih mengaktifkan
peserta didik, sehingga masing-masing peserta didik akan
merasakan pengalaman belajar yang sama.
d. Strategi Melihat Gambar
Penggunaan strategi ini diantaranya ditujukan untuk melatih
kemampuan peserta didik dalam memahami isi sebuah bacaan,
kemudian mampu memvisualisasikannya dalam bentuk gambar.
5. Strategi Pembelajaran Qira’ah
Target pembelajaran qira’ah adalah mampu membaca teks
bahasa Arab dengan fasih, mampu menerjemahkan dan mampu
memahaminya dengan baik dan lancar. Strategi pembelajaran

17
Hasna Qonita khansa, 2016, ” Strategi Pembelajaran Bahasa Arab” , h. 53-61
18
qira’ah dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: tingkat pemula
(mubtadi’), tingkat menengah (mutawassith), dan tingkat lanjut
(mutaqaddim).
a. Tingkat Pemula (Mubtadi’)
Pada tingkat ini biasanya menggunakan strategi denan empty
outline, yaitu strategi yang digunakan untuk melatih
kemampuan peserta didik dalam menuangkan isi dari yang
dibaca ke dalam bentuk tabel. Misalnya peserta didik mampu
membedakan antara isim dan fi’il.
b. Tingkat Menengah (Mutawassith)
Pada tingkat ini biasanya menggunakan strategi index card
match, yaitu sebuah strategi yang digunakan untuk mengajarkan
kata-kata atau kalimat dengan pasangannya.
c. Tingkat Lanjut (Mutaqaddim)
Pada tingkat ini biasanya menggunakan strategi alalysis, yaitu
strategi yang digunakan untuk melatih peserta didik dalam
memahami isi bacaan dengan cara menemukan ide pokok/utama
dan ide-ide pendukungnya. Selain itu juga biasanya
menggunakan strategi snow bolling, strategi ini hampir sama
dengan strategi the power of two. Strategi snow bolling adalah
strategi yang berjalan melalui beberapa tahap tergantung pada
banyak dan sedikitnya jumlah peserta didik. Strategi ini
biasanya digunakan pada kelas kecil.
6. Strategi Pembelajaran Kitabah
Pembelajaran kitabah terpusat pada tiga hal, yaitu:
kemampuan menulis dengan tulisan yang benar, memperbaiki
khath, dan kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan
detail. Dalam strategi pembelajaran kitabah sama halnya dengan
beberapa strategi pembelajaran yang lain, yaitu dibagi menjadi tiga
tingkatan: tingkat pemula (mubtadi’), tingkat menengah
(mutawassith), dan tingkat lanjut (mutaqaddim).

19
a. Tingkat Pemula (Mubtadi’)
Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana, menulis satuan
bahasa yang sederhana, menulis pernyataan dan pertanyaan
yang sederhana, menulis paragraf pendek.
b. Tingkat Menengah (Mutawassith)
Menulis pernyataan dan pertanyaan, menulis paragraf, menulis
surat, menulis karangan pendek, dan menulis laporan.
c. Tingkat Lanjut (Mutaqaddim)
Menulis paragraf, menulis surat, menulis berbagai jenis
karangan, dan menulis laporan.
F. Jenis-Jenis Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
Teknik pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi (pengajaran). Bisa pula diartikan,
teknik pembelajaran merupakan suatu rencana bagaimana melaksanakan
tugas belajar mengajar yang telah diidentifikasikan sehingga tugas tersebut
dapat memberikan hasil belajar yang optimal.18
Jenis-jenis teknik pembelajaran bahasa Arab ada 7, yaitu:
1. Teknik Pembelajaran istima’
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan,
dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak
adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran
(Listening the process by which spoken language is converted to
meaning in the mind). Dengan demikian, maka menyimak adalah
kegiatan bahasa yang terdiri dari bunyi-bunyi yang presesnya dimaknai
melalui syaraf atau pikiran indera pendengaran seseorang.

18
Nur fadly Hermawan Kuswoyo, 2021, ”Teknik-Teknik Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab”, jurnal Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdhatul Ulama’ Madiun, Elwahdah Vol 2, Madiun,
h. 36-44

20
Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan
dengan fokus apa yang dikatakan orang lain. Faktor kesengajaan dalam
proses kegiatan menyimak lumayan besar, lebih tinggi dari pada
mendengarkan karena dalam proses menyimak ada usaha memahami
apa yang disimaknya sedangkan dalam kegiatan mendengarkan
tingkatan pemahaman belum dilakukan. Dalam kegiatan menyimak
bunyi bahasa yang tertangkap oleh alat pendengar lalu diidentifakasi
dikelompokkan menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, dan
akhirnya menjadi wacana.
Langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan guru dalam proses
pembelajaran istima’ sebagai berikut:
a. Persiapan, guru membuka pelajaran dengan menjelaskan
pentingnya maharah istima’ dan karakteristik materi yang
akan disampaikan kepada siswa, serta membatasi tujuan
yang hendak dicapai.
b. Menyampaikan materi dengan metode yang sesuai dengan
tujuan, seperti membacakan teks dengan pelan-pelan atau
memutarkan kaset untuk didengar siswa.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami
materi pelajaran yang telah didengar. Jika ada kata-kata
sulit atau istilah- istilah yang belum jelas maka guru
menjelaskannya. Jika teks berbentuk percakapan antara
beberapa orang maka guru menulis nama-nama mereka di
papan tulis sehingga siswa bisa melihat ketika
membutuhkannya.
d. Siswa mendiskusikan materi yang telah didengarkan dan
diakhiri dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan tujuan yang dimaksud.
e. Siswa diperintahkan untuk membuat ringkasan atau
menjawab soal dari materi yang telah didengarkan dan

21
menyampaikannya baik secara lisan atau tulisan di depan
kelas.
f. Mengevaluasi pemahaman siswa dengan cara mengajukan
beberapa pertanyaan yang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai sehingga bisa dipakai untuk mengukur
tingkat kemajuan siswa.
2. Teknik Pembelajaran Kalam
Maharah kalam merupakan salah satu bentuk kemampuan
berbahasa yang ingin didapatkan dalam proses pengajaran bahasa
modern, salah satunya dalam pengajaran kalam bahasa Arab. Kegiatan
berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua
arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara dua arah.
Dengan demikian latihan berbicara bahasa Arab harus terlebih dahulu
didasari oleh: kemampuan mendengarkan, kemampuan mengucapkan,
dan penguasaan (relatif) kosa-kata dan ungkapan yang memungkinkan
siswa dapat mengkomunikasikan fikiran/ maksud dari siswa tersebut.
Ada beberapa langkah yang bisa digunakan oleh seorang guru
ketika mengajarkan keterampilan berbicara antara lain:19
a. Untuk pembelajar pemula (mubtadi’)
Guru mulai melatih bicara dengan memberi pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab oleh siswa. Lalu, pada saat yang bersamaan
siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat
dan mengungkapkan pikiran. Kemudian guru menyuruh siswa
menjawab latihan-latihan syafawiyah, menghafal percakapan atau
menjawab pertanyaan yang berhubungan denngan isi teks yang telah
siswa baca.
b. Bagi pembelajar tingkat menengah (mutawassith)
Belajar berbicara dengan bermain peran, berdiskusi tentang tema
tersebut, bercerita tentang peristiwa yang dialami oleh siswa, dan
19
Nur fadly Hermawan Kuswoyo, 2021, ”Teknik-Teknik Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab”, h. 36-44

22
bercerita tentang informasi yang telah didengar dari televisi, radio
atau lainnya.
c. Bagi pembelajar tingkat lanjut (mutaqaddim)
Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam, tema yang dipilih
hendaknya menarik berhubungan dengan kehidupan siswa., tema
harus jelas dan terbatas. Dan siswa dipersilahkan untuk memilih satu
tema atau lebih sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang
dibicarakan tentang apa yang mereka ketahui.
3. Teknik Pembelajaran Qiro’ah
Membaca merupakan materi terpenting diantara marteri-materi
pelajaran. Siswa yang unggul dalam pelajaran membaca mereka unggul
dalam pelajaaran yang lain pada semua jenjang pendidikan. Begiti juga
siswa tidak akan bisa unggul dalam materi manapun dan materi-materi
pelajaran kecuali jika siswa mempunyai kemampuan ketrampilan
membaca yang baik. Oleh sebab itu membaca merupakan sarana yang
utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa, lebih-lebih bagi
pembelajar bahasa arab non Arab dan tinggal diluar negara-negara Arab
seperti para pembelajar Indonesia.
Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang tidak
mudah dan sederhana, tidak sekedar membunyikan huruf-huruf akan
tetapi sebuah ketrampilan yang melibatkan berbagai kerja akal dan
fikiran. Membaca merupakan kegiatan yang meliputi semua bentuk-
bentuk fikiran, memberi penilaian, memberi keputusan, menganalisis
dan mencari pemecahan masalah. Maka terkadang orang yang sedang
membaca teks harus berhenti sejenak atau mengulang lagi satu atau dua
kalimat yang telah dibaca guna berfikir dan memahami apa yang di
maksud oleh bacaan.
Ada beberapa langkah yang bisa digunakan oleh seorang guru
ketika mengajarkan keterampilan dalam pembelajaran qira’ah jahriyah:

23
a. Guru memulai pelajaran dengan memberi contoh qira’ah jahriyah
dengan benar. guru dimungkinkan membacakan teks dan diikuti oleh
siswa dengan melihat teksnya. Siswa menirukan bacaan guru.
b. Sebaiknya teks yang disediakan pendek serta mudah dipahami siswa,
sehingga fokus hanya untuk mengucapkan dan tidak pindah untuk
berpikir tentang makna.
c. Tersedianya waktu yang cukup untuk melatih siswa mendengarkan
teks, setelah selesai kemudian mereka diminta untuk membaca teks
dengan keras.
d. Melatih siswa membaca dengan cara bersama-sama dan juga
individu. Saat siswa membaca secara individu guru harus aktif untuk
mendorong siswanya membaca dengan cepat tidak membaca kata
perkata atau sering berhenti dalam setiap baris.
e. Hendaknya guru selalu mencatat kesalahan-kesalahan yang terjadi
baik berkaitan dengan bunyi atau pengucapan.
4. Teknik Pembelajaran Kitabah
Keterampilan menulis (maharah al-kitabah) merupakan sebuah
keterampilan yang tertinggi dari empat keterampilan berbahasa yang
lain. Menulis termasuk kegiatan yang memiliki hubungan dengan
proses berpikir beserta keterampilan ekspresi berbentuk tulisan.
Menulis juga sering disebut sebagai suatu kegiatan yang sangat
kompleks, karena terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan
mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta kemampuan dalam
konteks menyajikan tulisan dalam ragam bahasa tulis dan kaidah
penulisan yang berbeda- beda.
Syamsuddin Asyrofi menyatakan, setidaknya ada dua aspek yang
ada dalam kegiatan menulis, yaitu kemahiran dalam membentuk huruf
dan menguasai ejaan dan kemahiran melahirkan pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulisan berbahasa Arab.1 Artinya, dibalik kerumitannya,
kemahiran menulis memiliki manfaat besar sebagai pendukung penting
dalam kegiatan berbahasa, khususnya kontribusinya dalam membantu

24
pengembangan daya inisiatif dan kreativitas anak-anak untuk
menemukan, mengumpulkan, mengolah dan menata informasi yang
kemudian tersajikan dalam bentuk tulisan bermutu. Menulis (kitabah)
adalah pekerjaan yang sulit bagi anak-anak dan memerlukan beberapa
keterampilan.
Dalam hal ini kesalahan-kesalahan pasti terjadi, namun hal inilah
yang akan membawa mereka pada tingkatan yang lebih tinggi lagi
dalam keterampilan menulis (maharah al-kitabah). Urutan
pembelajaran bahasa yang sebenarnya adalah dimulai dari menyimak
(istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan yang terakhir
adalah menulis (kitabah). Pada tingkat pemula tidak menekankan
pengajaran pada pengetahuan bahasa, tetapi lebih menekankan pada
kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Beberapa petunjuk
umum berkaitan dengan pembelajaran maharah al-kitabah, yaitu:
a. Memperjelas materi yang dipelajari siswa, maksudnya tidak
meminta siswa menulis sebelum siswa mendengarkan penjelasan
dengan baik, mampu membedakan pengucapannya dan telah kenal
bacaannya.
b. Memberitahukan tujuan pembelajarannya kepada siswa.
c. Memberikan waktu yang cukup untuk belajar menulis.
d. Sebaiknya menerapkan prinsip gradasi, dari yang sederhana ke yang
rumit, dari yang memudah ke yang sulit, sebagai contoh materi
pelajaran dimulai dengan; menyalin huruf, menyalin kata, menulis
kalimat sederhana, menulis sebagian kalimat yang ada dalam teks
atau percakapan, menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, imla’,
mengarang terbimbing (baik dengan gambar atau pertanyaan), dan
terakhir, mengarang bebas. Begitu juga dalam pembelajaran menulis,
proses pembelajarannya bisa dengan beberapa tahapan yaitu dimulai
dengan pengajaran imla’, khat sampai ta’bir.
5. Teknik Pembelajaran Mufradāt

25
Mufradāt merupakan bentuk jamak dari mufradah, diartikan
sebagai satuan atau unit bahasa yang tersusun secara horisontal sesuai
dengan sistem gramatikal (nahwu) tertentu yang berfungsi sebagai
pembentuk kalimat. Mufradāt dapat berupa kata (kalimah), isthilah
(term), atau ibarah isthilahiyyah (idiom). Karena fungsinya sebagai
pembentuk ungkapan, kalimat, dan wacana maka hampir tidak mungkin
belajar bahasa Arab tanpa mengetahui dan menguasai Mufradāt-nya.
Terkadang disalah-pahami bahwa pembelajaran Mufradāt itu
dimaknai sebagai pembelajaran yang indikator kompetensinya adalah
bahwa siswa/mahasiswa mengetahui arti terjemahan atau padanan kata
dari Mufradāt yang dipelajari. Tidak tepat pula jika dikatakan bahwa
indikator kompetensi pembelajaran Mufradāt diukur berdasarkan
kemampuan siswa/mahasiswa mencari dan menemukan padanan kata
tertentu dalam kamus bilingual. Dengan kalimat lain, signifikansi dan
posisi Mufradāt dalam sistem bahasa Arab bukan terletak pada
pemanfaatan kamus bilingual dalam rangka pencarian padanan kata dari
Mufradāt tertentu, tetapi terletak pada pemaknaan Mufradāt dalam
konteks kalimat secara benar.
Pemahaman tersebut mengantarkan kita kepada sebuah penegasan
bahwa posisi Mufradāt sangatlah penting dalam bahasa Arab sebagai
pembentuk struktur kalimat dan teks, penjelas kedudukan kata dalam
kalimat, dan penentu makna linguistik kontekstual dalam sebuah
wacana atau teks bahasa secara tepat. Penentu makna kontekstual itu
harus ditopang oleh pemahaman terhadap subsistem bahasa Arab
lainnya, seperti: sharaf (termasuk isytiqaq), nahwu, dan nizhám dalali
(sistem semantik) serta substansi pembicaraan dan teks itu sendiri.
Teknik pembelajaran kosakata (Mufradāt) atau pengalaman siswa
dalam mengenal dan memperoleh makna kata, dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata

26
yang diucapkan pengajar atau media lain, baik berdiri sendiri
maupun di dalam kalimat.
b. Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, pengajar memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya.
c. Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini hendaknya pengajar
menghindari terjemahan dalam memberikan arti kata kepada siswa,
karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi
langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna
kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa.
d. Membaca kata. Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan
memahami makna kata-kata (kosakata) baru, pengajar menulisnya di
papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan membaca kata
tersebut dengan suara keras.
e. Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu
bilamana ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya
(dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut
masih segar dalam ingatan siswa.
f. Membuat kalimat. Menggunakan kata-kata baru itu dalam kalimat
yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan.20
6. Teknik Pembelajaran Qawāid
Pembelajaran adalah terjemahan dari instruction yang banyak
digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Pembelajaran
dapat diartikan sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan
untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik
sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki oleh siswa.
Sedangkan Qawāid itu sendiri merupakan jama’ dari kata qaaidah yang
berarti aturan, undang-undang. Jadi Qawāid adalah aturan-aturan atau
kaidah-kaidah yang terdapat dalam menyusun kalimat bahasa Arab, di
mana cabang dari ilmu Qawāid ini sangat banyak diantaranya adalah
20
Nur fadly Hermawan Kuswoyo, 2021, ”Teknik-Teknik Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab”, h. 36-44

27
ilmu nahwu dan sharaf. Dengan demikian, pembelajaran Qawāid adalah
proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya dalam hal ini
materi Qawāid sehingga terjadi perubahan perilaku peserta didik di
mana mereka dapat memahami, mengerti dan menguasai Qawāid dan
diharapkan mereka mampu berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Arab dengan baik dan benar.
Adapun langkah-langkah pembelajaran tarākib (nahw dan sharf)
atau qawāid secara umum adalah:
a. Dimulai dengan identifikasi problem yang ada, kemudian
mengadakan pretest lebih dahulu, hal ini sangat baik untuk
mengetahui kemampuan membaca atau kemampuan menulis,
mengukur sejauh mana kemampuan siswa.
b. Membantu siswa untuk memecahkan masalah. Dalam hal ini
sebaiknya guru memperhatikan sisi ungkapannya yakni hubungan
antara makna dan uslubnya, kemudian setelah itu diberikan
pemahaman dan istilahnya baik dengan cara analisis atau
menyebutkan kaidahnya.
c. Memperbanyak latihan, pada langkah ini seorang guru harus
memperhatikan latihan-latihan pekerjaan yang dikerjakan siswa.
d. Solusi individu, dalam hal ini mencakup problem-problem individu
siswa, guru dapat memberikan tugas taraki yang bervariasi kepada
siswa, maka dari sini dapat diketahui mana kesalahan yang lebih
dominan pada siswa. Dari sini pula dapat dibuat bahan rujukan untuk
memperbaikinya.
e. Demonstrasi, kegiatan demonstrasi ini dapat dilaksanakan setelah
siswa mampu memahami tarākib dengan baik. Demonstrasi dapat
dilaksanakan dengan permainan ataupun dengan latihan-latihan yang
mendalam.
7. Teknik Pembelajaran Muḥādaṡah
Muḥādaṡah merupakan pelajaran bahasa Arab yang utama
diberikan. Pembelajaran Muḥādaṡah memiliki tujuan utama yaitu agar

28
peserta didik dapat berkomunikasi dalam pembelajaran bahasa Arab
dengan bahasa Arab. Muḥādaṡah atau pembelajaran Muḥādaṡah telah
banyak digunakan di pondok pesantren modern dewasa ini. Bahkan
telah dianggap efektif oleh banyak kalangan. Pembelajaran ini
mengutamakan siswa atau santri menggunakan bahasa Arab untuk
percakapan secara langsung. Dalam pelaksanaannya membutuhkan
banyak persiapan terutama penguasaan kosa-kata yang berhubungan
dengan tema yang akan digunakan untuk berbicara. Selain itu
membutuhkan banyak pengulangan atau waktu yang berluang-ulang
supaya kosa-kata tersebut benar-benar melekat pada siswa dan mudah
untuk digunakan kembali dalam percakapan karena sudah terbiasa.
Dalam penerapan pembelajaran Muḥādaṡah ada langkah-langkah
yang perlu diketahui atau digunakan oleh guru. Adapun langkah-
langkah pembelajaran Muḥādaṡah seperti yang diungkapkan oleh
Mahmud Yunus adalah sebagai berikut:
a. Guru memilih materi pelajaran yang sesuai dengan otak siswa dan
umurnya dan menarik hati mereka.
b. Guru memilih kata-kata yang sesuai dengan pengetahuan siswa serta
menandai kata-kata yang sulit dan menuliskannya di papan tulis.
c. Guru menyiapkan alat-alat peraga yang menolong lancarnya
pelajaran, serta pandai menggunakannya menurut mestinya.
d. Bagi murid-murid yang baru belajar, guru harus menyertakan
perkataan dengan perbuatan (isyarat), agar dapat melukiskan arti
yang di maksud, kemudian siswa disuruh mencontohkannya.
e. Apabila siswa telah pandai berbicara dalam bahasa Arab dengan
kalimat-kalimat yang pendek, hendaknya guru memperhatikan
macam-macam perbuatan atau isyarat (gambar), lalu mereka disuruh
menerangkannya dengan kalimat yang sempurna.
f. Pada akhir pelajaran guru harus mengadakan soal tanya jawab
dengan siswa, sebagai ulangan pelajaran Muḥādaṡah itu, semua
jawaban harus dalam kalimat yang sempurna.

29
g. Apabila siswa telah agak maju dalam pelajaran Muḥādaṡah,
hendaklah guru menyiapkan alat-alat peraga (benda, contoh-contoh,
atau gambar-gambar) dan memperlihatkannya kepada mereka, dan
bersoal jawab dengan mereka berkenaan dengan nama benda dan
tempatnya, sifat-sifatnya, gunanya dan sebagainya. Sehingga lancar
lidah mereka bercakap-cakap tentang keadaan benda itu.
h. Suruhlah siswa mengeluarkan buku tulis dan menyalin kata-kata
baru atau istilah-istilah yang tertulis di papan tulis.21

21
Nur fadly Hermawan Kuswoyo, 2021, ”Teknik-Teknik Dasar Pembelajaran Bahasa
Arab”, h. 36-44

30
PENUTUP
Strategi pembelajaran merupakan suatu tata cara atau prosedur kegiatan
yang di dalamnya mencangkup materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
hal-hal yang berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan
efesien yang di rancang oleh seorang pendidik dan di lakukan bersama-sama
dengan peserta didiknya.
Teknik pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar
yang dipergunakan oleh guru atau instruktur atau bisa juga penyajian yang
dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di
dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan
oleh siswa dengan baik.
Kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu:
berorientasi pada tujuan pembelajaran, pilih teknik pembelajaran sesuai dengan
keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti, dan gunakan
media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera
peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan bermacam-
macam metode mengajar sebagai standart pemahaman mengenai teknik-teknik
penyajian, agar dapat memilih dan menggunakannya dengan tepat adalah pertama,
memiliki pengertian (mengerti) maksud dari metode/teknik penyajian yang
digunakan. Kedua, dapat/harus merumuskan tujuan yang dapat dicapai dengan
metode/teknik penyajian yang dipakai. Ketiga, mengetahui kapan suatu metode
teknik penyajian dapat digunakan secara efisien dan efektif. Keempat, mengetahui
kebaikan/keunggulan dan kelemahan dari setiap metode dan mampu
mengatasinya. Kelima, dalam menggunakannya mengetahui apa dan bagaimana
peranan guru, serta ada dan bagaimana peranan siswa. Keenam, harus menempuh
langkah-langkah tertentu sehingga penggunaan metode/ teknik penyajian itu dapat
berhasil guna dan berdaya guna. ketujuh, tidak hanya menggunakan suatu metode
secara monoton tetapi menggunakan bervariasi atau mengkombinasi berbagai
metode.

31
Jenis-jenis strategi pembelajaran berdasarkan keterampilan bahasa Arab
ada 6, yaitu: strategi pembelajaran mufrodat, strategi pembelajaran tarkib, strategi
pembelajaran istima`, strategi pembelajaran kalam, strategi pembelajaran qiro`ah,
dan strategi pembelajaran kitabah.
Jenis-jenis teknik pembelajaran bahasa Arab ada 7, antara lain: teknik
pembelajaran istima`, teknik pembelajaran kalam, teknik pembelajaran qiro`ah,
teknik pembelajaran kitabah, teknik pembelajaran mufrodat, teknik pembelajaran
qawa`id, dan teknik pembelajaran muhadastah.

32
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S, 2014, Modul Strategi Pembelajaran, Tanggerang: Universitas
Terbuka.
Djalal, F, 2017, Optimalisasi Pembelajaran Melalui Pendekatan, Strategi, Dan
Model Pembelajaran, Journal Sabiarrayad. Medan: Stikes Helvetia. Vol Ii
(1).
Fadriati, 2014, Strategi Dan Teknik Pembelajaran PAI, STAIN Batusangkar
Press.
Harisnur, 2022, Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknik Dalam Pembelajaran
Pai Di Sekolah Dasar. Genderang Asa: Journal Of Primary Education.
Pgmi Iain Lhokseumawe. Vol. 3(1).
Haudi, 2021, Strategi Pembelajaran, Solok : CV. Insan Cendekia Mandiri.
Khansa, Hasna Qonita, 2016, ” Strategi Pembelajaran Bahasa Arab”, Jurnal
Sastra Arab fakultas sastra UIN Malang, Malang.
Kuswoyo, Nur fadly Hermawan, 2021, ”Teknik-Teknik Dasar Pembelajaran
Bahasa Arab”, jurnal Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdhatul Ulama’
Madiun, Elwahdah Vol 2, Madiun.
Mu`awanah, 2021, Strategi Pembelajaran Pedoman Untuk Guru Dan Calon
Guru, Kediri: STAIN Kediri Press.
Zainiyati. H.S, 2010. Model Dan Strategi Pembelajaran Aktif (Teori Dan Praktek
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam). Surabaya: Cv.Putra
Media Nusantara Surabaya & IAIN PRESS Sunan Ampel.
Roestiyah, 2008, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 1,
Dalam Siregar.R.L. 2021.Memahami Tentang Model, Strategi,
Metode,Pendekatan, Teknik, Dan Taktik. Jurnal Pendidikan Islam. Vol.
10 (1)
Sutikno, M. Sobry, 2021, Strategi pembelajaran, Indramayu: CV. Adanu
Abimana.

33

Anda mungkin juga menyukai