NIM : 2210111220011
Program Studi: Pendidikan Sejarah
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Sejarah
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan kerangka yang terkonsep dan prosedur yang sistematis
dalam mengelompokkan pengalaman belajar agar tercapai tujuan dari suatu pembelajaran
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran serta para guru dalam
melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian adanya model pembelajaran ini
agar kegiatan dalam belajar mengajar tersusun secara sistematis dan dapat tercapai pada tujuan.
Model pembelajaran juga merupakan perencanaan atau sebuah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya referensi buku, komputer, film,
kurikulum dan lain-lain.
Dibawah ini adalah beberapa macam model pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, diantaranya:
Manfaat dari model ini termasuk pengembangan keterampilan sosial siswa, peningkatan motivasi
belajar, dan pembentukan hubungan antar anggota kelas yang positif. Para siswa belajar untuk
bekerja sama, mendengarkan pendapat orang lain, dan memberikan dukungan satu sama lain.
Selain itu, pengalaman positif dalam kelompok dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dan
memperkuat rasa keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran
online, model pembelajaran kooperatif dapat diadopsi melalui berbagai platform kolaboratif dan
alat daring. Siswa dapat berpartisipasi dalam diskusi kelompok melalui forum online,
berkolaborasi dalam pengembangan proyek bersama menggunakan aplikasi berbagi dokumen,
atau bahkan berkomunikasi melalui konferensi video untuk meningkatkan interaksi secara
virtual. Secara keseluruhan, model pembelajaran kooperatif bukan hanya tentang mentransfer
informasi, tetapi juga membentuk keterampilan kolaborasi dan sosial siswa. Dengan mendukung
pengembangan kerjasama, pemecahan masalah bersama, dan komunikasi efektif, model ini tidak
hanya mempersiapkan siswa untuk menanggapi tuntutan dunia kerja masa depan, tetapi juga
menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan dinamis.
2. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Nuryani (2002) pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam
perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Satu
pendekatan yang direncanakan untuk satu pembelajaran mungkin dalam pelaksanaan proses
tersebut digunakan beberapa metode. Kata „pendekatan‟ secara harfiah merupakan dari kata
(bahasa Inggris) yakni „approach‟ yang berartikan jalan, tindakan mendekati atau penghampiran.
Sedangkan kata „pembelajaran‟ merupakan terjemahan dari kata „instruction‟ yang berartikan
pengajaran atau pembelajaran. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan cara yang menggambarkan sebagai kerangka umum dari skenario yang digunakan
oleh guru dalam membelajarkan siswa agar bisa mencapai suatu tujuan pembelajaran.
1. Pendekatan Individual
2. Pendekatan Kelompok
3. Pendekatan Bervariasi
4. Pendekatan Edukatif
5. Pendekatan Keagamaan
6. Pendekatan Pengalaman
7. Pendekatan Pembiasaan
8. Pendekatan Emosional
9. Pendekatan Rasional
Berpikir secara sistem adalah berpikir runtut, sehingga melalui langkah-langkah yang jelas dan
pasti memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal.
3. Dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang
tersedia. Berpikir sistemis adalah berpikir bagaimana agar tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai oleh siswa. Oleh karena itu setiap guru harus berusaha memanfaatkan seluruh potensi
yang relevan yang tersedia.
Melalui proses umpan balik dalam pendekatan sistem dapat diketahui apakah tujuan itu telah
berhasil dicapai atau belum. Sehingga jika belum berhasil dapat diketahui komponen yang perlu
diperbaiki dan kadar perbaikannya.
3. Strategi Pembelajaran
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan
rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelberg & Driscoll (1992) dapat
digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai tingkatan,
untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely (1980) mengatakan
bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan
yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Strategi pembelajaran terdiri atas
semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola
kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan
karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang
dirumuskan. Gerlach & Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik
(prosedur) yang akan menjamin bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran.
Kata metode dan teknik sering digunakan secara bergantian. Gerlach & Ely (1980) mengatakan
bahwa teknik (yang kadang-kadang disebut metode) dapat diamati dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
D. Strategi Mengulang
E. Strategi Elaborasi
F. Strategi Organisasi
a. Siswa terbiasa belajar dengan perencanaan yang disesuaikan dengan kemampuan diri sendiri.
b. Siswa memiliki pengalaman yang berbeda-beda dengan temannya, meski ada juga
pengalaman mereka yang sama.
c. Siswa dapat memacu prestasi belajar berdasarkan kecepatan belajarnya sendiri secara optimal.
d. Terjadi persaingan yang sehat dalam mencapai hasil belajar yang efektif dan efisien.
e. Siswa dapat mencapai kepuasan jika dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan.
f. Siswa dapat mengulang uji kompetensi (remedial) jika terjadi kegagalan dalam uji kompetensi.
a. Guru dapat mengelola proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien.
d. Guru dapat memberikan bimbingan kepada siswa, ketika siswa mengalami kesulitan, misalnya
dengan memberikan teknik pengorganisasian materi yang dipelajari siswa atau teknik belajar
yang lain.
e. Guru dapat membuat peta kemampuan siswa sehingga dapat dipakai sebagai bahan analisis.
f. Guru dapat melaksanakan program belajar akseleratif bagi siswa yang mampu.
4, Metode Pembelajaran
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini berasal dari dua kata:
“metha” berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Dalam bahasa
Arab metode disebut “ Thariqat ”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, sehingga dilalui untuk menyajikan
bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran. Dalam pasal 1 Undang- undang No. 20 tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Pembelajaran
menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Syaiful Sagala mengandung arti bahwa kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Metode Cerita
Metode Dialog
Metode Nasihat
Menurut Djamarah dan Aswan Zain kegunaan metodologi pembelajaran adalah sebagai
salah satu komponen pembelajaran metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari
komponen lain. Tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode. Ini
berarti fungsi metode pembelajaran sebagai alat motivasi ekstrinsik, dengan menempatkan guru
sebagai motivasinya. Motif ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dari
luar. Dalam upaya menjelaskan metode, pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang
dianggap dapat relevan dengan metode dan dalam penggunaan teknik, setiap guru memiliki
taktik yang berbeda antara guru yang satunya dengan yang lain. Dengan penerapan metodologi
pembelajaran ini akan menciptakan metode yang mudah untuk mengetahui cara tersebut,
Sehingga metodologi ialah metode atau cara yang menghasilkan dan mengadakan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung. Maka metode ini bisa digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar.
5. Taktik Pembelajaran
Pembelajaran tidak diartikan sebagai sesuatu yang statis, melainkan suatu konsep yang
bisa berkembang seirama sesuai dengan tuntutan kebutuhan hasil pendidikan yang berkaitan
dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang melekat pada wujud pengembangan kualitas sumber
daya manusia. Dengan demikian, pengertian pembelajaran yang berkaitan dengan sekolah ialah
“kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen
yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen
tersebut menurut norma/standar yang berlaku”. Adapun komponen yang berkaitan dengan
sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran, antara lain adalah guru, siswa,
Pembina sekolah, sarana/prasarana dan proses pembelajaran.
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian,
teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama. Keterampilan merupakan perilaku pembelajaran yang sangat spesifik. Di
dalamnya terdapat teknik-teknik pembelajaran seperti teknik bertanya, diskusi, pembelajaran
langsung, teknik menjelaskan dan mendemonstrasikan. Dalam keterampilan-keterampilan
pembelajaran ini juga mencakup kegiatan perencanaan yang dikembangkan guru, struktur dan
fokus pembelajaran, serta pengelolaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Frelberg, H.J. and Driscoll, A. (1992). Universal Teaching Strategies. Boston: Allyn & Bacon.
Gerlach, V.S. & Ely, D.P. (1980). Teaching and Media a Systematic Approach. New Jersey:
Prentice Hall.
Ibid., 101.
Martinus Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa,
(Ciputat: Referensi, 2012), hlm. 21-22.
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 1.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung : Alfabeta, 2010), 62.
Syharsono dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya Karya,
2009), 574.
(Trianto, Model –Model Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Pretasi Pustaka 2007), 68.
http://alfaptfu.blogspot.co.id/2012/01/manfaat-strategi-pembelajaran-ptfu.html.
Pendekatan
Strategi
Metode