Anda di halaman 1dari 10

Nama : Komang Sukradi

Prodi : pendidikan

Semester : Tujuh (7)

1. Perbedaan metode pengajaran, model pembelajaran, strategi pengajaran


1) Strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke


dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
b) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik
awal sampai dengan sasaran.
d) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
e) Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
f) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku
dan pribadi peserta didik.
g) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
h) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
i) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran
baku keberhasilan.
j) Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula,
yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam
Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata
lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah
“a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

2) Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan
A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-
humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan
istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain


pembelajaran.  Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-
cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi
pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan
tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo,
rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan
dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue
print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan
langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai
dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para


guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang
kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru
(calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada
proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada
dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model
pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-
masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah
ada.

3) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang dilakukan oleh guru
atau pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Pendapat lain juga mengatakan
bahwa learning methods merupakan sebuah strategi atau taktik dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas yang diaplikasi tenaga pendidik agar tujuan pembelajaran
yang sudah ditetapkan bisa tercapai dengan baik.

Melalui cara ini maka diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Dengan demikian sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengenal metode dalam
pembelajaran supaya siswa merasa semakin bersemangat saat mengikuti pembelajaran di
dalam kelas. Selain itu, pemilihan metode yang tepat, membuat siswa tidak cepat merasa
bosan atau jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Macam-Macam Metode Pembelajaran

 
 

Bagi seorang guru yang ingin mengenal metode pembelajaran secara lebih jelas, memang
tidak hanya sebatas memahami pengertiannya saja. Melainkan juga perlu memahami apa saja
macam-macam metode dalam pembelajaran tersebut. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa
macam metode tersebut yang wajib dipahami oleh para guru.

a) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah salah satu metode pembelajaran yang bersifat konvensional karena
guru menyampaikan materi kepada siswa secara lisan. Sejak dahulu hingga sekarang, metode
satu ini memang dianggap sebagai yang paling praktis dan ekonomis. Namun seorang guru
harus bisa menggunakan metode ceramah secara menarik agar para siswa tidak cepat bosan.

b) Metode Diskusi

Sesuai dengan namanya, metode ini selalu mengutamakan aktivitas diskusi yang melibatkan
para siswa untuk belajar memecahkan masalah. Penerapan metode diskusi biasanya
dilakukan dengan membuat kelompok diskusi yang bertugas membahas sebuah masalah.

c) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara praktikum
agar siswa bisa melihat dan mempraktikkan secara langsung materi yang sedang dipelajari.
Metode demonstrasi meman lebih menarik serta membuat siswa lebih fokus pada materi
pelajaran.

d) Metode Ceramah Plus


Metode ini sebetulnya mirip metode ceramah pada umumnya, tetapi untuk metode ceramah
plus biasanya disertai metode lainnya saat menyampaikan materi seperti diskusi, tanya jawab,
demonstrasi dan latihan. atau feedback antara pengajar dan murid.

e) Metode Resitasi

Metode resitasi biasanya mengharuskan siswa membuat sebuah resume tentang materi yang
telah disampaikan oleh guru. Dimana resume tersebut ditulis pada kertas menggunakan kata-
kata dari siswa sendiri.

f) Metode Eksperimen

Metode eksperimen dilakukan melalui kegiatan percobaan atau praktikum di laboratorium


agar siswa bisa melihat secara langsung materi pelajaran yang sedang disampaikan. Biasanya
dapat berupa ilmu pengetahuan alam (sains) dan sebagainnya.

g) Metode Karya Wisata

Metode satu ini menggunakan tempat atau lingkungan tertentu yang mempunyai sumber
belajar untuk siswa. Namun penerapan metode ini perlu memperoleh pengawasan secara
langsung dari guru. Misalnya Museum atau Alam.

h) Metode Latihan

Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan melatih keterampilan
kepada siswa dengan merangsang, memanfaatkan atau membuat sesuatu. Biasanya setelah
Penjelasan Murid akan diuji Oleh beberapa pertanyaan.

i) Metode Perancangan

Pada metode ini, siswa akan dirangsang agar mampu membuat sebuah proyek yang nantinya
akan diteliti. Dapat Berupa perancangan skema, data, grafik , dan lain-lain. Metode ini
banyak digunakan juga pada program khususnya kejurusan.

j) Metode Debat

Metode ini mengajak siswa untuk saling beradu argumentasi secara perorangan atau
kelompok. Tetapi debat tersebut dilakukan secara formal dan memiliki aturan tertentu untuk
membahas dan mencari penyelesaian masalah.

Metode Mind Maping

Metode pembelajaran ini menerapkan cara berpikir secara runtut pada sebuah permasalahan,
bagaimana terjadinya serta penyelesaiannya. Melalui metode ini, siswa bisa meningkatkan
daya analisis serta berpikir kritis agar memahami masalah sejak awal sampai akhir.

a. Fungsi Metode Pembejalaran


Perlu Anda ketahui bahwa metode pembelajaran mempunyai beberapa fungsi tertentu.
Berdasarkan pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, diketahui beberapa fungsi
metode dalam pembelajaran antara lain:

b. Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebuah metode pembelajaran berperan sebagai alat motivasi ekstrinsik atau motivasi dari luar
untuk siswa. Dengan demikian siswa bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Dimana motivasi tersebut akan mendorong siswa agar semakin bersemangat mengikuti
kegiatan belajar mengajar.

c. Strategi Pembelajaran

Penerapan metode pembelajaran oleh guru maka menjadi setiap siswa di dalam kelas bisa
menangkap ilmu dengan baik. Sehingga setiap guru perlu mengetahui metode dalam
pembelajaran yang paling sesuai diterapkan di kelas tersebut berdasarkan karakteristik siswa.

d. Alat Mencapai Tujuan

Metode pembelajaran merupakan sebuah alat supaya siswa bisa mencapai tujuan belajar.
Sebab penyampaian materi yang tidak memperhatikan metode dalam pembelajaran maka
dapat mengurangi nilai kegiatan belajar mengajar tersebut. Selain itu, guru juga menjadi
kesulitan saat menyampaikan materi dan siswa kurang termotivasi saat belajar.

e. Tujuan Metode Pembelajaran

Tujuan utama dari metode pembelajaran yaitu membantu mengembangkan kemampuan


secara individu para siswa agar mereka mampu menyelesaikan masalahnya. Lebih jelasnya,
berikut beberapa tujuan metode dalam pembelajaran:

 Membantu siswa mengembangkan kemampuan individual para siswa supaya mereka bisa
mengatasi permasalahannya menggunakan terobosan solusi alternatif.
 Membantu kegiatan belajar mengajar agar pelaksanannya bisa dilakukan menggunakan cara
terbaik.
 Memudahkan dalam menemukan, menguji serta menyusun data yang diperlukan sebagai
upaya mengembangkan disiplin sebuah ilmu.
 Mempermudah proses pembelajaran dengan hasil terbaik agar tujuan pengajaran bisa
tercapai.
 Menghantarkan suatu pembelajaran ke arah ideal secara cepat, tepat dan sesuai harapan.
 Proses pembelajaran bisa berjalan dengan suasana yang lebih menyenangkan serta penuh
motivasi sehingga siswa mudah memahami materi.

Dunia pendidikan memang tidak bisa terlepas dari model pembelajaran yang berbeda di
masing-masing tingkat pendidikan. Dalam sebuah proses belajar memang tidak hanya
sekedar proses memberikan pelajaran saja. Melainkan juga melibatkan metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru untuk mentransfer ilmu kepada siswa-siswanya.
2. Tips menjadi guru yang baik dan benar

Guru merupakan profesi yang sejak lampau dianggap mengemban tugas mulia dan ikut
berperan besar dalam bertanggung jawab akan keberhasilan suatu generasi bangsa. Tidak
dapat dipungkiri menjadi guru adalah pekerjaan yang tidak mudah. Kehadirannya yang
memberikan pengaruh bagi peserta didik atau sosok manusia membuat guru juga
mendapatkan julukan sebagai pahlawan tanda jasa.

Menjadi guru berarti menyalurkan wawasan, transfer ilmu, membangun atau membentuk
karakter, dan di lain sisi juga mendorong siswa menggali dan mengembangkan potensi serta
bakat yang dimilikinya. Setiap siswa tentu memiliki karakter, cara belajar, potensi,
kemampuan, dan latar belakang yang berbeda-beda. Keberagaman dan diferensiasi sebagai
sosok pribadi manusia menantang guru untuk memberikan pengajaran yang menyenangkan,
sehingga tidak hanya memudahkan siswa memproses penerimaan ilmu yang telah ditransfer
guru, namun juga menciptakan suasana dan kondisi kelas yang menyenangkan. Tak ayal
sosok guru yang menyenangkan akan dikenang sepanjang masa oleh murid-muridnya,
bahkan ilmu yang diajarkan juga akan membekas seumur hidupnya.

Tips dan Trik Menjadi Guru yang Menyenangkan

Sosok guru yang mengajar dengan cara yang menyenangkan tentu akan lebih disukai
muridnya, sehingga pelajaran apapun yang diberikan mudah diserap oleh murid. Di era
digital, di mana segala macam akses informasi dan wawasan dapat diperoleh dengan mudah
menjadi tantangan lebih pula bagi guru, namun dalam waktu yang sama juga mendukung
guru dalam melakukan pengajaran yang kreatif dan inovatif sekaligus menyenangkan. Lantas,
bagaimana caranya agar guru dapat mengajar dengan cara yang menyenangkan? Berikut ini
tips dan trik yang dapat diterapkan guru agar dapat menciptakan pengajaran yang
menyenangkan.

1. Menguasai Materi yang Akan Disampaikan

Guru memang sosok dewasa yang membimbing siswa sekaligus menyampaikan materi/ilmu
yang telah dipelajarinya lebih dahulu. Namun, seiring tahun bertambah dan zaman kian pesat
berkembang, banyak wawasan, informasi atau ilmu baru yang tersebar. Adanya berbagai
perubahan dan perkembangan yang terjadi, sudah sewajarnya mendorong guru untuk
senantiasa adaptif. Guru harus lebih menguasai materi pengajaran yang disampaikan kepada
siswa dengan cara terus belajar. Jadi bukan hanya murid saja yang dituntut untuk rajin
belajar, guru juga harus mau menjadi sosok terbuka dan adaptif terhadap segala perubahan
dengan selalu belajar.

Sebagai upaya dalam penguasaan suatu materi pengajaran, guru bisa mengeksplor dan
memanfaatkan kemudahan akses internet untuk mendapatkan wawasan baru. Guru juga dapat
saling berdiskusi dan berbagi pikiran dengan guru yang seprofesi (mengajar di tingkat yang
sama atau mapel yang sesuai).
2. Menjadi Sosok atau Pribadi yang Menarik

Menjadi pribadi yang menarik tentunya bermula dari penampilan yang juga menyenangkan
untuk dilihat. Sebagaimana kata pepatah, "Jatuh cinta itu bermula dari mata turun ke hati".
Menarik simpati, mendapat perhatian orang lain, tentu diawali dari penampilan yang
menyenangkan dipandang mata. Oleh karena itu, tak heran guru sebisa mungkin selalu
menjaga penampilannya agar senantiasa terlihat rapi. Guru juga perlu memperhatikan aroma
tubuhnya, apakah sudah cukup wangi ataukah mengganggu? Sehingga membuat siswa
enggan mendekat dan merasa akrab dengan guru.Guru perlu memiliki karakter yang akan
selalu diingat murid bahkan mungkin menjadi bahan perbincangan dengan sesama murid
lainnya saat mereka membahas soal pembelajaran. Salah satu karakter yang menyenangkan
bisa dilakukan dengan cara suka bercerita. Agar kegiatan belajar tidak monoton atau
membosankan, guru dapat menyelipkan cerita atau suatu kisah yang kemudian dapat
dikaitkan dengan materi yang diajarkan. Cerita tersebut tidak perlu dilebih-lebihkan, namun
sampai dan mengena saat didengarkan oleh murid, sehingga dapat membekas dan diingat
selalu.

3. Menggunakan Media Belajar yang Menarik

Media pembelajaran bukan sekadar pendamping bagi guru dalam menyampaikan suatu
materi. Lebih dari itu, media belajar dapat membantu memudahkan murid untuk memahami
atau menguasai suatu materi tertentu. Melalui penggunaan media belajar yang sesuai atau
cocok, guru tidak hanya menciptakan kondisi belajar menyenangkan, namun juga efektif.

Kini, pemanfaatan media untuk mendukung guru dalam proses pengajaran semakin beragam
dan variatif. Apabila guru mendapatkan kesulitan dalam mengembangkan media belajar yang
menarik, guru dapat mengikuti pelatihan terlebih dahulu sehingga menambah referensi dalam
pengajaran. Berbagai pelatihan untuk guru saat ini juga bisa diakses dengan cara yang lebih
mudah. Misalnya, lembaga profesional yang membantu mengembangkan kompetensi
(skill) guru.

Salah satu lembaga atau platform yang mendukung guru untuk meningkatkan kompetensi
(skill) pengajaran ialah kejarcita.id. Dengan pelatih profesional yang berkecimpung di
bidang-bidang yang relevan, guru dapat menambah wawasan dalam membuat media belajar
yang menarik. Seperti menggunakan video dengan membuatnya melalui Videoscribe,
Kinemaster, Adobe, dll. Guru juga bisa mengikuti pelatihan untuk membuat desain
pembelajaran yang menarik di Kejarcita.id. Bukan hanya pelatihan untuk membantu guru
dapat membuat media pembelajaran yang menarik, ada pula berbagai topik pelatihan lainnya
yang mendukung guru dalam kegiatan pengajaran di era digital dan merdeka belajar.

4. Mencoba Mengenali Karakter Siswa

Karakter merupakan bagian yang tidak terlepas dalam menentukan perilaku yang ditunjukkan
seseorang. Mencoba memahami karakter murid membantu guru untuk melakukan penyikapan
yang sesuai pada muridnya. Dengan mencoba mengenali karakter muridnya, memudahkan
guru memberikan arahan dan karakter siswa, sekaligus mengetahui minat, bakat dan potensi
murid.

5. Mengajar dengan Semangat, Ikhlas dan Sabar

Bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, guru juga diharapkan mampu menyalurkan
semangat belajar agar murid tidak menyerah atau merasa kurang bersungguh-sungguh dalam
belajar. Guru dapat memberikan motivasi dan inspirasi pada murid agar tetap bersemangat
dalam belajar dan berkreasi.

Guru juga diharapkan mengajar dengan hati yang ikhlas dan juga sabar. Ada berbagai
tantangan dan cobaan yang pasti akan dihadapi guru. Baik dari faktor eksternal maupun dari
murid sendiri. Mulai dari perbedaan kemampuan siswa dalam mencerna ilmu yang
disampaikan hingga bermacam-macam karakter murid yang dihadapi guru. Saat seperti itu,
guru harus berusaha tetap tenang dan menjaga hatinya agar sabar dan ikhlas.

6. Menunjukkan Perhatian dan Menegur Kesalahan dengan Baik

Guru dapat menunjukkan perhatian yang sesuai dan pantas pada murid-muridnya. Perhatian
yang sesuai dan adil bagi murid juga menunjukkan kepedulian serta kasih sayang guru,
sehingga terjalin hubungan yang baik antara guru dan murid. Selain itu, murid-murid di
sekolah bisa saja melakukan kesalahan terhadap temannya, guru ataupun sekolah. Dalam
menangani atau menghadapi murid yang melakukan kesalahan tersebut, guru harus menegur,
mengingatkannya atau mengatasi dengan cara yang baik dan tepat, sehingga mental murid
tidak tertekan.

Menjadi guru memang pekerjaan yang tidak mudah. Banyak hal yang harus dilakukan dan
dikuasai oleh guru. Bukan sekadar mentransfer ilmu, namun juga mendidik dan mengajarkan
hal-hal baik pada murid bukanlah perkara yang mudah. Oleh karena itu, menjadi guru yang
menyenangkan diperlukan dengan mengembangkan kompetensinya terutama di era merdeka
belajar.

3. Jenis2/ Contoh Strategi Pembelajaran,Model Pembelajar,Metode Pembelajarn


1. Contoh strategi pembelajaran yang sering diterapkan di beberapa tempat oleh pendidik yaitu
sebagai berikut:
a) Siswa Bermain Peran

Strategi ini dilakukan supaya siswa dapat memainkan peran berdasarkan karakter yang
diberikan, misalkan pendidik memberikan contoh peran yang akan dimainkan dalam jangka
waktu tertentu. Contoh ini dapat mengajarkan siswa meniru karakter orang lain.

b) Siswa Menuliskan Pengalaman


Strategi pembelajaran ini dilakukan untuk mengasah kreatifitas otak siswa dalam menulis dan
berpikir kembali ke pengalaman menarik atau sedih yang pernah terjadi. Dengan demikian,
siswa dapat mengekspresikan sesuatu melalui tulisan.

2. Contoh metode pembelajaran


a) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah salah satu metode pembelajaran yang bersifat konvensional karena
guru menyampaikan materi kepada siswa secara lisan. Sejak dahulu hingga sekarang, metode
satu ini memang dianggap sebagai yang paling praktis dan ekonomis. Namun seorang guru
harus bisa menggunakan metode ceramah secara menarik agar para siswa tidak cepat bosan.

b) Metode Diskusi

Sesuai dengan namanya, metode ini selalu mengutamakan aktivitas diskusi yang melibatkan
para siswa untuk belajar memecahkan masalah. Penerapan metode diskusi biasanya
dilakukan dengan membuat kelompok diskusi yang bertugas membahas sebuah masalah.

3. Contoh model pembelajaran adalah yaitu ;


a) dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan
memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran
yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
b) guru dapat mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi
nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model
pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah
model pembelajaran yang telah ada

Anda mungkin juga menyukai