seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1)
pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik
pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah
tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat
unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik
awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku
dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran
baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David,
Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari
strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) expositiondiscovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara
merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran
tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah
modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan
unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun
beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria
penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah
yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadangkadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat
sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat
memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan
teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat
secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas,
sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan
muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin
memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) siswa menjadi pengkaji
yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan
kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi
berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, (2) guru menyediakan materi sebagai fokus
berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan
pada pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
siswa dalam menganalisis informasi, (5) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan
pengembangan keterampilan berpikir, serta (6) guru menggunakan teknik mengajar yang
bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru
A. Pengertian Metode dan Pendekatan
Metode dibedakan dari pendekatan. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam
perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Satu
pendekatan yang direncanakan untuk satu pembelajaran mungkin dalam pelaksanaan proses
tersebut digunakan beberapa metode. Sebagai contoh dalam pembelajaran pencemaran
lingkungan. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dapat dipilih dari beberapa
pendekatan yang sesuai, antara lain pendekatan lingkungan. Ketika proses pembelajaran
pencemaran lingkungan dilaksanakan dengan pendekatan lingkungan tersebut dapat digunakan
beberapa metode, misalnya metode observasi, metode didkusi dan metode ceramah. Supaya lebih
jelas ikuti perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru ketika akan memberi pembelajaran
pencemaran lingkungan tersebut. Pada awalnya ia memilih pendekatan lingkungan, berarti ia
akan menggunakan lingkungan sebagai fokus pembelajaran. Pada akhir pembelajaran melalui
konsep pencemaran lingkungan siswa akan memahami tentang lingkungan sekitarnya apakah
sudah tercemar atau tidak. Untuk merealisasikan hal tersebut ia menggunakan metode diskusi
dan ceramah. Dalam pembelajarannya ia membuat suatu masalah untuk didiskusikan oleh siswa
kemudian ia akan mengakhiri pembelajaran tadi dengan memberi informasi yang berkaitan
dengan hasil diskusi. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa metode dan pendekatan
dirancang untuk mencapai keberhasilan suatu tujuan pembelajaran.
B. Beberapa Pendekatan Pada KBM
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran biologi antara lain sebagai berikut :
1. Pendekatan tujuan pembelajaran
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Sebenarnya pendekatan ini
tercakup juga ketika seorang guru merencanakan pendekatan lainnya, karena suatu pendekatan
itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semua pendekatan dirancang untuk keberhasilan
suatu tujuan.
Sebagai contoh : Apabila dalam tujuan pembelajaran tertera bahwa siswa dapat mengelompokan
makhluk hidup, maka guru harus merancang pembelajaran, yang pada akhir pembelajaran
tersebut siswa sudah dapat mengelompokan makhluk hidup. Metode yang digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut dapat berupa metode tugas atau karyawisata.
2. Pendekatan konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami
suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses
pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa
metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.
3. Pendekatan lingkungan
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar
mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat
kaitannya dengan kehidupan sehari hari sering digunakan pendekatan lingkungan.
4. Pendekatan inkuiri
Penggunaan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang
dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang
digunakan oleh para ahli peneliti ( Dettrick, G.W., 2001 ). Pendekatan inkuiri dibedakan menjadi
inkuiri terpempin dan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka. Perbedaan antara keduanya terletak
pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya.
5. Pendekatan penemuan
Penggunaan pendekatan penemuan berarti dalam kegiatan belajar mengajar siswa diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah. Penemuan
tidak terbatas pada menemukan sesuatu yang benar benar baru. Pada umumnya materi yang
akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru, demikian pula situasi yang menunjang proses
pemahaman tersebut. Siswa akan melakukan kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan
hal yang akan ditemukan.
6. Pendekatan proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa
dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan
mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak
kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam
kegiatan belajar.
7. Pendekatan interaktif ( pendekatan pertanyaan anak )
Pendekatan ini memberi kesempata pada siswa uuntuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian
melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan ( Faire &
Cosgrove, 1988 dalam Herlen W, 1996 ). Pertanyaan yang diiajukn siswa sangat bervariasi
sehingga guru perlu melakukan llangkah langkah mengumpulkan, memilih, dan mengubah
pertanyaan tersebut menjadi suatu kegiatan yng spesifik.
8. Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui
praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan ini ada dua versi. Versi pertama siswa dapat
menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan
menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Versi kedua, hanya
masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya
dalam menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk.
9. Pendekatan sains teknologi dan masyarakat ( STM )
Hasil penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) ( dalam Poedjiadi, 2000 )
menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai
beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek :
kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui
pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan
lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini
tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah
yang ditemukan sehari hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah langkah
ilmiah
10. Pendekatan terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam
suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan
antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang
lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu
cara pandang.
mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat
menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain lain
peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
6. Metode ekspositori atau pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau
tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu
menyampaikan informasi yang diperlukan.
7. Metode karyawisata/widyamisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari
materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,
dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari
dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya,
memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
8. Metode penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode
ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina
disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri
informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja
secara mandiri.
9. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan
melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima
dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil
belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan
untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
10. Metode bermain peran
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah olah
berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam
metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep
dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
Pendekatan dan metode yang dipilih guru dalam memberikan suatu materi pelajaran sangat
menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Tidak pernah ada satu pendekatan dan
metode yang cocok untuk semua materi pelajaran, dan pada umumnya untuk merealisasikan satu
pendekatan dalam mencapai tujuan digunakan multi metode.
Metode dibedakan dari pendekatan ; metode lebih menekankan pada pelaksanaan kegiatan,
sedangkan pendekatan ditekankan pada perencanaannya. Ada lima hal yang perlu diperhatikan
guru dalam memilih suatu metode mengajar yaitu :
Kemampuan guru dalam menggunakan metode.
Tujuan pengajaran yang akan dicapai.
Bahan pengajaran yang perlu dipelajari siswa.
f. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses
pembelajaran.
5. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode
Terdapat enam prinsip penentuan metode, antara lain:
a. Prinsip motivasi dan tujuan belajar.
b. Prinsip kematangan dan perbedaan individual.
c. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis.
d. Integrasi pemahaman dan pengalaman.
e. Prinsip fungsional.
f. Prinsip menggembirakan.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
a. Tujuan yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran.
b. Perbedaan latar belakang individual anak.
c. Perbedaan situasi dan kondisi dimana pendidikan berlangsung.
d. Perbedaan pribadi dan kemampuan pendidik.
e. Fasilitas yang berbeda, baik dari segi kualitas mauipun kuantitas.
7. Macam-Macam Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran terdiri dari beberapa macam, mulai dari yang tradisional-konvensional
sampai yang modern-kontemporer. Ada beberapa metode yang sering digunakan dalam
pembelajaran, yaitu:
a. Metode ceramah, ialah sebuah cara melaksanakan pembelajaran yang dilakukan guru secara
monolog dan hubungan satu arah (one way communication).
b. Metode diskusi, ialah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar
memecahkan masalah (problem solving).
c. Metode tanya jawab, ialah penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan
dan siswa menjawab.
d. Metode demonstrasi, ialah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan.
e. Metode eksperimen, ialah metode pembelajaran dengan cara guru dan siswa bersama-sama
mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui.
f. Metode resitasi (pemberian tugas), ialah cara guru dalam memberikan tugas yang harus
dilakukan siswa, baik selama di kelas maupun di luar kelas.
g. Metode sosiodrama, ialah metode mengajar dengan mendramakan/memerankan cara tingkah
laku di dalam hubungan sosial.
h. Metode karyawisata, ialah suatu metode yang dilaksanakan dengan jalan mengajak anak-anak
ke luar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang ada
hubungannya dengan bahan pelajaran.