Anda di halaman 1dari 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

LEARNING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SD MUHAMMADIYAH
AMBARAWA

(Proposal Penelitian)

Oleh:
Dwi Pratiwi
18060092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING


(PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SD MUHAMMADIYAH AMBARAWA

(Proposal Penelitian)

Oleh
Dwi Pratiwi
18060092

Mengetahui
Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Jean Amorie, M.Pd Santi Hendayani, S.Pd.,M.Pd


NIP. 19601130199011001 NIDN.0231017401

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Yunni Arnidha, M.Pd


NIDN. 0229097801

ii
KATA PENGANTAR
Puji sykur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Pada Pembelajaran Ipa Di Kelas V SD Muhammadiyah Ambarawa”
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Ipa Di Kelas V Sekolah Dasar dan untuk
memperoleh gelar sebagai sarjana pendidikan.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung secara moril maupun materil sehingga proposal
penelitian ini dapat selasai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Drs. Wanawir Am. M.M.,M.Pd. selaku Rektor Universitas


Muhamamdiyah Pringsewu Lampung.
2. Ibu Rahma Faelasofi, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
3. Ibu Yunni Arnidha, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
4. Ibu Rindha Indah Prastiwi, S.Pd. selaku dewan guru kelas V SD
Muhamamdiyah Ambarawa yang telah memberikan data dalam proposal
penelitian ini.
5. Bapak, Ibu dan Adik- adik saya yang telah mendukung dalam proses
penyelesaian proposal penelitian ini.
6. Seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Muhammadiyah Pringsewu tahun 2018 yang telah memeberikan
semangat dan motivasi dalam penyelesaian proposal penelitian ini

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin,


penulis menyadari bahwa proposal ini masih ada kekurangan. Oleh, karena itu
penulis mengharpkan kritik dan saran yang membangun dari para pembacaguna

iii
menyempurnakan segala kekurangan dalam kekurangan penyusunan proposal
penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.....................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................4
D. Tujuan Penelitian................................................................................4
E. Manfaat Penelitian..............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori....................................................................................7
B. Penelitian yang Relevan...................................................................17
C. Kerangka Teori.................................................................................19
D. Hipotesis...........................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian..............................................................................21
B. Variabel Penelitian............................................................................22
C. Definisi Operasional.........................................................................22
D. Populasi dan Sampel.........................................................................23
E. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................24
F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data.......................................24
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data.............................................26
H. Jalannya Penelitian...........................................................................31
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang lebih bersifat student

centered. Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa

untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self directed) dan

dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction). Terkait dengan

desain pembelajaran, peran guru adalah mengkreasi dan memahami model-

model pembelajaran inovatif. Dengan begitu belajar akan lebih bermakna jika

siswa mengalami apa yang dipelajarinnya. Oleh karena itu hasil pembelajaran

diharapkan bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah

dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer

pengetahuan dari guru ke siswa.

Namun terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan yang didapat,

sebelumnya peneliti dalam hal ini sudah melakukan kegiatan pra survei

terhadap guru mata pelajaran IPA Kelas 5 SD Muhammadiyah Ambarawa

dalam hal proses pembelajaran. Dari hasil wawancara pra survey tersebut

dijelaskan, bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran cenderung membuat siswa kurang memahami terhadap

konsep pembelajaran IPA itu sendiri. Pada dasarnya pembelajaran IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan saja, tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan yang merangsang siswa untuk aktif terlibat didalamnya.

Model pembelajaran IPA yang sesuai untuk anak usia sekolah dasar adalah

1
model pembelajaran yang menyesuaikan situasi belajar siswa dengan situasi

kehidupan nyata dilingkungan. Oleh karena itu model pembelajaran berperan

penting dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar merupakan evaluasi peserta didik yang dilakukan oleh guru

setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan observasi yang

dilakukan di sekolah SD Muhammadiyah Ambarawa Diketahui dari hasil

wawancara dengan ibu indah hasil belajar mata pelajaran IPA masih kurang

optimal dan belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 60

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran IPA

Kelas V Jumlah siswa


A Persentase
NILAI
≥ 60 2 8,4% 2
< 60 22 91,6% 22
Jumlah 24 24
Sumber : Daftar nilai Ulangan Tengah Semester mata pelajaran IPA Kelas V

Semester genap SD Muhammadiyah Ambarawa Tahun Pelajaran

2020/2021.

Tabel data di atas, menunjukkan hasil belajar IPA siswa kelas V masih banyak

yang belum tuntas. Hal tersebut dikarenakan Proses Pembelajaran yang

membosankan bagi peserta didik membuat pengaruh terhadap hasil belajar

peserta didik . Siswa kelas V SD Muhammadiyah Ambarawa kurang

memahami pembelajaran IPA di Sekolah Dasar selama ini diakibatkan oleh

beberapa faktor. Salah satunya yaitu model pembelajaran yang dipakai tidak

tepat. Selama ini pembelajaran IPA masih didominasi dengan model yang

2
bercorak tradisional (konvensional), ceramah (berpusat pada guru), hanya

sekedar mentransfer pengetahuan , dan kurang mendorong potensi siswa. Hal

ini mengakibatkan siswa cenderung pasif, merasa bosan dan pada akhirnya

hasil belajar siswa tidak optimal. Menurut Goyena & Fallis ( 2019) Masa usia

sekolah dasar kelas V sebagai fase kanak-kanak akhir yang kiranya berusia

sekitar sepuluh tahun sampai dengan usia sebelas tahun. Karakteristik anak

pada saat kelas V adalah menampilkan perbedaan- perbedaan individual dalam

banyak segi dan bidang diantaranya dalam intelegensi, kemampuan dalam

kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.

Sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajaran perlunya perlakuan khusus

terhadap perbedaan kepribadian siswa yang berbeda-beda.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

adalah dengan penerapan model pembelajaran berbasis proyek atau yang

sering disebut dengan model pembelajaran project based learning (PJBL).

Menurut (Khamdi, 2007) pembelajaran berbasis proyek adalah model atau

pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual

melalui berbagai kegiatan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek

adalah penggunaan proyek sebagai model pembelajaran. Sehingga dengan

penerapan model ini, pembelajaran IPA yang awal mulanya menjadi

pembelajaran yang membosankan bagi peserta didik dapat berubah menjadi

pembelajaran yang menyenangkan, aktif, partisipatif dan konstruktif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian

“Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Terhadap

3
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA Di Kelas V SD

Muhammadiyah Ambarawa” pada tahun ajaran 2020/2021.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar IPA dan perumusan masala

hnya bersifat deskriptif. Untuk lebih jelasnya masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan penerapan model pembelajaran

project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengungkapkan dan mengetahui “Peningkatan hasil belajar siswa

melalui model pembelajaran project based learning”

D. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini terarah dan terfokus pada pokok permasalahan yang akan

dibahas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada :

1. Penilaian hanya terbatas pada hasil belajar IPA siswa.

2. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas V SD Muhammadiyah Ambarawa.

3. Model yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar adalah model

pembelajaran Project Based Learning (PJBL).

E. Manfaat Penelitian

4
Berdasarkan dari tujuan penelitian yang akan dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan kurikulum

di Sekolah dasar yang akan terus berkembang sesuai dengan tuntutan

masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yaitu penggunaan model pembelajaran Project Based Learning

(PJBL) dalam peningkatan hasil belajar.

c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan model pembelajaran di sekolah dasar serta

menjadi bahan lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Sekolah, diharapkan menjadi acuan sekolah dalam

meningkatkan profesionalisme untuk menunjang proses pembelajaran

yang baik di kelas maupun diluar kelas, melalui model pembelajaran

Project Based Learning (PJBL).

b. Untuk Siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA

dan dapat menjadikan siswa yang interaktif dan mudah dalam

pemahaman konsep materi IPA.

c. Untuk Guru, diharapkan guru dapat menciptakan suasana pembelajaran

dengan cara yang menyenangkan dan bervariasi dengan menggunakan

Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL).

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

6
1. Hasil Belajar IPA

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil

belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya,

yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjukan pada suatu

perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahannya input secara fungsional, sedangkan belajar

dilakukannya untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada

individu yang belajar (Purwanto, 2011:44).

Hasil belajar adalah hasil dari adanya proses interaksi, proses belajar dan

evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru dengan siswa melalui kegiatan

pembelajaran (Syahputra, 2020). Sejalan dengan pendapat Syahputra,

Firmansyah (2015) mengatakan bahwa, hasil belajar merupakan hasil

akhir yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan proses belajar yang

dapat dijadikan ukuran apakah siswa tersebut sudah berhasil dalam

memahami materi yang disampaikan atau belum.

Perubahan yang terjadi dalam diri individu baik itu perubahan sikap

maupun keterampilan juga dapat dikatakan hasil belajar (Hilmiatussadiah,

2020). Hasil belajar siswa ditandai dengan skala nilai berupa huruf,

symbol serta angka. Hasil belajar tidak hanya digunakan sebagai evaluasi

seberapa dalam pengetahuan yang didapat oleh siswa tetapi juga

pengalaman apa saja yang telah didapatkan setelah proses pembelajaran

berlangsung. Nilai bukanlah satu-satunya bentuk dari hasil belajar tiap

7
individu, namun sikap yang ditunjukkan oleh individu atau kelompok juga

merupakan hasil dari belajar siswa. Selain itu hasil belajar individu tidak

hanya berasal dari dirinya sendiri tetapi dapat berasal dari lingkungan dan

pengalaman oranglain.

Menurut Sudjana, 2011:20 Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan

psikomotoris berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami

siswa.

Dari beberapa pendapat mengenai hasil belajar, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang mencakup

tiga aspek yaitu, aspek kognitif yang berupa kecakapan kerja serta

berpikir, aspek afektif yang berupa pembentukan sikap ilmiah dalam

memecahkan masalah, dan aspek psikomotor berupa keterampilan serta

kecakapan menggunkan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pelajaran berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alamsecara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari.

8
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu tentang pengetahuan gejala

alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang

teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode

ilmiah (Hisbullah dan Selvi, 2018). IPA adalah suatu kumpulan teori yang

sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan

eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti ingin tahu, terbuka, jujur,

dan sebagainya (Trianto, 2010). IPA secara singkat dapat didefinisikan

sebagai kumpulan teori gejala alam yang sistematis melalui suatu

rangkaian kegiatan metode ilmiah. IPA pada Kurikulum 2013 ditekankan

menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya,

mencoba, menalar, dan mengomunikasikan (Resmawati, Prabowo, &

Munasir, 2018). IPA dalam proses pembelajarannya menempatkan peserta

didik sebagai pencari, pengolah, dan penemu sendiri bagaimana ilmu

pengetahuan yang dihasilkan (Fitriyati, Hidayat, & Munzil, 2017). Hal ini

juga sesuai dengan pendapat bahwa Konsep IPA dikembangkan dari

pengamatan, percobaan atau eksperimen dengan prosedur dan sikap ilmiah

(Megawati, 2018).

Pembelajaran IPA di SD, diupayakan adanya penekanan pada

pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat)

yang diarahkan pada pengalaman belajar yang lebih bermakna Depdiknas

(dalam Citrasmi dkk, 2016). Depdiknas (dalam Andriana, 2014)

menyatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan

9
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, dan IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta tetapi disertai

dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip yang merupakan suatu proses

penemuan. Maka dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA adalah

mata pelajaran yang penting, yang mana pelajaran IPA dipelajari sejak

pendidikan dasar, pelajaran IPA digunakan siswa untuk mempelajari

hubungan manusia dengan alam dengan cara pengamatan dan

pengumpulan konsep- konsep alam yang logis, sistematis dan bertujuan

untuk sebuah penemuan.

Hasil belajar sama dengan prestasi belajar, yang berarti penilaian hasil

belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat yang

mencerminkan hasil yang sudah dicapai siswa dalam periode tertentu.

Sehingga dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa hasil belajar IPA adalah perubahan tingkah laku yang terjadi

sebagai akibat seorang individu mengalami proses belajar IPA.dalam

periode tertentu.

2. Model Pembelajaran

Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

dalam melakukan sesuatu kegiatan. Model dapat dipahami juga sebagai

10
gambaran tentang keadaan sesungguhnya. Berdasarkan pemahaman

tersebut, model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dan terencana dalam

mengorganisasikan proses pembelajaran peserta didik sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Model pembelajaran juga dapat dipahami sebagai blueprint guru dalam

mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Model

pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang kurikulum

ataupun guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran

di kelas (Donni Juni: 2019).

Jadi kesimpulannya model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara

khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan

bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

a. Pengertian Model Project Based Learning (PJBL)

Menurut Kosasih (2016:96) menyatakan bahwa “Pembelajaran

berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran

yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai tujuannya”. Selanjutnya,

model pembelajaran ini juga dikemukakan oleh Nasution & Rizal 2016

(dalam Dewi dkk, 2017) menyatakan bahwa, Project Based Learning

adalah model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan

11
prinsip-prinsip utama (sentral) dari suatu disiplin, melibatkan siswa

dalam kegiatan memecahkan masalah dan tugas-tugas bermakna

lainnnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom

mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan

produk karya siswa bernilai, dan realistik.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh kedua orang di atas dapat di

simpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning adalah

model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai tujuannya dan

melibatkan siswa dalam kegiatan memecahkan masalah dan tugas-

tugas bermakna lainnnya, memberi peluang siswa bekerja secara

otonom mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya

menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik.

Model Pembelajaran Project Based Learning menggunakan masalah

sebagai langkah awal pembelajarannya, masalah yang dimaksud

adalah berupa pernyataan yang akan dikaitkan dengan proses

pembelajaran yang akan dicapai dan kemudian disajikan sebagai

proyek, sesuatu yang harus di garap atau di kerjakan oleh siswa.

Dengan demikian, akhir dari pembelajaran ini berupa suatu produk,

kegiatan atau karya. Dalam proses pembelajaran siswa ikut terlibat

langsung dalam pengerjaan proyek sehingga guru dapat

mengembangkan keterampilan proses sains pada diri siswa seperti rasa

ingin tahu, sikap ingin mendapat kan sesuatu yang baru, sikap tidak

putus asa dan percaya diri.

12
b. Kelebihan dan Kelemahan Model Project Based Learning (PJBL)

kelebihan dari model Project Based Learning, menurut Aisya

Mutmaina, yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,

mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan

penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

2) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil

memecahkan masalah-maslah di kehidupan sehari-hari.

3) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan

mempraktikkan keterampilan komunikasi.

4) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan

praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu

dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas.

5) Meningkatkan keterampilan peserta didik untuk menggunakan

informasi dengan beberapa disiplin ilmu yang dimiliki.

6) Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

7) Meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan teknologi

dalam belajar.

Adapun kelemahan dan kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis proyek adalah waktu dan biaya yang lebih

banyak dibutuhkan. Bahkan untuk mencapai proses pembelajaran

yang maksimal dalam mengimplementasikan Project Based Learning,

13
diperlukan desain khusus untuk kelas atau sekolah yang

menggunakannya. Tahap pembelajaran dalam model pembelajaran

proyek ini selalu mengikutsertakan presentasi atau performance

sehingga membutuhkan desain sekolah dan kelas yang lebih efektif

dan dinamis (Railsback, 2002).

c. Langkah-Langkah Model Project Based Learning

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek yang dikembangkan

oleh the George lucas educational foundation (2005) adalah sebagai

berikut:

1) Dimulai dengan pertanyaan esensial (start with the essential

question).

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan

yang dapat mengeksplorasi pengetauan awal peserta didik serta

member penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.

2) Mendesain rencana proyek (design a plan for the project)

Perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif antara guru

dan peserta didik, dalam menentukan aturan main pengerjaan

proyek. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk

menentukan judul proyek yang sesuai dengan materi dan

permasalahannya.

3) Membuat jadwal (create a schedule)

Tahap ketika guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun

jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

14
4) Memonitor peserta didik dan memantau perkembangan proyek

(monitor the students and the progress of the project)

Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap

aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.

5) Menilai hasil (assess the outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur

ketercapaian standar dan tujuan belajar.

6) Mengevaluasi pengalaman (evaluasi the experience)

Guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan

hasil akhir proyek yang sudah dijalankan. Pada akhir proses

pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan proses evaluasi,

baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta

didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya

selama menyelesaikan proyek.

d. Pembelajaran IPA

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan,

yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa

(Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai

suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau

kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut

dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan

penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan

perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat

evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004:4).

15
Berdasar pendapat tersebut maka disimpulkan pembelajaran adalah

suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka

membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di

masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam

masyarakat yang akan datang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan

mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai

pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam

sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses

ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-

gagasan hakikat pembelajaran ipa.

IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi,

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian

seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain

(Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-

prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri

Sulistyorini, 2007: 39).

Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-

peristiwa yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan

Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa

16
mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi

tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui

serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan

penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai

cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan

membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih

mendalam hakikat pembelajaran ipa (Depdiknas dalam Suyitno,

2002:7).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran

IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di

alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,

penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan

konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain

penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan hakikat

pembelajaran ipa.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam penulisan proposal ini peneliti menggali informasi dari penelitian

penelitian sebelumnya sebagai bahan pembanding baik mengenai kekurangan

dan kelebihan yang sudah ada. Selain itu peneliti juga menggali informasi dari

buku dan skripsi dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada

sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk

memperoleh landasan teori ilmiah.

17
1. Ardina Chandra Dewi, mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun

ajaran 2019 dengan judul “Keefektifan Model Project Based Learning

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sd Negeri Mujur Kecamatan

Kroya Kabupaten Cilacap” Model Problem Based Learning efektif

digunakan dalam pembelajaran IPA materi Siklus Air siswa kelas V SDN

Mujur Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Hal ini berdasarkan uji t-test

yang diperoleh thitung > ttabel yaitu (2,366>1,99), artinya hasil belajar di

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belar kelas kontrol.

Keefektifan ini didukung hasil uji n-gain kelas eksperimen sebesar 0,434

dengan kategori sedang, dan hasil uji n-gain kelas kotrol sebesar 0,239

dengan kategori rendah.

2. Firda Aulia, Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2020 Dengan Judul “Pengaruh Model

Project Based Learning (PJBL) Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif

Siswa Kelas V SDN Kampung Bulak 02 Pada Materi Siklus Air”. Pada

penelitian ini model project based learning (PJBL) lebih memberikan

pengaruh terhadap kemampuan berfikir kreatif siswa dibandingkan dengan

model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari presentase skor

tiap indikator kemampuan berfikir kreatif kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas control yaitu fluency (eksperimen = 68,5% ˃ control = 64,12%),

flexibility (eksperimen = 81,52% ˃kontrol = 38,59%), originality

(eksperimen = 89,14%˃ control = 52,72%), dan elaboration (eksperimen =

89,12% ˃ control 85,87).

18
3. Andi Nurannisa Syam, mahasiswa Universitas Islam Negeri ALAUDDIN

Makasar dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Di Kelas

Viii Mts Madani Alauddin Paopao” Hasil belajar biologi siswa kelas kelas

VIII A MTs Madani Alauddin paopao yang diajar menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) tergolong “tinggi”

dengan persentase 46,67 dan nilai rata-rata sebesar 78,23.

C. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Peserta didik

Model Pembelajaran
Project Based Learning

Hasil Belajar Siswa

Kerangka teori diatas bahwa yang terjadi di lapangan yaitu hasil belajar siswa

cenderung rendah karena penggunaan model pembelajaran konvensional.

Dengan permasalahan yang terjadi di lapangan peneliti memiliki solusi dengan

19
menggunakan Model pembelajaran Project Based Learning. Dimana Model

pembelajaraan ini digunakan agar proses pembelajaran lebih aktif dan

meningkat antusiasme siswa dalam belajar serta pengaitan antara kepribadian

dengan metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Dengan adanya pengaruh yang ditunjukkan oleh model

pembelajaran dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, diharapkan dapat

menjadi masukan bagi guru sebagai pertimbangan dalam penggunaan model

pembelajaran dalam pembelajaran IPA sehingga tujuan dari pembelajaran IPA

dapat tercapai dengan maksimal.

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah kajian pustaka maka hipotesis penelitian dapat

diajukan sebagai berikut:

Terdapat peningkatan hasil belajar siswa sesudah menerapkan model project

based learning.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

20
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, menggambarkan

keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang ini berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif hanyalah

memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Selain itu

penelitian ini menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti

hanya bertindak sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku,

mengamati gejala dan mencatat dalam buku observasinya.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis survey Menurut

Nana Syaodih (Dalam Saepulloh, Asep,& Bahrudin 2012:6) mengatakan bahwa

survey digunakan untuk mengetahui gambaran umum dari karakteristik populasi.

Alasan mengapa menggunakan metode survei yaitu pertama untuk kelengkapan

data. Metode survei adalah metode kuantitatif, namun biasanya survei yang

dilakukan cenderung lebih sederhana dengan alat analisis statistik yang

sederhana pula (statistik deskriptif) karena sifatnya hanya sebagai pelengkap

data atau informasi. Dengan adanya informasi atau tambahan data dari hasil

survei, maka informasi yang terjadi menjadi lebih kaya dan lengkap. Sehingga

deskripsi detil hasil akhir penelitianpun benar-benar komprehensif dan

memberi kesimpulan yang meyakinkan, sedangkan alasan yang kedua adalah

karena kebutuhan penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diolah peneliti

merasa kurang puas dengan hasil penelitiannya, sehingga dia membutuhkan

penelitian lanjutan agar lebih komprehensif.

21
Dengan metode ini penulis mencoba untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa

SD Muhammadiyah Ambarawa setelah diberi perlakuan model pembelajaran

Project Based Learning.

B. Variabel Penelitian

Sugiyono (2019:3) mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya.” Dalam penelitian ini terdapat satu variabel Variabel yaitu

Terikat (Dependen).

Variabel Terikat (Dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA (Y).

C. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA

peserta didik kelas VI SD Muhammadiyah Ambarawa tahun pelajaran

2021/2022 setelah diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Project Based Learning diharpakan dapat mencapai hasil pembelajaran sesuai

KKM. Hasil belajar IPA yang dimaksud adalah kemampuan menguasai materi

yang diperoleh peserta didik setelah proses belajar mengajar dalam bentuk

skor atau nilai berdasarkan hasil tes belajar IPA pada pokok bahasan Siklus

Air. Indikator yang akan diukur terdiri dari : 1) menjelaskan cara menghemat

22
air. 2) melakukan percobaan tahapan tahapan dalam siklus air seperti

evaporasi dan lain-lain. 3) siswa dapat mendiskusikan dan membuat karya

skema siklus air.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian.

Sehubungan dengan hal tersebut maka populasi pada penelitian ini adalah

seluruh Siswa kelas V SD Muhammadiyah Ambarawa yang berjumlah 24

siswa

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang

diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil

sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Adapun

penentuan jumlah sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian

ini adalah dengan metode sensus berdasarkan pada ketentuan yang

dikemukakan oleh sugiyono (2002: 61-63), yang mengatakan bahwa :

“sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah

sensus”.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan menjadi sampel.

23
E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kelas V SD Muhammadiyah Ambarawa pada

semester genap pada tahun ajaran 2020/2021.

F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrument Penelitian

a. Tes

Ada dua tahap tes yang akan dilakukan yaitu pretest dan posttest. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui nilai awal dan nilai akhir siswa Kelas

V SD Muhammadiyah Ambarawa dan dapat juga mengukur hasil

belajar IPA siswa yang menggunakan model pembelajaran Project

Based Learning dan siswa yang menggunakan dan siswa yang

menggunakan model pembelajaran konvensional. Tes ini berupa soal

pilihan ganda dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d. Materi yang

digunakan dalam tes ini adalaha materi siklus air.

2. Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penelitian, diantaranya:

a. Observasi

Teknik observasi yang dilakukan peneliti ialah observasi langsung.

Observasi langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan

terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa

(Margono, 2007:159). Observasi ini dilakukan peneliti ketika akan

melakukan penelitian di SD Muhammadiyah Ambarawa.

24
b. Tes

Dalam tes ini penelitian menggunakan tes untuk menentukan atau

mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Tes yang

digunakan berupa tes formatif pilihan ganda yang diadakan pada waktu

yang telah ditentukan.

Tujuan utama diadakan tes untuk mengetahui pengaruh hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA sebelum dan setelah mengikuti proses

kegiatan pembelajaran dikelas dengan treatment atau perlakuan, yaitu

menerapkan model pembelajaran project based learning.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data lengkap, sah, dan

bukan berdasarkan pikiran (Soeyono Basrowi, 2007 : 166)

Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang sudah ada,

seperti data siswa kelas V SD Muhammadiyah Ambarawa.

d. Wawancara

“Selanjutnya Triyono mendefinisikan teknik wawancara sebagai salah

satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab

secara lisan, baik secara langsung melalui tatap muka (face to face)

antara sumber data (responden) atau secara tidak langsung (Triyono,

2013 : 162). Wawancara yang digunakan oleh peneliti yakni

wawancara langsung dengan guru Matematika Kelas V SD

Muhammadiyah Ambarawa

25
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode pengumpulan data

a. Uji Instrumen Penelitian

1). Uji Validitas

Sebuah soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar

terhadap skor total, skor pada soal menyebabkan skor total menjadi

tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa sebuah

soal memiliki validitas tinggi jika skor pada soal mempunyai

kesejajaran dengan skor total Pengukuran validitas butir soal pada

penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan

angka kasar. Apabila telah diketahui nilai rxy maka nilai tersebut

dibandingkan dengan nilai hitung r, jika nilai hitung r lebih besar (≥)

dari nilai table r, maka instrument dapat dikatakan valid.

Rumus mencari validitas:

n ( ∑ XY ) −( ∑ X )( ∑ Y )
r h itung=
2 2 2 2
√ {n∑ X −(∑ X ) }{n∑ Y −(∑ Y ) }
Dimana:

r = Koefisien korelasi Pearson

Σxy = Jumlah hasil dari X dan setelah dikalikan

Σx = Jumlah skor X

Σy = Jumlah skor Y

Σx2 = Jumlah kuadrat dari skor X

Σy2 = Jumlah kuadrat dari skor Y

n = Jumlah sampel

26
(Suharsimi Arikunto, 2013:75)

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan (Sukardi,

2003:127). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015:121). Ada berbagai

cara yang digunakan untuk mengetahui kereliabilitasan suatu soal.

Dalam hal ini peneliti menggunakan rumus menggunakan rumus

alpha, sebagai berikut:

r11 =

Keterangan :

r11 = Realibitas yangdicari

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians Total

(Suharsimi Arikunto, 2008:109)

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung maka untuk menetukan

kiteria reliabilitas yakni sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Reliabilitas

Koefisien relibilitas Kriteria

(r11)
0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

27
0,20 < r11≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto (2008:75)

3) uji tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran atau kita singkat TK dapat didefinisikan sebagi

proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar.

Rumus mencari tingkat kesukaran:

B
P=
JS

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

(Sudijono, 2009: 372)

Setelah diketahu indeks kesukaran tiap butir soal, maka untuk

menginterpretasikan tingkat kesukarannya dapat ditentukan dengan

menggunakan tabel berikut ini:

Tabel 3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya P Interpretasi
Kurang dari 0,30 Sangat Sukar
0,30 - 0,70 Cukup (Sedang)
Lebih dari 0,70 Mudah
Sumber : Anas Sudijono (2008:372)

4) Uji Daya Pembeda

Daya Beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang tergolong mampu (berkemampuan tinggi) dengan siswa

28
yang tergolong tidak mampu (berkemampuan rendah). Daya beda

soal dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Ba Bb
D= - = PA - PB
Ja Jb

Keterangan:

D : daya beda soal

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

itu benar

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

butir soal yang diolah

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

butir soal yang diolah

Hasil perhitungan daya pembeda diinterprestasi berdasarkan

klasifikasi yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 4. Klasifikasi Daya Beda

Besarnya D Interpretasi
Kurang dari 0,20 Jelek (poor)
0,20-0,40 sedang(satisfactory)
0,40-0,70 baik (good)
0,70-1,00 baik sekali (excellent)
Negatif semuanya tidak baik
(Sudijono, 2008: 389)

29
2. Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan staatistik

deskriptif, dengan penyajian data melalui perhitungan persentase karena

penelitian ini tidak membandingkan ataupun menghubungkan dengan

variabel lain tetapi hanya menggambarkan variabel yang diteliti saja yaitu

hasil belajar matematika (Sugiyono, 2016:207).

Penelitian ini akan menggunakan statistic deskriptif dengan rumus

perentase sebgai berikut:

F
P= x 100 %
N

Keterangan:

P : persentasi

F : Frekuensi

N : Jumlah Sampel

100% : Bilangan tetap

H. Jalannya Penelitian

Kegiatan penelitian merupakan suatu proses memperoleh atau mendapatkan

suatu data yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Jalannya

penelitian yang telah dilakukan dibagi dalam beberapa tahap yaitu :

1. Mengidentifikasi masalah atau mencari suatu permasalahan

Pada tahap ini, peneliti harus terlebih mencari apa masalah yang hendak

diteliti.

2. Merumuskan masalah

30
Dimana tahap ini merupakan kelanjutan dari penemuan masalah yang

kemudian peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan masalah-

masalah yang akan diteliti. Membuat batasan masalah terutama dalam

dalam menentukan ruang lingkup masalah yang akan diteliti.

3. Mengadakan studi pendahuluan

Hal ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan data informasi berkaitan

dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat diketahui keadaan

masalah tersebut secara teoritis maupun praktis. Studi pendahuluan sangat

berguna untuk menyusun kerangka teori tentang pemecahan masalah

dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui pelaksana

peneliti dilapangan.

4. Merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan semestara yang akan dibuktikan

kebenarannya melalui peneliti lapangan.

5. Menentukan sampel penelitian

Pada tahap ini menentukan objek yang akan diteliti. Keseluruhan objek

yang akan diteliti disebut populasi penelitian. Bila dalam penelitian hanya

menggunakan sebagian dari populasi, maka hal ini cukup menggunakan

sampel.

6. Menyusun rencana penelitian

Tahap ini menggunakan pedoman selama menggunakan penelitian.

Sehingga suatu pola pelaksanaan harus dapat menggunakan hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan pelaksana penelitian.

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

31
b. Membuat instrumen evaluasi berupa soal tes pilihan ganda.

7. Etika penelitian

Pada tahap ini peneliti harus mempunyai etika yang baik dalam penelitian

agar mendapatkan persetujuan komite etnik dan ijin penelitian.

8. Tahap akhir

Tahap akhir ini dilakukan setelah semua tahapan-tahapan dapat

diselesaikan, dengan menyusun langkah-langkah sebagai berikut:

Menyusun kerangka laporan hasil penelitian dengan mentabulasikan dan

menganalisis data yang telah diperoleh, yang kemudian dapat

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, dengan harapan apabila

terdapat revisi-revisi akan segera dilakukan agar hasilnya berjalan secara

optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Andini, N. K. A. S. dkk. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Pbl Terhadap


Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV SD Gugus 2 Kecamatan Rendang. E-
Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 4(1), 1–10.
Apriany, W., Widi Winarni, E., & Muktadir, A. (2020). Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Terhadap Hasil Belajar
Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 5 Kota
Bengkulu. Ejournal.Unib.Ac.Id, 3(1), 88–97.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/dikdas/article/view/12308
Ariyanto, M. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Kenampakan Rupa
Bumi Menggunakan Model Scramble. Profesi Pendidikan Dasar, 3(2), 133.
https://doi.org/10.23917/ppd.v3i2.3844
Aulia, F. (2020). PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V
SDN KAMPUNG BULAK 02 PADA. Repository.Uinjkt.Ac.Id.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/54132

32
Fahrezi, I., Taufiq, M., Akhwani, A., & Nafia’ah, N. (2020). Meta-Analisis
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Profesi Guru, 3(3), 408.
https://doi.org/10.23887/jippg.v3i3.28081

Fitria. (2013). 済無 No Title No Title. In Journal of Chemical Information and


Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Fitrianingtyas, A., & Radia, A. H. (2017). Peningkatan hasil belajar IPA melalui
model discovery learning siswa kelas iv SDN Gedanganak 02. Mitra
Peeendidikan, 1(6), 708–720. https://e-
jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-jmp/article/view/141/65
Hastuti, A., & Budianti, Y. (2014). Pengaruh penggunaan media audio visual
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ipa kelas ii sdn
bantargebang ii kota bekasi. Jurnal Pedagogik, 2(2), 33–38.
Malichah, N. D. (2020). Upaya Guru Dalam Mengoptimalkan Pembelajaran Ipa
Saat Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Di Smp Negeri 9 Salatiga). Skripsi, 19.
Naf. (2017). Pengaruh Model Project Based Learning (Pjbl) Melalui Pembuatan
Awetan Bioplastik Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik
Kelas Vii Di Smp Negeri 12 Bandar Lampung Pada Materi Keanekaragaman
Makhluk Hidup. Skripsi. Univeristas Islam Negeri Raden Intan, 1–86.
Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model. In Nizmania Learning
Center.
Prabowo, D., Saputra, H. J., & Atharina, F. P. (2020). Pengaruh Model
Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V
Sd Sawah Besar 01. Elementary School: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Ke-SD-An, 1(1), 16–25.
https://doi.org/10.31316/esjurnal.v1i1.1107
Rosyada, M. I., Atmojo, I. R. W., & Saputri, D. Y. (n.d.). Dampak implementasi
pembelajaran dalam jaringan ( daring ) mengenai kualitas pembelajaran ipa
di sekolah dasar pada masa pandemi covid-19. 1–5.
Screenshot_2021-05-29 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
KENAMPAKAN RUPA BUMI MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE
Ariyanto Profesi[. (n.d.).
Sudrajat, A. (2008). Pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan
model pembelajaran. Tersedia: Http://Akhmadsudrajat. Wordpress.
Com/2008/09/12/Pengertian-Pendekatan-Strategi-Metode-Tekniktaktik-Dan-
Model-Pembelajaran/.[20 Oktober 2008], 1.
Syachtiyani, W. R., & Trisnawati, N. (2021). Analisis Motivasi Belajar Dan Hasil
Belajar Siswa Di Masa Pandemi Covid-19. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 2(1), 90–101. https://doi.org/10.37478/jpm.v2i1.878

33
Syam, A. N. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Di Kelas Viii Mts
Madani Alauddin Paopao. 1–123. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/7671/1/Skripsi Andi Nurannisa Syam.pdf

34

Anda mungkin juga menyukai