Anda di halaman 1dari 83

HUBUNGAN PENDAMPINGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN

PADA IBU BERSALIN DALAM MENGHADAPI PROSES


PERSALINAN DI PUSKESMAS PANARAGAN
JAYA TULANG BAWANG BARAT
TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh :

AHMAD GIOVANI ARYANDA


2019206203075P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG
2021

i
HUBUNGAN PENDAMPINGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN
PADA IBU BERSALIN DALAM MENGHADAPI PROSES
PERSALINAN DI PUSKESMAS PANARAGAN
JAYA TULANG BAWANG BARAT
TAHUN 2021

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Tugas
Akhir pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Oleh :

AHMAD GIOVANI ARYANDA


2019206203075P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG
2021

ii
HUBUNGAN PENDAMPINGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN
PADA IBU BERSALIN DALAM MENGHADAPI PROSES
PERSALINAN DI PUSKESMAS PANARAGAN
JAYA TULANG BAWANG BARAT
TAHUN 2021

HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN

Yang Diajukan Oleh:

AHMAD GIOVANI ARYANDA


2019206203075P

Yang Disetujui Tanggal……………………………

Oleh:
Pembimbing I

(Ns. Hj. Marlinda, M.Kep.Sp.Kep.Mat)


NIDN. 0223037801

Pembimbing II

(Ns. Nuria Muliani, M. Kep, Sp. Kep. J)


NIDN. 0214098602

iii
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada……………………………….

Judul Skripsi : Hubungan Pendampingan Keluarga Terhadap


Kecemasan Pada Ibu Bersalin Dalam Menghadapi
Proses Persalinan Di Puskesmas Panaragan Jaya
Tulang Bawang Barat Tahun 2021
Nama Mahasiswa : Ahmad Giovani Aryanda
NIM : 2019206203075P

MENYETUJUI

Pembimbing I

(Ns. Hj. Marlinda, M.Kep.Sp.Kep.Mat)


NIDN. 0223037801

Pembimbing II

(Ns. Nuria Muliani, M. Kep, Sp. Kep. J)


NIDN. 0214098602

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

iv
Skripsi : Ahmad Giovani Aryanda ini telah diperiksa dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Skripsi dan dinyatakan Lulus pada tanggal / / 2021

MENGESAHKAN

Tim Penguji :

Penguji 1 ( utama) : Ns. Arena Lestari, M.Kep, Sp.Kep.J


NIDN. 0201077702 (.......................)

Penguji 2 : Ns. Hj. Marlinda, M.Kep.Sp.Kep.Mat


NIDN. 0223037801 (.......................)

Penguji 3 : Ns. Nuria Muliani, M. Kep, Sp. Kep. J (.......................)


NIDN. 0214098602

Ketua Program Studi

Ns.Desi Ari Madiyanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat


NIDN. 0224127702

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Elmi Nuryati, M.Epid


NIDN. 0215117601
KATA PENGANTAR

v
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan
Pendampingan Keluarga Terhadap Kecemasan Pada Ibu Bersalin Dalam
Menghadapi Proses Persalinan Di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang
Barat Tahun 2021”, dapat saya selesaikan. Penelitian ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi sarjana
keperawatan.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J. selaku Ketua Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
2. Ns. Desi Ari Madi Yati M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku ketua Program Studi S1
Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
3. Ns. Arena Lestari, M.Kep, Sp.Kep.J selaku penguji utama yang telah
memberikan masukan kepada penulis
4. Ns. Hj. Marlinda, M.Kep.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing I yang telah
memberikan masukan kepada penulis
5. Ns. Nuria Muliani, M. Kep, Sp. Kep. J selaku pembimbing II yang telah
memberikan masukan kepada penulis
6. Bapak/ibu dosen STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7. Rekan-rekan S1 Keperawatan Konversi Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Pringsewu, Agustus 2021


Penulis

DAFTAR ISI

vi
HALAMAN JUDUL LUAR..............................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM.........................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUANPENELITIAN................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL.....................................iv
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN.................................................v
KATA PENGANTAR......................................................................................vi
DAFTAR ISI....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Persalinan.....................................................................................9
B. Kecemasan.................................................................................19
C. Pendampingan Keluarga............................................................34
D. Kerangka Teori..........................................................................38
E. Kerangka Konsep.......................................................................39
F. Hipotesis....................................................................................39

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain penelitian........................................................................40
B. Variabel Penelitian.....................................................................40
C. Definisi Operasional..................................................................41
D. Populaso dan Sampel.................................................................41
E. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................42
F. Etika Penelitian..........................................................................42
G. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data................................44
H. Metode Pengolahan Dan Analisa Data .....................................47
I. Jalannnya Penelitian..................................................................49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Daerah Penelitian.........................................51
B. Hasil Penelitian..........................................................................52
C. Pembahasan...............................................................................55

vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................63
B. Saran..........................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

viii
Tabel 1 Definisi Operasional............................................................................41

Tabel 2 Skor Pernyataan....................................................................................45

Tabel 3 Skala Dukungan Keluarga....................................................................45

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di


Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat Tahun 2021.........52

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendampingan Keluarga Pada


Proses Persalinan Normal di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang
Bawang Barat Tahun 2021..................................................................53

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kecemasan Pada Proses


Persalinan Normal di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang
Barat Tahun 2021................................................................................54

Tabel 7 Hubungan Pendampingan Kelurga Terhadap Pengurangan


Kecemasan Pada Proses Persalinan Normal Di Puskesmas
Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat Tahun 2021............................54

DAFTAR GAMBAR

ix
Gambar 1 Kerangka Teori................................................................................38

Gambar 2 Kerangka Konsep.............................................................................39

DAFTAR LAMPIRAN

x
Lembar Kuesioner Dukungan Pendampingan Keluarga

Lembar Kuesioner Kecemasan

Lembar Konsul

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan awal perjalanan yang akan berakhir dengan persalinan

dan kelahiran. Ibu yang memiliki bayi pertama akan menghadapi

ketidaktahuan dan sering merasa takut, bahkan pada saat mereka menghadapi

kelas persiapan pelahiran bayi. Deteksi dini pada kehamilan sebagai salah

satu upaya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) (Dartiwen dan

Nurhayati, 2019). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu

selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh

kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya (Yulifah, 2014).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2019), Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia secara umum terjadi penurunan selama

periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Sementara terdapat 373.000.000 ibu hamil, dan yang mengalami kecemasan

dalam mengahadapi proses persalinan ada sebanyak 107.000.000 ibu hamil

(28,7%) (Primasnia, 2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat ibu

hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi proses persalinan.

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2019 secara umum,

kasus kematian ibu di Provinsi Lampung sejumlah 102 orang, dan jumlah

kematian ibu di Kota Bandar Lampung sebanyak 14 orang. Angka kematian

1
2

ibu tersebut disebabkan oleh beberapa komplikasi yang dialami oleh ibu

selama masa kehamilan dan saat melahirkan diantaranya ialah ibu meninggal

dengan eklamsi 34%, karena infeksi 4%, partus lama 6%, aborsi 4%

perdarahan 16 %, dan karena lain-lain 37% (Dinkes Provinsi Lampung,

2019).

Proses persalinan sendiri merupakan pengalaman yang membutuhkan banyak

tenaga, emosi, serta fisik. Banyak ibu yang mengalami perubahan psikologis

seperti sulit tidur, ketakutan, kesepian, stress, marah, keletihan, kecemasan,

perasaan putus asa, terutama kecemasan dalam menghadapi persalinan

Kecemasan menghadapi persalinan terutama primigravida berkaitan dengan

emosi ibu yang berpengaruh pada proses persalinan. Kecemasan pada

persalinan pertama dikarenakan adanya ketidak stabilan psikologis (Simkin &

Ancheta, 2015).

Kecemasan yang dialami ibu saat persalinan, ibu akan merasakan nyeri atau

rasa sakit yang berlebihan. Rasa takut akan menghalangi proses persalinan

karena ketika tubuh manusia mendapatkan sinyal rasa takut, tubuh akan

mengaktifkan pusat siaga dan pertahanan. Akibatnya rahim hanya

mendapatkan sedikit aliran darah sehingga menghalangi proses persalinan

dan mengakibatkan rasa nyeri serta menyebabkan waktu melahirkan menjadi

lebih panjang. Ibu akan menjadi lebih lelah, kehilangan kekuatan, pembukaan

jadi lebih lama. Perasaan takut selama proses persalinan dapat mempengaruhi
3

his dan kelancaran pembukaan, sehingga dapat mengganggu proses

persalinan (Adelina, 2014).

Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester III

kehamilan hingga saat persalinan, dimana pada periode ini ibu hamil

meKecemasan terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal lahir

bayi, nyeri yang akan dirasakan, dan lain-lain (Usman, 2016). Penyebab

kecemasan pada masa kehamilan terutama pada kehamilan trimester III dalam

hal ini seperti Kecemasan dan takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah

atau berdosa dan ketakutan seperti ketakutan bayinya lahir cacat. Pada saat

yang sama, ibu hamil juga merasakan kegelisahan mengenai kelahiran

bayinya dan permulaan dari fase baru dalam hidupnya. Perasaan cemas ibu

bersalin dalam memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan

dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan pertamanya, tetapi juga

pada kehamilan - kehamilan berikutnya. Walaupun mereka telah mempunyai

pengalaman dalam menghadapi persalinan tetapi Kecemasan tetap akan selalu

ada (Sari, 2017).

Kebutuhan psikologi ibu saat menjelang persalinan diantaranya ialah

ditemani oleh keluarga, perhatian dan kasih sayang keluarga dimana hal

tersebut dapat mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Diperlukannya peran

orang terdekat yaitu suami atau keluarga dalam mendampingi dan

memberikan dukungan pada ibu saat persalinan dapat dilakukan dengan


4

menggosok punggung ibu, memberikan semangat dan dorongan pada ibu

untuk istirahat antar kontraksi dan mengingatkan ibu teknik bernafas.

Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan

suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil

penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi

dukungan selama proses persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui

dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka

terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang baik. Asuhan

sayang ibu juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan seperti

ektraksi vakum, cunam, seksio sesarea. Persalinan juga berlangsung lebih

cepat (Yani & Wulandari, 2014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinabela dan Tane tahun 2020

menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan

kecemasan ibu hamil, penelitian ini menggunakan uji chi-square dengan

kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antar ibu kecemasan dan dukungan keluarga saat melahirkan ibu

yang melahirkan pada Klinik Tanjung Pratama, nasehat seorang wanita hamil

harus selalu demikian mengontrol kehamilannya dan diharapkan keluarganya

mendampingi wanita hamil saat di rumah dan saat memeriksa kehamilannya.

Sementara penelitian Kartikasari dkk (2015) menunjukkan hasil penelitian

dimana ada hubungan antara pendampingan persalinan dengan tingkat


5

kecemasan ibu primigravida pada proses persalinan kala I di RB Kartini

Bandar Lampung. Penelitian Febri (2017) terdapat hubungan antara

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu primigrafida trimester 3

menjelang persalinan p value 0,008 dengan tingkat kecemasan ibu dalam

kategori sedang. Hal ini sejalan dengan penelitian Rahimah (2015)

mengatakan bahwa ada dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu

dalam menghadapi persalinan (p value - 0,001).

Berdasarkan hasil survey awal peneliti di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang

Bawang Barat, dari data catatan rekam medis diketahui jumlah ibu bersalin

pada tiga bulan terakhir sebanyak 57 orang. Pada saat survey di jumpai 3

orang ibu hamil 2 diantaranya merupakan kehamilan anak pertama dan ibu

tersebut menyatakan takut dan meKecemasan untuk mengahadapi persalinan

karena belum ada pengalaman sebelumnya dan ibu juga menyatakan tidak

pernah mengikuti kelas ibu hamil, ibu hanya melakukan kunjungan

kehamilan itu pun tidak rutin setiap bulan dan masih terdapat beberapa ibu

hamil yang mengalami hal serupa meskipun bukan kehamilan anak pertama

dan diketahui ada 5 ibu yang hendak menghadapi persalinan tidak didampingi

oleh keluarganya dan ada 4 ibu yang didampingi oleh keluarganya, kondisi

psikologi ibu yang didampingi oleh salah satu anggota keluarganya merasa

lebih percaya diri dan tingkat kecemasannya tidak terlalu tinggi dibandingkan

dengan ibu yang melahirkan tanpa didampingi oleh salah satu anggota

keluarganya.
6

B. Rumusan Masalah

Kecemasan menghadapi persalinan terutama primigravida berkaitan dengan

emosi ibu yang berpengaruh pada proses persalinan seperti persalinan macet,

persalinan premature, rasa nyeri hebat, menjadi lebih cepat lelah, kehilangan

kekuatan dan pembukaan jadi lebih lama, Kecemasan pada persalinan

pertama dikarenakan adanya ketidak stabilan psikologis. Penyebab

kecemasan pada masa kehamilan terutama pada bersalin dalam hal ini seperti

Kecemasan dan takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa

dan ketakutan seperti ketakutan bayinya lahir cacat. Kebutuhan psikologi ibu

saat menjelang persalinan diantaranya ialah ditemani oleh keluarga, perhatian

dan kasih sayang keluarga dimana hal tersebut dapat mengurangi rasa nyeri

saat persalinan. Diperlukannya peran orang terdekat yaitu suami atau

keluarga dalam mendampingi dan memberikan dukungan pada ibu saat

persalinan dapat dilakukan dengan menggosok punggung ibu, memberikan

semangat dan dorongan pada ibu untuk istirahat antar kontraksi dan

mengingatkan ibu teknik bernafas.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Hubungan Pendampingan

Keluarga Terhadap Kecemasan Pada Ibu Bersalin Dalam Menghadapi Proses

Persalinan Di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat Tahun

2021?”
7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya Hubungan Pendampingan Keluarga Terhadap Kecemasan

Pada Ibu Bersalin Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di Puskesmas

Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat Tahun 2021

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui data karakteristik responden ibu bersalin yang mengalami

kecemasan saat menghadapi persalinan

b. Diketahui prevalensi pendampingan keluarga dalam menghadapi

persalinan.

c. Diketahui tingkat kecemasan yang dialami ibu bersalin dalam

menghadapi persalinan

d. Dikeyahui hubungan Pendampingan Keluarga Terhadap Pengurangan

Kecemasan Pada Proses Persalinan Normal

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Dapat memberikan wawasan keilmuan khususnya dalam bidang ilmu

keperawatan, sebagai referensi perpustakaan dan terbukanya peluang bagi

para mahasiswa dan mahasiswi dalam melakukan penelitian mengenai

asuhan keperawatan maternitas terkait pengaruh pendampingan keluarga

terhadap kecemasan ibu bersalin dalam menghadapi persalinan .


8

2. Aplikatif

a. Manfaat Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta dapat memberikan

kenyamanan pada ibu bersalin yang mengalami kecemasan dalam

menghadapi proses persalinan.

b. Manfaat Bagi Keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada keluarga

tentang pentingnya pendampingan keluarga pada ibu bersalin yang

mengalami kecemasan dalam menghadapi proses persalinan

c. Manfaat Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan dan dapat digunakan sebagai masukan bagi

tenaga kesehatan untuk dapat memberikan edukasi tentang

pendampingan keluarga terhadap pengurangan Kecemasan pada ibu

bersalin dalam mengahdapi proses persalinan di Puskesmas Panaragan

Jaya Tulang Bawang Barat

3. Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber refrensi bagi

peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan menjadi lebih sempurna.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan
1. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian

perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui

jalan lahir. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita

melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur

dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran

plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung

selama 12 sampai 14 jam (Kurniarum, 2016).

2. Macam-macam Persalinan

a. Persalinan Spontan

Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,

melalui jalan lahir ibu tersebut.

b. Persalinan Buatan

Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi

forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.

c. Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau

prostaglandin (Kurniarum, 2016).

9
10

3. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan

a. Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau

bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.

b. Partus immaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau

bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.

c. Partus prematurus

Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau

bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.

d. Partus maturus atau a’terme

Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau

bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.

e. Partus postmaturus atau serotinus

Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.

(Kurniarum, 2016).

4. Tanda-tanda di Mulainya Persalinan

Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan,akan

dibahas materi sebagai berikut :

1. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat

a. Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa

keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi


11

sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan

sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.

b. Pollikasuria

Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium

kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan

kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.

Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga

merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.

c. False labor

Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu

diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya

merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His

pendahuluan ini bersifat:

1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah

2) Tidak teratur

3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya

waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang

4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix

d. Perubahan cervix

Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan

bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang

lunak,kemudianmenjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan

telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk

masing-masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi


12

pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam

keadaan tertutup.

e. Energy Sport

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira

24-28 jam sebelum persalinan mulai.Setelah beberapa hari

sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan

maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi

yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas

yang dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel,

mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu

akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga

persalinan menjadi panjang dan sulit.

f. Gastrointestinal Upsets

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,

obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap

sistem pencernaan (Kurniarum, 2016).

2. Tanda-tanda persalinan

Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :

a. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his

persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai

berikut :

1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian

depan.

2) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan


13

3) Sifatnya teratur,inerval makin lama makin pendek dan

kekuatannya makin besar

4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan

cervix.

5) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.

Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang

terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan

pembukaan serviks.

b. Penipisan dan pembukaan servix

Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya

pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.

c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)

Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis

keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini

disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah

segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.

d. Premature Rupture of Membrane

Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong

dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau

selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan

lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya

cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-

kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-


14

kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun

demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam

setelah air ketuban keluar (Kurniarum, 2016).

5. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak

faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi

persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar

progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan

teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya

persalinanadalah sebagai berikut :

a. Penurunan Kadar Progesteron

Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya

estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan

terdapat keseimbangan antara kadar progesterondan estrogendalam

darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteronmenurun

sehingga timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur

kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat,

dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim

lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai

berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone

tertentu.
15

b. Teori Oxitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.

Perubahan keseimbangan estrogendan progesterone dapat mengubah

sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton

Hicks. Masa akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga

oxytocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim

yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda

persalinan.

c. Keregangan Otot-otot.

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan

Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka

timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula

dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang

otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada

kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan

tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.

d. Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga

memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering

lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus.

Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan

induksi (mulainya) persalinan.


16

e. Teori Prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang

dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan

persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa

prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra

dan extra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap

umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat

menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat

keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya

persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar

prostaglandin yang tinggi baik dalamair ketuban maupun daerah

perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.

6. Kala I persalinan

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Persalinan kala I berlangsung 18 –24 jam dan terbagi menjadi dua fase

yaitu fase laten dan fase aktif.

a. Fase laten persalinan

1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan servix secara bertahap

2) Pembukaan servix kurang dari 4 cm

3) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam


17

b. Fase aktif persalinan

Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaituakselerasi, dilatasi maximal, dan

deselerasi

1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau

lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detikatau

lebih

2) Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1

cm atau lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)

3) Terjadi penurunan bagian terendah janin (Kurniarum, 2016).

7. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala I

Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus, umumnya ibu

dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu pucat. Kondisi psikologis

yang sering terjadi pada wanita dalam persalinan kala I adalah :

a. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-

kesalahan sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi

yang yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta takhayullain.

Walaupunpadajaman ini kepercayaan pada ketakutan-ketakutan gaib

selama proses reproduksi sudah sangat berkurang sebab secara

biologis, anatomis, dan fisiologis kesulitan-kesulitan pada peristiwa

partus bisa dijelaskan dengan alasan-alasan patologis atau sebab

abnormalitas (keluarbiasaan). Tetapi masih ada perempuan yang

diliputi rasa ketakutan akan takhayul.


18

b. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan

konflik batin. Hal ini disebabkan oleh semakin membesarnya

janin dalam kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu

mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur nyenyak,

sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban jasmaniah

lainnya diwaktu kehamilannya.

c. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan

serta tidak sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang

dikandungnya menjaditerganggu. Ini disebabkan karena kepalabayi

sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi-kontraksi pada

rahim sehingga bayi yang semula diharapkan dan dicintai secara

psikologis selama berbulan-bulan itu kini dirasakan sebagai beban yang

amat berat.

d. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan

bayi yang merupakan hambatan dalam proses persalinan:

1) Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkatdan

tanpa sebab sebab yang jelas

2) Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung berdebar-debar

3) Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinand.Muka

pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan takikardi

e. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan

dilahirkan.Relasi ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga

popularitas AKU-KAMU (aku sebagai pribadi ibu dan kamu


19

sebagai bayi) menjadi semakin jelas. Timbullah dualitas perasaan

yaitu:

1) Harapan cinta kasih

2) Impuls bermusuhan dan kebencian

f. Sikap bermusuhan terhadap bayinya

1) Keinginan untuk memiliki janin yang unggul

2) Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim

3) Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu

g. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:

1) Takut mati

2) Trauma kelahiran

3) Perasaan bersalah

4) Ketakutan riil (Kurniarum, 2016).

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena

adanya ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons.

Sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui

oleh individu. Kecemasan dapat pula diterjemahkan sebagai suatu

perasaan takut akan terjadina sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi

bahaya dan merupakan sinyal yang membantu individu untuk bersiap

mengambil ( Sutejo, 2017).


20

Sedangkan menurut Hawari (2013), kecemasan (ansietas/ anxiety) adalah

gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan

ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak

mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/ RTA,

masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

kepribadian/ splitting of personality), prilaku dapat terganggu tetapi masih

dalam batas-batas normal.

2. Teori Kecemasan

Kecemasan merupakan, gejolak emosi seseorang yang berhubungan

dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam

mengatasi permasalahan. Ada beberapa teori, yang menjelaskan mengenai

asal Kecemasan. Teori tersebut antara lain:

a. Teori psikoanalisis

Dalam pandangan psikoanalisis, Kecemasan adalah konflik emosional

yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id

mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan

superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh

norma- norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan

dari dua elemen tersebut, dan fungsi Kecemasan adalah mengingatkan

ego bahwa ada bahaya.

b. Teori interpersonal

Dalam pandangan interpersonal, Kecemasan timbul dari perasaan takut

terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga
21

dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti

kehilangan dan perpisahan dengan orang yang dicintai. Penolakan

terhadap eksistensi diri oleh orang lain ataupun masyarakat akan

menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas. Namun bila

keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang

dan tidak cemas. Dengan demikian, Kecemasan berkaitan dengan

hubungan antara manusia.

c. Teori program

Menurut pandangan program, Kecemasan merupakan hasil frustasi.

Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang

diinginkan akan menimbulkan frustasi atau keputusasaan. Keputusasaan

inilah yang menyebabkan seseorang menjadi Kecemasan (Sutejo, 2017)

3. Tipe Kepribadian Pencemas

Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan

tidak mampu mengatasi stresor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada

orang-orang tertentu meskipun tidak ada stresor psikososial, yang

bersngkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak

atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain:

a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang;

b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir);

c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam

panggung);

d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain;

e. Tidak mudah mengalah, suka “ ngotot”;


22

f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah;

g. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir

berlebihan terhadap penyakit;

h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil

(dramatisasi);

i. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu;

j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang;

k. Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris.

Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-

hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-keluhan

fisik (somatik) dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian

depresif atau dengan kata lain batasannya seringkali tidak jelas (Hawari,

2013).

4. Gejala Kecemasan

Tanda dan gejala klien dengan Kecemasan menurut Sutejo (2017) adalah:

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta

mudah tersinggung

b. Klien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut

c. Klien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak

orang

d. Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang

menegangkan

e. Gangguan konsenstrasi dan daya ingat


23

f. Adanya keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang

belakang, pendengaran yang berdenging atau berdebar-debar, sesak

napas, mengalami gangguan pencernaan, berkemih atau sakit kepala.

Adapun indikator kecemasan menurut Widosari (2010) terbagi

menjadi dua gejala yaitu gejala somatik dan psikologis :

1) Gejala somatik terdiri dari :

a) Keringat berlebih.

b) Ketegangan pada otot skelet yaitu seperti : sakit kepala,

kontraksi pada bagian belakang leher atau dada, suara bergetar,

nyeri punggung.

c) Sindrom hiperventilasi yaitu seperti : sesak nafas, pusing,

parestesi.

d) Gangguan fungsi gastrointestinal yaitu seperti tidak nafsu

makan, mual, diare, dan konstipasi.

e) Iritabilitas kardiovaskuler seperti : hipertensi

2) Gejala psikologis terdiri dari beberapa macam :

a) Gangguan mood seperti : sensitif, cepat marah, dan mudah

sedih.

b) Kesulitan tidur seperti : insomnia, dam mimpi buruk

c) Kelelahan atau mudah capek.

d) Kehilangan motivasi dan minat.

e) Perasaan-perasaan yang tidak nyata.

f) Sangat sensitif terhadap suara seperti : merasa tak tahan

terhadap suara- suara yang sebelumnya biasa saja.


24

g) Berpikiran kosong seperti : Tidak mampu berkonsentrasi,

mudah lupa.

h) Kikuk, canggung, koordinasi buruk.

i) Tidak bisa membuat keputusan seperti : tidak bisa menentukan

pilihan bahkan untuk hal-hal kecil.

j) Gelisah, resah, tidak bisa diam.

k) Kehilangan kepercayaan diri.

l) Kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu berulang-ulang.

m)Keraguan dan ketakutan yang mengganggu.

n) Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Solehati (2015) mengatakan, bahwa faktor yang berkontribusi pada

terjadinya kecemasan meliputi ancaman pada:

a. Konsep diri,

b. Personal security system,

c. Kepercayaan, lingkungan,

d. Fungsi peran, hubungan interpersonal, dan

e. Status kesehatan.

Menurut Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes RI (1994) dalam Solehati

(2015), faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain sebagai

berikut.

a. Perkembangan kepribadian

b. Tingkat maturasi

c. Tingkat pengetahuan
25

d. Karakteristik stimulus

e. Karakteristik individu

6. Tingkat Kecemasan

Menurut Sutejo (2017) ada beberapa Kecemasan berdasarkan tingkatannya

yaitu :

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam hidup

sehari-hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan menumbuhkan motivasi

belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang dapat membuat seseorang untuk memusatkan

perhatian pada hal penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif, tetapi dapat melakukan

sesuatu yang lebih terarah.

c. Kecemasan berat

Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya

kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan

spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua program

ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan

banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu hal lain.


26

d. Tingkat panik

Kecemasan berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta

tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik

meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan kemampuan

berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, serta

kehilangan pemikiran rasional.

7. Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan

Proses persalinan merupakan peristiwa yang melelahkan sekaligus

beresiko. Tidak mengherankan, calon ibu yang akan melahirkan diselimuti

perasaan takut, panik, dan gugup. Ibu menanti kehadiran bayinya sebagai

bagian dari dirinya. Terdapat perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya

tidak lahir tepat pada waktunya. Ibu takut terhadap hidupnya dan bayinya

dan tidak tahu kapan akan melahirkan. Ibu merasa takut akan rasa sakit

dan bahaya yang akan timbul pada saat melahirkan (Adelina, 2014).

Menurut Adelina (2014), kecemasan menjelang persalinan tak kalah

hebatnya ibu harus menghadapi rasa sakit saat bersalin, gangguan saat

melahirkan, dan aneka kekhawatiran lainnya. Sikap tenang sangat

membantu kelancaran persalinan. Untuk itu, lakukan persiapan berikut:

a. Memilih tempat bersalin yang memadai

b. Pendampingan oleh pasangan

c. Hindari kisah buruk


27

8. Dampak Kecemasan Ibu Hamil Pada Proses Persalinan

Kecemasan yang dialami ibu saat persalinan, ibu akan merasakan nyeri

atau rasa sakit yang berlebihan. Rasa takut akan menghalangi proses

persalinan karena ketika tubuh manusia mendapatkan sinyal rasa takut,

tubuh akan mengaktifkan pusat siaga dan pertahanan. Akibatnya rahim

hanya mendapatkan sedikit aliran darah sehingga menghalangi proses

persalinan dan mengakibatkan rasa nyeri serta menyebabkan waktu

melahirkan menjadi lebih panjang. Ibu akan menjadi lebih lelah,

kehilangan kekuatan, pembukaan jadi lebih lama. Perasaan takut selama

proses persalinan dapat mempengaruhi his dan kelancaran pembukaan,

sehingga dapat mengganggu proses persalinan (Adelina, 2014).

9. Kecemasan Dalam Persalinan

Proses kelahiran anak adalah alami asalkan kondisi fisik memadai tidak

akan mengalami banyak kesulitan, akan tetapi proses kelahiran ini masih

sering diselimuti misteri, ketidaktahuan dan rasa takut dalam pikiran

banyak orang. Ada kalanya hal in disebabkan oleh informasi dan

pengertian yang salah tentang berfungsinya tubuh secara normal. Akhirnya

proses kelahiran itu sendiri mungkin menjadi lebih sulit pada ibu yang

ketakutan, sehingga ketegangannya menghambat proses alami dan justru

mengakibatkan rasa sakit yang dicemaskan (Susilowati, 2012).


28

10. Penyebab Kecemasan Dalam Persalinan

Prasetyani (2016) penyebab kecemasan dalam menghadapi persalinan

adalah:

a. Takut mati

Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah fenomena fisiologis yang

normal, namun tidak terlepas diri risiko-risiko dan bahaya kematian.

Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa

disertai pendarahan dan kesakitan-kesakitan yang hebat. Peristiwa

inilah yang menimbulkan ketakutan-ketakutan, khususnya takut mati,

baik kematian dirinya sendiri maupun anak bayi yang akan di

lahirkan.

b. Trauma kelahiran

Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat

melahirkan bayinya dan ketakutan lahir (takut dilahirkan di dunia ini)

pada bayi, yang d kenal sebagai trauma kelahiran. Trauma kelahiran

ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya.

Ketakutan ini merupakan ketakutan “hipotetis” untuk dilahirkan di

dunia takut terpisah dari ibunya.

c. Perasaan bersalah

Wanita banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya dalam semua

aktivitas reproduksinya. Jika identifikasi ini menjadi salah dan wanita

tersebut banyak mengembangkan mekanisme rasa bersalah dan rasa

berdosa terhadap ibunya. Maka peristiwa tadi membuat dirinya

menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu yang bahagia sebab selalu
29

saja dibebani atau dikejar-kejar rasa berdosa. Perasaan berdosa

terhadap ibu ini erat hubungannya dengan ketakutan akan mati pada

saat wanita tersebut melahirkan bayinya.

d. Ketakutan riil

Pada setiap wanita hamil, kecemasan untuk melahirkan bayinya bisa

diperkuat oleh sebab-sebab konkret lainnya. Misalnya, takut bayinya

lahir cacat atau lahir dalam kondisi patologis, takut kalau bayinya

akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu itu sendiri di masa

silam. Takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh

lahirnya sang bayi, munculnya elemen ketakutan yang sangat

mendalam dan tidak disadari, kalau tidak dipisahkan dari bayinya,

takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan

sampai waktu melahirkan bayinya.

11. Skala Ukur Kecemasan

Persepsi kecemasan dapat diukur menggunakan alat pengukur kecemasan

berupa skala kecemasan, contohnya adalah skala Hamilton Rating Scale

for Anxiety (HRS-A) yang dikemukakan oleh Hamilton (1959), Self-

Rating Anxiety Scale (SAS) yang dikembangkan oleh Zung

(1971) (Solehati & Cecep, 2015) dan The Taylor Minnesota Anxiety

Scale (TMAS) (Hawari, 2013).


30

C. Pendampingan Keluarga

1. Pengertian Pendampingan Keluarga

Pendampingan adalah perbuatan mendampingi, menemani dan menyertai

dalam suka dan duka. Keluarga adalah dua individu atau lebih yang

tergabung menjadi satu hubungan darah, hubungan perkawinan, hidup

dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi serta mempertahankan

kebudayaan (Sari & Kurnia, 2015). Dukungan keluarga yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah dukungan pendampingan keluarga dimana

terdapat pengaruh positif yang diberikan oleh keluarga (suami, ibu, anak,

mertua dan lain-lain) terhadap ibu bersalin dalam mengurangi atau

meredakan kecemasan dalam menghadapi persalinan yang berupa

perhatian.

Dukungan atau pendampingan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan

keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi

dukunan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang

meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga,

sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya. Jadi

dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial

yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses

atau diadakan untuk keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015).


31

Kehadiran dan dukungan dari pendamping akan membantu proses

persalinan berjalan lancar karena pendamping dapat berbuat banyak untuk

membantu ibu saat persalinan. Berbagai penelitianpun mendukung

kehadiran pendamping pada saat persalinan, diantaranya adalah:

a. Kehadiran seorang pendamping persalinan dapat memberikan rasa

nyaman, aman, semangat, dukungan emosional dan dapat membesarkan

hati ibu

b. Kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan dapat

menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan dalam arti dapat

menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih

singkat, dan menurunnya persalinan dengan operasi termasuk bedah

sesar

c. Kehadiran seorang pendamping persalinan atas pilihannya sendiri

merupakan salah satu rekomendasi dalam buku pedoman perawatan

kelahiran normal

d. Ibu merasakan kehadiran orang kedua sebagai pendampinga penolong

persalinan, akan memberikan kenyamanan pada saat bersalin

e. Penelitian secara random (Randomized Controlled Trials)

memperlihatkan efektifnya dukungan fisik, emosional, dan psikologis

selama persalinan dan kelahiran (Maryunani, 2015).

f. Cochrane Database, yaitu suatu kajian ulang sistematik dari 14

percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa

kehadiran pendamping secara terus-menerus selama persalinan dan

kelahiran akan menghasilkan:


32

1) Kelahiran dengan bantuan vakum dan forceps semakin

sedikit/kecil.

2) Seksio sesarea untuk membantu kelahiran menjadi berkurang.

3) Apgar Score < 7 lebih sedikit.

4) Lamanya persalinan yang semakin

5) Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan

mereka (Maryunani, 2015).

2. Manfaat Pendampingan Keluarga

a. Memberi rasa tenang dan penguat psikis

Keluarga atau suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa

aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan.

Ditengah kondisi yang tidak nyaman, ibu memerlukan pegangan,

dukungan dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan

ketakukannya.

b. Selalu ada bila dibutuhkan

Dengan berada di samping ibu, keluarga atau suami siap membantu apa

saja yang dibutuhkan oleh ibu.

c. Kedekatan emosi

keluarga atau Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati

sang istri saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin sayang

kepada istrinya.

d. Membantu keberhasilan IMD


33

IMD merupakan Inisiasi Menyusui Dini yang akan digalakkan oleh

pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. IMD akan

tercapai dengan adanya dukungan dari suami terhadap istrinya.

e. Pemenuhan nutrisi

Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas pendamping

adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu yaitu dengan

cara pemberian makan dan minum saat kontraksi rahim ibu mulai

melemah.

f. Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan

Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa nyaman dan

aman bagi ibu yang sedang mengalami persalinan karena adanya

dukungan dari orang yang paling di sayang sehingga mampu

mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami (Sari & Kurnia, 2015).

3. Sumber Pendampingan Keluarga

Sari dan Kurnia (2015) menyatakan bahwa dukungan sosial keluarga

mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang di pandang oleh anggota

keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga

(dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial

keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan

dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial

keluarga eksternal
34

D. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kecemasan:
Perkembangan kepribadian
Tingkat maturasi Pendampingan Keluarga :
Tingkat pengetahuan
Karakteristik stimulus
Karakteristik individu

Kecemasan Ibu Hamil Pada


Proses Persalinan
Dampak kecemasan ibu hamil pada
proses persalinan
Nyeri atau rasa sakit yang berlebihan
Ibu akan menjadi lelah
Tingkat Kecemasan:
Kehilangan kekuatan
Kecemasan Ringan
Pembukaan menjadi lebih lama
Kecemasan Sedang
Kecemasan Berat
Panik

Gambar 1 Kerangka Teori

Keterangan:

: Tidak diteliti

: Diteliti

E. Kerangka Konsep

Pendampingan Keluarga Kecemasan Ibu Hamil dalam


mengahadapi persalinan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


35

F. Hipotesis

Hipotesis berarti jawaban sementara dari suatu penelitian yang kebenarannya

akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Ha : ada hubungan pendampingan keluarga terhadap pengurangan

Kecemasan pada proses persalinan normal di Puskesmas Panaragan Jaya

Tulang Bawang Barat p < 0,05.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang peneliti gunakan adalah rancangan yang bersifat

analitik observasional dimana peneliti hanya melakukan observasi, tanpa

memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti dan pengumpulan data

dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data berupa tanggapan

atau respon dari sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

cross sectional yang merupakan pendekatan yang dilakukan dengan

melakukan pengukuran atau pengumpulan datanya pada sekali waktu yang

digunakan untuk mengidentifikasi hubungan pendampingan keluarga

terhadap pengurangan Kecemasan pada proses persalinan normal di

Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitain (Arikunto, 2016). Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(dependent). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah pendampingan

keluarga.

40
41

2. Variabel terikat (dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada

penelitian ini adalah penurunan rasa cemas.

C. Definisi Operasional

Tabel 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pendampingan Tindakan yang dilakukan Koesioner Mengisi 1 = Tidak Ordinal
Kelurga kelurga dalam bentuk Koesioner (Apa bila kelurga
dukungan emosional, tidak mendampingi)
instrumental, penilaian dan
informatif untuk 2 = Ya
mendampingi ibu ketika (Apabila kelurga
akan melahirkan mendampingi)
Kecemasan Kecemasan adalah respon Koesioner Mengisi 1 = Ringan Nominal
psikologis yang dialami Koesioner (Jika responden
oleh ibu saat proses memperoleh skor :
persalinan 0-16)

2 = Sedang
(Jika responden
memperoleh skor :
17 – 25)

The Taylor
Minnesota Anxiety
Scale (TMAS)
(Hawari, 2014).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di

Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat yang berjumlah 30

orang
42

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik


purpose sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menentukan
kriteria-kriteria tertentu (Sugiono, 2010) pemilihan sampel menggunakan
acidental sampling dimana teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, sehingga peneliti bisa mengambil sampel pada siapa saja yang
ditemui tanpa perencanaan sebelumnya. (Sugiyono, 2010). Sampel yang
diambil pada penelitian ini adalah 30 orang, dengan kriteria inklusi sebagai
berikut:
a. Ibu primipara yang bersedia menjadi responden

b. Ibu primipara menjelang persalinana normal pervaginam

c. Ibu primipara yang tidak menderita keterbatasan fisik

Kriteria eksklusinya adalah ibu bersalin yang menderita keterbatasan fisik.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang

Bawang Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampe dengan

Agustus 2021.

F. Etika Penelitian

Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi isu

sentral yang berkembang saat ini. Peneliti harus memahami prinsip-prinsip

etika penelitian. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti akan

melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan sebagai klien. Subjek

harus menurut semua anjuran yang diberikan (Nursalam, 2016).

Dalam melakukan penelitian ini , masalah etika meliputi :


43

1. Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti memberikan penjelsan jalannya penelitian serta manfaat dari

penelitian kemudian peneliti memberikan kebebasan pada responden

untuk ikut berpartisipasi atau tidak, peneliti tidak memaksa responden

untuk berpartisipasi dalam penelitian

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti memberikan inisial untuk identitas responden demi menjaga

kerahasian responden dan peneliti juga merahasiakan data serta informasi

yang diperoleh dari responden.

4. Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Dalam penelitian ini peneliti tidak membeda-bedakan pemberian

perlakuan pada setiap calon responden.

G. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini adalah alat atau fasilitas yang

digunakanpeneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah


44

dan hasilnyalebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudahdiolah (Arikunto, 2010). Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitianini adalah lembar kuesioner.

Kuesioner dibagikan kepada responden yaitu pasien bersalin di Puskesmas

Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat kemudian setelah berkumpul

peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan membagikan informed consent,

kemudian peneliti membagikan kuesioner yang berhubungan dengan

pendampingan kelurga terhadap pengurangan Kecemasan pada proses

persalinan. Untuk mengetahui hasil penelitian ini pengumpulan data pada

variabel pendampingan keluarga alat ukur yang digunakan adalah lembar

kuisoner jika responden tidak di dampingi kelurga diberi kode 1 dan

dikategorikan kelurga tidak mendampingi, jika responden di dampingi

kelurga maka diberi kode 2 dan dikategorikan kelurga mendampingi.

Sedangkan variabel kecemasan menghadapi persalinan dilakukan dengan

kuesioner yang berasal dari T-MASH (Taylor Manifest AnxietyScale).T-

Mash berisi 50 butir pernyataan dengan bentuk pernyataan-pernyataan

yang menggambarkan kecenderungan mengalami kecemasan, yang

ditandai dengan kata-kata “sering”, ”jarang” dan “tidak pernah”.

Responden diminta untuk memilih jawaban “Ya” bila pernyataan tersebut

sesuai dengan keadaan dirinya dan jawaban “Tidak” apabila pernyataan

tersebut tidak sesuai dengan keadaan dirinya. Tinggi atau rendahnya

kecemasan ditentukan oleh tinggi rendahnya total nilai yang diperolehnya.


45

Semakin tinggi total nilai yang diperoleh maka tingkat kecemasannya juga

semakin tinggi. Kuesioner T-MASH terdiri atas 13 pernyataan unfavorable

dan 37 pernyataan favorable. Setiap jawaban dari pernyataan favorable

bernilai 1 untuk jawaban “Ya” dan 0 untuk jawaban “tidak”.Pada

pernyataan unfavorable bernilai 1 untuk jawaban “tidak” dan bernilai 0

untuk jawaban “Ya”. Dari sejumlah kuesioner yang telah memenuhi syarat

dan bisa digunakan untuk penelitian, kemudian dihitung dan hasilnya

dalam bentuk skala, yaitu:

Skor 0 – 16 = kecemasan ringan

Skor 17- 25 = kecemasan sedang

Skor > 25 = berat

2. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data di dapatkan dari ibu bersalin yang memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat.

Kemudian ibu trimester III tersebut diberikan kuisioner, sebelum meminta

mengisi kuisioner terlebih dahulu peneliti menjelskan terkait tujuan,

manfaat, judul serta kerahasiaan responden. Jika setelah mendapat

penjelasan ibu bersedia menjadi responden, maka selanjutnya peneliti

memberikan lembar informed consent untuk ditanda tangani responden

sebelum melakukan pengisian kuisioner. Selanjutnya, kuisioner yang di isi

responden di cek kembali kelengkapan datanya. Jika terdapat kuisioner

yang kurang lengkap, maka peneliti mempersilahkan untuk

melengkapinya. Setelah pengisian kuisioner sudah lengkap, kemudian


46

peneliti mengumpulkan kuisioner dan mengucapkan terimakasih kepada

responden.

H. Metode Pengolahan Dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Proses pengelolahan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Editing

Tahap ini mengontrol kuesioner yang telah di jawab oleh responden

untuk dilakukan pengecekan ulang. Kemudian peneliti melakukan

perhitungan skor lembar kuesioner dari masing-masing responden

dan jumlah kuesioner keseluruhan sesuai dengan jumlah responden

penelitian.

b. Coding

Data yang telah terkumpul, kemudian diberi kode untuk

memudahkan pelolahan data. Pemberian kode pada pendampingan

keluarga diberikan penilian Kurang Mendukung : 1, Mendukung : 2,

sementara untuk tingkat kecemasan diberikan kode penilaian Tidak

ada kecemasa : 1 Kecemasan ringan : 2, Kecemasan sedang : 3,

Kecemasan berat : 4.

c. Entry

Data yang sudah diberi kode oleh peneliti kemudian dimasukan ke

dalam alat pengolah data dalam komputer untuk mempermudah

penyajian dan mengelolah data penelitian.


47

d. Cleaning

Data yang sudah dimasukan kedalam program aplikasi komputer

kemudian diperiksa kembali untuk memeriksa kemungkinan terjadi

kesalahan dalam memasukan data.

2. Analisis Data

a. Analisis univariat

Menganalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi

frekuensi tiap variabel penelitan yaitu karakteristiknya responden,

variabel bebas dukungan pendampingan keluarga dan variabel

terikat kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi

persalinan. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran

dukungan pendampingan keluarga dan tingkat kecemasan ibu hamil

primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan.

b. Analisa bivariate

Analisis bivariat dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga

berhubungan/berkorelasi.Analisis bivariat ini digunakan untuk

menguji hubungan antar variabel independent dan variabel

dependent (Notoatmodjo, 2010). Uji statistik yang dilakukan dalam

penelitian ini dimana jenis data independen dan dependen nya adalah

kategorik (ordinal) maka menggunakan uji Chi Square yaitu analisis

yang menggunakan tabel silang untuk memberikan keterangan yang

lengkap terhadap data yang akan diolah (Dahlan S, 2014).


48

I. Jalannya Peneltian

Berikut dibawah ini adalah langkah-langkah jalannya penelitian yang akan

dilakukan:

1. Peneliti mengajukan permohonan izin melakukan penelitian dari institusi

Universitas Muhamaddiyah Pringsewu

2. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Puskesmas

Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat

3. Setelah mendapatkan izin peneliti memilih responden sesuai dengan

kriteria inklusi

4. Peneliti memperkenalkan diri kepada responden dan menjelaskan tentang

tujuan, manfaat , dan proses penelitian yang akan dilakukan.

5. Peneliti memberikan lembar informed concent untuk di tandatangani oleh

responden yang bersedia menjadi partisipan.

6. Peneliti memberikan kuesioner data demografi pada responden.

7. Peneliti mengukur tingkat kecemasan responden dengan menggunakan

kuesioner skala kecemasan T-MAS dan memberikan kuesioner dukungan

keluarga pada responden

8. Kuesioner dikumpulkan kembali dan di cek pada saat itu juga agar dapat

diolah dengan memberikan skoring dan memberikan kode

9. Pengolahan data hasil dari penelitian menggunakan SPSS Ver 21

10. Setelah terdapat hasil penelitian maka peneliti menganalisis, menyajikan

data, dan melakukan pembahasan

11. Membuat laporan akhir penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Geografi

Puskesmas Rawat Inap Panaragan Jaya merupakan salah satu

puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Tulang Bawang Tengah,

tepatnya berada di Desa Penumangan dengan luas wilayah 274,9 km2.

Puskesmas Penumangan berdiri tahun 1977 dengan wilayah 8 desa, yaitu

desa Menggala Mas, Bandar Dewa, Panaragan, Panumangan, Panumangan

Baru, Panaragan Jaya, Panaragan Jaya Indah dan Paneragan Jaya Utara.

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Panumangan adalah sebagai

berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kecamatan Negri Besar

Kabuapen Way Kanan.

b. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kecamatan Menggala

Kabupaten Tulang Bawang.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Candra

Mukti.

d. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kecamatan Tulang Bawang

Udik.

2. Keadaan Topografi

Berdasarkan topografinya, wilayah kerja Puskesmas Panaragan jaya

adalah jenis puskesmas kawasan perkotaan meliputi datran dan sungai.

51
52

Kesuburan tanah cukup baik sehingga baik sekali ditanami dengan

berbagai macam tanaman palawija dan tanaman lainnya. Keadaan air

tanah cukup baik, Sebagian besar desa diwilayah kerja dapat dijangkau

dengan kendaraan beroda dua dan roda empat. Hubungan dengan

Kecamatan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua dan roda empat

dengan menempuh jarak + 1 km, sedangkan ke Kabupaten + 36 km

dengan keadaan jalan aspal.

3. Keadaan Demografis

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Panaragan Jaya mencapai

29.748 jiwa. Dari jumlah tersebut, 19.829 jiwa adalah laki-laki dan 9.829

jiwa adalah perempuan. Penyebaran penduduk diwilayah kerja Puskesmas

Penumangan tidak merata. Ada desa dengan kepadatan penduduk tinggi,

tetapi ada juga desa dengan kepadatan penduduk rendah.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Respponden

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di
Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat
Tahun 2021

No Umur Frekuensi Persentase (%)


1 Umur (Tahun)
 <20 Tahun 7 23,33
 21-35Tahun 13 43,33
 >35 Tahun 10 33,34

2 Pendidikan
 SD 3 10
 SMP 10 33,33
 SMA 16 53,34
 Perguruan Tinggi 1 3,33
53

No Umur Frekuensi Persentase (%)

3 Pekerjaan
 Bekerja 4 13,3
 Tidak Bekerja 26 86,7

4 Usia Kehamilan
- Trimester I 4 13,3
- Trimester II 10 33,33
- Trimester III 16 53,34

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah responden 30 sebanyak

13(43,33%) responden berumur 20-24 tahun, tingkat pendidikan 16

(53,34%) responden adalah SMA dan sebanyak 26 (86,7%) responden

tidak bekerja dan usia kehamilan terbanyak adalah kehamilan trimester III

sebanyak 16 responden (53,34%).

2. Hasil Analisis Univariat

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Pendampingan Keluarga Pada Proses Persalinan
Normal di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat
Tahun 2021

Pendampingan Frekuensi Persentase (%)


Keluarga
Ya 17 56,7
Tidak 13 43,3
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah 30 responden sebanyak

17 (56,7%) responden mendapatkan pendampingan dari kelurga.

Tabel 6
Distribusi Tingkat Kecemasan Pada Proses Persalinan Normal
di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat
Tahun 2021
Kecemasan Frekuensi Persentase (%)
Ringan 18 60,0
Sedang 12 40,0
Jumlah 30 100
54

Diketahui hasil penelitian yang dijelakan pada table 6 diatas bahwa dari 30

responden sebanyak 18 (60,0%) responden ibu inpartu mengalami

kecemasan ringan

3. Hasil Analisis Bivariat

Tabel 7
Hubungan Pendampingan Keluarga Terhadap Kecemasan
Pada Proses Persalinan Normal Di Puskesmas Panaragan
Jaya Tulang Bawang Barat Tahun 2021
Pendampingan Kecemasan Total P Value OR
Kelurga Ringan Sedang
N % N % N %
Ya 16 94,1% 1 5,9% 17 100%
0,000 88
Tidak 2 66,7% 11 84,6% 13 100%
Jumlah 18 60,0% 12 40,0% 30 100%

Dari tabel tersebut diperoleh data dari 30 responden, sebanyak 17 (56,7%)

responden mendapatkan pendampingan kelurga, 16(94,1%) responden

mengalami kecemasan ringan dansebanyak13 (43,3%) responden tidak

mendapatkan pendampingan. Dari uji Chi-Square diperoleh nilai

signifikan 0,000 yang berarti p < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

artinya ada hubungan antara pendampingan kelurga terhadap pengurangan

Kecemasan pada proses persalinan normal di Puskesmas Panaragan Jaya

Tulang Bawang Barat. Berdasarkan Odd Ratio (OR) yang didapat dari

perhitungan adalah 88 itu berarti ibu bersalin yang tidak mendapatkan

dukungan pendampingan keluarga mempunyai risiko 88 kali mengalami

Kecemasan dibandingkan ibu bersalin yang mendapatkan dukungan

pendampingan keluarga
55

C. Pembahasan

1. Karakteristik berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketaui karakteristik responden dengan usia

terbanyak adalah 20-25 tahun sebanyak 13 (43,33%), hal tersebut

menunjukkan bahwa umur ibu yang lebih muda lebih sering mengalami

kecemasan dikarenakan belum memiliki pengalaman dan pengetahuan

tentang persalinan dibandingkan dengan ibu yang umurnya lebih matang.

Hubungan kecemasan dengan usia, penelitian yang di lakukan oleh Arifin

(2015) menunjukan bahwa presentase sebagian besar responden dengan

tingkat kecemasan tinggi berumur < 20 tahun yaitu sebesar (100%). Bahwa

ibu hamil dengan usia< 20 tahun mengalami ketidaksiapan mental dalam

menghadapi persalinan. Kesiapan mental ibu hamil dalam menghadapi

persalinan dapat tampak dari kondisi ibu tidak cemas

Winkjosastro (2013) mengatakan direntang 20 – 35 tahun ini kondisi fisik

wanita dalam keadaan prima. Mental akan siap untuk merawat dan menjaga

kehamilanya dengan hati – hati bila rahim yang mampu memberikan

perlindungan. Sedangkan untuk usia ibu kurang dari duapuluh tahun dapat

menimbulkan masalah karena kondisi fisik belum siap, sel – sel rahim masih

belum matang, hal ini dapat menyebabkan ancaman terjadinya abortus,

prematuritas, bahkan kematian maternal.


56

Menurut peneliti ibu hamil yang sudah masuk perkembangan yang lebih

dewasa akan mempunyai emosi yang lebih stabil. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa kesiapan mental ibu dalam menghadapi persalinan

merupakan respon ibu untuk melakukan penyesuaian diri melalui emosi yang

stabil dalam menghadapi situasi yang akan terjadi dalam proses persalinan.

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik pendidikan terbanyak ada 16

(53,34%) responden dengan lulusan SMA. Hal ini sesuai dengan teori

Notoatmodjo (2018) yang menyatakan pendidikan dapat menambah wawasan

atau pengetahuan seseorang, yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang

lebih rendah.

Pendidikan rendah berpengaruh pada tingkat kecemasan berat dalam

menghadapi proses persalinan yang mengakibatkan lamanya proses

persalinan. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap kejadian

kecemasan. Seseorang yang mempunyai kecemasan tinggi akan memberikan

respon yang rasional dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan

rendah, atau mereka yang tidak mempunyai pendidikan. Kecemasan adalah

respon yang dapat dipelajari, dengan pendidikan yang rendah menjadi faktor

penunjang terjadinya kecemasan. Hasil penelitian Handayani 2010 bahwa

terdapat perbedaan antara tingkat kecemasan ibu primigravida dan

multigravida dalam menghadapi proses persalinan.


57

Berdasarkan hasil tersebut menurut peneliti seseorang memiliki pendidikan

dan pengetahuan yang luas pola pikirnya terbangun dengan baik akan

membawa ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari stres dan kecemasan

yang dapat mempersulit proses kelahiran dan persalinan, membawa pengaruh

positif secara psikologis, dan berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara

fisik.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar respon tidak bekerja yaitu ada 26

(86,7%), hal tersebut menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja dan hanya

bekerja sebagai ibu rumah tangga yang memiliki kecemasan yang tinggi.

Sesuai dengan teori Notoadmojo (2010) yang menyatakan bahwa bekerja

umumnya adalah kegiatan yang menyita waktu sehingga ibu hamil yang

bekerja mengalami kecemasan lebih ringan dibandingkan ibu yang tidak

bekerja dikarenakan pekerjaan dapat mengalihkan perasaan cemas ibu.

Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Shodiqoh dan Syahrul tahun 2014 diaman hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah

tangga mengalami tingkat kecemasan ringan dan sejalan dengan penelitian

Wandi yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

pekerjaan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu

hamil trimester III.


58

Menurut pendapat peneliti ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga lebih

banyak waktu dirumah sehingga banyak waktu luang yang membuat ibu

memikirkan tentang apa yang akan terjadi saat persalinan yang membuat ibu

merasa khawatir namun pada ibu yang bekerja waktunya habis untuk bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar respon usia kehamilan terbanyak

adalah kehamilan trimester III yg mengalami kecemasan sebanyak 16

responden (53,34%). hal tersebut dikarenakan ibu baru pertama kali

hamil dan belum memiliki pengalaman untuk mempersiapkan kondisi

mental dan psikisnya dalam menghadapi persalinan. Kecemasan adalah

reaksi ketika tubuh merasakan adanya tekanan atau bahaya baik dari luar

maupun dari dalam diri yang tidak diketahui penyebabnya. Kecemasan

dalam kehamilan dan persalinan adalah reaksi yang fisiologis yang dialami

pada sebagian besar ibu hamil menjelang proses persalinan. Kecemasan

pada ibu hamil dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan

calon bayi dan dapat mengakibatkan penurunan berat badan lahir (BBLR)

serta dapat menyebabkan meningkatnya aktifitas otak yaitu hipotalamus.

Peningkatan aktifitas tersebut dapat menyebabkan rusaknya perilaku

bersosialisasi dan fertilitas, serta dapatmenyebabkan terjadinya

perubahan produksi hormone steroid (Yasin Z, 2019).

Gejala cemas yang dirasakan oleh ibu hamil berbeda-beda. Pada awal

kehamilan, umumnya ibu hamil menunjukkan rasa cemas, panik dan takut

karena adanya pendapat bahwa hamil merupakan ancaman maut yang


59

menakutkan serta membahayakan bagi dirinya. Menjelang persalinan

pada trimester ketiga biasanya muncul pertanyaan apakah bisa

melahirkan dengan normal, apakah bisa menahan rasa nyeri saat bersalin

nanti dan apakah bisa merawat bayi setelah bayi lahir nanti. Hal –hal

seperti inilah yang menyebabkan ibu merasa cemas. Tingkat kecemasan

ibu juga akan meningkat dan intensif seiring dengan mendekatnya saat-

saat menjelang persalinan. Kecemasan yang dirasakan ibu dapat berupa

kesulitan untuk tidur karena ibu terbayang-bayang mengenai proses

persalinan yang akan dilaluinya nanti. Ibu takut akan adanya komplikasi

dan ibu juga cemas mengenai kondisi dirinya beserta bayi yang akan

dilahirkannya. Hal tersebut membuat ibu hamil mengalami kecemasan

ringan, sedang sampai berat (Yasin Z, 2019)

Hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian ini

adalah penelitian Prameswari (2019) yang menyatakan kecemasan yang

dialami ibu hamil trimesterIII di Puskesmas Batu Aji adalah lebih banyak

mengalami kecemasan ringan yaitu 23 orang (57,5%) dibandingkan yang

mengalami cemas sedang yaitu 12 orang (32,5%) dan 4 orang (10%)

ibu mengalami kecemasan berat . Pengalaman melahirkan sebelumnya

turut ambil andil dalam mempengaruhi tingkat kecemasan seorang ibu

dalam menghadapi proses persalinan. Bagi ibu yang belum pernah hamil

dan melahirkan sebelumnya banyak yang mengalamikecemasan berat,

dikarenakan ibu takut akan pikiran dan bayangan sendiri tentang proses
60

persalinan, ada pula yang banyak mendengar cerita-cerita yang

menakutkan tentang proses persalinan dari orang lain

2. Analisis Univariat

Pendampingan Keluarga Pada Proses Persalinan Normal

Berdasarkan hasil penelitian pendampingan keluarga dari 30 responden

terdapat 17 (56,7%) responden mendapatkan pendampingan dari kelurga.

Pendampingan adalah perbuatan mendampingi, menemani dan menyertai

dalam suka dan duka. Keluarga adalah dua individu atau lebih yang

tergabung menjadi satu hubungan darah, hubungan perkawinan, hidup dalam

satu rumah tangga, saling berinteraksi serta mempertahankan kebudayaan

(Sari & Kurnia, 2015).

Dukungan atau pendampingan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan

keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi

dukunan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi

sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota

keluarga merasa ada yang memperhatikannya. Jadi dukungan sosial keluarga

mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh anggota

keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga

yang selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Erdiana, 2015).
61

Menurut pendapat peneliti Kehadiran dan dukungan dari pendamping akan

membantu proses persalinan berjalan lancar karena pendamping dapat

berbuat banyak untuk membantu ibu saat persalinan.

Tingkat Kecemasan Pada Proses Persalinan Normal

Diketahui hasil penelitian diatas diketahui dari 30 responden sebanyak 18

(60,0%) responden ibu inpartu mengalami kecemasan ringan. Proses

kelahiran anak adalah alami asalkan kondisi fisik memadai tidak akan

mengalami banyak kesulitan, akan tetapi proses kelahiran ini masih sering

diselimuti misteri, ketidaktahuan dan rasa takut dalam pikiran banyak orang.

Ada kalanya hal in disebabkan oleh informasi dan pengertian yang salah

tentang berfungsinya tubuh secara normal. Akhirnya proses kelahiran itu

sendiri mungkin menjadi lebih sulit pada ibu yang ketakutan, sehingga

ketegangannya menghambat proses alami dan justru mengakibatkan rasa sakit

yang dicemaskan (Susilowati, 2012).

Menurut Adelina (2014), kecemasan menjelang persalinan tak kalah hebatnya

ibu harus menghadapi rasa sakit saat bersalin, gangguan saat melahirkan, dan

aneka kekhawatiran lainnya. Sikap tenang sangat membantu kelancaran

persalinan. Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa nyaman

dan aman bagi ibu yang sedang mengalami persalinan karena adanya

dukungan dari orang yang paling di sayang sehingga mampu mengurangi rasa

sakit dan nyeri yang dialami (Sari & Kurnia, 2015).


62

Menurut pendapat peneliti keluarga atau suami adalah orang terdekat yang

dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses

persalinan. Ditengah kondisi yang tidak nyaman, ibu memerlukan pegangan,

dukungan dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakukannya.

3. Analisis Bivariat

Hubungan Antara Pendapingan Keluarga Dengan Pengurangan

Kecemasan Ibu Bersalin

Dari tabel tersebut diperoleh data dari 30 responden, sebanyak 17 (56,7%)

responden mendapatkan pendampingan kelurga, 16 (94,1%) responden

mengalami kecemasan ringan dan sebanyak 13 (43,3%) responden tidak

mendapatkan pendampingan. Dari uji Chi-Square diperoleh nilai

signifikan 0,000 yang berarti p < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

artinya ada hubungan antara pendampingan kelurga terhadap pengurangan

Kecemasan pada proses persalinan normal di Puskesmas Panaragan Jaya

Tulang Bawang Barat, sementara Odd Ratio (OR) yang didapat dari

perhitungan adalah 88 itu berarti ibu bersalin yang tidak mendapatkan

dukungan pendampingan keluarga mempunyai risiko 88 kali mengalami

Kecemasan dibandingkan ibu bersalin yang mendapatkan dukungan

pendampingan keluarga

Kecemasan yang dialami ibu saat persalinan, ibu akan merasakan nyeri

atau rasa sakit yang berlebihan. Rasa takut akan menghalangi proses

persalinan karena ketika tubuh manusia mendapatkan sinyal rasa takut,

tubuh akan mengaktifkan pusat siaga dan pertahanan. Akibatnya rahim


63

hanya mendapatkan sedikit aliran darah sehingga menghalangi proses

persalinan dan mengakibatkan rasa nyeri serta menyebabkan waktu

melahirkan menjadi lebih panjang. Ibu akan menjadi lebih lelah,

kehilangan kekuatan, pembukaan jadi lebih lama. Perasaan takut selama

proses persalinan dapat mempengaruhi his dan kelancaran pembukaan,

sehingga dapat mengganggu proses persalinan (Adelina, 2014).

Menurut Prasetyani (2016) penyebab kecemasan dalam menghadapi

persalinan adalah takut akan kematian, adanya trauma kelahiran, adanya

perasaan bersalah, adanya ketajutan yang nyata, Pada setiap wanita hamil,

kecemasan untuk melahirkan bayinya bisa diperkuat oleh sebab-sebab

konkret lainnya. Misalnya, takut bayinya lahir cacat atau lahir dalam

kondisi patologis, takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan

oleh dosa-dosa ibu itu sendiri di masa silam.

Pendampingan adalah perbuatan mendampingi, menemani dan menyertai

dalam suka dan duka. Keluarga adalah dua individu atau lebih yang

tergabung menjadi satu hubungan darah, hubungan perkawinan, hidup

dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi serta mempertahankan

kebudayaan (Sari & Kurnia, 2015). Dukungan atau pendampingan

keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota

keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,

dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukunan keluarga

adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan


64

dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga

merasa ada yang memperhatikannya.

Jadi dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial

yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses

atau diadakan untuk keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan (Erdiana, 2015). Menurut Sari dan Kurnia

(2015) manfaat pendampingan keluarga adalah memberikan rasa tenang

dan penguat psikis, selalu ada bila dibutuhkan, adanya kedekatan emosi,

dapat membantu keberhasilan IMD, terpenuhinya nutrisi ibu, dan dapat

membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan.

Bersarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti berpendapat

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan pendampingan

keluarga terhadap Kecemasan yang dialami oleh ibu yang menghadapi

persalinan di Puskesmas Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat.

D. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian yang peneliti alami adalah:

1. Adanya kendala teknis saat pemberian kuesioner secara langsung ke

responden untuk mencegah penyebaran virus karena adanya pandemi

covid-19, maka dilakukan sesuai protokol kesehatan.

2. Dibatasinya waktu penelitian dikarenakan sedang pandemik sehingga

peneliti tidak masimal dalam pengambilan data.


64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan yang

dapat diberikan adalah:

1. Karakteristik responden usia terbanyak 20-25 tahun, tingkat pendidikan

terbanyak lulusan SMA dan sebagian ibu tidak bekerja

2. Pendampingan keluarga pada proses persalinan normal di Puskesmas

Panaragan Jaya Tulang Bawang Barat Tahun 2020 terbanyak mendapatkan

pendampingan dari kelurga sebanyak 17 orang

3. Tingkat kecemasan pada ibu bersalin normal di Puskesmas Panaragan Jaya

Tulang Bawang Barat Tahun 2020 terbanyak dengan kategori kecemasan

ringan ada 18 orang

4. Terdapat pengaruh pendampingan kelurga terhadap pengurangan

Kecemasan pada proses persalinan normal di Puskesmas Panaragan Jaya

Tulang Bawang Barat Tahun 2020, dengan nila p value = 0,000 < 0,05.

B. Saran

1. Untuk Keluarga

Diharapkan bagi masyarakat khususnya setiap ibu bersalin agar dapat

dukungan kelurga, membantu ibu hamil merasa lebih siap menghadapi

persalinan karena dapat menciptakan perasaan aman dan percaya diri

karena ia tidak berjuang sendiri dalam menghadapi persalinannya.

63
65

2. Untuk Puskesmas Panaragan Jaya

Disarankan kepada pelayanan kesehatan dapat memfasilitasi

pendampingan keluarga pada saat proses persalinan kala I dan lebih

memperhatikan kecemasan ibu bersalin kala I. Dengan memberikan

bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan

berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bagi bayi yang

dilahirkan..

3. Untuk Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan

dan sebagai bahan bacaan bagi penelitian yang akan datang yang

berhubungan denganpendampingan kelurga terhadap pengurangan

Kecemasan pada proses persalinan normal.

4. Untuk Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan cara

memperluas teknik penelitian, tempat penelitian, dengan jumlah populasi

atau sampel yang lebih banyak dan menggunakan variabel lain.


DAFTAR PUSTAKA

Adelina, E. (2014). Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu


Hamil Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Turi Sleman. Skripsi. Program
Studi Ners STIKES Alma Ata. Yogyakarta (diunduh 07 Maret 2021).

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Dahlan, MS. (2014). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,


Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS, 6ed,
Epidemiologi Indonesia, Jakarta: Selemba Medika.

Erdiana, & Yuyun. (2015). Dukungan Keluarga Dalam kunjungan Lansia Di


posyandu lansia Di Desa Karanglo lor Kecamatan Sukerejo Kabupaten
Ponorogo. KTI. Tidak diterbitkan ponorogo : Program studi D III
Keperawatan Falkultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.

Febri Syafyu Sari. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan


Primigravida Menjelang Persalinan Trimester III di RSUD Dr. Friedman
Achmad Mochtar Bukit Tinggi. Jurnal Ipteks Terapan Research of Applied
Science and Education V11.i1 (55-64)

Fianza, A., Dellafiore, C., & Travaini, D.. (2014). Effectiveness of a Single
Education and Counseling Intervention in Reducing Anxiety in Women
Undergoing Hysterosalpingography: A Rendomized Controlled Trial.
Scientific World Journal : Volume 7.

Hawari, D. (2013). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Badan


Penerbit FKUI.
http://www.repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUB-
KEB/article/viewFile/193/163

Kartikasari. Hernawily. Hakim. (2015). Hubungan Pendampingan Keluarga


Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Dalam Menghadapi Proses
Persalinan. Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN
1907 – 0357

Kurniaarum Ari. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinana dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta. Kemenkes RI

Luqman Hakim. (2013). Hubungan Kecemasan Dengan Motivasi Berprestasi


Pada mahasiswa Pendidikan Dokter Semester III, (Sekripsi, Universitas
Sebelas Maret Surakarta: 2013)
Maryunani, A. (2015). Nyeri Dalam Persalinan, Teknik dan Cara
Penanganannya.Jakarta: TIM.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2016). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika
Primasnia, P. (2013). Hubungan pendampingan suami dan tingkat kecemasan ibu
primigravida. Dalam menghadapi proses perkawinan kala satu di Rumah
Sakit bersalin kota Unggaran. www.jurnalunipdu. ac.id>Ho (jurnal).

Prameswari, Y., & Ulfah, Z. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kecemasan Menghadapi Persalinan di Puskesmas Batu Aji Kota
BatamTAHUN 2018. Psyche, 12(1), 30–39.

Prasetyani, I.(2016). Hubungan Pendampingan Suami dengan Tingkat Kecemasan


Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Bangsal Melati RSUD Dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri. Skripsi. Program S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada (STIKESKH). Surakarta (diunduh
07 Maret 2021).

Rahimah Tenti Kurniawati. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan


Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida dalam Menghadapi Persalinan
di Klinik Pratama Umum Pelita Hati Banguntapan Batul

Sari, E. (2017). Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu


Primigravida Dalam Mengadapi Persalinan Di Rsud Dr.Wahidin
Sudirohusodo Mojokerto 2014. Skripsi. Mojokerto: Poltekkes
Majapahit. Diakses pada tanggsl 07 Maret 2021.

Sari, E.P dan Kurnia. (2017). Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal


Care).Jakarta: TIM.

Sofian. (2012). Sinopsis Obstetri Edisi 3. Jakarta: EGC

Solehati, T . (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan


Maternitas. Bandung: Rafika Aditama.

Susilowati, Dewi. (2012). Pengaruh Dukungan Keluarga dan Paritas Terhadap


Kecemasan Ibu Bersalin Dalam Menghadapi Persalinan Di RB Harapan
Bunda. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa. Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan


Kesehatan jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. PUSTAKA BARU
EKSPRES. Yogyakarta.

Umboh. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC, Yogyakarta.


Usman, (2016), Metode Mengatasi Cemas Dan Depresi, Yogyakarta.

Yasin Zakiyah, Sumarni Sri, M. N. D. (2019). Hubungan Usia Ibu dan Usia
Kehamilan denganKecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi
Persalonan DiPolindes Masaran Kecamran Bluto. Prosiding 1st Seminar
Nasional “Arah Kebijakan Dan Optimalisasi Tenaga Kesehatan Menghadapi
Revolusi Industri 4.0,”162–168.
LAMPIRAN
LEMBAR KUESIONER
DUKUNGAN PENDAMPINGAN KELUARGA

A. Identitas responden
Kode responden : .......................
Nama : .......................
Umur : .......................

Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :

B. Pendampingan Kelurga
Apaka ibu bersalin diampingi kelurga ?
Ya Tidak

C. Kecemasan
Petunjuk Pengisian : Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling
benar beritanda checklist (√) pada kolom jawaban yang dipilih
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Saya tidak cepat lelah 1 0
2 Saya sering sakit 1 0
3 Saya tidak lebih gugup bila dibandingkan dengan orang lain 1 0
4 Saya jarang sakit kepala 1 0
5 Saya sering merasa tegang pada waktu sakit kepala 1 0
6 Saya merasa bahagia karena saya menjadi seorang ibu 1 0
7 Saya cemas dengan keadaan keluarga saya saat ini 1 0
Tangan saya sering gemetar apabila saya mengerjakan
8 1 0
sesuatu
9 Muka saya merah 1 0
10 Jika saya cemas saya sering mengalami diare 1 0
Saya sering khawatir akan kemungkinan terjadi hal-hal yang
11 1 0
tidak mengenankan
12 Saya biasanya tenang dan tidak mudah marah 1 0
13 Saya meKecemasan karena kulit saya bertambah gelap 1 0
14 Saya meKecemasan karena akhir-akhir ini sering melamun 1 0
15 Tangan dan kaki saya biasanya cukup hangat 1 0
16 Saya mudah berkeringat meskipun hari tidak panas 1 0
Ketika saya memikirkan kehamilan ini saya menjadi
17 1 0
berkeringat dan mengganggu konsentrasi keseharian saya
18 Saya jarang merasa jantung saya berdebar-debar 1 0
19 Saya cemas karena setiap saat saya sering lapar 1 0
20 Pada waktu–waktu tertentu saya tidak dapat buang air besar 1 0
21 Saya sering mengalami gangguan pada perut 1 0
Saya sering tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan
22 1 0
sesuatu
23 Tidur saya tidak nyenyak dan sering terganggu 1 0
24 Saya sering bermimpi tentang proses persalinan 1 0
25 Saya mudah merasa kikuk 1 0
Perasaan saya tidak enak dan mudah sensitif dari pada
26 1 0
kebanyakan orang
Saya sering merasa bahwa saya kurang disayang, dimanja
27 1 0
dan diperhatikan oleh keluarga
28 Saya berharap bahwa saya dapat bahagia seperti orang lain 1 0
29 Saya biasanya tenang dan tidak mudah marah 1 0
30 Saya mudah menangis 1 0
Saya meKecemasan apakah saya bisa melahirkan bayi
31 1 0
secara normal
32 Saya hampir selalu bahagia 1 0
33 Saya cemas jika terjadi sesutu dengan bayi saya 1 0
34 Saya sering gelisah pada waktu-waktu tertentu 1 0
35 Saya merasa khawatir karena mengalami gangguan tidur 1 0
Saya lebih senang menyendiri di kamar daripada melakukan
36 1 0
aktivitas
Saya takut jika pada saat melahirkan tidak didampingi
37 1 0
suami
Suami memberikan semangat kepada saya agar tidak putus
38 1 0
asa menghadapi persalinan
39 Saya merasa takut dengan datangnya tanda-tanda persalinan 1 0
40 Saya takut karena kaki saya mulai bengkak 1 0
41 Saya merasa sulit untuk memusatkan perhatian 1 0
42 Saya lebih pemalu dari kebanyakan orang 1 0
Saya takut jika melahirkan tidak ditolong oleh tenaga
43 1 0
kesehtan
44 Saya sering merasa gugup 1 0
45 Saya merasa menjadi beban dalam keluarga 1 0
46 Pada waktu tertentu saya merasa tidak berguna 1 0
47 Saya benar-benar tidak percaya terhadap diri saya sendiri 1 0
Saya merasa kesulitan dalam melakukan aktivitas pada
48 1 0
waktu-waktu tertentu
Saya tidak bisa menghadapi kesulitan atau membuat
49 1 0
keputusan yang penting
50 Saya sangat percaya diri pada diri saya sendiri 1 0
Total skor
HASIL REKAPITULASI
No
Umur Pendidikan Pekerjaan Kecemasan Pendampingan
.
1 20 2 2 2 2
2 30 4 1 2 2
3 17 2 2 1 1
4 30 3 1 2 2
5 20 3 2 1 1
6 34 1 2 1 1
7 19 3 2 2 2
8 30 2 2 2 2
9 20 2 2 1 1
10 24 3 2 2 2
11 22 3 2 1 2
12 23 3 2 1 2
13 18 1 2 2 2
14 28 3 2 1 1
15 20 2 2 2 2
16 27 3 2 1 1
17 17 2 2 1 1
18 26 3 2 1 1
19 19 3 2 1 1
20 25 3 2 1 1
21 20 2 2 2 2
22 25 3 2 1 1
23 18 2 2 2 2
24 22 3 1 2 2
25 21 2 1 1 1
26 25 1 2 1 1
27 18 1 2 1 1
28 24 3 2 1 1
29 22 2 2 2 1
30 23 3 2 1 1
Usia Pendidikan Pekerjaan Pendamping Kecemasan
1. <20 Tahun 1. SD 1. Bekerja 1 = Tidak (Apa bila 1 = Ringan (Jika
2. 20-24 Tahun 2. SMP 2. Tidak kelurga tidak responden
3. >24 Tahun 3.SMA bekerja mendampingi) memperoleh skor : 0-
4.PT 16)
2 = Ya 2 = Sedang
(Apabila kelurga (Jika responden
mendampingi) memperoleh skor :
17 – 25)

3= berat (Jika
responden
memperoleh skor : >
25)
FREQUENCIES VARIABLES=KECEMASAN PENDAMPINGAN PEKERJAAN PENDIDIKAN
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics
PENDAMPINGA
KECEMASAN N PEKERJAAN PENDIDIKAN
N Valid 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

KECEMASAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid RINGAN 18 60,0 60,0 60,0
SEDANG 12 40,0 40,0 100,0
Total 30 100,0 100,0

PENDAMPINGAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DIDAMPINGI 17 56,7 56,7 56,7
TIDAK DIDAMPINGI 13 43,3 43,3 100,0
Total 30 100,0 100,0

PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BEKERJA 4 13,3 13,3 13,3
TIDAK BEKERJA 26 86,7 86,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 4 13,3 13,3 13,3
SMP 10 33,3 33,3 46,7
SMA 15 50,0 50,0 96,7
PT 1 3,3 3,3 100,0
Total 30 100,0 100,0

Usia Kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TM I 4 13,3 13,3 13,3
TM II 10 33,3 33,3 46,7
TM III 16 50,0 50,0 96,7

Total 30 100,0 100,0

CROSSTABS
/TABLES=PENDAMPINGAN BY KECEMASAN
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC PHI RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENDAMPINGAN * 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%
KECEMASAN

PENDAMPINGAN * KECEMASAN Crosstabulation


KECEMASAN Total
RINGAN SEDANG
PENDAMPINGAN DIDAMPINGI Count 16 1 17
Expected Count 10,2 6,8 17,0
% within PENDAMPINGAN 94,1% 5,9% 100,0%
TIDAK DIDAMPINGI Count 2 11 13
Expected Count 7,8 5,2 13,0
% within PENDAMPINGAN 15,4% 84,6% 100,0%
Total Count 18 12 30
Expected Count 18,0 12,0 30,0
% within PENDAMPINGAN 60,0% 40,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 19,027 1 ,000

Continuity Correctionb 15,888 1 ,000

Likelihood Ratio 21,612 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 18,393 1 ,000

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,20.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Nominal by Nominal Phi ,796 ,000
Cramer's V ,796 ,000
Contingency Coefficient ,623 ,000
N of Valid Cases 30

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 88,000 7,079 1093,956
PENDAMPINGAN
(DIDAMPINGI / TIDAK
DIDAMPINGI)
For cohort KECEMASAN = 6,118 1,700 22,011
RINGAN
For cohort KECEMASAN = ,070 ,010 ,472
SEDANG
N of Valid Cases 30

Anda mungkin juga menyukai