PENDAHULUAN
1
guru mata pelajaran wajib memiliki keahlian ini secara profesional dan
operasional.
Namun, dalam kenyataannya tidak jarang ditemui KKM/ SKBM yang
ditetapkan itu tidak dapat dipenuhi karena penyusunan dan
penerapannya kurang tepat dan kurang berpedoman pada ketentuan
yang ada. Dengan demikian proses serta hasil belajar dan
membelajarkan di sekolah tidak mencapai mutu seperti yang
direncanakan.
Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan
awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum
berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian,
mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan kriteria
minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian kompetensi. Oleh karena
itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan informasi tentang
penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan
pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ketuntasan Belajar?
2. Apa yang dimaksud Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?
3. Apa fungsi KKM?
4. Apa saja kriteria Penetapan KKM?
5. Bagaimana cara menentukan KKM?
6. Apa saja langkah-langkah Penetapan KKM?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ketuntasan belajar
2. Untuk mengetahui definisi, fungsi, kriteria, serta langkah-langkah
penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
3.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
minimal (SKBM) yang pernah diterapkan pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK).
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama
pendidik, peserta didik serta orang tua peserta didik. Oleh karena
itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di
sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu
melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan
mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria
ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil
Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar
peserta didik.
Penetapan KKM ini sejalan dengan sistem Belajar Tuntas
atau Mastery Learning. Seluruh Siswa tanpa kecuali harus
dapat mencapai taraf penguasaan penuh pada setiap kompetensi
dasar (KD). Tes formatif (ulangan harian) dan tes sumatif (tes
evaluasi akhir semester atau uji blok) dilakukan bukan hanya
untuk menentukan angka kemajuan belajar semata, tetapi juga
sebagai dasar catu balik (feed back) untuk menentukan saat
setiap siswa memperoleh bantuan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.1
Guru sebagai orang dewasa diharapkan mampu
memperbaiki bahkan mengubah gaya mengajarnya bila ternyata
gaya mengajarnya kurang dapat mendukung atau membantu
siswa mencapai ketuntasan (KKM) yang diharapkan. Tidak kalah
pentingnya guru harus memahami, bahwa setiap siswa
mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun
kepribadian yang merupakan ciri-ciri khusus yang bersifat
menonjol yang membedakan dirinya dengan orang lain.2
2.1.2 Konsep Dasar
4
Dalam model yang paling sederhana, dikemukakan bahwa
jika setiap peserta didik diberikan waktu sesuai dengan yang
diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika
dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar
kemungkinan peserta didik akan mencapai tingkat penguasaan
kompetensi. Tetapi jika peserta didik tidak diberi cukup waktu
atau tidak dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara
penuh, maka tingkat penguasaan kompetensi peserta didik
belum optimal.3 Tujuan dari proses pembelajaran dengan
pendekatan belajar tuntas adalah untuk mempertinggi rata-rata
prestasi peserta didik dalam belajar dengan memberikan kualitas
pembelajaran yang lebih sesuai, bantuan, serta perhatian khusus
bagi peserta didik yang lambat agar menguasai standar
kompetensi atau dasar kompetensi. Dari konsep tersebut, dapat
dikemukakan prinsip-prinsip utama pembelajaran tuntas adalah:
1. Kompetensi yang harus dicapai peserta didik dirumuskan
dengan urutan hierarkis (peringkat).
2. Evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan,
dan setiap kompetensi harus diberikan feedback.
3. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan yang
diperlukan.
4. Pemberian program pengayaan bagi peserta didik yang
mencapai ketuntasan belajar lebih awal.
2.2 KKM (KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL)
2.2.1 Pengertian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai
tolak ukur atau standar. Kriteria, tolak ukur, standar adalah
sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal
untuk sesuatu yang diukur.4 Kriteria Ketuntasan Minimal adalah
salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi,
3 Mulyono, Strategi Pembelajaran, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 56
5
yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan adalah nilai
yangpaling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal biasanya menggunakan
sepuluh jenjang penilaian yaitu dari 1 sampai 10 atau dari 1
sampai 100.5
2.2.2 Daya Serap Hasil Ulangan (Mastery Learning)
Untuk mengetahui daya serap hasil ulangan harian atau ulangan
blok dapat digunakan form berikut ini :
Keteranga
N Skor Butir Skor %
Nama Siswa n
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
? Skor Butir
Skor Maksimum
% Ketercapaian
Keterangan:
6
** Kelas dinyatakan tuntas belajar jika siswa yang tuntas belajar
mencapai minimal 85%
HASIL ANALISIS
1. Ketuntasan Belajar
a. Jumlah peserta tes : orang
b. Jumlah siswa yang tuntas belajar : orang
c. % Siswa yang tuntas belajar :%
2. Kesimpulan :
a. Remedial = orang
b. Pengayaan = orang
Jumla Jumla %
Kompetensi Penguasa
h h Pencapai Keterangan
Dasar an
Butir Betul an
Menjelaskan
perbedaan
10 8 80 % Sudah menguasai
rukun dan
wajib haji
Sudah menguasai
definisi dan yang
Menjelaskan berhak atas harta
pembagian 10 6 60 % X pusaka, tetapi
harta pusaka belum menguasai
rincian
pembagiannya
7
Selanjutnya, untuk mengetahui berkualitas dan tidaknya butir soal, dapat
dilakukan beberapa jenis analisis kuantitatif berikut ini.
8
rata-rata nilainya sangat rendah. Semakin rendah tingkat
kompleksitas mata pelajaran maka semakin mudah untuk
dicapai sehingga rata-rata nilainya semakin tinggi.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada
sekolah/madrasah yang bersangkutan. Kondisi rata-rata
kemampuan peserta didik dijadikan acuan standar
keberhasilan pembelajaran. Semakin tinggi rata-rata
kemampuan peserta didik, maka semakin mudah untuk
mencapai hasil belajar sehingga nilainya sangat tinggi.
Semakin rendah rata-rata kemampuan peserta didik maka
semakin sulit untuk dapat mencapai sehingga nilai rata-
ratanya sangat rendah.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran pada masig-msaing
sekolah/madrasah. Semakin tercukupi sumber daya baik
yang berupa sumber daya manusia maupun yang lainnya,
semakin tinggi tingkat keefektifan pembelajaran. Semakin
tinggi tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung
sekolah/madrasah maka semakin mudah mencapai hasil
belajar sehngga nilainya sangat tinggi. Semakin rendah
tingkat ketercukupan dan kesesuaian daya dukung
sekolah/madrasah maka semakin sulit untuk mencapai hasil
belajar yang ditetapkan sehingga rata-rata nilainya sangat
rendah.9
9
pembelajaran, serta menunjukkan semangat belajar yang besar
dan percaya pada diri sendiri.10
10
b. Cukup esensial, karena berfungsi sebagai indicator
pendukung yang dapat melengkapi pencapaian
kompetensi selanjutnya, pembentukan kecakapan siswa
dan merupakan indicator kelanjutan, sebagai indikator
pelengkap.
2. Kompleksitas Indikator
Kompleksitas indicator yaitu kesulitan dan kerumitan setiap
indicator pencapaian atau kompetensi dasar yang harus
dicapai peserta didik.
Kompleksitas tinggi bila dalam pelaksanaannya menurut:
a. SDM yang memahami kompetensi yang harus dicapai
peserta didik.
b. SDM yang kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran.
c. Waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan
d. Penalaran dan kecermatan peserta didik yang tinggi.
3. Daya Pendukung
Daya pendukung yaitu tenaga, sarana dan prasarana
pendidikan, biaya, manajemen, komite madrasah dan stake
holders madrasah.
4. Intake peserta didik
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata peserta
didik yang meliputi hasil seleksi Penerimaan Siswa Baru
(PSB), rapor kelas terakhir dari tahun sebelumnya, tes
seleksi masuk atau psikotes dan nilai ujian nasional bagi
jenjang MTs dan MA.12
2.2.7 Cara Menentukan KKM
Adapun cara yang ditempuh dalam menetapkan KKM dapat
ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan kriteria komponen yang dijadikan ukuran
penetapan ketuntasan belajar minimal.
2. Menaksirkan Kriteria menjadi Nilai.
3. Melakukan analisis dan memberikan kriteria penilaian
indikator, KD, SK per mata pelajaran.
11
2.2.8 Langkah - Langkah Penetapan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal)
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada
KD, SK hingga KKM mata pelajaran;
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan
patokan guru dalam melakukan penilaian;
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan
dinas pendidikan;
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian
dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.
Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria
Ketuntasan Minimal atau sering disingkat dengan KKM ini,
dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal tersebut berkaitan
erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai
kompetensi di setiap mata pelajaran. Hal tersebut antara lain:
tingkat kesukaran materi, sarana yang tersedia dan kemampuan
siswa. Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM):
1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen
sesuai dengan kemampuan masing-masing aspek.
3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka
nilainya semakin rendah, dan semakin mudah KD maka
nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi
sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
12
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa
(intake) maka nilainya semakin tinggi pula.
6. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk
menentukan KKM setiap KD.
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan
jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama,
tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi
siswa.
Aspek yang
Kriteria dan Skala Penilaian
dianalisis
Kompleksitas Sedang 65 Rendah 80
Tinggi < 65
79 100
Daya Dukung Tinggi 80 Sedang 65
Rendah < 65
100 79
Intake Siswa Tinggi 80 - Sedang 65
Rendah < 65
100 79
Aspek yang
Kriteria dan Skala Penilaian
dianalisis
Kompleksitas Tinggi (1) Sedang (2) Rendah (3)
Daya Dukung Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
Intake Siswa Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
Mapel : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Sekolah :
13
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit
dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi.
14
kemampuan
laru-tan elektrolit
(65)
meng-hantarkan
arus listrik.
4. Menjelaskan
bahwa larutan
Rend
elektrolit dapat Tinggi Tinggi
ah 70
berupa senyawa (65) (80)
(65)
ion dan senyawa
kovalen polar
Langkah penghitungannya:
bobot soal
KKM=
3
80+80+ 70
a. KKM = =76,6
3
70+80+70
b. KKM= =73,3
3
65+80+65
c. KKM= =70
3
65+80+65
d. KKM= =70
3
b. Mencari Nilai KKM Mapel
KKM KD
KKM=
KD / Indikator
77+73+70+70 290
KKM= = =72,5
4 4
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5
dibulatkan menjadi 73.13
13 Muhaimin, Op. Cit., hlm. 98-103.
15
2.2.9 Analisis KKM
Pencapaian KKM perlu dianalisis untuk dapat ditindak lanjuti
sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan
untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam
pelaksanaan pembelajaran, maupun penilaian. Hasil analisis juga
dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada
semester atau tahun pembelajaran berikutnya.
Analisis pencapaian KKM bertujuan untuk mengetahui
tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai
melaksanakan penilaian setiap KD, kemudian dilakukan analisis
pencapaian KKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan
analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik terhadap KKM
yang telah ditetapkan pada setiap pelajaran.
Manfaat hasil analisis disini adalah sebagai dasar untuk
meningkatkan kriteria ketuntasan minimal pada semester atau
tahun pembelajaran berikutnya. Analisis pencapaian KKM
dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai
setiap peserta didik per mata pelajaran.
Mekanisme pelaksanaan analisa pencapaian standar
ketuntasan belajar, diantaranya:
a. Analisis pencapaian standar ketuntasan belajar dilakukan
berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap
peserta didik per mata pelajaran saat yang bersangkutan
mengikuti pelajaran.
b. Hasil pengkajian dimaksud, selanjutnya dianalisis dan
direkap.14
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
KKM atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama dan sebaiknya dibuat
oleh orang-orang yang membutuhkannya atau menggunakannya, yaitu calon
evaluator, dengan maksud agar pada waktu menerapkannya tidak ada
masalah karena mereka telah memahami, bahkan tau apa yang melatar
belakanginya
17
Kriteria penetapan KKM meliputi aspek esensial, kompleksitas indikator,
daya pendukung, dan intake peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
18