Anda di halaman 1dari 19

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian Guru

Dosen Pengampu: Ambar Widianingtyas M.Pd

Disusun oleh:

1. Clara Elena Indiyanti (201933187)


2. Rosalia Francisca M.M.P (201933193)
3. Distia Hilma Damayanti (201933197)
4. Mushokhikhul Fadlillah (201933215)
5. Sri Wati (201922216)
6. Dewi Aisah (201933222)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2020
PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kompetensi Kepribadian Guru ” ini dengan baik
dan lancar.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Guru . Dalam penyusunan makalah ini, kami menghadapi kesulitan dan hambatan.
Namun, atas bantuan dari berbagai pihak kesulitan dan hambatan dapat kami atasi bersama.
Dengan tersusunnya makalah ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk pembaca.
Kami juga berharap agar pembaca setelah membaca makalah ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis. Amin.
           

Kudus, 1 Oktober 2020

Kelompok 4

i
Daftar Isi

ii
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran penting
terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar,
membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta
menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) ditegaskan bahwa pendidik (guru) harus memiliki kompetensi sebagai agen pem-
belajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini. Arahan
normatif tersebut yang menyatakan bahwa guru sebagai agen pembelajaran menunjukkan pada
harapan, bahwa guru merupakan pihak pertama yang paling bertanggung jawab dalam
pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Salah satu diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Guru yakni Kompetensi
Kepribadian, namun yang menjadi permasalahan Kompetensi kepribadian kurang dikembangkan
melalui pendidikan di dalam kelas dalam melakukan pembelajaran. Padahal seorang guru wajib
memiliki sikap dan kepribadian yang dapat dijadikan teladan bagi anak didik dan dan anggota
masyarakat yang lain. Kompetensi kepribadian merupakan sumber kekuatan, sumber inspirasi,
sumber motivasi, dan sumber inovasi bagi guru untuk memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Oleh karena itu didalam makalah singkat ini
akan dijelaskan bagaimana pentingnya,serta apa fungsi dari Kepribadian seorang guru didalam
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian kepribadian menurut para ahli

2.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian


1). Teori Kepribadian Freud
2). Teori Kepribadian Skinner
3). Teori Kepribadian Abraham Maslow

3.    Pengertian guru menurut para ahli


4. Standar Kompetisi Guru

2
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Kepribadian Guru
2. Memahami Pengertian Pembelajara
3. Mampu memahami bagaimanakah seharusnya Kepribadian Seorang Guru dalam
pembelajaran
4. Memahami Pentingnya Kepribadian Guru dalam Pembelajaran
5. Mengetahui Fungsi Kepribadian Guru dalam Pembelajaran

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN GURU MENURUT AHLI


Kepribadian adalah keadaan dalam diri seseorang tentang bagaimana menentukan
penampilannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kepribadian juga kesatuan sifat
yang sempurna atau kematangan sifat pada individu baik jasmani, akal sosial dan
intelegensia dalam interaksi sosial dan berbeda dengan yang lainnya secara jelas.
Ada beberapa pengertian kepribadian menurut ahli sosiologi, diantaranya:

1) Menurut Horton (1982)


kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang.
Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang
jika di hadapan pada situasi tertentu.
2) Menurut Schever Dan Lamm (1998)
Kepribadian adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan
prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga
kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara
konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
3) Menurut pavlop
Perubahan kepribadian seseorang itu karena adanya stimulus atau rangsangan untuk
dapat berubah, sehingga harus adanya stimulus yang menekankan stimulus yang
memerlukan kapasitas untuk merangsang respon yang secara orisinil terangsang oleh
stimulus tersebut.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian dan Teori Kepribadain
Kepribadian berkembang dan mengalami perubahan, tetapi dalam perkembangannya
membentuk pola-pola yang khas yang merupakan ciri unik bagi setiap individu. Menurut
Ngalim Purwanto terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:
1. . Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani,
atau seringkali disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan,
peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya.
Keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-
perbedaan. Hal ini dapat dilihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa

4
sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada
pula yang merupakan pembawaan seseorang/orang itu masing-masing. Keadaan fisik
tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.
2. . Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat, yakni manusia-manusia
lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah
tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku
dimasyarakat itu dilahirkan, seseorang telah mulai bergaul dengan orang-orang
disekitarnya. Lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan
seseorang, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan
kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan
pengaruh yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian seseorang.
3. . Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang
tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan.
Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian antara lain:
a. Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh
manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai
anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan
kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
b. Adat dan Tradisi.
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang
harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan
bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.
c. pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat
mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi
kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara
kehidupannya.

5
d. Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan
salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat
hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa
merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana
seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
e. Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-
alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi
kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kepribadian berbeda-beda, sehingga
menimbulkan macam-macam teori. Antara lain:
1) Teori Kepribadian Freud
Teori ini dikembangkan oleh Freud. Freud membangun model kepribadian yang saling
berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari ketiga
konflik kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar ini menjadi
kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego,
superego. Meskipun memiliki ciri-ciri, perinsip kerja, fungsi dan sifat yang berbeda,
ketiga sistem ini merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi
perilaku manusia.
2) Teori Kepribadian Skinner
a. Asumsi Dassar
Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar, dimana asumsi dasar, dimana semua asumsi
tersebut menggunakan pendekatan ilmiah.
1) Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (behavior is lawful). Yaitu ilmu
adalah usaha untuk menemukan keteraturan yang menunjukkan bahwa peristiwa
tertentu berhubungan secara teratur dengan peristiwa lain.
2) Tingkah laku dapat diramalkan (behavior can be predicted). Yaitu ilmu bukan
hanya menjelaskan, tapi juga meramalkan. Bukan hanya menangani peristiwa
masa lalu tapi juga masa yang akan datang.
3) Tingkah laku dapat dikontrol (behavior can be controlled). Yaitu ilmu dapat
melakukan antisipasi dan menentukan/membentuk sedikit banyak tingkah laku
seseorang

6
b. Struktur kepribadian
1) Tingkah laku reponden (responden behavior) yaiyu respon yang dihasilkan
organism untuk menjawab stimulus yang berhubungan langsung dengan respon
tersebut. Misalnya mengelak saat dipukul, malu saat dipuji, dll.
2) Tingkah laku operan (operan behavior) yaitu respon yang dimunculkan organisme
tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon.
c. Kondisi Kepribadian
1) Kesadaran Diri
Skinner yakin bahwa manusia tidak hanya memiliki kesadaran tetapi juga
sadar akan keberadaan kesadaran tersebut. Mereka tidak hanya sadar akan
lingkungannya tetapi juga sadar bahwa dirinya bagian dari lingkungan tersebu.
Perilaku adalah fungsi dari lingkungan, dan bagian dari lingkungan itu sendiri.
Setiap pribadi secara subjektif sadar akan pemikiran, perasaan, rekoleksi, dan
intensi mereka sendiri.
2) Dorongan-Dorongan
dorongan dapat memperlihatkan efek-efek dari kondisi kekurangan dan
berkelimpahan dan kepada probabilitas bahwa organisme akan meresponnya.
Namun begitu, kondisi kekurangan dan berkelimpahan tidak hanya berkaitan
dengan aktivitas makan. Faktor-faktor lain yang meningkatkan atau menurunkan
probabilitas makan adalah kondisi lapar yang bisa diamati secara internal,
ketersediaan makanan dan pengalaman sebelumnya dengan makanan sebagai
penguat.
3) Emosi
Skinner mengakui keberadaan emosi-emosi subjektif namun, dia
menekankan bahwa perilaku tidak harus diletakkan padanya. Skinner menerima
keberadaan emosi berdasarkan kebutuhan kuat terhadap perjuangan
mempertahankan hidup dan kebutuhan kuat terhadap penguatan. Di tingkatan
individu, perilaku yang diikuti keriangan, kegembiraan, kesenangan, dan emosi
menyenangkan lain cenderung diperkuat, karenanya meningkatkan probabilitas
perilaku-perilaku ini muncul dalam hidup individu.
4) Tujuan dan Niat
Skinner juga mengakui konsep tujuan dan niat namun, lagi-lagi, dia tidak
setuju jika kita melekatkan perilaku kepadanya. Tujuan dan niat hadir dalam diri

7
tetapi bukan faktor utama yang mengarahkan perilaku keluar melainkan berfungsi
sebagai penguat. Tujuan dapat menjadi penguat, contohnya jika anda percaya
tujuan melakukan joggingadalah menjadi sehat dan hidup lebih lama. Dari sini
kita akan berjogging lantaran tujuan perse sudah menjadi stimulus penguat.
Apalagi saat kita mendapatkan manfaat dari jogging itu atau menjelaskan alas an
bejogging kepada mereka yang tidak melakukannya.
3) Teori Kepribadian Abraham Maslow
a. Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang
terpadu dan terorganisasi, sehingga motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu
adalah motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya.
b. Hirarki Kebutuhan
c. Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling
berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini
mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan
terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari
kebutuhan tersebut.. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi
lima karakteristik. sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan,
minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara.
2) Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan
Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini
menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan,
kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur,
ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya.
3) Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang
mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan
kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku.
4) Kebutuhan akan penghargaan

8
Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan
secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan
akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan,
prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua
(eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan,
penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama
baik.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya.
Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan
kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai aktualisasi diri.
C. Pengertian Guru Menurut Para Ahli
1) Menurut E. Mulyasa
Guru merupakan memiliki kualifikasi dan kompetensi akademik sebagai sarana belajar,
sehat secara fisik dan mental, dan mempunyai sebuah kapasitas mewujudkan tujuan
dalam Pendidikan nasional.
2) Menurut Noor Jamaluddin
Guru merupakan pendidik, orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai memberikan
dukungan dan bimbingan kepada siswa dalam mengembangkan jiwa dan tubuh sebagai
mencapai pada kedewasaan.
3) Menurut Dr. Moh. Uzer Usman
Guru merupakan tugas semua dan otoritas dalam kaitanya dengan pendidikan dan
pengajaran pada Lembaga pendidikan secara formal.
1. Hakikat dan ciri-ciri profesi
a. Hakikat
Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau
pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.
Istilah profesi, menurut Everest Hughes (dalam Piet A Sahartian, 1994) merupakan
simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu sendiri.
b. Ciri-ciri profesi

Ornstein dan Levine (1984) menyatakan bahwa profesi adalah jabatan dengan ciri-
ciri:

9
a) Melayani masyarakat, merupakan karir yang akan dilaksanakan sepanjang hayat
b) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak
ramai
c) Melakukan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek
d) Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
e) Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
f) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu.
g) Menerima tanggungjawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang
ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
h) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap
pelayanan yang akan diberikan

2. Karakteristik dan persyaratan profesi


a. Pengertian karakteristik dan syarat profesi
Lieberman (1956), mengemukakan bahwa karakteristik profesi kalau dicermati
secara seksama ternyata terdapat titik-titik persamaannya.
Profesi itu merupakan suatu jenis pelayanan atau pekerjaan yang unik (khas),
dalam arti berbeda dari jenis pekerjaan atau pelayanan apapun yang lainnya. Di
samping itu, profesi juga bersifat definitif dalam arti jelas batas-batas kawasan
cakupan bidang garapannya (meskipun mungkin sampai batas dan derajat tertentu
ada kontigensinya dengan bidang lainnya). Selanjutnya, profesi juga merupakan
suatu pekerjaan atau pelayanan yang amat penting, dalam arti hal itu amat
dibutuhkan oleh pihak penerima jasanya sementara pihaknya sendiri tidak memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk melakukannya sendiri.
Dalam karakteristik profesi terdapat titik persamaan yang dapat digunakan
sebagai kriteria atau tolak ukur yang berfungsi ganda yaitu ada dua macam :
1) Untuk Indonesia telah mengukur sejauh mana guru-guru di Indonesia telah
memenuhi kriteria profesionalisasi
2) Untuk dijadikan titik tujuan yang aakan mengaraahkan segaala upaya menuju
profesionalisme guru
b. Syarat-syarat profesi
Secara umum, terdapat beberapa syarat pada suatu profesi. Adapun syarat-syarat
profesi adalah sebagai berikut :
1) Memiliki pengetahuan khusus disuaatu bidang ilmu tertentu

10
2) Melibatkan berbagai kegiatan intelektual
3) Membutuhkan adanya suatu persiapan tertentu yang cukup dalam, jadi bukan
hanya sekedar latihan saja
4) Lebih mengutamakan kepeentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi
5) Adanya organisasi para profesional sesuai dengan bidang profesi
6) Terdapat kode etik atau staandar baku dalaam pelaksanaan pekerjaanya
3. Standar kualifikasi guru professional
UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Kualitas maanusia Indonesia
tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, oleh karena
itu guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dann kedudukan yang sangat strategis.
Pemblajaran sesuai dengan prinsip-prinsip untuk memnuhi hak yang saa bagi setiap
warga negaa\r dalaam memperoleh pendidikan yang bermutu. Kedudukan guru dan
dosen mempunyai standar tenaga profesional yang bertujuan untuk melaksanakan
misi Undang-Undang sebagai berikut :
a. Menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen
b. Meningkatkan kompetensi guru dan dosen
c. Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu
d. Mengurangi kesenjangan mutu pendidika antardaerah
e. Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen atardaerah dari segi
jumlah, mutu, kualitas akademik, dan kompetensi.
f. Memajukan profesi serta karier guru dan dosen
Sedengkan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk
meningkatkan martabat guru dan dosen serta mengembbangkan ilmu
pengetahun, teknologi, dan seni. Guru dan dosen . Dalam Undang-Undang
guru dan dosen adalah pendidik profesional dengan tugaas utama mendidik,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada penndidikan.
D. Standar Kompetisi Guru
Pentingnya guru professional yang memenuhi standar kualifikasi diatur dalam
pasal 8 Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen (UUGD) yang
menyebutkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Selanjutnya menurut Pasal 1 ayat (1) UUGD tersebut, kompetensi yang dimaksud
memiliki arti sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

11
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Lebih dalam lagi pada pasal 10 ayat (1) UUGD dan Pasal 28 ayat 3 PP
19 tahun 2005 tentang SNP dijelaskan bahwa kompetensi guru yang dimaksud meliputi:
a) Kompetensi pedagogic
b) Kompetensi kepribadian
c) Kompetensi profesional
d) Kompetensi sosial
E. Kompetisi Guru (Pendagogik)
Dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pada bab penjelasan
pasal 10 ayat (1) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Lebih lanjut pada Bab Penjelasan Pasal
28 ayat 3 PP 19tahun 2005 tentang SNP yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi:
1. Pemahaman terhadap peserta didik
2. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
3. Evaluasi hasil belajar, dan
4. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Berikut akan dijabarkan mengenai dimensi-dimensi dari kompetensi pedagogik tersebut:
1. Pemahaman terhadap peserta didik.
Secara umum pemahaman peserta didik dapat berarti kemampuan guru dalam memahami
kondisi siswa (baik fisik maupun mental) dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan
begitu diharapkan dapat tercipta interaksi yang baik antara guru dan peserta didik dalam
rangka menciptakan kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Dalam arti guru mengetahui
seluk beluk peserta didik yang diajar, menentukan metode pengajaran, bahan dan alat yang
tepat sehingga memungkinkan peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya melalui interaksi dan pengalaman belajar.
Mulyasa (2008:79) menyebutkan sedikitnya ada empat hal yang harus dipahami guru dari
peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan
kognitif.
a. Tingkat Kecerdasan
Dalam bukunya Psikologi Pendidikan, Alisuf Sabri menyimpulkan arti dari kecerdasan
(intelegensi) sebagai berikut :

12
1) kemampuan umum mental individu yang tampak dalam caranya bertindak atau
berbuat atau dalam memecahkan masalah atau dalam melaksanakan tugas.
2) suatu kemampuan mental individu yang ditunjukan melalui kualitas kecepatan,
ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak/berbuat atau memecahkan masalah
yang dihadapi.
Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa selain ditentukan berdasakan hasil tes
IQ, ternyata tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan seseorang dapat dilihat dari kecepatan,
ketepatan dan keberhasilan seseorang dalam bertindak atau dalam memecahkan masalah.
Adanya perbedaan IQ atau tingkat kecerdasan tiap peserta didik sudah barang tentu
menunjukkan adanya perbedaaan kemampuan pula. Perbedaaan kemampuan ini sangat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima dan menyerap pelajaran, menyelesaikan tugas-
tugas, kualitas prestasi hasil belajar, maupun aktifitas lain. Perbedaan-perbedaan seperti inilah
yang perlu disadari oleh seorang guru. Sehingga dalam menjalankan fungsinya seorang guru
dapat melayani perbedaan tersebut dengan sikap yang tepat. Diantaranya dengan memberikan
kegiatan belajar yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Hingga hasilnya setiap
peserta didik diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan segala masalah yang dihadapi
sesuai dengan tingkat kemampuannya.
b. Kreativitas
Seperti halnya pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik, guru juga
diharapkan dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta
didik untuk dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya. Berdasarkan penelitiannya,
Gibbs (Mulyana 2008:88) menyimpulkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan
memberikan kepercayaaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang
tidak terlalu ketat. Apa yang dikemukakan Gibbs diatas tentunya juga harus didukung dengan
kreativitas guru itu sendiri dalam menggunakan pendekatan/metode pengajaran.
Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kreativitas peserta didik Bahri dan
Zain (2006:160) menyebutkan ada tiga aspek keterampilan guru dalam mengadakan variasi
dalam proses belajar mengajar, yaitu variasi dalam gaya mengajar, dalam menggunakan
media/bahan pengajaran serta variasi dalam interaksi antara guru dan siswa. Salah satu contoh
metode pengajaran yang kini sering digunakan di banyak sekolah adalah metode inquiry
(inkuiri), yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk mengeksplorasi sesuatu
sesuai dengan persepsi dan kreativitas peserta didik.

13
c. Cacat fisik
Dalam bagian ini guru dituntut untuk dapat memahami kondisi fisik peserta didik yang
memiliki keterbatasan atau kelainan (cacat). Dalam rangka membantu perkembangan pribadi
mereka, sikap dan layanan yang berbeda dapat dilakukan sesuai dengan kondidi fisik yang
dialami peserta didik. Misalkan jenis alat bantu/media yang berbeda bagi penyandang cacat
tuna netra, mengatur posisi duduk bagi tuna rungu ataupun perlakuan khusus seperti
membantu duduk bagi peserta didik yang mengalami lumpuh kaki.
d. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif
Pada dasarnya proses belajar mengajar bertujuan menciptakan lingkungan dan suasana
yang dapat menimbulkan perubahan (pertumbuhan dan perkembangan) struktur kognitif
siswa. Dalam ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang
yang terendah sampai jenjang paling tinggi,yaitu:
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan.
b. Pemahaman.
c. Penerapan.
d. Analisis.
e. Sintesis.
f. Penilaian.
e. Pertumbuhan dan perkembangan aspek kognitif tersebut merupakan kolaborasi
antara potensi bawan dan lingkungan. Salah satu lingkungan yang mempengaruhi
struktur kognitif siswa adalah pada saat terjadinya interaksi belajar mengajar. Proses
pertumbuhan dan perkembangan kognitif siswa yang menuju kematangan inilah
yang harus terus dipantau dan dipahami guru. Sehingga guru benar-benar dapat
memahami tingkat kesulitan yang dihadapi dengan menerapkan pembelajaran yang
efektif sebagai solusinya.
f. Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan kegiatan awal guru dalam rangka mengidentifikasi
dan menginventarisasi segala komponen dasar yang akan digunakan pada saat pelaksanaan
pembelajaran. Sedikitnya ada tiga kegiatan yang mendukung perancangan pembelajaran ini,
yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program
pembelajaran.

14
BAB III

SIMPULAN

A. Simpulan
Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus di miliki
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. kompetensi diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatka sumber belajar. Pribadi guru
memiliki andil yang sangat besar terhadap pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.
Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat
penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber
daya manusia.
Kompetensi kepribadian guru sangatlah penting karena guru adalah pendidik profesional yang
bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter
siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat
membantu upaya pengembangan karakter siswa.

Sosok pribadi yang unik dari seorang guru dapat dikatakan pribadi yang yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta, berakhlak mulia, serta menarik. Guru
haruslah memiliki kepribadian tersebut karena seorang guru adalah panutan serta teadan bagi
para peserta didiknya.

B. Saran
Guru adalah salah satu sosok yang menjadi panutan bagi peserta didik yang tentunya segala
sikap yang ditunjukkan pada peserta didik nantinya akan di contoh karena itu, kita sebagai calon
guru harus melatih dan mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang berkompeten sebagai
seorang guru yang nantinya dapat membimbing peserta didik agar memiliki kepribadian yang
baik pula.

15
Daftar Pustaka
Ruswandi, U. d. (2010). Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung: Insan Mandiri.
Zakiah, D. (2005). Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang.

https://atibilombok.blogspot.com/2014/06/makalah-pengembangan-kepribadian-guru.html
http://makalahkeguruan.blogspot.com/2016/05/pengembangan-guru-kepribadian-guru.html
https://www.academia.edu/35558118/KOMPETENSI_KEPRIBADIAN

16

Anda mungkin juga menyukai