Disusun Oleh:
Kelompok 8 (delapan)
- Enzlia Putri
- Muhammad Sya’bana
- Raisa Rahimah Rani
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita hatur sembahkan kehadirat Allah SWT. yang mana telah
memberikan kita segala nikmatnya yang tiada tara, shalawat bermutiarakan salam tak
lupa pula kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah SAW.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah “Pendidikan Nilai Karakter”. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana cara membangun sekolah kooperatif dan
progresif berbasis karakter.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari para
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pribadi Guru..............................................................................................3
C. Ciri-ciri Stereotip.......................................................................................9
Kesimpulan....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab rendahnya moral/ahlak generasi saat ini adalah rendahnya
moral para guru dan orang tua. Kecenderungan tugas guru hanya mentransfer ilmu
pengetahuan tanpa memperhatikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam ilmu
pengetahuan tersebut, apalagi kondisi pembelajaran saat ini sangat berorientasi pada
perolehan angka-angka sebagai standarisasi kualitas pendidikan
Setiap orang yang pernah sekolah, pastilah berhubungan dengan guru dan
mempunyai gambaran tentang kepribadian guru. Walaupun gambaran tentang guru
tidak lengkap dan mungkin tidak benar seluruhnya, namun orang akan berinteraksi
dengan guru.
Guru adalah pribadi yang menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa dan
peradaban manusia. Ditangannya, seorang anak yang awalnya tidak tahu apa-apa
menjadi pribadi jenius. Melalui sepuhannyalah, lahir generasi-generasi unggul. Maka
dari itu, didalam makalah ini akan dibahas tentang kepribadian guru.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah Pengertian Pribadi Guru
b. Bagaimana Perkembangan pribadi guru
c. Apa Saja Ciri-ciri Stereotip
d. Cara Memilih jabatan Guru
e. Bagaimana Ketegangan dalam Profesi Keguruan
f. Apa Saja Gangguan Fisik dan Mental Guru.
1
C. Tujuan
D. Untuk Menegetahui Pribadi Guru
E. Untuk Menegetahui Perkembangan pribadi guru
F. Untuk Menegetahui Ciri-ciri Stereotip
G. Untuk Menegetahui Memilih jabatan Guru
H. Untuk Menegetahui Ketegangan dalam Profesi Keguruan
i. Untuk Menegetahui gangguan Fisik dan Mental Guru
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pribadi Guru
Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa Latin
personare, yang berarti mengeluarkan suara (to sound through). Istilah ini digunakan
untuk menunjukkan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng
(masker)yang dipakainya. Pada mulanya istilah persona berarti topeng yang dipakai
oleh pemain sandiwara, di mana suara pemain sandiwara itu diproyeksikan.
Kemudian kata persona itu berarti pemain sandiwara itu sendiri.1
Istilah personality terutama menunjukkan suatu organisasi/susunan daripada
sifat-sifat dan aspek-aspek tingkah laku lainnya yang saling berhubungan di dalam
suatu individu. Sifat-sifat dan aspek-aspek ini bersifat psikofisik yang menyebabkan
individu berbuat dan bertindak seperti apa yang dia lakukan, dan menunjukkan
adanya ciri-ciri khas yang membedakan individu itu dengan individu yang lain.
Termasuk di dalamnya: sikapnya, kepercayaannya, nilai-nilai dan cita-citanya,
pengetahuan dan keterampilannya, macam-macam cara gerak tubuhnya, dan
sebagainya.2
Pengertian Kepribadian menurut para Ahli berbeda-beda, sesuai dengan sudut
pandang ahli yang bersangkutan. Banyak ahli yang telah merumuskan definisi
kepribadian berdasarkan paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori
yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi pengertian
kepribadian sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa
ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian. Gordon W.
Allport Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man really
is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia merevisi
definisi tersebut. Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah:
“Personality is the dynamic organization within the individual of those
psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment”.
1
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm.44
2
Ibid, hlm.46
3
Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjadi: Kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Krech dan Richard S. Crutchfield
(1969) dalam bukunya yang berjudul Elements of Psychology merumuskan definsi
kepribadian sebagai berikut :“Personality is the integration of all of an individual’s
characteristics into a unique organization that determines, and is modified by his
attemps at adaption to his continually changing environment.”
(Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu
kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus).
Berdasarkan pengertian kepribadian menurut para ahli di atas dapat disimpulkan
pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut:3
1. Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis,
seperti:inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik, seperti : bentuk
tubuh,kesehatan jasmani, dst.
2. Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang
mengalamiperubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang
khas atau unik.
3. Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam
perubahantersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.
4. Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
individu.
Secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian adalah segala
corak tingkah laku individu yang terhimpun dalam dirinya, digunakan untuk bereaksi
dan menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik yang datang dari luar dirinya
(eksternal) maupun dari dalam dirinya sendiri (internal) sehingga corak tingkah
lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai dengan ciri-ciri yang
miliki. Kepribadian sebenarnya adalah suatu yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat
penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan cara menghadapi setiap
persoalan. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis
dan fisik. Oleh karena itu masalah kepribadian adalah sesuatu hal yang sangat
menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik
3
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 154
4
atau masyarakat. Walaupun gambaran tentang guru itu tidak lengkap dan mungkin
juga tidak benar seluruhnya, namun orang akan berinteraksi dengan guru berdasarkan
stereotip guru itu.
Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid-muridnya, namun
pada umumnya orang tidak memandang guru sebagai orang yang pandai yang
mempunyai intelegensi yang tinggi. Orang yang berintelegensi tinggi akan menjadi
dokter atau insinyur dan tidak menjadi guru, walaupun dalam kenyataaan terbukti
bahwa guru yang beralih jabatannya dapat melakukan tugasnya dengan baik sebagai
profesi lainnya.
B. Perkembangan pribadi guru
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan
salah satu faktor yang amat penting. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan prilaku yang harus dimilik, dihayati, dan dikuasi oleh guru dalam
melaksanakan tugas professional. kompetensi adalah suatu sifat yang berhubungan
dengan kriteria keefektifan dan kinerja yang sangat baik dalam suatu pekerjaan.
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi personal, kompetensi
sosial, kompetensi professional.4
Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa lepas dari konsep hakikat guru
dan hakekat tugas guru. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru
yang harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu
kompetensi tertentu sebagaimana telah disebutkan.6
Dewasa ini kompetensi guru baik kompetensi social, kepribadian (individual),
pedagogik, dan professional belum memadai. indikator rendahnya kompetensi guru
ditandai dengan:
1. Kurangnya kematangan emosional (kepribadian)
2. Lemahnya motivasi dan dedikasi (kepribadian)
3. Lemahnya penguasaan bahan ajar (profesional)
4. Metode pembelajaran belum efektif (profesional)
5. Kurangnya kemandirian berpikir (profesional)
6. Komunikasi pembelajaran yang belum efektif (sosial)
7. Kurang memahami landasan pendidikan, psikologi pendidikan, manajemen kelas,
materi dasar ajaran islam (pedagogik)
8. Lemahnya pemahaman kurikulum (pedagogik)
4
Uus Ruswandi, Pengembangan Kepriibadian Guru, (CV.Insan Mnadiri, 2010) hlm. 45
5
9. Tidak menguasai PBM (profesional dan pedagogik)
10. Tidak mengetahui cara melakukan evaluasi dan pengukuran hasil belajar; guru
belum mampu menunjukan kinerja yang memadai[7].
Faktor penyebab rendahnya kompetensi yaitu karena secara kualifikasi tidak
seluruh guru memahami latar belakang pendidikan yang memadai dan terdapat guru
yang tidak sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Idealnya guru memiliki
kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas baik kompetensi pedagogik,
sosial, kepribadian, dan profesional[8].
Kompetensi yang harus dimilik oleh seorang pendidik[9]:
1) Kompetensi Pedagogik Guru
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan
kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”.
menyebut kompetensi ini dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran.”
“Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran” adalah kemampuan merencanakan
program belajar mengajar mencakup kemampuan:
1. merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran
2. merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar
3. merencanakan pengelolaan kelas
4. merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran
5. merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi:
1. mampu mendeskripsikan tujuan
2. mampu memilih materi
3. mampu mengorganisir materi
4. mampu menentukan metode/strategi pembelajaran
5. mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran
6. mampu menyusun perangkat penilaian
7. mampu menentukan teknik penilaian
8. mampu mengalokasikan waktu.
5
M. Surya, Psikologi Pendidikan dan Pengejaran, (Bandung: Yayasan Bhakti Winaya 2003),
hlm. 138
7
guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam
bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa
tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.6
Tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut:
1. kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan
tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan
tujuan pembelajaran.
2. pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan
perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar
3. kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang
diajarkannya
4. kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran
5. kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar
6. kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
7. kemampuan dalam menyusun program pembelajaran
8. kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi
sekolah, bimbingan dan penyuluhan
9. kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.
6
Ibid, hlm. 138-139
8
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas itu terpenuhi akan mengubah peran
guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Pengembangan
profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan
peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era
hiperkompetisi.
C. Ciri-ciri Stereotip
2) Guru pandai menahan diri. Ia hati-hati dan tidak segera menceburkan diridalam
pergaulan dengan orang lain.
3) Guru cenderung untuk menjauhkan diri karena hambatan batin untuk bergaul
secara intim dengan orang lain.
4) Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan kelakuannya pada
norma-norma yang berkenaan dengan kedudukannya.
7) Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk menjadi guru
8) Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk mencapai
kemajuan.
9
berbeda.
Guru merupakan tenaga profesional yang mempunyai tugas mengajar, mendidik dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.8
Bila kompetensi guru dibangun berdasarkan keahlian bidang studi yang diajarkan,
maka profesi guru akan lebih berbicara tentang profesi guru pada umumnya tidak
tergantung kepada apa yang mereka ajarkan dan dijenjang mana mereka mengajar.³
8
Basuki, M. Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam
³ Djohar, Guru Pendidik Dan Pembinaannya (Yogyakarta: CV Grafika Indah, 2006), hlm. 22.
10
a) Tiap pekerjaan mengandung aspek-aspek yang dapat menimbulkan ketegangan,
apakah pekerjaan sebagai diplomat, penerbang, supir,dokter atau guru. Jabatan
guru tidak dapat dikatakan menjadi idaman atau panggilan bagi kebanyakan
pemuda. Apa yang diharapkan guru dari jabatannya? Antara lain:
1. Keuntungan ekonomis, imbalan finansial.
2. Status, kedudukan yang terhormat dalam masyarakat.
3. Otoritas, kewibawaan, kekuasaan atas orang lain, dalam hal ini murid-murid.
4. Status profesional, merasa diri memiliki kesanggupan yang khas yang diperoleh
berkat pendidikan yang tidak dimiliki orang lain.
b) Problem guru secara struktural adalah menyangkut gaji. Secara finansial,
jabatan guru tidak akan membuatnya menjadi orang kaya. Bukan hanya dinegara
kita, dinegara lain guru banyak mengeluhkan gajinya.
Di USA misalnya gaji buruh kasar sering melebihi gaji guru. Mengingat
keberadaan guru sebagai profesi yang profesional sudah selayaknya tidak ‘tabu’
lagi mengulas ‘berapa gaji yang diperolehnya’. Selama ini muncul kesan bahwa
berbicara ‘gaji’ dianggap tabu, karena guru dininabobokan dengan ungkapan
‘pahlawan tanpa tanda jasa’, namun pada tataran realitas-kemasyarakatan, guru
tidak dapat berbuat banyak karena ‘miskin’ daya beli.
c) Status guru yang tidak begitu tinggi dalam mata masyarakat dan status yang
tidak jelaas bagi guru sendiri mungkin akan mengecewakannya dan dapat
mengganggu kestabilan kepribadiannya. Status guru yang seperti ini dapat
menjadi sumber ketegangan bagi orang yang mencari kenaikan statusnya melalui
jabatannya.
d) Sumber ketegangan lain bagi guru ialah otoritas guru untuk menghukum atau
memberi penghargaan kepada murid. Tidak selalu sama pendapat masyarakat apa
yang harus dihargai atau dihukum, sehingga dapat menimbulkan ketegangan.
e) Ketegangan lain juga dapat ditimbulkan oleh persoalan apakah pekerjaan guru
dapat diakui sebagai profesi.
f) Sumber ketegangan juga terletak dalam pekerjaan guru di dalam kelas. Disitu
diuji kemampuannya dalam profesinya, kesanggupannya untuk mengatur proses
belajar mengajar agar berhasil baik sehingga memuaskan bagi setiap murid.
Macam-macam hal lain yang dapat menjadi sumber ketegangan bagi guru.
Diraskan ada tidaknya ketegangan bergantung pada kepuasan yang dicari seorang
9
Nasution,. Sosiologi Pendidikan. Ibid, hlm. 110
11
guru dalam profesinya. Keberhasilan guru dalam memberi pelajaran kepada anak
didiknya akan menjadi kepuasan tersendiri. Sedangkan kegagalan dalam hal ini
akan menimbulkan frustasi yang dapat mempengaruhi kepribadiannya.
Guru adalah profesi yang paling sehat di antara semua profesi yang ada,
termasukpengacara, dokter, pengusaha, dan lainnya. Kesehatan mental guru paling
tinggi di antarasemua profesi.Peneliti dari South Florida mengatakan hal itu
dikarenakan profesi guru lebih dari sekedarpekerjaan, tapi merupakan sebuah
panggilan.
Para guru mengatakan bahwa apa yangmereka lakukan adalah hal yang
menyenangkan karena langsung berhubungan denganmasyarakat dan lingkungan
sekitar.The Gallup-Healthways Well-Being Index melakukan survei skala besar untuk
mengetahuihubungan antara profesi dan tingkat kesehatan. Dengan menggunakan
definisi sehat daribadan kesehatan dunia (WHO) yaitu keadaan fisik, mental, dan
sosial yang sehat dansejahtera, peneliti menemukan bahwa guru adalah profesi yang
paling sehat.
Selain harus memiliki standar atau kompetensi profesional, seorang guru atau
calon guru juga perlu memiliki standar mental, spiritual, intekektual, fisik dan psikis,
sebagaiberikut.
1. Standar mental; guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai, mengabdi,
dan memiliki dedikasiyang tinggi pada tugas dan jabatannya
2. Standar moral; guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral yang
tinggi.
3. Standar sosial; guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan masyarakatlingkungannya.
4. Standar spiritual; guru harus beriman dan bertakwa kepada Allah swt. yang
diwujudkan dalam ibadahdalam kehidupan sehari-hari.
5. Standar intelektual; guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai agar dapatmelaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan
profesional.
12
6. Standar fisik; guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki
penyakit menular yangmembahayakan diri, peserta didik, dan lingkungannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur
sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, dengan
tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik.
13
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen
seseorang, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, atau ucapan ketika
menghadapi suatu pesroalan.
DAFTAR PUSTAKA
14
Jakarta: Bumi Aksara
Nasution. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT BumiAksara
Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Ruswandi, Uus. 2010. Pengembangan Kepriibadian Guru, CV.Insan Mnadiri
Surya,M. 2003. Psikologi Pendidikan dan Pengejaran,
Bandung: Yayasan Bhakti Winaya
Ulum, Miftahul, M, Basuki. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam
Ponorogo: STAIN Po Press
15