Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KEPRIBADIAN ANAK TERHADAP KEBERHASILAN

BELAJAR ANAK

DOSEN PENGAMPU
Prof. Nyoman Natajaya, M.Pd

Disusun Oleh :
Putu Meiyanti Setya Pratiwi ; 2214041002

Universitas Pendidikan Ganesha


2022
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik yang diampu oleh
Prof. Dr. Nyoman Natajaya, M.Pd. Dalam proses penyusunannya tak lepas dari
bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak
terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif
dari pembaca.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya

i
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi ...................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................2
1.4 Manfaat ................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
2.1 Pengertian Kepribadian ........................................................................................3
2.2 Keberhasilan Belajar ............................................................................................5
2.3 Pengaruh Kepribadian Anak Terhadap Keberhasilan Belajar Anak ....................5
BAB III PENUTUP ..................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................9
3.2 Saran.....................................................................................................................9
Daftar Pustaka..........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan sebuah usaha untuk mewariskan pengetahuan dari
generasi ke generasi yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Hal ini dilakukan
supaya generasi penerus lebih berbudaya dan berkualitas dalam hidup
bermasyarakat. Dukungan terhadap pendidikan yang menghasilkan insan
berbudaya dan berkualitas diwujudkan UNESCO dalam empat pilar pendidikan
yaitu learning to know (belajar mengetahui), learning to be (belajar menjadi dirinya
sendiri), learning to do (belajar bekerja), dan learning to live together (belajar hidup
bersama).
Pendidikan terbentuk melalui proses interaksi antara siswa dan siswa, siswa
dan sumber belajar, dan siswa dan guru yang dapat terjadi di dalam lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, orang tua berperan
sebagai guru bagi anaknya. Melalui proses interaksi dengan orang tua, anak
mendapatkan konsep dasar pengetahuan, nilai-nilai moral dan karakter yang
kemudian dikembangkan melalui pendidikan di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dengan sengaja
untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok
untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan
diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan manusia muda atau
pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani (Driyarkara,1980). Di dalam
pendidikan ada kegiatan, yang biasa dilakukan di lembaga formal yaitu sekolah-
sekolah negeri maupun swasta. Pada sekolah tersebut ada suatu kegiatan yang
dilakukan pendidik, untuk mentransfer ilmunya kepada peserta didik yang disebut
dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kegiatan Belajar Mengajar ini dan
keberhasilannya itu dapat ditinjau dari kepribadian seorang anak. Artikel ini dibuat

1
untuk mengetahui tentang pengaruh kepribadian anak terhadap keberhasilan belajar
anak.
Setiap individu mmiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda. Perbedaan-
perbedaan tersebut makin tampak sejalan dengan perkembangan individu. Kata
perbedaan dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren (1980:578)
merupakan suatu variasi yang terjadi, baik pada aspek fisik maupun psikologis.
Seorang guru akan cepat mengenali satu persatu siswanya karena adanya perbedaan
pada ciri-ciri fisik seperti tinggi atau bentuk badan. Ciri lain yang juga cepat akan
terlihat oleh guru adalah tingkah laku masing-masing siswa. Ada siswa yang
pendiam, dan ada yang lincah, ada yang berbicara sangat cepat, ada yang lambat,
dan sebagainya. Perbedaan individual pada anak sekolah dasar terjadi karena
adanya perbedaan berbagai aspek kepribadian antar peserta didik, bukan hanya
yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan pengalaman dan
tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita bahkan perbedaan
kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami
perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya
maupun arah perkembangannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepribadian anak?
2. Bagaimana yang diartikan dengan keberhasilan belajar?
3. Bagaimana pengaruh kepribadian anak terhadap keberhasilan belajar anak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kepribadian anak
2. Untuk mengetahui bagaimana arti dari keberhasilan belajar
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepribadian anak terhadap
keberhasilan belajar anak
1.4 Manfaat
1. Mendapatkan informasi terkait maksud dari kepribadian anak
2. Memperoleh pengetahuan tentang arti dari keberhasilan belajar
3. Mengetahui pengaruh kepribadian anak terhadap keberhasilan belajar anak

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepribadian


1. Tinjauan secara Etimologis
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality.
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan
personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu
atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno.
Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang
diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus
keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Dari sejarah pengertian
kata personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian
diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti
digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh
para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk
menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.
Definisi-definisi Kepribadian
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan
paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori yang mereka
kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi definisi sebanyak
ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan beberapa ahli yang
definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.
a. GORDON W. W ALLPORT Pada mulanya Allport
mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man really is.” Tetapi
definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai lalu dia
merevisi definisi tersebut (Soemadi Suryabrata, 2005: 240) Definisi
yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah: “Personality is the
dynamic organization within the individual of those
psychophysical systems that determine his unique adjustments to his

3
environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998 : 11). Pendapat Allport di atas
bila diterjemahkan menjadi : Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
b. KRECH dan CRUTCHFIELD. David Krech DAN Richard S. Crutchfield
(1969) dalam bukunya yang berjudul Elelemnts of Psychology
merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut : “Personality is the
integration of all of an individual’s characteristics into a unique
organization that determines, and is modified by, his attemps at
adaption to his continually changing environment.” (Kepribadian adalah
integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang
unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus)
c. ADOLF HEUKEN, S.J. dkk.
Adolf Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina
Kepribadian (1989:10), menyatakan sebagai berikut. “Kepribadian
adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta
kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional
maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya dalam caranya yang
khas di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam
tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana
dikehendakinya”.

Berdasarkan definisi dari Allport, Kretch dan Crutchfield, serta Heuken


dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut.
Kepribadian merupakan kesatuan yang
kompleks, yang terdiri dari aspek psikis,
seperti: inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-
cita, dst. serta aspek fisik, seperti : bentuk
tubuh, kesehatan jasmani, dst.

4
Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan
lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus-menerus,
dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik.

2.2 Keberhasilan Belajar


Keberhasilan belajar peserta didik nampak dalam seberapa besar perubahan
perilaku yang dapat dicapainya melalui belajar. Artinya, seseorang dikatakan
berhasil dalam belajar jika menunjukkan perubahan-perubahan dalam perilakunya
setelah belajar. Perubahan perilaku itu meliputi perubahan kemampuan, yang
menurut taksonomi Bloom dan kawan-kawan dapat diklasifikasikan dalam 3
kemampuan (domain) yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain)
dan psikomotor (psychomotor domain).

2.3 Pengaruh Kepribadian Anak Terhadap Keberhasilan Belajar Anak


Kepribadian seorang peserta didik dalam proses pembelajaran. Serta
kepribadian 2 inilah yang menentukan apakah peserta didik tersebut menjadi siswa
yang baik atau sebaliknya. Siswa yang memiliki kepribadian yang tidak baik,
misalnya sering terlambat masuk kelas, kurang aktif dalam proses pembelajaran,
tidur ketika guru menyampaikan materi, biasanya memiliki prestasi belajar yang
kurang baik.
Menurut G.W Allport dalam buku Child Development karangan Elizabeth
Hurlock (dalam Djaali, 2007: 2) menyatakan bahwa
kepribadian adalah “organisasi (susunan) dinamis dari
sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan
penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungan.”
Menurut para psikolog tipe kepribadian masing-masing
manusia berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini disebabkan oleh faktor-
faktor tertentu yang juga berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

5
Sementara Lewis R. Golbert mengemukakan bahwa untuk
mengukur kepribadian seseorang dapat menggunakan model Big
Five Personality yang terdiri dari lima trait kepribadian yaitu
Neuroticism, Extraversion, Openness, Agreableness,
Conscientiousness. Neuroticism berkenaan dengan emotional
instability atau ketidakstabilan emosi yang menggambarkan
seseorang dengan masalah emosi yang bersifat negatif. Extraversion berkenaan dengan
kecenderungan untuk bersosialisasi dan membagi kasih sayang. Openness berkenaan
dengan bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian dengan ide ataupun
lingkungan yang baru. Agreableness berkenaan dengan sikap mudah bersepakat,
menghindari konflik dan keramahan. Serta Conscientiousness yang berkenaan dengan
sikap well-organize, memiliki motivasi yang tinggi dan disiplin.

Seperti yang diketahui bahwa masing-masing siswa memiliki kepribadian yang


berbeda sehingga diperlukan perlakuan yang berbeda pula bagi masing masing
perbedaan kepribadian tersebut. Di sekolah, tidak sedikit guru yang tidak memahami
karakter siswanya. Guru yang hanya sekedar memberi teori tentang mata pelajaran dan
tidak memperhatikan perkembangan anak didik akan menjadi guru yang apatis dan
egois sehingga jarang disukai anak didik. Anak didik yang tidak dapat menerima
perlakuan dari guru akan melakukan hal lain yang dapat mengambil perhatian guru dan
menimbulkan keributan pada guru yang lain. Dalam belajar pun guru yang tidak
memahami kepribadian siswa akan sulit untuk memberikan model-model
pembelajaran yang akan menarik minat siswa sehingga proses transfer pengetahuan
menjadi terhambat dan memberikan dampak yang tidak baik terhadap prestasi belajar
siswa. Pembentukan kepribadian dimulai saat masih kecil. Kepribadian seorang anak
terbentuk sejak ia berada di lingkungan keluarganya. Lingkungan sekolah juga menjadi
salah satu faktor penting dalam pembentukan kepribadian anak. Prestasi dan
keberhasilan seorang anak, baik dalam bidang akademis atau non-akademis juga
dipengaruhi dari kepribadian yang dia miliki.

6
Kepribadian dengan kemampuan kognitif dapat memprediksi pencapaian yang
lebih maju pada siswa, karena secara khusus atribut kepribadian berhubungan dengan
motivasi belajar. Misalnya bagaimana seorang anak termotivasi pada minat dan
bagaimana ia dapat menyerap materi pembelajaran. Terdapat banyak teori yang
menjelaskan tentang tipe kepribadian. Salah satu teori tersebut ialah teori kepribadian
Hipocrates-Geleneus. Teori ini membagi ada empat tipe kepribadian, yakni: sanguinis,
melankolis, koleris dan plegmatis. Tipe kepribadian ini menjadi faktor seorang anak
yang akan mempengaruhi prestasi yang dimiliki.

Pertama, tipe kepribadian sanguinis. Menurut Hiprocrates, seorang sanguinis


memiliki sifat periang, gembira, optimis, terbuka, dan penuh harapan. Kadang emosi
meluap-luap, antusias, dan penuh rasa ingin tahu. Sanguinis pada umumnya suka
berbicara, penuh semangat, kreatif, serta inovatif. Penelitian lebih jauh menjelaskan
bahwa tipe sanguinis pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovet, yakni seorang
pembicara yang optimis dari segi pekerjaan yang menunjukkan kehebatan.

Kedua, tipe kepribadian melankolis. Seseorang dengan tipe ini punya


kepribadian lebih tekun, merencanakan sesuatu dengan teratur kemudian baru
menciptakan, berbakat, serta kreatif. Akan tetapi di sisi lain ia memiliki sifat muram
dan pesimistis. Seorang dengan tipe kepribadian ini pada dasarnya seorang intovert;
pemikir namun pesimis. Dalam pekerjaan, seorang melankolis lebih cermat,
perfeksionis, gigih, dan terorganisir.

Ketiga, koleris. Seseorang dengan tipe ini lebih cermat, garang, hebat, kuat,
tegas, dan tidak mudah putus asa. Dengan ketegasan yang dia miliki, orang dengan tipe
korelis lebih cepat marah dibandingkan dengan tipe kepribadian lainnya. Pada dasarnya
bersifat ekstrovet dan optimis. Dari sisi pekerjaan tipe ini tertuju pada target, bertindak
cepat, dan melakukan pemecahan masalah secara praktis.

7
Keempat, tipe kepribadian phlegmatis, yang lebih mengarah kepada
ketenangan, tipe yang tidak mudah berubah, menghadapi permasalahan dengan santai,
tetapi bergerak secara lamban. Dari segi pekerjaan phlegmatis memiliki kecakapan,
ketepatan dalam pengambilan keputusan, dan menyukai kedamaian.

Tipe-tipe kepribadian tersebut akan mempengaruhi sikap dan perilaku seorang


anak dalam mengembangkan dirinya dalam pembelajaran. Tipe kepribadian ini juga
menunjukkan keunikan seorang anak terhadap suatu objek yang dia sukai ataupun
tidak. Orang tua dan tenaga pendidik harus mengetahui setiap tipe kepribadian yang
dimiliki seorang anak.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat dibuat kesimpulan dari makalah ini bahwa kepribadian merupakan


kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis, seperti: inteligensi, sifat, sikap,
minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehatan jasmani, yang
dimiliki setiap orang, yang dimana kepribadian inilah yang berpengaruh akan
keberhasilan belajar anak. Tipe-tipe kepribadian tersebut akan mempengaruhi sikap
dan perilaku seorang anak dalam mengembangkan dirinya dalam pembelajaran. Tipe
kepribadian ini juga menunjukkan keunikan seorang anak terhadap suatu objek yang
dia sukai ataupun tidak. Orang tua dan tenaga pendidik harus mengetahui setiap tipe
kepribadian yang dimiliki seorang anak.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini saya harap kalian bisa memahami dan
memperlajari serta dapat memetik pembelajaran dari makalah ini.

9
Daftar Pustaka

Hamdani, Ulfah, M., & Syahrifudin, H. (n.d.). HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN PRESTASI
BELAJAR.

Kuntjojo, M. (2009). Psikologi Kepribadian.

Nurmala, A. H. (n.d.). PENGARUH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK SD TERHADAP.

10

Anda mungkin juga menyukai