Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah “Perkembangan Peserta
Didik”
Dosen Pengampu: MUHIBUL FAHMI, S. Pd., M. Pd.I

DISUSUN OLEH
Albadri (21020512003)
Aldi Putra Rizki (20020511051)
Winda Sari (20020511045)

PRORAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN PENDIDIKAN MERANGIN BANGKO
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Karakteristik dan Perbedaan Individu ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah
Perkembnangan Peserta Didik.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Perkembnangan Peserta Didik bagi kami sebagai penulis. Kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak MUHIBUL FAHMI, S. Pd., M. Pd.I, selaku dosen pada
mata kuliah Perkembnangan Peserta Didik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai
Perkembnangan Peserta Didik.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bangko, 7 Oktober 2021

Penyusun

ii
Daftar Isi

Cover.....................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Pengertian Individu..................................................................................3
B. Karakteristik Individu...............................................................................3
C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu........................4
D. Perbedaan Individu..................................................................................10
E. Bidang-Bidang Perbedaan.......................................................................11

BAB III. PENUTUP............................................................................................16

A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Daftar Pustaka.........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut
pandang. Sebagai mana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berfikir
atau “homo sapiens”, makhluk yang berbentuk atau “homo faber”, makhluk
yang dapat dididik atau “homo educandum”. Bangsa indonesia pun menganut
pandangan bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai
pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri atau
karakter hakiki atau kodrati manusia yang seimbang antar berbagai segi, yaitu
antara segi individu dan sosial, jasmani dan rohani, dan dunia dan akhirat.
Dari pandangan- pandangan tersebut pada hakikatnya manusia
merupakan pribadi yang utuh, khas, dan memiliki sifat-sifat sebagai individu.
Kehidupan pribadi individu menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek
emosional, sosial psikologis, sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang
terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupannya.
Berbagai aspek kehidupan individu Tidaklah dapat disamakan dengan
aspek kehidupan individu yang lainnya, disini terlihat bahwa bahwa setiap
individu adalah khas dan unik, artinya ia memiliki perbedaan dengan yang
lainnya. Selain perbedaan aspek dalam kehidupan individu juga berbeda dengan
hal yang lainnya seperti perbedaan fisik, perbedaan cara berfikir, dalam hal
belajar individu memiliki kekurangan dan kelebihan dalam menyerap materi
pelajaran. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan berbagai metode untuk
memenuhi berbagai tuntutan perbedaan individu.
Oleh karena itu kami menyusun makalah yang berjudul “Karakteristik
Dan Perbedaan Individu” yang bertujuan agar kita sebagai calon guru terkhusus
calan guru bimbingan konseling, dapat memahami dan mengerti akan setiap
perbedaan yang ada pada diri individu yang sudah pasti akan kita temui nantinya

1
baik dalam proses memberikan layanan bimbingan maupun layanan konseling
bagi tiap individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan individu?
2. Bagaimana Karakteristik Individu?
3. Apa saja aspek-aspek perkembangan individu?
4. Bagaimana perbedaan antar individu yang satu dengan yang lain?
C. Tujuan penulisan
1. Dapat mengetahui dan memahami makna individu.
2. Dapat mengetahui karakteristik individu.
3. Dapat mengetahui aspek-aspek perkembangan individu.
4. Dapat mengetahui dan memahami perbedaan antar individu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu
Istilah individu berasal dari kata individera yang berarti suatu kesatuan
organisme yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau tidak bisa dipisahkan. Individu
merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan
(Echols,1975: 519). Setiap orang, apakah ia seorang anak atau orang dewasa,
dan apakah ia berada dialam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut
individu. Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan
atau perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang
perseorangan.
Dalam rentang kehidupan manusia sejak adanya konsepsi kehidupan,
manusia merupakan kesatuan psikofisis (jasmani dan rohani) yang khas (unik)
dan akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini telah jelas
bahwa seorang individu tidak dilahirkan dengan perlengkapan yang sudah
sempurna. Dengan sendirinya pola-pola seperti berjalan, berbicara, merasakan,
berfikir, atau pembentukan pengalaman harus dipelajari.
B. Karakteristik Individu
Secara etimologis, istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris
yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan
sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik individu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat
pada diri seorang individu.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan
(heradity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan.
Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak
lahir, baik yang menyangkut faktor biologis, maupun faktor sosial-psikologis.
Pada masa lalu ada sebuah keyakinan kepribadian terbawa pembawaan
(heradity) dan lingkungan, keduanya mempengaruhi kepribadian dengan

3
terpisah dengan caranya masing-masing. Namun kemudian makin disadari
bahwa apa yang difikirkan dan dikerjakan oleh seseorang, atau apa yang
dirasakan oleh seorang anak,remaja atau dewasa, merupakan hasil dari
perpaduan antara apa yang ada diantara faktor-faktor biologis yang diturunkan
dan pengaruh lingkungan.
Natur dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk
menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan
emosional pada setiap tingkat perkembangan.  Karakteristik yang berkaitan
dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang
karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluraga,
yaitu garis keluarga ayah dan garis keluarga ibu. Sejak terjadinya pembuahan tau
konsepsi kehidupan yang baru, maka secara kesinambungan dipengaruhi oleh
faktor keturunan (heradity) dan faktor lingkungan.
Faktor bawaan kelahiran merupakan faktor keturunan yang ada sejak
lahir baik yang menyangkut biologis maupun sosial psikologis. Sedangkan
faktor yang dipengaruhi lingkungan adalah faktor yang banyak dipengaruhi
dengan keadaan masyarakat sekitar ataupun faktor-faktor eksternal lainnya.
Kedua faktor ini memeberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan individu. Meski mungkin ada salah satu faktor yang lebih
dominan, namun tetap kedua faktor tersebut berpengaruh dan pada gilirannya
ternyata faktor-faktor itulah yang menyebabkan perbedaan antar individu,
karena meski individu memiliki kesamaan dalam pola pertumbuhan dan
kembangannya namun warisan manusia secara biologis dan sosial tiap-tiap
individu mempunyai kecenderungan berbeda.
C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Pertumbuhan adalah perubahan-perubahan yang cenderung kearah
perubahan fisik yang secara kuantitatif bertambah besar dan bertambah panjang.
Hal ini senada dengan Sunarto dan Agung Hartono yang menyatakan bahwa
pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan

4
ukuran dan struktur biologis. Sedangkan perkembangan adalah perubahan yang
terjadi pada aspek psikologis dan sosial individu. Menurut Paulus dan Strauss
(Sunarto dan Agung.H, 2008:39), yaitu bahwa perkembangan adalah “proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan
interaksi dengan lingkungan”.
Setiap individu pada hakikatnya kan mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan non fisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi sosial, bahasa,
bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap. Berikut ini akan diuraikan pokok-
pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut.
1) Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar
dan lebih panjang. Dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia
dewasa.
a. Pertumbuhan sebelum lahir
Awal mula kehidupan dan pertumbuhan manusia itu dimulai saat adanya
konsepsi, yang kemudian membentuk suatu sel kehidupan yang disebut
embrio. Embrio manusia tyang berumur satu bualan ukurannya sekitar satu
setengah sentimeter. Pada umur dua bulan berukuran dua setengah
sentimeter dan disebut janin atau fetus. Satu bulan kemudian janin atau fetus
tersebut telah berbentuk bayi dalam ukuran kecil.
Masa sebelum lahir merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang paling kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya
organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem
yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran.
Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan
jaringan saraf masing-masing komponen biologis telah mampu berfungsi
secara mandiri.
b. Pertumbuhan setelah lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan
pertumbuhan sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung
sampai masa dewasa.

5
Bagian fisik seseorang individu sejak lahir akan terus mengalami
perubahan karena pertumbuhan, sehinnga masing-masing komponen tubuh
akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya. Jaringan
saraf otak atau saraf sentral akan tumbuh dengan cepat karena saraf pusat itu
menjadi sentral dalam menjalankan fungsi jaringan saraf diseluruh tubuh
manusia.
Pertumbuhan fisik manusia berbeda dengan pertumbuhan hewan, sejak
anak hewan dilahirkan, dengan waktu yang relatif tidal lama ia segera dapat
berjalan mengikuti induknya untuk mencari makan. Tetapi tidak demikian
halnya bagi manusia. Pertumbuhan dan perkembangan fungsi bilogis
manusia memiliki pola dan keteraturan . banyak ahli psikologi menyatakan
bahwa pertumbuhan fisik dan perkembangan kemampuan fisik anak
memiliki pola yang sama dan menunjukkan keteraturan. Dari lahir seorang
bayi hanya mampu menggerrakkan tangannya secara reflektuf kearah
kepalanya. Setelah berumur satu bulan mulai mampu berguling, seterusnya
pada umur dua bulan mulai telungkup, merangkak pada umur tiga bulan ,
duduk dengan bantuan hingga duduk sendiri dan seterusnya hingga ia
mampu berjalan pada umur 15 bulan.
Pertumbuhan fisik anak dapat dibagi dalam 4 periode utama, dua periode
ditandai dengan pertumbuhan yang cepat yaitu pada periode pralahir dan 6
bulan setelah dilahirkan serta pada periode saat anak mulai memasuki tahap
remaja, saat ia mulai berusia 8-12 tahun hingga 15-16 tahun pertumbuhan
fisiknya akan cepat dan biasanya masa ini disebut ledakan pertumbuhan
pubertas. Dua periode lagi ditandai dengan pertumbuhan yang lamban yaitu
pada saat akhir tahun pertama kehidupan pasca lahir dan periode saat
seorang remaja memasuki tahap dewasa. Tinggi badan yang sudah dicapai
pada masa remaja hingga dewasa akan tetap hingga tua, tetapi berat tubuh
masih dapat berubah-ubah.
2) Perkembangan Intelek (Berfikir)
Menurut English & English dalam bukunya “A Comprehensive
Dictionary of Psychology ang Psychology Terms”. Istilah intellect berarti antara

6
lain (1) kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir (2) suatu rumpun nama
untuk proses kognitif,terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berfikir
(misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami), (3) kecakapan,
terutama kecakapan tinggi untuk berfikir,( bandingkan dengan intelligence,
intelligence = intellect). (Sunarto dan Agung.H, 2008: 99).
Intelek atau daya fikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf
otak.karena fikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan
intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berfikir,
dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya dengan
baik. Perkembangan intelek juga ditunjukkan dengan perilaku, yaitu tindakan
menolak dan memilih sesuatu.
3) Perkembangan emosi
Emosi atau perasaan merupakan salah satu potensi kejiwaan yang khas
dimiliki oleh manusia. Emosi merupakan perasaan yang mengandung unsur
senang atau tidak senang (like or dislike). Keinginan untuk segera memenuhi
kebutuhan, terutama kebutuhan primer merupakan hal yang wajar bagi setiap
individu.jika kebutuhan itu tidak segera terpenuhi maka ia akan merasa kecewa.
Sebaliknya jika kebutuhan itu dapat terpenuhi dengan baik ia akan merasa
senang dan puas.
Emosi merupakan perasaan yang disertai oleh perubahan atau perilaku
fisik misalnya, perasaan marah ditunjukkan oleh reaksi teriakan dengan suara
keras.orang yang berbahagia akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar dan
sebagainya.
Pada seorang anak kemampuan mengontrol emosi diperoleh melalui
peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan kemampuan orang
tua atau guru dalam dalam mengendalikan emosi sangatlah berpengruh. Apabila
anak dikembangkan dilingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil,
maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi jika
kebiasaan orang tua dalam mengekpresikan emosinya kurang sehat, kurang
stabil dan kurang kontrol seperti mudah marah-marah, mudah mengeluh kecewa

7
dan pesimis dalam menghadapi masalah maka, perkembangan emosi anak akan
cenderung kurang stabil atau kurang sehat.
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku
individu, dalam hal ini termasuk pula prilaku belajar (lerning). Emosi positif
seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin cahu (curyosity)
yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya
terhadap aktifitas belajar seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca
buku, aktif berdiskusi, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin
dalam belajar.
Sebaliknya, apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang
negatif, seperti perasaan yang tidak senang,kecewa tidak bergairah, maka proses
belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam arti individu tidak dapat
memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan
mengalami kegagalan dalam belajarnya.
4) Perkembangan Sosial
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya,setiap individu tidak
dapat berdiri sendiri, tetapi memerlukan bantuan dari orang lain. Bayi yang baru
lahir tidak dapat mempertahan kan kehidupannya tanpa bantuan dari orang
tuanya. Sejalan dengan pertumbuhan badannya,bayi yang telah menjadi anak
dan seterusnya menjadi dewasa, akan mengenal lingkungan yang lebih luas.
Perkenalan dengan orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian
ayahnya dan saudara-saudaranya,akhirnya ia mengenal orang lain di luar
lingkungan keluarganya. Selanjutnya orang yang dikenalnya semakin banyak
dan semakin heterogen.
Pada umumnya, setiap anak akan lebih tertarik kepada teman sebaya
yang sama jenis kelaminnya. Anak-anak itu kemudian akan membentuk
kelompok sebaya sebagai dunianya. Selanjutnya manusia akan akan mengenal
kehidupan bersama, berkeluarga, bermasyarakat, atau berkehidupan sosial.
Dalam perkembangannya ia mengetahui bahwa kehidupan manusia itu tidak
seorang diri, harus saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi dan
sebagainya.

8
5) Perkembangan Bahasa
Fungsi pokok bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau sarana
pergaulan dengan sesama. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan orang-
orang disekitarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan orang lain.
Yaitu ibu dan ayahnya.  Manangis disaat kelahirannya, merupakan cara bayi
berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat
komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara, untuk
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Dengan demikian, dalam
berbahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak penyampai isi pikiran dan
pihak yang menerima isi pikiran. Dalam percakapan atau berdialog, pihak-pihak
itu saling berganti fungsinya, antara penerima dan penyampai isi pesan.
Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan. Dalam perkembangan awal
berbahasa lisan, bayi menyampaikan isi pikiran atau persaannya dengan tangis
atau dengan ocehan. Ia menangis atau mungkin menjerit jika tidak senang atau
sakit dan mengoceh atau meraba jika sedang senang. Ocehan-ocehan itu semakin
lama semakin jelas, dan bayi itu mampu menirukan bunyi-bunyi yang
didengarnya. Disaat itu sebaiknya ibu mengucapkan kata-kata sederhana yang
mudah ditirukan sang bayi agar akhirnya setelah bayi semakin besar semakin
banyak kata yang dapat dikuasai dan diucapka.
Perkembangan lebih lanjut, seorang bayi (anak) yang telah berusia 6-9
bulan, mulai berkomuniksi dengan satu kata atau dua kata. Dengan demikian
seterusnya anak mulai mampu menyusun kalimat untuk menyatakan maksud atu
keinginannya.
6) Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh
seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan,
kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Atas dasar bakat yang
dimilikinya maka seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam
bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan
orang lain.

9
Seorang yang mempunyai bakat akan cepat diamati, sebab kemampuan
yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus
merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti bidang seni,
olahraga, atau ketrampilan.
7) Sikap, nilai dan moral
Bloom (woolfolk dan nicolich, 1984:390) mengemukakan bahwa tujuan
akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan
pengetahuan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), dan
penguasaan psikomotorik. Masa bayi belum mempersoalkan masalah moral,
karena dalam kehidupan bayi belum dikenal hierarki nilai, sedangkan pada anak-
anak telah terjadi perkembangan moral yang relatif rendah (terbatas). Anak
belum menguasai nilai-nilai abstrak yng berkaitan dengan benar, salah, baik dan
buruk. Hal ini dikarenakan oleh pengaruh perkembangan intelek yang masih
terbatas. Anak belum mengetahui manfaat suatu ketentuan atau peraturan dan
belum memiliki dorongan untuk mengerti peraturan-peraturan dalam kehidupan.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai
dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh,
yang harus dilakukan dan yang dilarang. Pada awalnya pengenalan nilai dan
perilau serta tindakan itu masih bersifat paksaan dan anak belum tahu maknanya.
Namun sejalan dengan perkembangan intelek nya berangsur-angsur anak mulai
mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku didalam keluarga dan semakin lama
semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku didalam masyarakat dan
negara.
D. Perbedaan Individu
Dari bermacam-macam aspek perkembangan individu dikenal dua fakta
yang menonjol, yaitu:
1. Semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola
perkembangannya.
2. Didalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan
manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai
kecenderungan berbeda.

10
Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini
disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka “perbedaan” dalam
“perbedaan individual” menurut landgren (1980:578) menyangkut variasi yang
terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Seorang ibu yang       
memiliki seorang bayi, bertutur bayinya banyak menangis, banyak bergerak, dan
kuat minum, ibu lain juga mempunyai seorang bayi, menceritakan bahwa
bayinya pendiam, banyak tidur, tetapi kuat minum. Cerita kedua ibu itu telah
menunjukkan bahwa kedua bayi itu memiliki ciri dan sifat yang berbeda satu
sama lain.
Seorang guru setiap tahun ajaran baru selalu meghadapi siswa yang
berbeda satu sama lain. Siswa-siswa yang berada didalam sebuah kelas, tidak
seorang pun yang sama. Mungkin sekali dua orang dilihatnya hampir sama atau
mirip, akan tetapi pada kenyataan nya jika diamati benar-benar antara keduanya
tentu terdapat perbedaan. Perbedaan yang segera dapat dikenal oleh seorang
guru tentang siswanya adalah perbedaan fisiknya, seperti tinggi badan, bentuk
badan, warna kulit, bentuk muka, dan semacamnya. Dari fisiknya seorang guru
cepat mengenal siswa dikelasnya satu persatu. Ciri lain yang segera dapat
dikenal adalah tingkah laku masing-masing siswa. Ada siswa yang lincah,
banyak gerak, pendiam, d.l.l. Ada siswa yang nada suaranya kecil dan ada yang
besar, ada yang berbicara cepat dan ada pula yang pelan-pelan. Apabila
ditelusuri secara cermat siswa yang satu dengan yang lain mempunyai sifat
psikis yang berbeda-beda.
E. Bidang-Bidang Perbedaan
Perbedaan individu pada tingkat satuan pendidikan dapat dilihat dari
kesiapan individu tersebut dalam menerima pendidikan disekolah, Umur
kronologis, sebagai faktor yang mewakili tingkat kematangan siswa yang
memungkinkan siswa dapat dididik hendaknya dilihat sebagai komponen
perbedaan. Tidak peduli betapa tingginya kemampuan mental atau fisik anak
usia 5 tahun, ia tidak dapat diharapkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan anak
usia 14 tahun karena perbedaan tingkat kematangan. Kesiapan untuk melibatkan

11
diri dalam situasi belajar tertentu berbeda antara individu satu dengan individu
yang lainnya dalam setiap tingkatan umur.
Dalam kaitannya dengan perbedaan individu hendaknya selalu diingat
bahwa perbedaan dalam kualitas atau ciri-ciri adalah berjenjang. Tidak ada
penggolongan anak-anak kedalam satu katagori, misal anak yang berinteligen
atau tidak berinteligen, berminat atau tidak berminat, dapat mengontrol emosi
sepenuhnya atau yang tidak dapat sama sekali dalam mengontrol emosi, anak
yang mempunyai 100% kesiapan belajar atau anak yang 0% dalam kesiapan
belajar. Faktor- faktor luar dari individu sekalipun seperti pengaruh keluarga,
kesempatan pendidikan d.l.l. aspek-aspek tingkah laku ataupun pengaruh-
pengaruh dari dalam diri individu hanya mempunyai tingkat derajat perbedaan
bukan berarti berbeda secara absolut antara individu yang satu dengan yang
lainnya.
Garry 1963 (Oxendine,1984:317) mengatagorikan perbedaan individual
kedalam bidang- bidang berikut:
1. Perbedaan fisik: usia, tinggi dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial seperti status ekonomi, agama,hubungan keluarga, dan
suku
3. Perbedaan kepribadian seperti: watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan inteligensi
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian disekolah.
Selain perbedaan individu pada bidang-bidang yang telah disebutkan,
individu juga mempunyai perbedaan dengan individu yang lain yaitu seperti
perbedaan kognitif, kecakapan bahasa, kecakapan motorik, latar belakang,
bakat,kesiapan belajar.
1. Perbedaan kognitif
Menurut Bloom, Proses belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah,
menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy
bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan

12
kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar.
Sebagaimana diketahui hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor
pembawaan dan faktor lingkungan.
Intelegensi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif
seseorang. Semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi
kemampuan kognitifnya.
2. Perbedaan individual dalam kecakapan Bahasa
Bahasa merupkan salah satu kemampuan individu yang sangat penting.
Kemampuan berbahasa tiap individu berbeda-beda, kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan katadan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis.
Kemampuan berbahasa tersebut sangatlah dipengaruhi oleh faktor kecerdasan
dan faktor lingkungan. Faktor-foktor lain juga mempengaruhi seperti faktor fisik
terutama organ berbicara.
3. Perbedaan dalam kecakapan motoric
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan
oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi
karena kerja saraf yang sistematis . alat indera menerima rangsangan,rangsangan
tersebut diteruskan melalui saraf sensori kesaraf pusat (otak) untuk diolah,
hasilnya dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk
gerakan- gerakan atau kegiatan.
Kemampuan motorik dipenagruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik
dan tingkat kemampuan berfikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan
kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, maka hal ini membawa akibat
terhadap kecakapan motorik masing-masing.dan dengan demikin kecakapan
motorik individu berbeda-beda. Hal ini juga dapat diketahui bahwa ada orang
yang cekatan, orang yang terampil, dan sebaliknya ada orang yang lamban
dalam mereaksi sesuatu.

13
4. Perbedaan dalam latar belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman masing-masing individu dapat
memperlancar atau pun menghambat prestasi siswa dalam belajar.  Minat dan
sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran, kebiasaan-kebiasaan kerja
sama, kecakapan atau kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan-bahan
pelajaran dan kebiasaan-kebiasan belajar, semua itu merupakan hal yang
berbeda diantara individu. Hal-hal tersebut kadang-kadang berkembang akibat
sikap-sikap anggota keluarga dirumah dan lingkungan sekitar.
5. Perbedaan dalam bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan
rangsangan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat
berkembang sama sekali, jika lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk
berkembang.  Menurut William B. Michael (Sunarto dan Agung.H, 2008: 116)
bakat diartikan sebagai berikut:
“An aptitude may be defined as a person’s capacity, or nypothetical
potential, for acquisition of a certain more or less well defined pattern or
behavior involved in the performance of a task respect to whith the individual
has llad little or no previous training.”
Micheal meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu
untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada
latihan sebelumnya.
6. Perbedaan dalam kesiapan belajar
Sebelumnya telah diuraikan, bahwa perbedaan latar belakang keluarga
dan lingkungan mempunyai pengaruh terhadap perkembngan belajar anak. Hal
ini juga dapat menyebabkan anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada
pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pendidikan disekolah.
Dengan demikian, perbedaan individu tidak hanya disebabkan oleh keragaman
dalam rentang kematangan tetapi juga oleh keragaman dalam latar belakangnya.
Seorang anak yang sudah berusia 8 tahun yang seharusnya sudah duduk
dikelas dua atau tiga sekolah dasar namun kemampuan belajarnya masih sama

14
dengan anak yang masih duduk dikelas satu sekolah dasar, hal ini
menggambarkan produk keluarga yang sangat kurang.
Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannnya dengan kesehatan dan
penyesuaian diri yang memuaskan terhadap pengalaman-penglaman, disertai
rasa ingin tahu yang amat besar terhadap orang-orang dan benda-benda, dapat
membantu berkembangnya berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sebaliknya
sikap yang apatis, pemalu, dan kurang percaya diri, akibat dari keesehatan yang
kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang yang miskin pengalaman, hal ini
dapat mengkibatkan perkembangan anak terhambat dan ekspresi diri anak yang
kurang.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam rentang kehidupan manusia sejak adanya konsepsi kehidupan,
manusia merupakan kesatuan psikofisis (jasmani dan rohani) yang khas (unik)
dan akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangannya, individu mempunyai sifat, karakteristik
yang unik dan khas yang berbeda antara satu individu dengan individu yang
lainnya. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
biologis (heradity) yang menyangkut faktor biologis maupun sosial biologis dan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh keadaan masyarakat
sekitar dan faktor eksternal lainnya. Meskipun pola pertumbuhan dan
perkembangan individu cenderung sama namun warisan manusia secara biologis
dan sosial tiap-tiap individu cenderung berbeda.
Setiap individu pada hakikatnya kan mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan non fisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi sosial, bahasa,
bakat khusus, nilai dan moral serta sikap. Pertumbuhan dan perkembangan pada
aspek-aspek tersebut dapat menimbulkan adanya perbedaan pada tiap individu
seperti perbedaan kognitif, perbedaan dalam kecakapan bahasa, perbedaan
dalam kecakapan motorik, perbedaan dalam latar belakang, perbedaan dalam
bakat, dan perbedaan dalam kesiapan belajar.

16
           

           

Daftar Pustaka

Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta


Didik).    Bandung: Pustaka Setia.
Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai