Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

ASPEK-ASPEK PERBEDAAN INDIVIDU DAN IMPLIKASI BAGI


PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu
Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Nyoman Putri Marhaeni ; 2113011010 ; 1D

Ni Putu Diah Ari Pratiwi ; 2113011011 ; 1D

I Ketut Wahyu Krisnayana ; 2113011026 ; 1D

Made Priyamti Widyamaharani ; 2113011035 ; 1D

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkah dan karunia – Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Aspek-Aspek Perbedaan Individu dan Implikasi bagi Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pembelajaran” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik Semester Satu yang diberikan oleh Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd. selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik di Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalam makalah ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini, diantaranya:
1. Tuhan yang Maha Esa, berkat limpahan akal pikiran dan kesehatan kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik di Universitas Pendidikan Ganesha.
3. Orang tua tercinta dan semua yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Meski telah disusun dengan
maksimal tentu makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan demikian penulis berharap
semoga makalah ini dapat dijadikan bahan kajian dan sumber referensi bagi pembaca sekalian
dalam pembuatan makalah yang sama untuk selanjutnya , Walaupun penulis menyadari masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran guna perbaikan yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Singaraja, 3 September 2021

Penyusun/Penulis

Kelompok 4

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK ii


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Aspek-Aspek Perbedaan Individu................................................................................. 3
2.2 Implikasi Bagi Penyelenggara Pendidikan dan Pembelajaran ...................................... 7
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 15
3.2 Saran ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan individu
diantara individu lainnya merupakan hal yang tidak mungkin dihindari, karena hampir
tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia kecuali perbedaan itu sendiri. Sejauh mana
individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi
dari berbagai unsur perbedaan tersebut. Setiap orang, apakah ia seorang anak atau seorang
dewasa, dan apakah ia berada didalam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut
individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau
perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan. Ciri
dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan
individu atau perbedaan individual.
Perbedaan individu dapat berimplikasi terhadap proses pendidikan dan
pembelajaran. Implikasi secara tidak langsung berarti suatu konsekuensi atau akibat. Selain
itu implikasi dari aspek-aspek perbedaan tersebut dapat dirasakan akibat adanya
perkembangan pada proses pendidikan dan pengajaran. Penyelenggaraan pendidikan
dapat sesuaikan dengan ketentuan dan kurikulum yang berlaku. Karakter masing-masing
individu berkaitan dengan kemampuan seperti yang diketahui bahwa tidak ada dua orang
yang sama. Dengan kata lain, antara orang yang satu dengan orang yang lain terdapat
perbedaan individual. Dikarenakan ada implikasi dari perbedaan individual dalam
pendidikan maka disini perlu diadakan suatu identifikasi lebih mendalam tentang implikasi
pendidikan dan pembelajaran serta diharapkan dapat membantu dalam menerapkan
penyeleggaraan pendidikan dan pengajaran yang efektif dan sesuai dengan aspek potensi
yang dimiliki oleh masing-masing individu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat membuat beberapa
rumusan masalah yang selanjutnya akan dibahas dalam makalah ini diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagaimana aspek-aspek perbedaan individu?
2. Bagaimana implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran?

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 1


1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aspek-aspek perbedaan individu.
2. Untuk mengetahui implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
1.4 Manfaat
Manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi Penulis
Bagi penulis, dengan dibuatnya makalah ini penulis dapat mengetahui apa saja aspek-
aspek perbedaan individu dan implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran dan juga dapat menambah pengalaman penulis dalam membuat
makalah.
2. Manfaat bagi Pembaca
Bagi pembaca, diharapkan makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan
mengenai aspek- aspek perbedaan individu dan implikasi bagi penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran serta bisa digunakan sebagai referensi untuk membuat
makalah selanjutnya.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek-Aspek Perbedaan Individu


2.1.1 Pengertian Perbedaan Individu
Dari berbagai macam bahasa aspek perkembangan individu, dikenal dengan
memiliki dua fakta yang mencolok yaitu semua manusia mempunyai unsur-unsur
kesamaan di dalam pola perkembangannya dan di dalam pola yang bersifat umum dari
apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan sosial, setiap individu
mempunyai kecenderungan yang berbeda. Secara keseluruhan perbedaan tersebut lebih
banyak atau dominan bersifat kuantitatif bukan bersifat kualitatif. Setiap orang, baik itu
anak-anak maupun sudah dewasa jika ia sudah berada dalam suatu kelompok ataupun
hanya seorang diri, itu sudah dapat disebut sebagai individu. Individu menyatakan
kedudukan seseorang dengan melihat sebagai orang perorangan ataupun perseorangan.
Sifat individual merupakan sifat yang berkaitan dengan perseorangan dan juga
berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat dari satu orang akan
berbeda dengan orang yang lainnya. Perbedaan ini disebut sebagai perbedaan individu
atau perbedaan individual. Maka “perbedaan” dalam “perbedaan individual” menurut
Landgren (1980:578) menyangkut variasi yang terjadi baik pada aspek fisik maupun
psikologis. Menurut Garry 1963 (Oxendine, 1984:317) beliau mengkategorikan
perbedaan individual kedalam beberapa bidang yaitu :
1. Perbedaan fisik : meliputi usia, tinggi dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, dan kemampuan bertindak
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap
4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah
2.1.2 Jenis-Jenis Perbedaan Individu
Berikut merupakan pengelompokan perbedaan-perbedaan individu, antara lain:
1. Perbedaan Kognitif
Menurut Bloom, proses belajar baik disekolah maupun di luar sekolah
menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal dengan sebutan
taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 3


belajar. Hasil belajar dalam hal ini merupakan perpaduan antara faktor pembawaan
dan pengaruh lingkungan. Faktor dasar yang berpengaruh terhadap kemampuan
kognitif dapat dibedakan dalam bentuk lingkungan alamiah dan lingkungan yang
dibuat. Proses belajar mengajar merupakan sebuah upaya menciptakan lingkungan
yang bernilai positif. Tingkat dari kemampuan kognitif akan terlihat pada hasil
belajar yang diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang
digunakan hendaknya harus bersih (valid) dan andal (reliable). Inteligensi (IQ)
sangat memengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Jadi dapat dikatakan bahwa
kecerdasan dan nilai kemampuan kognitif sangat berkorelasi positif karena semakin
tinggi nilai kecerdasan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan
kognitifnya.
2. Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam
kehidupannya. Kemapuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda,
kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah
pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dab
sistematis. Kemampuan berbahasa tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
kecerdasan dan faktor lingkungan. Faktor penting lainnya adalah faktor fisik,
terutama organ berbicara. Perkembangan bahasa dan seni merupakan lahan yang
subur untuk penelitian bagi para psikolog dan pendidik. Banyak penelitian
ekperimental telah dilakukan dengan tujuan untuk menemukan faktor-faktor
psokolohis yang mendasari keberhasilan atau kegagalan dalam penguasaan bahasa.
Guru yang berpengalaman menyadari adanya fakta bahwa siswa-siswa berbeda
secara luas dengan kekuatan atau kemampuan untuk menguasai atau memahami
bahasa lisan dan tertulis serta kemampuan mereka untuk mengeskpresikan diri
secara tepat Individu-individu yang memasuki berbagai kegiatan di sekolah formal,
pada dasarnya telah membawa kebiasaan dari lingkungan pendidikan taman kanak-
kanak maupun dari latar belakang kehidupan mereka sebelumnya sebagai hasil
belajar. Pengaruh-pengaruh dari lingkungan keluarga tidak hanya terbatas pada
pola-pola pikirnya secara dini dan pola mengekspresikan, tetapi juga seluruh
kondisi yang ada di rumah. Kemajuan berbahasa anak akan terhambat ataupun
meningkatkan seiring dengan berlanjutnya pengaruh-pengaruh tersebut. Apabila
latar belakang keluarga kaya dengan kultur, anak akan mendapat keuntungan dalam
hal perbendaharaan bahasa dan seni, demikian halnya pada kondisi sebaliknya.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 4


Logis bahwa anak-anak yang masuk sekolah dasar sekitar umur 6 tahun, tingkat
kematangan mental dan kemampuan berbahasa mereka berbeda-beda. Faktor
pendorong perkembangan anak, termasuk kemampuan berbahasa adalah
pengalaman serta kematangan anak itu sebelumnya.
Kemampuan berbahasa diawali dari kemampuan mendengar yang baik,
kemampuan mengolah kata dengan tertib, kemampuan menyampaikan (lisan
maupun tulisan) yang baik, kalimat atau kata yang disampaikan tidak sekedar
sampai kepada sasaran, akan tetapi menimbulkan kesenangan bagi lawan bicaranya.
Menyatakan ekspresi diri, sarana untuk beradaptasi dan berintegrasi dalam
masyarakat, serta sarana untuk mengontrol masyarakat itu sendirimerupakanfungsi
lain daribahasa. Jadi, bahasa sebagai sistem komunikasi memiliki makna yang lebih
luas dari sekedar berbicara.
3. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan
untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat
untuk melakukan kegiatan. Kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang
sistematis. Alat indra menerima sebuah rangsangan, kemudian rangsangan tersebut
diteruskan melalui saraf sensoris ke saraf pusat (otak) agar diolah, dan hasilnya
tersebut dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan
ataupun kegiatan. Dengan demikian, ketepatan kerja jaringan saraf akan
menghasilkan sebuah bentuk kegiatan yang tepat dan sesuai antara rangsangan dan
responnya. Seorang individu yang semakin dewasa, sudah dapat menunjukkan
fungsi fisik yang semakin mantap karena ia mampu menunjukkan kemampuan yang
lebih baik seperti kekuatan, koordinasi otot, kecepatan berpenampilan, dan lain
sebagainya. Dari beberapa kenyataan yang ada dapat dinyatakan bahwa semakin
seseorang menjadi dewasa, itu berarti ia semakin matang dan mampu menunjukkan
tingkat kecakapan motorik yang semakin tinggi.
4. Perbedaan dalam Latar Belakang
Dalam suatu kelompok siswa pada tingkat mana pun, perbedaan latar belakang
dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat
prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk rnenguasai bahan pelajaran.
Pengalaman-pengalanan belajar yang dimiliki anak di rumah mempengaruhi
kemauan untuk berprestasi dalam situasi belajar yang disajikan. Minat dan sikap
individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan-kebiasaan

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 5


kerjasama, kecakapan atau kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan-bahan
pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor-faktor
perbedaan di antara para siswa. Faktor-faktor tersebut kadang-kadang berkembang
akibat sikap-sikap anggota keluarga di rumah dan lingkungan sekitar. Latar
belakang keluarga, baik dilihat dari segi sosio-ekonomi maupun sosio-kultural
adalah berbeda-beda. Demikian pula lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial
maupun lingkungan fisik akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda.
Faktor dalam dan luar dapat mempengaruhi latar belakang individu.Faktor dari
dalam misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan
bekerja sama, dan kesehatan yang mendukung belajar. Anak-anak juga berbeda
dipandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Antara budaya satu dengan
lainnnya menimbulkan perbedaan motivasi untuk belajar. Perbedaan latar belakang,
yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi dan sosio-kultural, amat penting artinya
bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anakpada umur yang sama tidak selalu
berada pada tingkat kesiapan yang samadalam menerima pengaruh dari luar yang
lebih luas.
Hamalik (2002:82) mengatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua, tingkat
ekonomi, sikap keluarga terhadap masalah-masalah sosial, realita kehidupan dan
lain-lain merupakan faktor yang akan memberi pengalaman kepada anak dan
menimbulkan perbedaan dalam minat, apresiasi sikap dan pemahaman ekonomis,
perbendaharaan bahasa, abilitas berkomunikasi dengan orang lain, motif berfikir,
kebiasaan berbicara dan pola hubungan kerjasama dengan orang lain. Perbedaan-
perbedaan ini akan sangat berpengaruh dalam tingkah laku dan perbuatan dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
5. Perbedaan dalam Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Selain itu, bakat
dapat juga diartikan sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana
keberhasilan seseorang untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu
bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu. Rangsangan dan pemupukan
yang tepat akan membuat kemampuan tersebut berkembang baik. Sebaliknya
apabila lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang dalam hal ini
tidak ada rangsangan dan pemupukan yang dirasakan, maka bakat tidak akan
berkembang sama sekali. Oleh karena itu makna pendidikan menjadi penting
artinya. Perkembangan bakat ini dimiliki siswa secara individual.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 6


6. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Di atas telah diuraikan bahwa belajar dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang
keluarga dan lingkungan. Perbedaan latar belakang tersebut, meliputi perbedaan
sosio-ekonomi dan sosio-kultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak.
Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat
kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas, dalam hal
ini pelajaran di sekolah. Dampaknya, tingkat kesiapan yang berbeda pada anak-anak
di kelompok umur yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas,
dalam konteks ini yaitu pelajaran di sekolah. Dengan demikian, perbedaan-
perbedaan individu itu tidak saja disebabkan oleh keberagaman dalam rentang
kematangan tetapi juga oleh keragaman latar belakang.
Berkembangnya kebiasaan berbahasa dan belajar dirangsang oleh kondisi fisik
yang sehat dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang
memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman juga disertai dengan rasa ingin tahu
yang amat besar terhadap benda-benda maupun orang. Kesehatan yang kurang baik,
cacat tubuh dan latar belakang yang miskin pengalaman menimbulkan sikap apatis,
pemalu dan kurang percaya diri yang mempengaruhi perkembangan pemahaman
dan ekspresi diri.
2.2 Implikasi Bagi Penyelenggara Pendidikan dan Pembelajaran
Setiap orang dilahirkan dengan kemampuan intelektual yang berbeda-beda yang
menyebabkan adanya perbedaan individu pada setiap manusia. Pada umumnya, manusia
berkembang sesuai dengan tahapan-tahapannya, dimana perkembangan tersebut dimulai
sejak masa konsep sehingga akhir hayat. Ketika individu memasuki usia sekolah, yaitu
antara tujuh sampai dengan dua belas tahun, individu tersebut sudah dapat dikatakan
sebagai peserta didik yang akan berhubungan dengan proses pembelajaran dalam suatu
system pendidikan. Dalam masa-masa ini, peserta didik mengalami berbagai kondisi
yang nantinya juga akan mempengaruhi dalam pembentukan karakter peserta didik.
Kondisi tersebut dapat berupa kegelisahan, tidak percaya diri, pertentangan, keinginan
mencoba segala sesuatu, memimpikan sesuatu, serta keharusan untuk saling berinteraksi
dengan yang lain.
Perbedaan individu dalam praktik pendidikan selalu ada dalam proses belajar
mengajar seperti adanya perbedaan dari segi perkembangan kognitif, mental, moral dan
spiritual, karakteristik atau kepribadian individu dan sebagainya. Perbedaan ini
menyebabkan adanya tipe atau gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 7


merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi sesuai
dengan perkembangan individu tersebut. Menurut Sutanto (2006) terdapat tiga(3) tipe
belajar seseorang yaitu sebagai berikut.
a. Manusia visual, dimana dia akan secara optimal menyerap informasi yang dibaca atau
dilihatnya.
b.Manusia audiotori, dimana informasi yang masuk melalui apa yang didengarnya akan
diserap secara optimal.
c. Manusia kinestik, dimana ia akan sangat tenang dan cepat mengerti bila informasi yang
harus diserapnya terlebih dahulu atau ia membayangkan orang lain melakukan hal yang
akan dipelajarinya.
Berikut merupakan implikasi terkait aspek-aspek perbedaan individu
2.2.1 Implikasi Perbedaan Kognitif Bagi Penyelenggara Pendidikan dan Pembelajaran
Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan
peserta didik terhadap materi yang diberikan oleh guru. Setiap peserta didik pasti
memiliki kemampuan kognitif yang berbeda dalam memahami dan menerima materi dari
guru. Perbedaan tingkat kecerdasan antara peserta didik yang satu dengan peserta didik
yang lain akan mempengaruhi kemampuan peserta didik tersebut dalam menerima
materi.Adanya perbedaan individual dari perbedaan kognitif memberikan suatu implikasi
bagi penyelenggaraan pendidikan yaitu dalam meningkatkan perkembangan kognitif
peserta didik. Sebagai tenaga pendidik harus mampu memahami perbedaan kemampuan
yang ada pada peserta didik. Dengan memahami karakteristik perbedaan kognitif peserta
didik, maka pendidik mampu mengkondisikan pembelajaran dengan mempertimbangkan
beragammnya kemampuan kognitif peserta didik melalui cara sebagai berikut.
a. Tidak menyamaratakan semua kemampuan peserta didik, karena anak memiliki
tingkat kemampuan yang berbeda-beda.
b. Memilih metode pemberajaran yang tepat, contohnya metode belajar yang digunakan
hanya membaca saja kemungkinan tidak cocok untuk peserta didik yang
mengandalkan kemampuan audio. Dan tidak semua peserta didik juga bisa
menangkap pembelajaran hanya dengan penjelasan-penjelasan dari guru. Oleh sebab
itu, tenaga pendidik bisa memadukan beragam metode pembelajaran untuk satu
materi agar semua peserta didik dapat memahami materi.
c. Memperlakukan peserta didik secara adil.
d. Berinteraksi secara tepat, jika pendidik memiliki pemahaman yang tinggi terhadap
perbedaan kemampuan peserta didik maka komunikasi akan terjalin dengan baik.
Sebagai contohnya, murid A mungkin saja ketika di kritik akan menjadikan kritikan

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 8


itu sebagai semangat untuk dirinya agar menjadi lebih baik tapi bisa saja murid B
beranggapan bahwa itu menjatuhkan dia, bahwa guru itu tidak suka dengan dia atau
bahkan menganggap itu sebuah cambukan pada dirinya.
2.2.2 Implikasi Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa bagi Penyelenggara
Pendidikan dan Pembelajaran
Kemampuan berbahasa peserta didik umumnya bukan hanya mencangkup
hubungan interaksi antara pendidik dengan peserta didik saja, tapi juga komunikasi
peserta didik dengan materi dan informasi pelajaran, bahan ajar, media pembelajaran
serta komponen-komponen pembelajaran yang terlibat lainnya. Namun disisi lain,
kecakapan berbahasa tiap peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan atau tidak setara
satu dengan lainnya yang umumnya dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor
lingkungan. Dengan adanya perbedaan individu dalam kecakapan bahasa dalam
pembelajaran menimbulkan suatu implikasi bagi para penyelenggara pendidikan,
bahwasanya lembaga pendidikan khususnya sekolah harus mampu menciptakan
kondisi belajar yang mampu mengembangkan aspek kecakapan bahasa dengan setara.
Sekolah dan tenaga pendidikan dituntut untuk mengadakan pembelajaran yang
dikatakan berhasil melalui penyusun silabus dan pendidik mampu menyesuaikan
tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta kemampuan berbahasa peserta
didik sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal. Dalam artian
tersebut, belajar akan bermakna kalau input atau materi pelajaran sesuai dengan minat
dan bakat peserta didik serta mempertimbangkan pada tahap perkembangan peserta
didik sesuai dengan umur dan jenjang pendidikan yang dijalani. Seperti contohnya,
dalam pembelajaran bahasa inggris peserta didik diberikan sebuah tugas untuk
menganalisis narasi Bahasa Inggris. Bagi peserta didik yang memiliki kemampuan
bahasa tinggi, hal tentu tidak terlalu sulit. Akan tetapi bagi peserta didik yang awam
akan Bahasa Inggris tentunya tidak akan bisa memahami isi dari teks tersebut.
Sehingga, disinilah peranan dari pendidik itu sendiri berfungsi dengan memberikan
kesempatan bagi semua peserta didik untuk mencari istilah bahasa inggris yang tidak
diketahui melalui kamus ataupun internet. Dari hal ini, apabila guru mampu meramu
pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik yang dipadukan dengan
karakteristik masing-masing mata pelajaran, maka akan dapat membantu peserta didik
untuk melalukan eksplorasi dan elaborasi dalam rangka membangun konsep
pembelajaran yang efektif.
2.2.3 Implikasi Perbedaan Kecakapan Motorik Bagi Penyelenggara Pendidikan

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 9


Adanya perbedaan individu pada aspek kecakapan motorik atau psikomotorik
yang berbeda-beda tentu membawa implikasi terhadap proses pendidikan di sekolah
yang merupakan lembaga penyelenggara pendidikan. Dalam hal ini, proses pendidikan
di sekolah harus disesuaikan dengan kemampuan psikomotorik peserta didik secara
individu. Ini berarti bahwa karakteristik perbedaan kecakapan psikomotorik ini
membawa implikasi dalam proses belajar mengajar setiap individu peserta didik yang
memerlukan perlakuan yang berbeda, sehingga strategi dan pelaksanaannya pun akan
berbeda-beda. Pendidik atau lembaga penyelenggara pendidikan dihadapkan pada
tantangan untuk merancang model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
untuk mendapatkan materi pembelajaran didasarkan pada perbedaan aspek
psikomotorik. Aspek tersebut sangat penting untuk diketahui oleh pendidik
dikarenakan akan berhubungan dengan bagaimana perkembangan aspek psikomotorik
dari peserta didik kedepannya.
Dengan adanya, perbedaan kemampuan psikomotorik setiap individu, pendidik
akan sangat terbantu dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih
baik atau lebih tepat yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi peserta didik.
Ketepatan pemilihan pola mengajar akan menimbulkan proses interaksi dari masing-
masing komponen belajar mengajar secara optimal. Selain itu, dengan memahami
karakteristik perbedaan psikomotorik peserta didik, maka pendidik mampu
mengkondisikan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik psikomotorik
peserta didik dengan cara sebagai berikut:
a. Pendidik harus lebih memahami dan menghargai perbedaan individual anak,
khususnya karakteristik psikomotorik yang didasarkanpada beberapa tahapan
perkembangan psikomotorik peserta didik yang umumnya dapat ditentukan sesuai
dengan umur.
b. Media pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan yang bisa secara
langsung menstimulasi kecakapan psikomotorik peserta didik, misalnya media
empat dimensi
c. Pendidik harusnya lebih banyak memberikan stimulasi supaya mempercepat
kematangan perkembangan psikomotorik peserta didik, misalnya pemberian
layanan pengajaran dan bimbingan.
d. Pendidik mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan
pertumbuhan. Misalnya untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak remaja harus
aktif mencari lingkungan dan pengalaman yang sesuai dengan kemampuan
naturalnya, dan pendidik mengambil posisi kunci untuk menolong mereka
menggunakan dan mengembangkan bakat-bakat mereka.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 10


e. Lingkungan pendidikan harus menyediakan ruang untuk beraktivitas bagi peserta
didik. Dengan berkegiatan, mereka mempelajari segala hal dan yang terpenting
mampu melatih psikomotorik mereka. Hal ini selain melatih aspek psikomotorik,
juga bisa meminimalisir mereka menggunakan permainan yang menggunakan
handphone yang justru berbahaya bagi perkembangan psikomotorik mereka.
2.2.4 Implikasi Perbedaan Latar Belakang Bagi Penyelenggaraan Pendidikan
Pertumbuhan dan perkembangan individu terhadap pendidikan sangat berkaitan
dengan berbagai sisi kehidupan yang digeluti oleh setiap individu. Masalah
pertumbuhan dan perkembangan setiap individu menyebabkan adanya perbedaan
dipengaruhi oleh beberapa aspek ditinjau dari empat pokok hal dominan dari
karakteristik peserta didik yang harus dipahami oleh pendidik atau guru yaitu :
a. Kemampuan dasar peserta didik
b. Latar belakang peserta didik
c. Perbedaan-perbedaan kepribadian peserta didik
d. Cita-cita atau pandangan ke depan peserta didik (Meriyati, 2015 :2).
Salah satunya adalah perbedaan individu ditinjau dari aspek latar belakang itu
sendiri berasal darifaktor ekonomi, faktor sosial, faktor lingkungan keluarga dan
sebagainya. Faktor ekonomi mempengaruhi sisi ketercukupan gizi setiap individu yang
tentunya akan berpengaruh pada pertumbuhan. Begitu juga, faktor sosial, lingkungan,
kecerdasan, perhatian, kebiasaan,akan mempengaruhi sisi perkembangan mental setiap
individu.
Dalam situasi pendidikan disekolah, perbedaan individu ini dari segi latar belakang
memberikan suatu implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran. Hal ini didasarkan bahwa perbedaan individu dilihat dari latar belakang
mereka masing-masing memungkinkan dapat memperlancar ataupun dapat
menghambat prestasi akademik atau non akademiknya. Selain itu adanya perbedaan ini
saling terkait dengan karakteristik mereka masing-masing yang juga berbeda-beda.
Sehingga pendidik perlu memahami karakteristik awal peserta didik agar dapat dengan
mudah untuk mengelola segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran termasuk
juga pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata
pengajaran, kemampuan yang dimiliki mereka sehingga komponen pengajaran dapat
sesuai dengan karakterstik dari peserta didik yang yang berasal dari latar belakang
berbeda-beda. Seperti contohnya, dalam praktek pendidikan, pendidik perlu
memperhatikan dan memperlakukan peserta didik sesuai konteks lingkungan dan sosial
budayanya. Apabila ada peserta didik yang memiliki kemampuan interaksi sosial atau
berkomunikasi kurang, peserta didik dapat memberikan kegiatan belajar berkelompok.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 11


Sehingga selain melatih kerja sama antar tim juga melatih kemampuan bersosialisasi
peserta didik. Selain itu, pendidik juga perlu memperhatikan peserta didik dipandang
bukan hanya dari segi latar belakang sosial, tapi juga segi ekonomi, budaya dan
sebagainya yang berdampak pada perbedaan motivasi peserta didik untuk belajar dan
selanjutnya menerapkan metode atau gaya pembelajaran yang tepat dan nyaman bagi
peserta didik.
2.2.5 Implikasi Perbedaan Bakat Individu bagi Penyelenggara Pendidikan dan
Pembelajaran
Perbedaan dalam aspek bakat yang dimiliki oleh setiap peserta didik tentu
membawa implikasi bagi kegiatan pembelajaran di sekolah yang merupakan salah satu
lembaga penyelenggara pendidikan. Setiap peserta didik memiliki bakatnya masing-
masing, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Perbedaan bakat pada
setiap peserta didik berakibat pada perbedaan kemampuan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran. Terlebih lagi jika pembelajaran yang diberikan itu
sama. Bakat yang dimiliki peserta didik yang bersifat bawaan ini dapat menimbulkan
minat terhadap suatu hal. Perbedaan bakat tersebut akan menyebabkan minat belajar
yang berbeda pula. Dengan adanya perbedaan bakat setiap peserta didik, para pendidik
dituntut untuk mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memberikan
pendidikan yang sama dan merata kepada peserta didik dengan menggunakan media
pembelajaran yang mendukung bakat dari peserta didik.
Perbedaan antara bakat peserta didik dengan minat belajar yang tinggi menjadi
suatu kendala bagi pendidik. Salah satu contohnya jika peserta didik memiliki bakat di
bidang olahraga dan berkegiatan atau bergelut dibidang olahraga pula, maka dapat
diindikasikan keberhasilan individu tersebut lebih besar dari individu yang tidak
memiliki bakat. Minat yang timbul dari bakat tersebut menyebabkan peserta didik
mampu menempuh pembelajaran dengan baik. Begitu pula dengan peserta didik di
lembaga penyelenggara pendidikan lainnya. Peserta didik akan mudah mempelajari
sesuai dengan minat bakatnya. Namun apabila bakat dan minat kurang sesuai dengan
proses pembelajaran yang ditempuh dan mempelajari bahan yang lain, maka tidak
mustahil peserta didik akan cepat bosan, mudah putus asa, merasa tidak senang bahkan
bisa mengalami kemunduran dalam prestasi belajar.
Bakat yang dimiliki peserta didik akan mampu menentukan keefektifan strategi
pembelajaran yang diberikan oleh pendidik. Sehingga bakat memiliki peran yang
penting bagi peserta didik dalam mempersiapkan proses pembelajaran. Bakat dinilai

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 12


perlu diperhatikan guna mewujudkan lulusan yang bermutu sesuai bidang keahliannya
(Syah, 2003). Menurut Suryabrata (2002), sifat khas yang bersumber pada bakat besar
perannya dalam proses pendidikan dan hal yang ideal jika dapat memberikan
pendidikan yang sesuai dengan bakat anak tersebut. Oleh sebab itu, pendidik sebagai
pihak penyelenggara pendidikan harus mempunyai strategi pembelajaran yang sesuai
dan mampu membangkitkan minat belajar peserta didik meskipun terhalang oleh
perbedaan bakat yang dimiliki peserta didik. Suatu kewajiban bagi pendidik untuk
selalu memperhatikan, mempelajari dan memahami bakat yang dimiliki peserta didik,
serta memberikan timbale balik pula. Kemudian mengembangkan dan meningkatkan
bakat yang telah dimiliki peserta didik dengan memberikan motivasi dan dukungan
positif agar mencapai tujuan dalam pembelajaran. Karena adanya perbedaan bakat itu
bisa menyebabkan beberapa peserta didik cenderung kurang percaya diri dengan bakat
yang dimilikinya. Serta dengan adanya motivasi dan dukungan positif, diharapkan
mampu meningkatkan rasa kepercayaan peserta didik dan berpandangan positif
terhadap diri dan bakatnya. Selain itu, juga menciptakan kondisi pembelajaran baik
secara individu maupun kelompok dengan media dan penunjang lainnya yang tidak
hanya mampu membantu meningkatkan bakat peserta didik, tetapi juga mampu
menumbuhkan bakat peserta didik lain. Hal itu dilakukan agar bisa menarik peserta
didik lainnya untuk mulai mencoba menumbuhkan bakat minat baru dan bisa
menekuninya, khususnya peserta didik yang bakatnya kurang sesuai dengan materi
pembelajaran. Sehingga dengan strategi pembelajaran tersebut, peserta didik dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
2.2.6 Implikasi Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Peserta didik pada usia yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan
belajar yang sama. Perbedaan-perbedaan itu tidak saja disebabkan oleh bervariasinya
kecepatan kematangan,tetapi juga oleh bermacamnya latar belakang yang
mendahuluinya. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan sosialekonomi dan
sosialkultural. Kesiapan belajar peserta didik tidak selalu berpatokan pada umur peserta
didik tersebut karena banyak peserta didik dengan umur yang sama tetapi berbeda
kesiapan belajar. Di sekolah peserta didik di tuntut untuk mampu mengikuti semua mata
pelajaran, apabila ada perbedaan dalam kesiapan belajar maka peserta didik yang
kurang dalam kesiapan belajarnya akan tertinggal dengan teman teman sebayanya yang
membuat peserta didik tersebut tidak mampu untuk berkembang. Ada beberapa faktor

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 13


yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Berikut ini di kemukakan faktor-
faktor kesiapan belajar. Menurut Darsono (2000:27) faktor kesiapan meliputi:
a. Kondisi fisik yang tidak kondusif. Misalnya sakit, pasti akan mempengaruhi
faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar.
b. Kondisi psikologis yang kurang baik. Misalnya gelisah, tertekan, dsb. merupakan
kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar.
Jadi ini harus jadi pekerjaan ekstra bagi pendidik untuk menemukan perbedaan-
perbedaan pada peserta didik, yang harus diperhatikan oleh pendidik yaitu :
1. Menggunakan alat pengukuran yang akan membantu menemukan
perbedaan-perbedaan seawal mungkin dan setepat-tepatnya.
2. Faktor lingkungan fisik dan sosial merupakan penunjang bagi keberhasilan
fungsi-fungsi perkembangan dan stimulus yang diberikan oleh faktor bawaan.
3. Sekolah harus melengkapi dengan tenaga pengajar terlatih dengan baik,
kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, metode mengajar yang
sesuai serta bahan dan alat mengajar yang tepat.
Dalam memahami variabel kesiapan belajar dalam studi ini, peneliti berpijak pada
Teori Koneksionisme Thorndike yang berpendapat bahwa “yang menjadi dasar
terjadinya belajar adalah adanya asosiasi antara kesan panca indera dengan dorongan
yang muncul sebagai implikasi dari adanya stimulus yang menimbulkan adanya
respons yang memuaskan apabila didukung dengan adanya kesiapan” (Muflihin,
2009:125). Teori ini juga berpijak pada teori Gestalt yang menjelaskan bahwa belajar
adalah penyesuaian pertama yaitu respon dan tanggapan yang tepat serta kemampuan
siswa untuk mengatur suatu hobi.
“Aplikasi dan Implikasi Teori Behaviorisme Dalam Pembelajaran” mengatakan
bahwa, di antara indikator anak dalam kondisi siap belajar adalah anak dapat mengerti
dan memahami orang lain, anak berani mengutarakan apa yang ada dalam benak pikiran
atau keinginannya, anak dapat memahami dan mampu melakukan apa yang diajarkan
oleh gurunya.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 14


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Setiap orang, baik itu anak-
anak maupun sudah dewasa dapat disebut sebagai individu. Individu menyatakan
kedudukan seseorang dengan melihat sebagai orang perorangan ataupun perseorangan.
Dalam setiap individu pasti memiliki keunikan dan karakteristiknya masing-masing. Di
mana ciri khas tersebut tidak persis sama dengan individu lainnya. Hal tersebut disebut
sebagai perbedaan individual. Perbedaan menurut Landgren (1980:578) menyangkut variasi
yang terjadi baik pada aspek fisik maupun psikologis. Menurut Garry 1963 (Oxendine,
1984:317) beliau mengkategorikan perbedaan individual kedalam beberapa bidang
diantaranya perbedaan fisik, perbedaan sosial, perbedaan kepribadian, perbedaan
intelegensi dan kemampuan dasar, serta perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.
Pada umumnya, manusia berkembang sesuai dengan tahapan-tahapannya, dimana
perkembangan tersebut dimulai sejak masa konsep sehingga akhir hayat. Dalam masa-masa
ini, peserta didik mengalami berbagai kondisi yang nantinya juga akan mempengaruhi
dalam pembentukan karakter peserta didik. Kondisi tersebut dapat berupa kegelisahan, tidak
percaya diri, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, memimpikan sesuatu, serta
keharusan untuk saling berinteraksi dengan yang lain. Sebagai penyelenggara pendidikan
dan pembelajaran semestinya bisa memahami berbagai macam karakteristik dari peserta
didik. Jika penyelenggara pendidikan bisa memahami peserta didiknya maka timbulah rasa
nyaman baik antara kedua pihak dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik dapat
mengekspresikan dan mengeksplorasi perkembangan dirinya dan juga tidak akan ada
hambatan dalam proses pembelajaran yang diberlangsungkan penyelenggara pendidikan
dan pembelajaran.

3.2 Saran
Dengan telah dipaparkannya materi mengenai aspek-aspek perbedaan individu serta
implikasinya bagi penyelenggara pendidikan dan pembelajaran pada makalah ini, tentunya
sudah terlihat jelas bahwa dengan adanya perbedaan individu memberikan
dampak/implikasi yang cukup signifikan dibidang pendidikan khususnya bagi pihak
penyelenggara pendidikan. Maka dari pada itu, disarankan kepada pihak penyelenggara
pendidikan dan pembelajaran untuk bisa menanggapi perbedaan individu atau dalam

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 15


konteks ini yaitu peserta didik dengan serius sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan terarah.
Selain itu, penulis juga berharap agar semua yang telah disampaikan di dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat khususnya kepada peserta didik dan
penyelenggara pendidikan. Mohon permaklumanya apabila di dalam makalah kami terdapat
beberapa kekeliruan baik dari segi bahasa serta pemahaman. Untuk itu kritik serta saran
pembangun dari pembaca sangat kami harapkan disini.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 16


DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. & Asrori, M., 2009. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Bumi
Aksara.

Mardianto, 2012. Scribd. [Online]


Tersedia di : https://id.scribd.com/doc/212410048/Kecakapan-Berbahasa,
[Diakses 28 Agustus 2021].

Meriyanti, 2015. Memahami Karakteristik Peserta Didik. 1 ed. Lampung: Fakta Press IAIN
Raden Intan Lampung.

Sudirman, A., 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Sunarto & Hartono, A., 2002. Perkembangan Peserta Didik. 2 ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, S., 2002. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suyono, A., 2016. Garuda Riset Dikti. [Online]


Tersedia di:
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=461290&val=8686
[Diakses 28 Agustus 2021].

Syah, M., 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 17

Anda mungkin juga menyukai