Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, BAKAT, MINAT


INDIVIDU, SERTA ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN FISIK-
MOTORIK PADA MASA KANAK-KANAK, MASA ANAK, MASA
REMAJA, DAN MASA DEWASA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Made Ardana, M. Pd.

Disusun oleh : Kelompok 5

Kelas : 1D Pendidikan Matematika

Nama Anggota Kelompok:

1. Ni Nyoman Ayu Trisnayani ; 2113011095

2. Kadek Ari Widiati ; 2113011096

3. I Putu Adhitya Swarmantara ; 2113011097

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Perkembangan
Peserta Didik tentang “Aspek-aspek Perkembangan Intelektual, Bakat, Minat
Individu, serta Fisik-motorik pada Masa Kanak-kanak, Anak, Remaja, dan
Dewasa ” dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini
dengan baik.

Informasi yang disajikan dalam laporan ini kami harap dapat bermanfaat
bagi para pembaca yang membutuhkan, karena informasi yang disajikan dalam
laporan ini berkaitan dengan salah satu pembelajaran sekolah dan objek di sekitar
kita. Sehingga kami harapkan para pembaca dapat mengetahui/mengidentifikasi
senyawa-senyawa karbon di sekitar kita.

Penyusunan laporan ini digunakan untuk memenuhi tugas mata pelajaran


Perkembangan Peserta Didik. Tentunya laporan yang kami buat masih belum
sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
dan guru pengajar untuk perbaikan laporan kami selanjutnya.

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ……....................................................................... ii

DAFTAR ISI …......................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan …......................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan …....................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Aspek-aspek Perkembangan Intelektual ....................................... 4

2.1.1 Definisi Perkembangan Intelektual ....................................... 4

2.1.2 Tahap Perkembangan Intelektual ......................................... 6

2.1.3 Karakteristik Perkembangan Intelektual ................................ 7

2.1.4 Jenis Perkembangan Intelektual ............................................ 8

2.1.5 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Intelektual .......... 8

2.1.5 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Intelektual .......... 10

2.2 Aspek-aspek Perkembangan Bakat ……........................................ 11

2.2.1 Definisi Perkembangan Bakat ……....................................... 11

2.2.2 Jenis Perkembangan Bakat …………................................... 12

2.2.3 Karakteristik Anak Bakat …….............................................. 12

2.2.4 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bakat …............. 12

2.2.5 Metode untuk Mengembangkan Bakat Anak ....................... 13

2.3 Aspek-aspek Perkembangan Minat Individu …….................…... 15

2.3.1 Definisi Perkembangan Minat ……....................................... 15

iii
2.3.2 Karakteristik Perkembangan Minat …….............................. 17

2.3.3 Unsur-unsur Perkembangan Minat ……............................... 17

2.3.4 Jenis Perkembangan Minat ……............................................ 18

2.3.5 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Minat .…........ 20

2.4 Aspek-aspek Perkembangan Fisik-Motorik .............................….. 23

2.4.1 Definisi dan Karakteristik Perkembangan Fisik-Motorik ..... 23

2.4.1 Perkembangan Fisik-Motorik Anak Usia Dini ………….... 24

2.4.2 Perkembangan Fisik-Motorik Anak-anak …………..….... 25

2.4.3 Perkembangan Fisik-Motorik Remaja ………………….... 26

2.4.4 Perkembangan Fisik-Motorik Dewasa ………………….... 27

2.4.5 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik .. 28

BAB 3. PENUTUP

3.1 Simpulan …………….……............................................................ 29

3.2 Saran …………………………………........................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 30

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia tentunya berkembang dari setelah lahir hingga lanjut usia.
Perkembangan tersebut tidak hanya sebatas usia dan fisik. Jika ditelisik lebih
jauh, perkembangan memiliki banyak sekali jenis yang dapat dilihat maupun
tidak dilihat. Contoh perkembangan tersebut seperti perkembangan intelektual,
perkembangan bakat, perkembangan minat, dan perkembangan fisik-motorik,
dll. Perkembangan tersebut tidak boleh diremehkan, karena semua
perkembangan memiliki peran penting dalam tumbuh kembang manusia.
Perkembangan ini mengarahkan manusia semakin dewasa dan berkembang
terus menerus.

Perkembangan Intelektual/kognitif identik dengan melibatkan proses


memperoleh, menyusun, mengunakan pengetahuan, serta keguatan mental
seperti berpikir, mengamati, mengingat, menganalisis, mengevaluasi,
memecahkan persoalan dengan berinteraksi dengan lingkungan. Bakat
(aptitude) identik dengan kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(potensial ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Minat identik
dengan suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Perkembangan fisik dan motorik identik dengan
perkembangan organ, otot, syaraf, dan tubuh keseluruhan seiring
berkembangnya usia.

Dalam perkembangan tersebut, masing-masing perkembangan memiliki


jenis, karakteristik, dan faktor yang berbeda-beda. Sudah seharusnya tiap
manusia terutama orang tua mengetahui perkembangan tersebut guna
memaksimalkan perkembangan yang terjadi pada diri manusia. Terlebih lagi,
manusia memiliki jalan masing-masing dalam perkembangan dirinya sehingga
memaksimalkan perkembangan sesuai jalan masing-masing sudah selayaknya
dilakukan sebagai upaya dalam perkembangan manusia. Perlakuan dalam
perkembangan intelektual, bakat, minat, serta fisik-motorik juga perlu
dibedakan antara anak usia dini, anak-anak, remaja, dan dewasa karena tiap
tingkatan memiliki tingkat penerimaan dan perlakuan yang berbeda sehingga
perkembangan tersebut dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang
diharapkan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, didapatkan rumusan


masalah sebagai berikut.

1. Apa pengertian perkembangan intelektual, minat, bakat, dan fisik-


motorik?
2. Apa saja aspek yang mempengaruhi proses perkembangan intelektual,
minat, bakat, fisik-motorik?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses perkembangan intelektual,
minat, bakat, dan perkembangan fisik-motorik pada fase kanak-kanak,
anak, remaja dan dewasa?
4. Apa yang membedakan proses perkembangan Pada kanak-kanak, Anak,
Remaja dan Dewasa?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan intelektual, minat, bakat, dan


fisik-motorik.
2. Untuk mengetahui aspek yang memengaruhi proses perkembangan
intelektual, minat,bakat, dan fisik-motorik pada fase kanak-kanak, anak,
remaja, dan dewasa.
3. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi proses perkembangan
intelektual, minat, bakat, dan perkembangan fisik-motorik pada fase
kanak-kanak, anak, remaja, dan dewasa.
4. Untuk mengetahui perbedaan proses perkembangan kecerdasan pada
kanak-kanak, anak, remaja, dan dewasa.
5. Untuk mengetahui jenis dan karakteristik perkembangan intelektual,
minat, bakat, dan perkembangan fisik-motorik pada fase kanak-kanak,
anak, remaja, dan dewasa.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah sebagai berikut.

1. Bagi Penulis

Penulis dapat mengetahui lebih jauh mengenai definisi, jenis, karakteristik,


serta faktor perkembangan kecerdasan terutama intelektual, minat, bakat,
dan fisik-motorik pada kanak-kanak, anak, remaja, dewasa. Makalah ini
bermanfaat sebagai sarana dalam melatih keterampilan dalam menulis
makalah.

2. Bagi Pembaca

2
Pembaca dapat mengetahui mengenai definisi, jenis, karakteristik, serta
faktor perkembangan kecerdasan terutama intelektual, minat, bakat, dan
fisik-motorik pada kanak-kanak, anak, remaja, dewasa. Makalah ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan menambah
wawasan pembaca tentang perkembangan kecerdasan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aspek-aspek Perkembangan Intelektual

2.1.1 Definisi Perkembangan Intelektual

Perkembangan Intelektual/kognitif adalah proses yang didalamnya


melibatkan proses memperoleh, menyusun, mengunakan pengetahuan, serta
keguatan mental seperti berpikir, mengamati, mengingat, menganalisis,
mengevaluasi, memecahkan persoalan dengan berinteraksi dengan
lingkungan. Intelek adalah kekuatan mental yang menyebabkan manusia
dapat berpikir aktivitas yang berkenaan dengan proses berpikir. Intelegensi
adalah kemampuan yang diperoleh melalui keturunan dan tidak banyak
dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu, lingkungan turut
berperan dalam pembentukan intelegensi.

Pengertian Intelektual menurut para Ahli.

a. Chaplin (1981)

Menurut Chaplin (1981) Intelektual merupakan proses kogintif ,


proses berikir, daya menghbungkan , kemapuan menilai, dan kemmapuan
mempertmibangkan

b. Mafhudin Salahudin (1989)

Menururtnya „intelek‟adalah akal budi atau intelegensi yang


beratrti kemampuan untuk meletakan hubungan dan proses berikir.

c. William stern

Menurut William Stern salah seorang pelopor dalam penelitian


intelegensi menyatakan intelegensi adalah kemampuan untuk
menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan
diri terhadap tuntutan tuntutan baru

d. Jean Pigeat (1896)

Teori intelegensi yang meninjau dari perkembangan


dikemukakakan oleh Jean Pigeat (1896-1980). Pigeat berpendapat bahwa
setiap orang mempunyai sistem pengaturan dari dalam pada sistem
kognisinya. Sistem pengaturan ini terdapat sepanjang hidup seseorang dan
berkembang sesuai dengan perkembangan aspek aspek kognitif, yaitu :

4
1. Kematangan, yang merupakan perkembangan susunan syaraf,
sehingga fungsi-fungsi indra menjadi lebih sempurna.
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal-balik dengan lingkungannya.
3. Transmisi sosial, yaitu hubungar timbal balik dengan lingkungan
sosial antara lain melalui pengasuhan dan pendidikan dari orang
lain.
4. Ekuilibrasi, yaitu sistem pengaturan dalam diri anak itu sendiri
yang mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri
terhadap lingkungannya (Gunarsa,1982).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek


tidak berbeda dengan pengertian intelegensi yang memiliki arti kemampuan
untuk melakukan abstraksi serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat
bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru
Hubungan antara intelek dengan tingkah laku. Kemampuan berpikir
abstrak menunjukkan perhatian seseorang pada kejadian dan peristiwa yang
tidak konkrit, seperti pilihan pekerjaan, corak hidup bermasyarakat, pilihan
pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh di depannya, dan lain-lain. Bagi
remaja, corak perilaku pribadinya di hari depan dan corak tingkah lakunya
sekarang akan berbeda. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam
perkembangan kepribadiannya. Mereka dapat memikirkan prihal itu sendiri.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengalah ke penilaian
tentang dirinya tidak selalu diketahui orang lain bahkan sering terlihat usaha
seseorang untuk menyembunyikan atau merahasiakannya. Pikiran remaja
sering dipengaruhi olehide-ide dan teori-teori yang menyebabkan sikapkritis
terhadap situasi dan orang tua. Setiap pendapat orang tua dibandingkan
dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap kritis ini juga ditunjukkan
dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga
tata cara, adat istiadat yang berlaku di lingkungan keluarga sering terjadi
adanya pertentangan dengan sikap kritis yang tampak pada perilakunya. Selain
itu egosentrisme masih terlihat pada pikiran remaja. Cita-cita dan idealism
terlalu menitikberatkan pada pikiran sendiri tanpa memperdulikan orang lain.
Egosentrisme menyebabkan kekakuan para remaja dalam berpikir dan
bertingkah laku. Persoalan yang timbul pada masa remaja adalah banyak
berhubungan dengan pertumbuhan fisik yang dirasakan mencekam dirinya,
karena menyangka orang lain berpikiran sama dan ikut tidak puas dengan
penampilannya. Hal ini menimbulkan perasaan seolah-olah selalu diamati
orang lain, perasaan malu dan membatasi gerak-geriknya. Akibat dari hal ini
akan terlihat pada tingkah laku yang kaku.. Melalui banyak pengalaman dan
penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka
egosentrisme makin berkurang. Pada akhir masa remaja, pengaruh

5
egosentrisme sudah sedemikian kecilnya, sehingga remaja sudah dapat
berpikir abstrak dengan mengikutsertakan pendapat dan pandangan orang lain.

2.1.2 Tahap Perkembangan Intelektual

Jean Piaget membagi perkembangan intelektual atau kognitif menjadi


empat tahapan. Tahapan perkembangan Jean Piaget menggambarkan tahapan
perkembangan intelektual normal, dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal
ini termasuk pemikiran, penilaian, dan pengetahuan. Empat tahap
perkembangan intelektual tersebut sebagai berikut

2.1.2.1 Tahap Sensorimotor

Pada tahapan ini anak berada dalam sesuatu masa pertumbuham dimana
bayi hanya menyadari apa yang ada di depan mereka. Mereka fokus pada apa
yang mereka lihat, apa yang mereka lakukan, dan interaksi fisik dengan
lingkungan terdekat mereka. Karena mereka belum tahu bagaimana hal-hal
bereaksi, mereka terus-menerus bereksperimen dengan kegiatan-kegiatan
seperti mengguncang atau melempar barang-barang, memasukkan barang ke
mulut mereka. Segala perbuatan merupakan perwujudan dari proses
pematangan aspek sensori-motoris Hal ini menandakan bahwa mereka sedang
mengembangkan beberapa kemampuan simbolis.

2.1.2.2 Tahap Praoperasional

Selama tahap ini (balita hingga usia 7 tahun), tahap ini juga disebut
dengan tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan
kecendrungan yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya semua perbuatan
rasionalnya tidak di dukung oleh perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-
sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna dan lingkungan sekitarnya
anak-anak kecil dapat memikirkan hal-hal secara simbolis. Penggunaan bahasa
mereka menjadi lebih dewasa. Mereka juga mengembangkan ingatan dan
imajinasi, yang memungkinkan mereka untuk memahami perbedaan antara
masa lalu dan masa depan, dan terlibat dalam khayalan. Tetapi pemikiran
mereka didasarkan pada intuisi dan masih belum sepenuhnya logis. Mereka
belum dapat memahami konsep yang lebih kompleks seperti sebab dan akibat,
waktu, dan perbandingan.

2.1.2.3 Tahapan Concrete Operational

Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas dan sudah
mulai berkembang rasa ingin tahunya. Anak-anak usia sekolah dasar dan pra-
remaja usia 7 hingga 11 tahun mulai menunjukkan kemampuan berpikir logis
dan konkrit. Pemikiran anak-anak mulai mampu memahami perspektif orang
lain dan mereka semakin sadar akan peristiwa-peristiwa yang terjadi di

6
kehidupan mereka. Mereka mulai menyadari bahwa pikiran dan perasaan
seseorang adalah unik. Selama tahap ini, sebagian besar anak masih tidak
dapat berpikir secara abstrak atau hipotesis.

2.1.2.4 Tahapan Formal Operational

Pada masa ini, Remaja yang mencapai tahap keempat perkembangan


intelektual ini, biasanya berusia 11 tahun keatas. Anak telah mampu
mewujudkan suatu keseluruhan pada pekerjaannya yang merupakan hasil dari
berpikir logis. Mereka mampu secara logis menggunakan simbol yang terkait
dengan konsep abstrak, seperti perhitungan aljabar dan sains. Remaja dapat
memikirkan banyak variabel secara sistematis, merumuskan hipotesis, dan
mempertimbangkan kemungkinan. Mereka juga dapat merenungkan hubungan
dan konsep yang tidak terlihat seperti keadilan, toleransi, dan lain lain. Aspek
perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung
penyelesaian tugas-tugasnya.

2.1.3 Karakteristik Perkembangan Intelektual

Intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur, karena tidak mudah
terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada
umumnya umur tiga sampai empat tahun pertama menunjukkan
perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi
perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi
masalah yang majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kira-kira pada
umur 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut masa operasi formal
(berpikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berpikir dengan
mempertimbangkan hal yang “mungkin“ di samping hal yang “nyata”
(Gleitman, 1986).

Berpikir operasional-formal memiliki dua sifat yang penting, yaitu:

a. Sifat deduktif – hipotesis. Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang


remaja akan mengawalinya dengan berpikir teoritik. Ia menganalisis
masalah dan mengajukan cara penyelesaian hipotesis. Pada dasarnya
pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berpikir induktif di samping
deduktif. Oleh sebab itu, sifat berpikir ini sebenarnya mencakup deduktif –
induktif – hipotesis.
b. Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris. Sifat ini merupakan
kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana
melakukan analisis. Anak berpikir operasional formal terlebih dahulu
secara teoritik membuat matrik mengenai macammacam kombinasi yang
mungkin, kemudian secara sistematik mencoba mengisi sel matriks
tersebut secara empiris.

7
2.1.4 Jenis Perkembangan Intelektual (Intelegensi)

Teori intelegensi sejenis dikemukakan oleh Thustone, mengenai teori


tentang Multiple Intelegence (Kecerdasan Ganda). Dalam teori ini dinyatakan
bahwa intelegensi tersebut terdiri dari 8 macam. Jenis intelegensi yang
dimaksud antara lain.

a. Bodily-kinesthetic : kecerdasan terkait anggota tubuh.


b. Interpersonal : kecerdasan terkait hubungan dengan orang lain.
c. Verbal-linguistic : kemampuan terkait kata-kata lisan maupun tertulis
d. Logical-mathematical : kemampuan terkait logika, penggunaan akal,
kemampuan abstraksi dan angka.
e. Intrapersonal : kemampuan dalam intropeksi dan refleksi diri.
f. Visual-spatical : kemampuan tinggi dalam mengambil keputusan di
bidang penglihatan dan ruang.
g. Musical : kecerdasan musical terkait irama, musik, nada, dan
pendengaran.
h. Naturalistic : kecerdasan berkaitan dengan alam, baik
pengenalan maupun pemeliharaan alam.

2.1.5 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Intelektual

Menurut Andi Mappiare (1982:80), hal- hal yang memengaruhi


perkembangan intelektual antara lain:

a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga


ia mampu berpikir reflektif.
b. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah
sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
c. Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam
menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah
secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah
dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

Menurut Ngalim Purwanto (1984:55), faktor-faktor yang mempengaruhi


perkembangan intelektual yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Pembawaan (Genetik) atau Hereditas
Pembawaan ditentukan oleh sifat dan ciri yang dibawa sejak lahir.
Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas intelegensi
dipengaruhi oleh gen orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi
tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan anak tergantung faktor gen mana
(ayah atau ibu) yang dominan mempengaruhinya. Teori konvergensi
mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai potensi bawaan,
tetapi potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa

8
mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan. Oleh
karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan
intelektual anak.
b. Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi perkembangan intelektual, yaitu keluarga dan sekolah.
1. Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang
tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai
bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi untuk berpikir.
Cara-cara yang digunakan adalah memberi kesempatan kepada anak
untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut,
memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan seperti
menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat
mengembangkan daya kreativitas anak.
2. Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk
meningkatkan perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru
hendaknya menyadari bahwa perkembangan intelektual anak terletak di
tangannya. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut :
1). Menciptakan interaksi atau hubungan akrab dengan peserta didik
2). Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan
orang-orang yang ahli dan pengalaman dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan
3). Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui
kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup
4). Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui
media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan
para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.
c. Faktor Gizi
Kuat atau lemahnya fungsi intelektual juga ditentukan oleh gizi
yang memberikan energi atau tenaga bagi anak sehingga dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi
(gizi berimbang) terutama yang besar pengaruhnya pada perkembangan
intelegensi ialah pada fase prenatal (anak dalam kandungan) hingga usia
balita.
d. Faktor Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelektual. Dapat kita bedakan
pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). Pendidikan dan
latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan sumbangan terhadap

9
fungsi intelektual seseorang. Misalnya, orang tua yang menyediakan
fasilitas sarana seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan sarana
bermain yang memadai, semua ini dapat membentuk anak menjadi
meningkatkan fungsi dan kualitas pikirannya, pada gilirannya situasi ini
akan meningkatkan perkembangan intelegensi anak dibanding anak
seusianya.
e. Kebebasan Psikologis
Kebebasan psikologis perlu dikembangkan pada anak agar
intelektualnya berkembang dengan baik. Anak yang memiliki kebebasan
untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan takut atau cemas dapat
merangsang berkembangnya kreativitas dan pola pikir. Mereka bebas
memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan persoalan. Hal ini
mempunyai sumbangan yang berarti dalam perkembangan intelektual.
f. Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-
dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar
(manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yang
dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbulah minat terhadap
sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat
lebih giat dan lebih baik.

2.1.6 Berbagai Tingkat dalam Perkembangan Intelektual


Perkembagan Intelektual tentunya sangat berkaitan dengan IQ. Pada
perkembangan intelektual terdapat tingkat intelegensi yang dibagi sebagai
berikut.
a. Jenius
Suatu kemampuan yang sangat luar biasa, dalam ukuran atau
tingkatan di atas 140. Kemampuan ini bisa dimiliki oleh siapa saja yang
mau berusaha untuk meningkatkan kecerdasan dan memanfaatkan potensi
dasarnya dengan baik.
b. Normal
Merupakan suatu kemampuan yang biasa saja, tetapi kecerdasan ini
mampu untuk melakukan semua aktivitas yang dibutuhkan dan diinginkan
dirinya. Mempunyai tingkat ukuran yang rata-rata 100 sampai dengan 110.
Kecerdasan ini bisa pada anak yang cerdas atau disebut kecerdasan yang
rata-rata.
c. Rendah
Kemampuan ini dibawah rata-rata, bukan berarti kemampuan ini
tidak dapat menyelesaikan kebutuhan dan keinginan atas dirinya, hanya
saja mengalami keterhambatan dalam melaksanakan tugas-tugas untuk

10
dirinya maupun orang lain, tingkat ukuran diantara 70 sampai 90. Pada
umumnya ia mampu melaksanakan berbagai tugas hanya lambat dan cepat
lelah serta jenuh.
d. Keterbelakangan
Anak yang mempunyai kemampuan yang sangat rendah dan sangat
sulit untuk melakukan tugas atas dirinya, setiap tugas memerlukan bantuan
orang lain, dengan bantuan akan memberikan kemampuan meningkat. Di
antara keterbelakangan ada yang disebut dengan :
1) Idiot IQ (0-29) yaitu keterbelakangan yang sangat rendah sekali. Tidak
dapat berbicara hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja, tidak
dapat mengurus dirinya seperti mandi, makan dan rata-rata
kemampuan ini berada di tempat tidur, kemampuannya seperti anak
bayi. Kemampuan ini tidak tahan terhadap penyakit.
2) Imbecile IQ (30-40) yaitu lebih meningkat dari idiot, jika dilatih dalam
berbahasa ia mampu, tetapi sangat sukar sekali, dalam berbahasa
kadang dapat dimengerti dan kadang tidak dapat. Dapat mengurus
dirinya dengan latihan dan pengawasan yang benar. Biasanya anak
yang umur 7 tahun kemampuan kecerdasannya sama dengan anak yang
berumur 3 tahun.

2.2 Aspek-aspek Perkembangan Bakat

2.2.1 Definisi Perkembangan Bakat

Bakat merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang secara


alami dan dapat dikembangkan dengan lebih cepat dan lebih baik
dibandingkan dengan orang biasa. Atau dengan kata lain, bakat adalah
kemampuan dalam diri seseorang yang sudah dimiliki sejak lahir dimana
kemampuan tersebut dapat digunakan untuk mempelajari sesuatu dengan
cepat dan dengan hasil yang baik. Bakat (aptitude) diartikan sebagai
kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potensial ability) yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih. Kemampuan (ability) adalah daya untuk
melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan dapat di laksanakan
sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu
tindakan dapat di lakukan di masa yang akan datang. Bakat yang dimiliki
setiap orang pastinya berbeda-beda. Misalnya saja dibidang seni, ada yang
berbakat pada seni musik, pada seni lukis, maupun seni olah vokal atau
tarik suara.

11
2.2.2 Jenis Perkembangan Bakat
Jika dilihat secara umum, bakat bisa kita bedakan menjadi 2, yaitu bakat
umum dan bakat khusus. Di bawah ini adalah penjelasan dan contoh mengenai
kedua jenis bakat tersebut :
a. Bakat umum adalah sebuah potensi atau kemampuan yang dimiliki
seseorang, akan tetapi yang sifatnya umum. Atau jika disederhanakan
bakat tersebut ketika dimiliki oleh seseorang masih terlihat wajar
meskipun kemampuannya diatas rata-rata. Contoh bakat umum yang
dimilik manusia adalah seperti kemampuan untuk berfikir, berbicara,
membaca, menulis, bergerak dan melakukan hal lainnya yang masih bisa
dilakukan oleh kebanyakan orang pada umumnya.
b. Bakat khusus adalah sebuah potensi khusus yang dimiliki oleh seseorang,
dimana kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh orang lain, meskipun ada
akan tetapi tetap memiliki beberapa perbedaan yang cukup
signifikan.Bakat khusus tidak dimiliki oleh semua orang, melainkan hanya
beberapa orang dengan beberapa potensi tertentu saja. Contoh : bakat seni,
olahraga, penceramah dan yang lainnya.

2.2.3 Karakteristik Anak Berbakat


Ada banyak faktor yang mempengaruhi karakteristik / watak dari anak
berbakat, diantaranya yaitu pertumbuhan dan perkembangan, budaya, dan
agama.
Untuk mengenalinya dapat di lihat dari beberapa segi:
a. Potensi
b. Cara menghadapi masalah
c. Prestasi
d. Tenang
Ada beberapa macam karakteristik bakat, antara lain :

a. Bakat menimbulkan sikap positif terhadap suatu obyek


b. Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu obyek
c. Mengandung suatu penghargaan menimbulkan keinginan atau gairah
untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi keinginan atau gairah untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi bakatnya.
Bakat pada dasarnya dapat dibentuk dalam hubungannya dengan
obyek,yang paling berperan dalam pembentukan bakat selanjutnya dapat
berasal dari orang lain,meskipun bakat dapat timbul dari dalam dirinya sendiri

2.2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bakat


Proses perkembangan bakat seseorang juga dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain seperti :
a. Struktur saraf motorik yang baik.

12
b. Faktor pendidikan formal non formal yang didapatkan.
c. Faktor dukungan dari lingkungan sekitar terhadap bakat seseorang.
d. Minat orang tersebut untuk mengasah bakatnya.
Secara lengkap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ada dua
yaitu sebagai berikut.
a. Faktor internal
1) Faktor Bawaan (Genetik), yaitu faktor yang mendukung perkembangan
individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu
yang diwariskan orang tua kepada anak melalui fisik maupun psikis.
2) Faktor Kepribadian, yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan
potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri, seperti :
- Motif berprestasi
- Keberanian mengambil resiko
- Keuletan dalam menghadapi tantangan
- Kegigihan dalam mengatasi kesulitan
b. Faktor eksternal
1) Faktor Lingkungan, yaitu faktor olahan dari berbagai hal untuk
mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan
terbagi atas :
a. Lingkungan Keluarga, seperti dukungan dan dorongan orang
tua/keluarga.
b. Lingkungan Sekolah, seperti menjadi wadah tempat sarana
prasarana.
c. Lingkungan Sosial.

2.2.5 Metode Untuk Mengembangkan Bakat Anak


a. Mengenali Bakat Dasar Anak

Sebelum terburu-buru untuk memutuskan memilih serangkaian


kegiatan les untuk anak. Sebagai guru kita perlu mengetahui hal apa saja
yang menjadi minat anak sejak kecil, apakah guru sering mendengar
siswanya bernyanyi, menggoyang-goyangkan badannya atau mungkin
melihatnya bermain piano.Dengan mengenali potensi bawaan, berarti
yang guru lakukan sebagai cara mengembangkan bakat anak berjalan
efektif. Dengan begitu guru dapat membantu untuk mengenali bakat
mereka.

b. Memperhatikan Orientasi Kecerdasannya

Tidak ada anak yang tidak cerdas.Setidaknya terdapat 9 jenis


kecerdasan yang dimiliki oleh anak.Kecerdasan bahasa, logika
matematika, visual spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal,

13
naturalis dan juga kecerdasan ekstensial. Bisa saja seorang anak tidak
cakap dalam berhitung, namun ia sangat lincah dalam gerak dan olah
tubuhnya. Sehingga ia sangat berbakat di kegiatan olahraga seperti senam
dan sebagainya. Jadi mengamati orientasi kecerdasannya merupakan
salah satu cara mengembangkan bakat anak.

c. Memberikan Fasilitas yang Sesuai ilustrasi – cara mengembangkan bakat


anak.

Langkah ini merupakan langkah yang masuk paling


mudah.Berikan saja siswa fasilitas yang sesuai dengan minat dan
bakatnya.Kalau dia suka main musik berikan alat musik. Kalau sukanya
main corat-coret berikan kertas dan tempat khusus untuk menuntaskan
keinginannya coret-mencoret. Begitu juga jika minatnya main bola, maka
berikanlah ia bola. Ini merupakan taktik paling simpel sebagai panduan /
cara mengembangkan bakat anak.

d. Menunjukkan Minat guru pada Bidang Tertentu

Bakat dan minat anak sejatinya merupakan cerminan dari


minatguru.Meskipun ini bukan hal yang paten, namun banyak yang
berlaku.Dalam mengembangkan bakat anak, guru sebaiknya
mendukungnya dengan menunjukkan ketertarikkan pada suatu
bidang.Kalau kebetulan minat anak sama dnegan minat anda/guru,
tentunya lebih asik dan seru kan? Guru yang hobi melukis misalnya, guru
mudah mengarahkan anak yang suka corat-coret untuk menjadi seorang
pelukis. Tetapi jika tampaknya berlainan dengan anda/guru, cukup
imbangi dan dukung anak supaya semakin kersemangat.

e. Mengajak untuk Mengunjungi Tempat-tempat yang Terkait

Cara mengembangkan bakat anak selanjutnya yaitu dengan


membawanya berkunjung ke berbagai tempat yang sesuai dengan minat
dan bakatnya. Misalkan sang anak suka bercerita, maka perlu dikenalkan
dengan museum dan perpustakaan. Jika ia suka olahraga, maka perlu
diajak jalan-jalan ke tempat olahraga atau fasilitas olahraga yang
menarik.

f. Memberikan Apresiasi dan Tanggapan

Anak yang suka mencari perhatian mereka akan bersemangat jika


apa yang dilakukannya mendapatkan tanggapan baik dari orang di
sekitarnya. Untuk mengembangkan bakat siswa, berikanlah apresiasi
terhadap semua kegiatannya.Tunjukkan bahwa guru sangat menyukai
yang dilakukan oleh si siswa.

14
g. Tidak Berhenti Berusaha

Jika guru merasa buntu dengan cara mengembangkan bakat siswa


sebelumnya, guru semestinya terus berusaha. Karena mungkin ada
sebagian anak yang sudah terlihat bakatnya, tetapi kurang berminat pada
bidang tersebut, atau malah berubah minatnya.Guru perlu untuk
menelusuri apa penyebab si siswa menjadi berubah pikiran. Mungkin saja
karena kelelahan dan juga terlalu banyak tugas, cobalah mengurangi
kegiatan yang menghalangi perkembangan bakatnya.Berubah minat di
tengah jalan tentunya membuat guru menjadi pusing.Tenang, hal ini
merupakan hal yang wajar. Anak memang mempunyai sifat adaptif dan
mudah meniru orang lain. Lakukan saja komunikasi dan negosiasi dengan
siswa.

h. Mengajak Mengikuti Kompetisi

Cara mengembangkan bakat anak yang terakhir.Ketika siswa


sudah mengetahui bakat yang dimiliknya, selaku guru/orangtua kedua,
guru harus mengarahkan kemampuan siswa untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan yang mampu mengasah kemampuannya. Biasanya, bila sang
anak suka dengan hal yang disukai, mereka akan terus melakukan hal
tersebut dan akan belajar sampai ia bisa melakukannya. Namun bila
hanya dibiarkan begitu saja dan tidak diasah, kita tidak pernah tahun
seberapa besar kemampuan yang dimiliki sang anak tersebut. Melalui
kompetisi diharapkan anak-anak berbakat semakin percaya diri
menampilkan bakatnya. Diharapkan pula ia makin yakin dan makin
menunjukkan yang terbaik dari bakat yang dimilikinya tersebut. Kenali
terlebih dahulu bakat yang dimiliki oleh anak.Guru harus terus menggali
bakat yang dimiliki siswa dengan cermat. Dan lakukan beberapa cara
mengembangkan bakat anak tersebut dengan baik. Dan tentunya siswa
anda akan tumbuh menjadi seseorang yang berprestasi di dalam bidang
yang ia sukai.

2.3 Aspek-aspek Perkembangan Minat Individu

2.3.1 Definisi Perkembangan Minat

Pada dasarnya setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda.


Diantaranya seperti memiliki ketertarikan terhadap hal-hal tertentu yang akan
menumbuhkan minat. Minat merupakan sesuatu yang muncul pada diri setiap
manusia akibat ketertarikannya terhadap suatu hal. Definisi minat sebenarnya
telah diungkapkan oleh banyak tokoh. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh

15
(Miftakhul 2016 dalam Slameto 2010) Minat bukanlah dibawa sejak lahir,
namun merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Definisi minat menurut para ahli

a. Syaiful Bahri Djamarah


Minat merupakan aktivitas atau kegiatan yang menetap serta dilakukan
untuk memerhatikan dan juga mengenang beberapa aktivitas yang disukai
baik itu sengaja atau tidak (Djamarah, 1990).
b. Sardiman
Menurut Sardiman (1990), minat akan terlihat dengan baik apabila mereka
dapat menemukan objek yang disukai dengan tepat sasaran dan juga
berkaitan langsung dengan keinginan tersebut. Minat tersebut juga
berkaitan langsung dengan keinginan tersebut. Minat tersebut harus
memiliki objek yang jelas untuk dapat mempermudah kemana arahnya
seseorang tersebut harus bersikap dan juga menuju objek yang tepat.
c. Crow and Crow
Dalam Djaali (2015), disebutkan bahwa minat merupakan suatu hal yang
memiliki hubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman
yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
d. Shaleh Abdul Rahman
Dijelaskan bahwa minat ini merupakan suatu kecenderungan untuk dapat
memberikan perhatian serta juga bertindak terhadap orang, aktivitas atau
situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan
senang atau juga gembira (Shaleh, 2004).
e. Bimo Walgito
Menjelaskan bahwa minat merupakan suatu keadaan yang mana seseorang
memiliki perhatian terhadap sesuatu dan juga disertai keinginan untuk
mengetahui dan juga mempelajari ataupun membuktikan lebih jauh lagi
ada yang mereka dapat dan apa yang mereka pelajari (Walgito, 1981)
f. Witherington
Whiterington (1985), mejelaskan bahwa minat merupakan suatu kesadaran
seseorang terhadap suatu objek, seseorang, suatu soal atau juga situasi
tertentu yang mengandung sangkut paut dengan dirinya atau dipandang
ialah sebagai sesuatu yang sadar.
g. Sobur
Beliau menyebutkan bahwa minat tersebut memiliki keinginan erat dengan
perhatian yang dimiliki, yang mana perhatian terebut dapat menimbulkan
kehendak pada seseorang. Selain dari itu kehendak tersebut juga memiliki
hubungan erat dengan kondisi fisik seperti sakit, capai, lesu atau juga
sebaliknya sehat dan bugar. Begitupun juga dengan kondisi psikis seperti
senang, tidak senang, tegang, bergairah dan lain sebagainya (Sobur, 2003).

16
2.3.2 Karakteristik Perkembangan Minat
Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu hal akan memiliki ciri-
ciri sebagai berikut (Miftakhul 2016 dalam Hurlock 2007).
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, minat
disemua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental.
b. Minat tergantung pada kesiapan belajar, individu dapat mempunyai minat
jika mereka siap secara fisik dan mental.
c. Minat tergantung pada kesempatan belajar dan situasi lingkungan.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas, ketidakmampuan fisik dan mental
serta pengalaman social yang terbatas membatasi minat anak.
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya, individu mendapatkan kesempatan
dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa
saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan
mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap
tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.
f. Minat berbobot emosional, bobot emosional yang tidak menyenangkan
melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan
memperkuatnya.
g. Minat itu egosentris.

Berdasakran penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat


memiliki ciri-ciri antara lain: minat dapat tumbuh sesuai dengan
perkembangan anak dan minat tergantung pada kesiapan belajar anak yang
dipengaruhi oleh factor lingkungan, ruang kesempatan, budaya, dan
emosional serta minat merupakan egosentris.

2.3.3 Unsur-unsur Perkembangan Minat

Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki


beberapa unsur antara lain:

a. Perhatian

Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian,


yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang sematamata tertuju pada suatu
obyek, jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti
perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu obyek tersebut.

b. Kesenangan

Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan
menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian
pada gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut
menjadi miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan
berusaha untuk mempertahankan obyek tersebut.

17
c. Kemauan

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan
yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan
timbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan
demikian akan muncul minat individu yang bersangkutan.

2.3.4 Jenis Perkembangan Minat

Menurut Woolfolk (2004:363-364) minat tebagi menjadi dua:

a. Personal (individual)

Minat yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa adanya pengaruh dari
luar. Minat individual merupakan aspek terpendam dari dalam diri
seseorang.

b. Situasional

Merupakan minat yang muncul dari diri seseorang karena adanya


pengaruh dari luar, berupa aktifitas sosial. Lingkungan lebih dalam
menentukan minat, misalnya siswa berminat pada materi bahasa Inggris
karena teman-teman sekeliling banyak yang menyukai dan mempelajari.
Sehingga minat selain tumbuh dari aspek terpendam dari dalam diri, minat
juga dapat tumbuh melalui pengaruh lingkungan terutama komunikasi
teman sebaya pada siswa- siswa di sekolah. Interaksi yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap
sesuatu terutama dalam ketertarikan dan pengambilan keputusan

Djaali (2007:122) mengidentifikasi beberapa jenis Minat, yaitu:

a. Realistis

Merupakan jenis minat terhadap aktifitas-aktifitas praktis dan fisik.


Melibatkan koordinasi otot tetapi kurang menggunakan medium
komunikasi verbal dan keterampilan berkomunikasi. Cenderung pada
pekerjaan tukang, memiliki sifat langsung, stabil, normal, kukuh, menyukai
masalah kongkrit dibanding abstrak, agresif, kreatifitas yang terbatas dalam
bidang seni maupun ilmu pengetahuan, tetapi suka membuat sesuatu
dengan bantuan alat. Contohnya adalah siswa yang berminat pada
pekerjaan montir, insinyur, ahli lisrik, dan bidang-bidang dalam kejuruan.

b. Investigatif

Merupakan tipe minat yang infestigatif terhadap sesuatu terutama yang


berorientasi keilmuan. Siswa yang memiliki minat tersbut cenderung

18
menyukai memikirkan sesuatu ketimbang melaksanakannya. Mereka
menyukai kegiatan yang analis, selalu ingin tahu, dan kurang menyukai
pekerjaan yang berulang

c. Artistik

Siswa yang artistik menyukasi hal- hal yang kurang terstruktur namun
positif, bebas berekspresi dan bereaksi, kreatif dalam seni dan budaya.
Sehingga siswa lebih tertarik pada hal-hal yang memunculkan ide- ide dan
performansi.

d. Sosial

Siswa yang berminat dalam bidang ini cenderung memiliki sifat mudah
bergaul, tanggung jawab, group working¸ memiliki kemampuan verbal
yang bagus dan problem solving. Lebih menyukai kegiatan yang informatif
dan mengajar.

e. Enterprising

Jenis minat ini cenderung menyukai hal-hal yang memiliki nilai persuasif.
Kemampuan untuk memimpin, verbal dalam berdagang, percaya diri dan
sangat aktif. Siswa yang menyukai minat tersebut akan bereaksi untuk
mempengaruhi atau memimpin seperti ketua kelas, reseller, dan ketua
OSIS.

f. Konvensional

Jenis minat konvensional menyukai lingkungan yang tertib, komunikasi


verbal yang baik, menyukai kegiatan matematis, sangat efektif
menyelesaikan tugas terstruktur, praktis, tenang, tertib dan efisien. Siswa
yang memiliki minat tersebut cenderung untuk meminimalisir kesalahan
dan regulasi belajar yang baik.

Menurut Lefrancois (2000:418) terbagi menjadi dua jenis secara garis besar,
yakni:

a. Minat Instrinsik

Merupakan minat yang berasal dari dalam diri individu dan bersifat
fundamental untuk melakukan dorongan dalam berperilaku dengan aktifitas
yang diminati, bersifat bebas dan memiliki kecenderungan untuk menyukai
tanpa paksaan atau intervensi apapun.

b. Minat ekstrinsik

19
Minat yang dibangun atas dasar prinsip reward and punishment, sehingga
dorongan suatu individu untuk manrik minatnya dengan mengedepankan
tujuan berupa reward atau membuat kecenderungan individu untuk
berminat melalui tekanan intervensi berupa hukuman. Meski cenderung
bersifat mekanistik pada prakteknya dan kurang memperhatikan prinsip
kemanusiaan, pada umumnya minat ekstrinsik digunakan untuk membantu
menguatkan dorongan pada minat instrinsik.

2.3.5 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Minat

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi minat seorang individu adalah


sebagai berikut (Miftakhul 2016 dalam Rahim 2007).
a. Pengalaman Sebelumnya.
Seorang individu tidak akan mengembangkan minatnya terhadap
sesuatu jika mereka belum pernah mengalaminya.
b. Konsepsi Tentang Diri
Individu akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya,
sebaliknya individu akan menerima jika informasi itu dipandang berguna
dan membantu meningkatkan dirinya.
c. Nilai-nilai
Minat seseorang timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan oleh
orang-orang yang berwibawa dan mempunyai pengaruh.
d. Mata Pelajaran yang Bermakna
Informasi yang mudah dipelajari dan menarik akan mempengaruhi
minat individu dalam mempelajarinya.
e. Tingkat Keterlibatan Tekanan
Jika individu merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan
dan tidak mendapat banyak tekanan maka minat mereka mungkin akan
lebih tinggi.
f. Kekompleksitasan Materi Pelajaran
Individu yang lebih mampu secara intelektual dan fleksibel secara
psikologis lebih tertarik kepada hal-hal yang lebih kompleks.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa factor yang


mempengaruhi minat seseorang adalah pengalaman yang telah dilalaui
sebelumnya, konsepsi tentang diri, nilai-nilai, mata pelajaran yang bermakna,
tingkat tekanan, kekompleksitasan materi pelajaran.

Minat dibentuk melalui perhatian dan belajar, memperhatikan sesuatu hal


secara sukarela dan cenderung untuk mengingatnya, maka apa yang
diingatnya tersebut merupakan petunjuk dari muunculnya minat. Minat
bersifat pribadi berkembang dari kanak-kanak,remaja hingga dewasa. Berikut
adalah penjelasannya:

20
2.3.5.1 Perkembangan Minat pada Masa Anak-Anak

Menumbuhkan minat pada anak-anak dengan cara menaruh perhatian


mereka melalui panca inderanya (melihat, mendengar, mencium, menyentuh,
dan merasa). Jika anak-anak menikmati maka hasilnya akan baik, melalui
kegiatan ini akhirnya anak-anak akan mengetahui potensinya, baik berupa
kekuatan maupun kelemahannya. Bermain bagi anak usia dini, merupakan
salah satu cara mengetahui potensi anak. Misalnya, dalam kegiatan bermain,
akan terlihat anak-anak yang berbakat sebagai pemimpin kelompok, pengatur
strategi, atau anak yang gesit dan lincah menggerakkan anggota tubuhnya,
minat bermain anak dan jumlah waktu yang digunakan untuk bermain
tergantung pada derajat dukungan social dari pada kondisi-kondisi lain.
Sebagian besar anak-anak mengembangkan kode moral yang dipengaruhi oleh
standart moral kelompoknya dan hati nurani yang membimbing perilaku
sebagai pengganti pengawasan dari luar yang diperlukan pada waktu anak
masih kecil, sekalipun demikian pelanggaran rumah, di sekolah, dan di
lingkungan tetangga masih sering terjadi.

2.3.5.2 Perkembangan Minat pada Masa Remaja

Masa remaja merupakan suatu periode terpenting dari rentang kehidupan,


suatu periode transisional, masa perubahan, masa usia bermasalah, masa
dimana individu mencari identitas diri, usia menyeramkan, masa unrealism,
dan ambang menuju kedewasaan. Masa remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak sudah tidak merasa
lagi di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada
tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam
masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, transformasi
intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk
mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataanya
merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Beberapa
minat remaja:

a. Minat Rekreasi
Pada masa ini sudah muncul minat rekresi seperti halnya orang
dewasa. Banyaknya hegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun
dirumah dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, Misalnya
: permainan dan olah raga, santai, traveling, hobi, menari, membaca, film,
radio, televisi dan melamun.
b. Minat Sosial
Perkembangan minat sosial tergantung pada kesempatan yang
dimiliki remaja untuk mengembangkan minta ini dan sebagian tergantung
seberapa populer dia di dalam kelompok sebayanya.

21
c. Minat Pribadi
Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa
remaja, hal ini disebabkan karena mereka menyedari bahwa penerimaan
dari sosial dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya :
penampilan, pakaian, prestasi, kemandirian, dan uang yang merupakan
simbol status.
d. Minat terhadap Pendidikan
Pada remaja awal biasanya memberikan kritik atas sekolah secara
umum dan mengenai larangan, PR, kursus yang dibutuhkan, makanan di
kantin dan mekanisme belajar di sekolah. Mereka kritis terhadap guru dan
cara mereka mengajar. Pada remaja akhir sikap terhadap pendidikan lebih
banyak dipengaruhi oleh minat pekerjaannya.
e. Minat terhadap pekerjaan
Pada masa ini anak laki-laki maupun perempuan mulai untuk
memikirkan secara lebih serius tentang masa depan mereka. Anak laki-laki
lebih perhatian terhadap pekerjaan di masa depan dibanding anak
perempuan. Anak laki-laki lebih pekerjaan yang mewah, menarik dan
memiliki gengsi yang tinggi, sedangkan anak perempuan lebih memilih
pekerjaan yang lebih aman dan tidak menyita waktu.
f. Minat religious
Para remaja sekarang ini tertarik pada agama dan merasa bahwa
hal tersebut memiliki peran yang penting dalam kehidupan mereka.

2.3.5.3 Perkembangan Minat pada Masa Dewasa

Pada masa dewasa minat dapat berubah, beberapa minat yang


dipertahankan saat remaja akan mulai bergeser ke minat yang baru karena
minat saat remaja tidak sesuai sebagai orang dewasa. Terdapat beberapa
kondisi yang mempengaruhi perubahan saat dewasa, diantaranya:

a. Kondisi Kesehatan
Menjelang usia yang semakin bertambah, umumnya orang merasa
bahwa kekuatan dan daya tahan tubuh tidak lagi seperti semula. Maka
mereka bergeser pada minat-minat yang tidak begitu memerlukan tenaga
terutama dalam rekreasi mereka
b. Dalam Status Ekonomi
Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas
minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka
laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran
karena tanggung jawabkepada keluarga maka mereka akan mempersempit
minat mereka.
c. Pola Kehidupan

22
Orang muda harus meninjau kembali mina-minat lama mereka dari
segi waktu, tenaga, dana, dan persahabatan mereka untuk mengetahui
apakah persahabatan mereka untuk mengetahui apakah hal-hal ini sesuai
dengan pola-pola kehidupan mereka yang baru atau apakah hal-hal itu
masih memberikan kepuasan seperti dulu.
d. Dalam Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada dalam masa dewasa
dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.
Nilai sudah mulai dipandang dengan kacamata orang dewasa. Nilai-nilai
yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif alasan kenapa
seseorang berubah nilai-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat
diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan
yang telah disepakat hal ini dapat menumbuhkan minat baru.
e. Perubahan Dalam Seks
Pola kehidupan wanita sangat berbeda dengan pola kehidupan pria
dewasa. Oleh sebab itu perbedaan minat berdasarkan seks menjadi
semakin besar dibandingkan pada masa remaja.
f. Perubahan dari Status Belum Menikah ke Status Menikah.
Karena pola kehidupan yang berbeda, orang-orang yang tidak
menikah mempunyai minat untuk menikah.
g. Menjadi Orang Tua
Pada waktu orang-orang muda itu menjadi orang tua, mereka
umumnya tidak mempunyai waktu, uang atau tenaga untuk tetap
melanjutkan minat mereka. Minat mereka berubah., orientasi kehidupan
keluarga menggantikan orientasi pada diri. Apakah mereka nanti
kehilangan kesempatan untuk mengembangkan minatnya atau sebaliknya.
h. Perubahan Kesenangan
Dengan bertambahnya usia seseorang ini menyebabkan apa yang
disenangi atau tidak disenangi sangat mempengaruni minat seseorang dan
akan menjadi kuat dan mantap ketika ia dewasa.
i. Perubahan dalam Tekanan Budaya dan Lingkungan
Pada tiap tahapan umur, minat seseorang dipengaruhi oleh tekanan-
tekanan dari kelompok sosialnya. Jika kelompok sosilanya berubah maka
minat juga akan ikut berubah.

2.4 Aspek-aspek Perkembangan Fisik-Motorik

2.4.1 Definisi dan Karakteristik Perkembangan Fisik-Motorik


Menurut E.B. Harlock, perkembangan merupakan serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman
dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Maksud yang disampaikan adalah kematangan dan pengalaman yang menjadi

23
interaksi antar individu menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif.
Sementara menurut Kasiram, perkembangan mengandung makna adanya
permunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Dari
pengertian yang dipaparkan ahli diatas disimpulkan bahwa perkembangan
merupakan suatu proses yang dialami untuk mendapatkan jati diri kearah lebih
baik.

Perkembangan fisik merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat


mengagumkan. Kuhlen dan Thomsom mengemukakan bahwa perkembangan
fisik individu meliputi 4 aspek, yaitu :

a. Sistem syaraf yang sangat memengaruhi perkembangan kecerdasan dan


emosi
b. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motoric
c. Kelenjar endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
slam suatu kegiatan yang Sebagian anggotanya lawan jenis
d. Struktur fisik.
Sementara perkembangan motoric adalah suatu proses pematangan
majemuk yang berhubungan dengan aspek defensial bentuk atau fungsi
termasuk perubahan social dan emosi. Proses motoric melibatkan otot untuk
bergerak dan proses yang menjadikan seseorang mampu menggerakan dirinya
dan anggota tubuhnya.

2.4.2 Perkembangan Fisik-Motorik Anak Usia Dini

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyebutkan bahya “ anak usia


dini ialah kelompok anak yang masuk dalam rentang 0-6 tahun”. Sementara
itu Fadlilah mengemukakan bahwa “ anak usia dini ialah kelompok anak yang
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.”
Anak usia pra sekolah juga sering disebut anak usia dini dimana anak-anak
prasekolah berusia dibawah 6 tahun.

Perkembangan fisik yang terjadi pada anak diusia dini diantaranya,


perubahan tinggi badan dan berat badan, tumbuhnya gigi, lenyapnya kelenjar
thymus, pergantian gigi, dan lain-lain. Untuk perkembangan motorik sendiri,
motorik berasal dari kata Bahasa Inggris yakni, motor ability yang berarti
kemampuan bergerak. Sebagai salah satu ciri makhluk hidup, kita sangat
memerlukan pergerakan atau motorik begitu juga dengan anak-anak usia dini.
Perkembangan secara motorik akan menghasilkan gerakan dimana gerakan ini
terjadi kare koordinasi antara otot dan syaraf pada tubuh kita. Otak juga
merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan motorik dimana
apabila otak seseorang berkembang dengan baik, maka perkembangan motorik

24
akan berjalan baik pula. Perkembangan motorik mencakup motorik kasar dan
motorik halus, dimana motorik kasar merupakan Gerakan yang memerlukan
otot dalam melaksanakannya sementara motorik halus mengkoordinasikan
kegiatan dengan menggunakan mata.
Dalam mengembangkan motorik anak usia dini diperlukan motivasi dan
praktik, agar anak percaya diri dalam melatih mengembangkan kemampuan
motoriknya. Tujuan dariperkembangan motorik anak adalah agar anak
mampu:
a. Meningkatkan keterampilan gerak;
b. Menanamkan sikap percaya diri;
c. Mengfungsikan otot-ototnya
d. Mengendalikan emosi;
e. Berperilaku jujur,sportif, dan disiplin;
f. Keterampilan untuk bermain; dan
g. Keterampilan dalam bersosial.
Jenis keterampilan motorik seorang anak menurut Seefel dalam Seri Ayah
Bunda antara lain:

a. Gerakan lokomotor, yaitu gerakan berjalan, melompoat, meluncur,


dan berlari.
b. Gerakan non-lokomotor, yaitu gerakan mendorong, mengangkat,
melengket, berayun, dan menarik.
c. Kemampuan untuk melempar ataupun menangkap benda.
2.4.3 Perkembangan Fisik-Motorik Anak-anak

Masa anak ini dimulai setelah anak masuk ke dunia persekolahan sekitar
usia 6-11 tahun, anak akanmengalami pergantian gigi dari gigi susu menjadi
gigi permanen. Untuk tinggi badan akan mengalami perekembangan sebanyak
28 sentimeter, juga dibarengi dengan kenaikan berat badan hingga 10
kg.Selain itu pada usia 6 tahun kesadaran akan diri sendiri mulai terbentul,
dimana anak bisa merasakan sakit dan mengelukan rasa sakitnya kepada orang
tuanya. Meskipun merasa sakit itu wajar tapi tidak ada salahnya apabila orang
tua memeriksakan keluhan anaknya ke dokter.
Pada usia ini anak juga akan menjadi lebih aktif dari pada sebelumnya,
anda bisa mengajak anak anak usia kanak-kanak untuk berolah raga. Menurut
penelitian anak usia 8 tahun kan lebih sering mengalami kecelakaan kecil
seperti jatuh ataupun menabrak sesuatu, jadi apabila memiliki anak usia 8
tahun diharapkan untuk menjaganya. Anak usia 8 tahun sudah bisa melakukan
gerakan yang lebih komples seperti menari dan keseimbangan anak usia 8
tahun sudah lebih baik dari sebelumnya.
Tanda-tanda pubertas sudah mulai muncul pada usia 9 tahun dimana
adanya pertumbuhan payudara pada wanita, dan mimpi basah serta perubahan

25
suara pada laki-laki. Pada usia ini anak juga akan mengalami perkembangan
emosional. Jadi pada usia menuju remaja ini orang tua perlu sangat memahami
anaknya agar tidak menyebabkan masalah perkembangan pada anak.

2.4.4 Perkembangan Fisik-Motorik Remaja

Remaja berasal dari Bahasa latin adolescere yang artinya „tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan‟. Bangsa primitive dan orang purbakala
memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain
dalam rentang kehidupan. Mereka mengganggap anak sudah dewasa apabila
sudah mampu mengadakan reproduksi. Namun masa remaja merupakan waktu
manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja
adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja
dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Masa pra pubertas / pleural (12-14 tahun)


Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa
pubertas, dimana anak sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tapi
dirinya masih belum siap.
b. Masa pubertas (14-18 tahun)
Masa pubertas adalah waktu perkembangan fisik yang cepat
menandakan akhir masa kanak-kanak dan awal kematangan seksual.
c. Masa adolesen (18-22 tahun)
Pada masa ini seseorang sudah dapat mengetahui kondisi dirinya,
dia sudah mulai membuat rencana kehidupan serta sudah mulai memilih
dan menetukan jalan hindup yang diinginkan

Perkembangan fisik pada remaja dibagi menjadi 2 yaitu perkembangan


fisik eksternal dan internal.

a. Perkembangan fisik eksternal


1) Tinggi badan
2) Berat badan
3) Proporsional tubuh
4) Organ seksual
b. Perkembangan fisik internal
1) System pencernaan
2) System pernapasan
3) System peredaran darah
4) System endoktrin
5) System jaringan tubuh
Secara lebih spesifik, perkembangan fisik remaja juga dibagi menjadi :

a. Perkembangan fisik remaja perempuan

26
Remaja perempuan akan mengalami berbagai macam perubahan
pada tubuh, mulai dari payudara yang tumbuh, bulu halus pada ketiak dan
area kemaluan, hingga terjadi menstruasi. Saat memasuki masa pubertas,
payudara remaja perempuan akan mulai tumbuh. Pertumbuhan payudara
umumnya akan terjadi pada usia 8–13 tahun dan dimulai dari area puting.
Selain pada payudara, perubahan juga akan terjadi di area kelamin yang
ditandai dengan pertumbuhan bulu halus. Remaja perempuan juga akan
mulai mengalami menstruasi.

b. Perkembangan fisik remaja laki-laki


Remaja laki-laki yang memasuki pubertas juga akan mengalami
perubahan fisik. Hal ini membuat anak mengalami perubahan ukuran
testikel dan penis yang membesar. Berbeda dengan perempuan, tidak ada
patokan pada usia berapa perubahan ukuran dan bentuk fisik anak laki-laki
akan terjadi. Remaja laki-laki juga mengalami pertumbuhan bulu halus
pada area ketiak dan kemaluan. Selain itu, pubertas juga membuat suara
remaja laki-laki menjadi lebih berat. Hal ini terjadi karena pembesaran
ukuran laring, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan membuat suara
remaja laki-laki terdengar lebih berat.

2.4.5 Perkembangan Fisik-Motorik Dewasa

Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara


usia 20 tahun sampai 30 tahun. Kecepatan respons maksimal terdapat antara
usia 20 tahun sampai 25 tahun, setelah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit
menurun.
Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan
kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan
kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan-
keterampilannya secara lebih baik. Disamping itu, orang dewasa yang
mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapat
menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik.
Dalam hal mempelajari keterampilan-keterampilan motorikbaru, orang
dewasa yang berusia 20 tahun menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam mendekati
usia setengah baya.
Dengan bekal kemampuan motorik yang sangat baik, orang dewasa dapat
melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-tugas
perkembangannya. Orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang
baik akan dengan cepat menguasai keterampilan-keteraaaampilan dalam
berolahraga dan berkarya. Hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan
berkomuniksi baik dilingkungan masyarakat maupun dilingkungan pekerjaan.

27
2.4.6 Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik

Meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti


pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut terjadi
perbedaan individu. Hal ini mempengaruhi umur pada waktu perbedaan
individu tersebut mencapai tahap yang berbeda. Sebagian kondisi tersebut
mempercepat laju perkembangan motorik, sedangkan sebagian lagi
memperlambatnya. Berikut ini kondisi yang memiliki dampak paling besar
terhadap laju perkembangan motorik.
1. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai
pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik.
2. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat
perkembangan motorik anak.
3. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu,
lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa
pascalahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak menyenangkan.
4. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan
memperlambat perkembangan motorik.
5. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang
baik pada awal kehidupan pascalahir akan mempercepat perkembangan
motorik.
6. Anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih cepat
dibandingkan anak yang IQ-nya normal atau di bawah normal.
7. Adanya rangsangan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan
semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
8. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan
kesiapanberkembangnya kemampuan motorik.
9. Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua,maka
perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih baik
ketimbang perkembangan motorik anak yang lahir kemudian.
10. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan
motorik karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada di
bawah tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya.
11. Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik.
12. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit dan
sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan
pelatihan ketimbang anak karena perbedaan bawaan.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Perkembangan Intelektual/kognitif adalah proses yang didalamnya


melibatkan proses memperoleh, menyusun, mengunakan pengetahuan, serta
keguatan mental seperti berpikir, mengamati, mengingat, menganalisis,
mengevaluasi, memecahkan persoalan dengan berinteraksi dengan
lingkungan. Dalam perkembangan intelektual terdapat tahap-tahap
perkembangan dari usia taman kanak-kanak hingga dewasa. Adapun
karakteristiknya juga memiliki beberapa perbedaan tergantung pada usianya.
Faktor-faktor lingkungan dan pembawaan sangat berdampak pada
perkembangan intelektual pada anak.

Bakat merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang secara


alami dan dapat dikembangkan dengan lebih cepat dan lebih baik
dibandingkan dengan orang biasa. Setiap orang memiliki bakat yang berbeda
satu sama lain. Masing-masing individu memiliki karakteristik bakatnya
sendiri. Bakat pun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun faktor
eksternal.

Minat merupakan sesuatu yang muncul pada diri setiap manusia akibat
ketertarikannya terhadap suatu hal. Pada dasarnya karakteristik perkembangan
minat setiap individu berbeda-beda. Minat bukanlah dibawa sejak lahir,
namun merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Minat
terbentuk oleh karena adanya unsur-unsur dan factor-faktor yang mendukung
tumbuhnya rasa ketertarikan pada hal-hal tertentu.

Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka


perkembangan motorik seorang individu akan dapat terkoordinasi dengan
baik. Perkembangan fisik-motorik memiliki karakteristiknya sendiri pada
setiap tahapannnya baik pada masa usia dini, anak-anak, remaja, dan dewasa.
Cepat lambatnya laju perkembangan fisik-motorik pada individu ini sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor.

3.2 Saran

Dengan adanya aspek-aspek perkembangan intelektual, minat bakat


perkembangan fisik-motorik pada individu, pembaca diharapkan mampu
mengenal dan memahami perkembangan peserta didik sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar.

29
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Media Persada

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Samio, S.Pd, M.Pd : Aspek – Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta


Didik 43 file:///D:/Gangguan%20Pada%20Sistem%20Koordinasi%.html (diakses
pada 5 September 2021)

Alhaddad, I. (2012). Penerapan teori perkembangan mental piaget pada konsep


kekekalan panjang. Infinity Journal, 1(1), 31-44

Azwar, Saifuddin. 1996. Perkembangan Intelektuan dan Emosional Anak.


Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Chaplin, R. 1981. Perkembangan Intelektual Anak. Jakarta : Erlangga.

Ina Magdalena, Y. S. R. A.-z. A. D. P., 2020. Cara Mengembangkan Bakat


Peserta Didik. Pendidikan dan sains, 2(3), pp. 278-287.

Woolfolk, Anita. 2004. Educational Psychology (Ninth Edition). Boston: Allyn


and Bacon

Djaali,H. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: P.T Bumi Aksara

30

Anda mungkin juga menyukai