Anda di halaman 1dari 16

KETERTARIKAN ANTAR MANUSIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan pada mata
kuliah Bimbingan Konseling Sosial

Dosen Pembimbing : Sari Wardani Simarmata, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Dwi Satria (0102181009)

2.Nur Hafizhah Khairiyah (0102181017)

3. Diah Amaliah (0102181032)

4. Rahma Solin (0102181040)

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah


memberikan kita berbagai macam nikmat dan karunianya kepada kita
semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
beraingkaian salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw
yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita menuju ala yang
terang berderang sampai saat ini.. Terima kasih kami ucapkan kepada pihak
yang terlibat termasuk teman-teman yang telah berpartisipasi dalam mencari
bahan-bahan untuk menyusun tugas ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan, meskipun banyak terdapat kekurangan.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat


untuk orang banyak khusunya bagi kami dan umumnya bagi yang membaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, dengan terbuka kami menerima kritik dan saran dari Bapak dan
dari semua pihak.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar belakang..................................................................................1
B. Rumusan masalah ...........................................................................1
C. Tujuan penulisan..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2

A. Afiliasi :Sumber Ketertarikan..........................................................4


B. Penentu Ketertatikan Antar Pribadi ................................................3
C. Tahap Perkembangan Hubungan ....................................................7
D. Persahabatan dan Cinta ...................................................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................11

Kesimpulan......................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial, artinya seorang individu tidak dapat hidup sendirian
tanpa individu lain. Kebutuhan seseorang akan terpenuhi hanya saat dia dapat berinteraksi
dengan orang banyak. Di dalam kehidupan sehari-hari seseorang selalu dihadapkan pada
berbagai situasi yang disukai maupun tidak disukai, sebaliknya seseorang juga sering berbeda
ditengah-tengah orang yang masih asing bahkan orang-orang yang tidak disukai atau bahkan
dimusuhi. Suatu kenyataan bahwa orang selalu ingin berhubungan dengan orang lain, yang
berarti orang tertarik kepada orang lain atau ingin menarik mereka.

Dengan menjalin hubungan tersebut seseorang akan lebih mudah menjalani hidupnya
dengan baik. Orang lain yang menjadi kepercayaan dan disukai sehingga akan menjadikan
sebuah hubungan peretemanan atau lebih tinggi derajatnya, mereka dapat saling tolong
menolong tanpa perasaan terbebani. Didalam kaitan tersebut tentang keinginan seseorang
untuk selalu berhubungan dengan orang lain, muncullah berbagai istilah tentang hubungan
yang positif yaitu : menyukai, mencintai, persahabatan dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :

1. Apa pengertian dari afiliasi; sumber ketertarikan?


2. Bagaimana penentu ketertarikan antar pribadi?
3. Bagaimana tahap perkembangan hubungan ?
4. Apa pengertian dari persahabatan dan cinta?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian afiliasi: sumber ketertarikan
2. Mengetahui penentu ketertarikan antar pribadi
3. Memahami tahap perkembangan hubungan
4. Mengetahui dan menjelaskan pengertian persahabatan dan cinta

3
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Afiliasi: sumber ketertarikan

Ketertarikan adalah sebuah fenomena yang alami yang dialami oleh setiap orang didalam
kehidupannya, terkadang ketertarikan itu berawal dari sebuah proses interaksi antara satu
individu dengan individu lainnya.1 Ketertarikan juga bergantung pada kebutuhan orang-orang
terkait. Bergantung pada kekuatan motivasi afiliasi (affiliation motivation) untuk membina
hubungan. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

Baumeister dan Leary (1995) menyatakan bahwa kebutuhan untuk membina hubungan
dengan orang lain (afiliasi) dan diterima oleh mereka dihipotesiskan sebagai hal mendasar
bagi kebutuhan psikologis, sama seperti lapar dan haus.

Sedangkan menurut Hill (1987) kebutuhan akan afiliasi ini untuk memenuhi kebutuhan
akan stimulasi positif (need for positive stimulation) untuk motif eksplisit dan kebutuhan
akan dukungan sosial untuk motif implisit, serta kebutuhan akan perhatian.

Ketertarikan akan terjadi dan meningkat jika kesamaan lebih banyak dari perbedaannya.
Langkah terakhir muncul jika setiap individu mulai mengekspresikan rasa saling suka, baik
melalui kata-kata maupun perbuatan. Akar dari afiliasi pada saat infancy (masa kecil atau
masa pertumbuhan).2

B. Penentu Ketertarikan Antar Pribadi

a. Pengertian

Ketertarikan antar pribadi, menurut Baron dan Bryne (1997), adalah penilaian kita
terhadap orang lain berdasarkan kita menyukai orang tersebut atau tidak menyukainnya.
Ketertarikan antar Pribadi ini, kemudian akan menentukan apakah kita akan menjalani
hubungan antar pribadi ataupun tidak. Jika terdapat ketertarikan, maka hubungan antar
pribadi dimulai. Pada awalnya, proses hubungan antar pribadi ini sangat dangkal.
Pertukaran informasi sudah terjadi tapi terbatas pada informasi yang sifatnya umum;
frekuensi pertemuan masih jarang dan terbatas pada aktivitas-aktivitas tertentu saja.

b. Dasar Ketertarikan Antar Pribadi


1
https;//zanksantri,blogspot.com/2014/02/Ketertarikan Antar Manusia, diakses pada 3 Juni 2020
2
Agus Susanto, Rational Love Nikmatnya Cinta Tanpa Galau, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), hlm.63-
64.

4
Menurut Hill (1987), terdapat 4 alasan mengapa kita tertarik pada orang lain dan
kemudian melakukan interaksi antar pribadi :

1. Untuk mengurangi ketidak pastian dengan melakukan perbandingan sosial


2. Untuk mendapatkan stimulasi yang menyenangkan melalui kontak yang
menyenangkan dan menarik.
3. Untuk mendapatkan pujian dan perhatian.
4. Untuk mendapatkan dukungan emosional.

Menurut Weiss (1947) terdapat enam kebutuhan dasar yang mendasari suatu
hubungan sosial, yaitu:

1. Kasih sayang, kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian.


2. Integrasi sosial, kebutuhan untuk merasa sebagai bagaian dari lingkungan
sosial sekitarnya.
3. Harga diri, kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.
4. Rasa persatuan yang dapat dipercaya, keyakinan bahwa ada orang lain yang
akan memberikan bantuan ketika dibutuhkan
5. Bimbingan, kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan dan nasihat dari orang
lain.3
6. Kesempatan untuk mengasuh, keinginan untuk menyenangi dan member
bantuan.

c. Penyebab ketertarikan antar individu


Faktor timbulnya ketertarikan antar individu yaitu:
1. Faktor Internal
a. Kebutuhan berhubungan dengan orang lain
b. Perasaan dan ketertarikan sebagai dasar suka atau tidak suka
c. Adanya hubungan emosi yang kuat

2. Faktor Eksternal
a. Kedekatan fisik
b. Ketertarikan fisik
c. Kemampuan
d. Ketertarikan melalui penampilan
e. Ketertarikan melalui perasamaan
f. Pembukaan diri.4

C. Tahap Perkembangan Hubung an


Menurut Aliman dan Taylor tahap perkembangan hubungan yaitu;
3
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta,2007),hlm.30-33
4
Siti Partini Suardiman, Psikologi Sosial, (Yogyakarta,1989),hlm 55.

5
1. Tahap Orientasi, pembicaraan sedikit, dangkal dan impersonal.
2. Penjajakan pertukaran afeksi. Kesediaan untuk diketahui dan dipahami.
3. Pertukaran afeksi, interaksi melibatkan beberapa aspek pribadi.
4. Pertukaran yang stabil. Pemahaman yang baik, kesiapan masing-masing untuk
menafsirkan perasaan dan perilaku orang lain. 5

D. Persahabatan dan Cinta


a. Persahabatan
Persahabatan merupakan konsep sosial yang murni. Persahabatan menuntut adanya
pemeliharaan interaksinya, kecenderungan adanya persahabatan adalah karena adanya
persamaan, persamaan ini dapat berupa persamaan kesenangan atau hobby, berfikir,
keinginan atau cita-cita, nasib dan sebagainya. Dua orang yang semula berhubungan
sebagai teman biasa berkembang menjadi persahabatan karena adanya persamaan
tersebut.
1.        Persahabatan dan hubungan ketemanan
Seorang ahli psikologi sosial Zuzanne Kurth membedakan sebagai berikut.
a.    Persahabatan adalah suatu hubungan antar pribadi yang akrab atau intim yang
melibatkan setiap individu menjadi suatu kesatuan.
b.    Sedangkan hubungan ketemanan adalah merupakan hasil dari suatu hubungan formal
dan suatu tingkat permulaan di dalam perkembangan suatu persahabatan.
c.    Hubungan ketemanan dapat berkembang kepersahabatan, berteman dengan
seseorang biasanya merupakan tingkat permulaan dari kukuhnya suatu persahabatan.
Persahabatan dan hubungan ketemanan ini memiliki ciri umum, walaupun setiap ciri
umum memperlihatkan perbedaan kualiataif yang penting misalnya.
a.       Keduanya, persahabatan dan pertemanan memerlukan beberapa ukuran di mana
interaksi disini bersifat “suka rela”, tetapi hal ini lebih penting pada persahabatan dari
pada dalam hubungan ketemanan.
b.      Hubungan ketemanan tidak memiliki cita rasa keunikan dan individualitas yang
merupakan ciri persahabatan.
c.       Persahabatan dan hubungan ketemanan berbeda dalam hal keakrabanatau
keintiman diantara anggotanya. Hubungan ketemanan menjadi akrab kemudian berubah
bentuk menjadi persahabatan. Sebuah hubungan persahabatan membutuhkan tingkat
keintiman sedangkan hubungan ketemanan tidak.
d.      Persahabatan harus dipelihara agar tetap hidup, persahabatan halnya seperti
pertemanan, lahir, sementara hidup dan mungkin mati. Hubungan ketemanan merupakan
pendahuluan atau titik permualan dari pada persahabatan. Dengan berbagai alasan,
apabila mereka suka satu sama lain, mereka kemuadian akan memutuskan untuk
membentuk persabatan.
2.        Ciri-ciri persahabatan
5
https;//staffnew.uny.ac.id/upload/pdf, Ketertarikan antar pribadi. Diakses pada 3 juni 2020

6
Ada beberapa macam ciri-ciri persahabatan atau adanya beberapa elemen pokok yang
terdapat dalam persahabatan, yaitu :
a.    Mereka menghargai satu lain lebih pada sebagai orang itu sendiri daripada
keuntungan keunntungan yang diperoleh dari persahabatan itu.
b.    Persahabatan sebagai suatu hubungan antar pribadi lebih menekankan pada kualitas
yang objektif satu sama lain.
c.    Saling bertukar barang barang diantara teman tidak didasarkan pada nilai ekonomik
tetapi pada kesukaan, harapan, keinginan diantara mereka.
d.   Mereka saling bersahabat karena keunikannya dan ini sulit digantikan oleh orang lain
karena uniknya. Persahabatan tidak begitu saja diputuskan karena telah ditemukannya
teman lain yang lebih baik. Persahabatan selalau memperlihatkan adanya keintiman,
individualis dan kesetiaan.
Menurut salah satu teori ada 3 jenis persahabatan, yaitu persahabatan atas dasar
satu agama, persahabatan atas dasar satu iman dan persahabatan atas dasar kemanusiaan.
Pertama, persahabatan atas dasar agama berarti ruang lingkup sahabat anda terdiri
dari orang-orang yang satu agama dengan anda, misalnya anda beragama Islam maka
anda bersahabat dengan orang Islam, atau jika anda beragama kristen anda meilih sahabat
beragama kristen, demikian seterusnya.
Kedua, persahabatan atas dasar keimanan berarti ruang lingkup persahabatannya
terdiri dari orang-orang yang satu iman, yaitu misalnya beriman adanya sang maha
pencipta, maka sahabat kita terdiri dari orang yang beragama, atau sahabat kita dari
agama samawi misalnya Islam, Kisten, Katolik dan Yahudi.
Ketiga, persahabatan atas dasar kemanusiaan berarti sahabat kita terhadap seluruh
umat manusia termasuk di dalamnya orang atheis dan komunis. Persahabatan ini
menonjolkan sisi kemanusian, manusiawi dan mengedepankan hak asasi manusia.
Persahabatan jenis ini penting karena kondisi umat manusia saat ini yang sangat beragam
mulai dari ideologi yang berbeda, agama berbeda, pemahaman terhadap sesuatu berbeda
sampai pada pemikiran yang berbeda.

b. Cinta

Cinta bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang
dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan tanggung
jawab. Dalam cinta tersimpul pula rasa kasih sayang dan kemesraan. Belas kasihan dan
pengabdian. Cinta yang disertai rasa tanggung jawab menciptakan keserasian,
keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, antara manusia dengan
lingkungan, dan antara manusia dengan tuhan.

Apabila dirumuskan secara sederhana,cinta adalah perasaan kasih sayang, kemesraan,


belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung

7
jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif, berguna, saling
menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kebahagiaan.
Erich Fromm menyebutkan dalam bukunya Seni Mencintai menuliskan bahwa
cinta itu terutama memberi bukan menerima, dan memberi merupakan ungkapan yang
paling tinggi dari kemampuan. Yang terpenting dalam memberi adalah hal hal yang
bersifat manusiawi bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu,
yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Dalam dunia ini ada
beragam bentuk dalam cinta itu atau lebih spesifik dikatakan tingkatan cinta, cinta itu
sendiri adalah perasaan antara dua manusia yang berlainan jenis kelamin pada umumnya,
dimana setiap indivudu dapat memberikan kasih sayangnya kepada lawannya, kasih
sayang itu dapat berupa perhatian atau bahkan dengan sentuhan fisik. Cinta itu memililiki
4 ciri umum yaitu: pengertian, kepercayaan, kerjasama, dan pernyataan kasih sayang.
Keempat elemen ini harus di miliki oleh kedua pihak, bukan satu pihak saja.

a.       Pengertian: saling pengertian mempunyai arti yang cukup luas yaitu mengerti
kepada hal-hal yang disenangi maupun yang tidak disenangi pasanganya. Pengertian di
sini kadang-adang menuntut pengorbanan. Orang menekankan keinginannya sendiri demi
pengertiannya atas pasangannya.

b.      Kepercayaan: saling percaya merupakan salah satu elemen perwujudan cinta.


Kedua belah pihak harus selalu menjaga agar apa-apa dilakukan maupun dikatakan
menimbulkan kepercayaan pada pasangannya. Untuk dapat dipercaya orang harus
menunjukan dalam bentuk kata-kata dan perbuatan. Jadi kepercayaan ini tidak berarti
bahwa karena mereka saling cinta, mereka harus saling percaya, tanpa mau berusaha agar
apa-apa yang dilakukan menimbulkan kepercayaan, dengan kata lain cinta menuntut
masing-masing pihak dalam hal kata dan perbuatan dapat di percaya.

c.       Kerjasama: mengandung arti bahwa hasil itu akan menjadi lebih baik bila keduanya
saling kerjasama bila dibandingkan jika mereka bekerja sendiri-sendiri. Mereka dikatakan
saling mencintai bila keduanya memiliki kesediaan untuk saling kerjasama.

d.      Pernyataan kasih sayang: ini menyempurnakan ketiga elemen yang terdahulu.


Pernyataan kasih sayang ini dapat berupa :

1)   Kata-kata misalnya : sayangku, cintaku, manisku dan sebagainya.

2)   Perbutan misalnya : menepuk bahu, menggandeng, mencium, memeluk dan


sebagainya.

Ada berbagai macam bentuk cinta diantaranya adalah

8
a.       Passionate love yaitu perasaan kasih sayang yang diiringi keinginan untuk
senantiasa bersama dan bersatu dengan orang yang dikasihi. Passionate lovers biasanya
memiliki perasaan cinta yang begitu kuat, merasa bahagia karena mendapatka perhatian
pasangannya dan merasa putus asa atau kehilangan ketika ditinggalkan.

b.      Companionate love yaitu kasih sayang yang kita rasakan terhadap pasangan yang
tinggal bersama karena adanya rasa saling menyayangi yang begitu mendalam. Meskipun
api cinta dalam jenis passionate love begitu membara, tapi lama kelamaan bisa meredup.
Memang biasanya keromantisan dapat bertahan beberapa bulan bahkan hingga satu atau
dua tahun, namun cinta passionate love tidak dapat bertahan lama bahkan semakin lama
memudar. Sebaliknya, companionate love, jenis cinta ini dapat bertahan lama, dalam
keadan apapun pasangan tetap hangat meskipun badai menerpa karena memang sejak
awal pasangan telah bersepakat mencintai apapun yang terjadi.

Bentuk-bentuk cinta lainnya, yaitu

a.       Bukan cinta: Non love

Sudah jelas. Tidak ada hubungan atau bahkan rasa dekat antara kedua orang ini. Alias,
tidak ada cinta.

b.      Persahabatan/Suka: Friendship/Liking

Yang bukan asal sahabat ataupun asal suka. Dalam hubungan ini, intimasi dan kedekatan
telah menimbulkan rasa suka bersama dengan satu sama lain, hingga taraf menjadi
sahabat sejati dimana segala keresahan, kebahagiaan, dan perasaan lainnya bisa
dituangkan masing orang kepada yang lainnya dengan bebas. Bila dari Persahabatan
tumbuh hasrat atau diadakan komitmen, maka persahabatan bisa berubah ke bentuk cinta
lainnya. Bila salah satu/kedua unsur lain itu belum ada, maka belum bisa ada hubungan
romantis antara dua orang ini.

c.       Cinta hampa: Empty love

Beberapa menganggap cinta hampa sebagai bentuk akhir dari cinta lain yang telah
kehilangan salah satu unsur penyokongnya (namun belum dapat mengakhiri hubungan
karena berbagai alasan: sebagai contoh, karena orang itu bergantung pada orang satunya
secara finansial), dan komitmenlah yang tersisa sebagai perekat.

Namun di bukunya, Sternberg sendiri juga menganggap bahwa cinta yang hampa/kosong
(empty) juga dapat diartikan sebagai cinta yang masih bisa di-’isi’, hingga berubah ke
cinta tingkat lain. Oleh karena itu, cinta ini lebih relevan dengan pasangan yang
9
ditempatkan pada suatu komitmen secara paksa (lewat perjodohan, dan sebagainya) pada
awalnya, sebelum cinta bentuk lain tumbuh. Cinta hampa juga menandakan awal, bukan
hanya akhir.

d.      Infatuasi: Infatuated love

Cinta dimana hanya unsur hasrat saja yang ada. Tidak ada intimasi, sehingga perasaan
yang ada hanya untuk menjalin cinta, tanpa mencari emotional support. Tipikalnya cinta
ini adalah ‘cinta pada pandangan pertama’.

Seiring waktu, pasangan dengan cinta semacam ini bisa menjadi asmara dengan
munculnya intimasi. Tanpa sokongan dua unsur lain, hasrat yang sebelumnya ada bisa
menghilang dengan mudah. Sementara bila tidak ada balasan dari pihak lain, cinta ini
bisa menjadi cinta, atau obsesi yang bertepuk sebelah tangan tanpa benar-benar
mengenali orang yang disukai ini.

e.       Asmara: Romantic love

Cinta tipe ini sudah mulai memiliki dua komponen; intimasi, dan hasrat. Dua individu
yang telah menjalin asmara terikat baik secara emosional maupun fisik, karena keduanya
sudah merasa dekat dengan yang lainnya sebagai sahabat baik namun keduanya juga
tertarik untuk mengekspresikan kedekatan/cintanya dengan tindakan fisik, dan secara
fisik juga terangsang.

Yang kurang dari hubungan tipe ini adalah komitmen sebagai perekat dalam jangka
panjang, karena keduanya mungkin tidak berkeinginan untuk menetapkan hubungan
mereka sebagai sesuatu yang akan diteruskan untuk kemudian hari. Cinta tipe ini
sepertinya dapat di asosiasikan dengan fling.

f.       Pendampingan: Companionate love

Kedua orang ini memiliki komitmen terhadap satu sama lain, dan mereka pun merasa
dekat dan dapat mempercayai satu sama lain, namun satu-satunya hal yang kurang adalah
‘hasrat’. Cinta jenis ini lebih kuat dari sekedar persahabatan, karena ada komitmen yang
mempertahankannya secara jangka panjang. Banyak pasangan yang sudah sangat lama
bersama pada akhirnya kehilangan passion, namun keduanya masih erat dengan satu
sama lain secara emosional.

Cinta semacam inilah yang idealnya ada antara orang tua-anak atau keluarga (yang
intimat secara emosional, dan terikat hubungan darah/persaudaraan). Cinta jenis ini juga

10
bisa ada dalam persahabatan yang benar-benar kukuh, dimana ada ‘komitmen’ untuk
terus bersama.

g.      Cinta gegabah, Fatuous love

Namun saya rasa dalam konteks ini, sama seperti cinta yang ada di Hollywood dengan
nama whirl wind romance, dimana rasa suka muncul secara tiba-tiba, PDKTnya pun
berlalu dengan cepat, dan tiba-tiba Kedua orang itu sudah berkomitmen alias menikah.

Biasanya cinta ini perginya sama cepat dengan datangnya, karena tidak ada basis dalam
tahapan ‘jatuh cinta’ dengan orang satunya (berhubung belum ada hubungan intimat
antara keduanya sebelumnya). Komitmennya datang dengan terburu-buru sebagai akibat
hasrat yang kuat untuk menjalin cinta, tanpa intimasi yang butuh waktu untuk
dikembangkan. Namun bisa jadi dalam hubungan ini intimasi terbentuk belakangan, dan
hanya dengan itu cinta tipe ini akan bertahan.

h.      Cinta sempurna

Consummate love, yang tidak hanya lengkap dengan ketiga komponen cinta, tetapi juga
melengkapi kedua orang yang memilikinya. Inilah cinta ’sempurna’ yang didambakan
orang, dimana pasangan yang bersangkutan berada dalam suatu komitmen yang akan
bertahan, merasa dekat di tambah intimasi dengan satu sama lain, dan juga tetap memiliki
ketertarikan fisik/seksual terhadap satu sama lain. Pasangan dengan tipe cinta ini bisa
melalui masalahnya bersama dengan mudah, dan seusainya masih tetap cinta berat
dengan satu sama lain. Tetapi cinta tipe ini tidak bertahan selamanya tanpa usaha.
Menurut Sternberg, mempertahankan cinta yang sempurna ini jauh lebih sulit daripada
mencapainya. Bila passion dalam suatu hubungan telah hilang, cinta ini akan turun
pangkat menjadi companionate love. Jelas, butuh usaha untuk mempertahankan cinta tipe
ini. (Perlu diingat bahwa bagi pasangan yang sudah sangat lama bersama, hilangnya
passion itu wajar, karena memang hasrat tidak akan selamanya ada dalam diri manusia)

Ataupun bentuk cinta itu dapat dilihat pada perbedaannya dari unsur-unsur yang
membangun cinta itu.

a.       Intimasi (Intimacy)

Intimasi dapat didefinisikan rasa kedekatan dan memiliki suatu hubungan istimewa, atau
benar-benar “nyambung” dengan seseorang. Yang utama, merasa dekat dan nyaman
dengan orang tersebut, sehingga bisa terbuka di hadapannya.

11
b.      Komitmen (Commitment)

Komitmen adalah ikatan; resmi maupun tidak, dari kehendak orangnya, ataupun tidak.
Dua orang yang ber-”komitmen” dengan satu sama lain telah memutuskan untuk tetap
bersama secara jangka panjang, dan juga berbagi rencana dan keberhasilan masing-
masing dengan yang lain.

c.       Hasrat (Passion)

Adalah suatu perasaan yang (sebagian besarnya) mengarah ke romance, ketertarikan


secara fisik dan juga berbagai keinginan seksual. Hal yang membuat suatu hubungan
menggairahkan/menegangkan (secara positif). Atau dalam artian luas, apa yang membuat
seseorang ingin meneruskan hubungan.

Menurut Erich Fromm dalam bukunya seni mencintai, yang disebut cinta adalah sikap,
suatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi denagn dunia keseluruhan,
bukan menuju satu objek cinta, selanjutnya ia mengemukakan tentang adanya cinta
persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri dan cinta terhadap allah.

a.       Cinta persaudaraan, cinta persaudaraan tidak mengenal adanya batas-batas manusia


yang berdasarkan suku bangsa atau agama. Di dalam cinta ini semua manusia itu sama
yaitu sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Atas dasar itu semua orang tidak merasa pamrih
untuk berbuat baik kepada sesamanya.

b.      Cinta keibuan, ialah rasa tanggung jawab terhadap anak yang telah di milikinya,
sebagai rasa syukur kepada tuhan, sang ibu dengan ikhlasnya merawat anaknya.

c.       Cinta erotis, cinta ini berasal dari rasa birahinya, namu cinta ini jika di letakan pada
tempatnya justru akan sangat membahagiakan, begitu juga sebaliknya.

d.      Cinta diri sendiri, ada dua pendapat mengenai hal ini yang pertama cinta diri sendiri
adalah hal negative, karena mereka beranggapan bahwa cinta ini bersifat egoistis.yang
kedua menganggap cinta ini bernilai positif karena beranggapan bahwa cinta kepada diri
sendiri adalah mengurus dirinya sendiri sehingga kebutuhan jasmani dan rohani terpenuhi
secaraa wajar.

e.       Cinta terhadap Allah, cinta ini adalah cinta sebagai rasa penghormatan kepada sang
pencipta dengan cara selalu berbuat baik dan tak henti hentinya mengucapkan kalimat-
kalimat pujian.

12
Ada juga yang mengkategorikan cinta itu menjadi Sembilan varian yang kurang
lebih menambah dari varian cinta yang di ungkapkan oleh Eric Fromm, yaitu (1)Cinta
terhadap keluarga, (2) Cinta terhadap teman dan sahabat atau philia, (3) Cinta yang
romantic atau asmara, (4) Cinta yang berdasarkan hawa nafsu, (5) Cinta tanpa batas atau
agape, (6) Cinta pada diri sendiri atau narsisme, (7) Cinta pada sebuah konsep tertentu,
(8) Cinta terhadap Negara atau patriotism,dan (9) Cinta terhadap bangsa atau
nasionalisme.

Rasa sayang ibarat tanaman yang sewaktu waktu dapat layu karena tak
mendapatkan air yang dapat menyejukan dan sebagai sumber makanannya, tetapi jika
kita pandai merawat rasa sayang itu maka akan bertambah besar pula rasa sayang yang
ada, tak beda dengan rasa sayang atau cinta yang jika tak dijaga maka akan hilang secara
perlahan lahan. Agar rasa sayang itu tak hilang oleh waktu maka kita perlu melakukan
pemeliharaan kedekatan dalam menjalin hubungan, usaha itu dapat berupa.

a.       Attachmen, yaitu adanya rasa kasih sayang yang diungkapkan di antara keduanya

b.      Equity, Sesuatu dari hasil hubungan itu adalah sesuatu yang diharapkan atau
sesuatu yang kita peroleh sesuai dengan pengorbanan yang kita berikan.

c.       Self-disclosur, Sikap saling terbuka sedalam-dalamnya ataupun sikap saling jujur


sejujurnya.

Terlalu panjang kiranya jika kita membahas masalah cinta jika di lihat dari bentuk
dan unsur pembangunnya, namun dari cinta itu ada yang sangat diharapkan oleh setiap
individu yaitu untuk bisa mendapatkan cinta yang sejati, tapi adakah cinta sejati itu?
Bahwa cinta sejati itu ada kiranya tak perlu dipersoalkan secara panjang lebar, namun
yang menjadi permasalannya dapatkah manusia mewujudkan cinta sejati? Rafael Raga
Maran dalam bukunya percaya bahwa cinta sejati itu dapat di wujudkan oleh manusia
berdasarkan dua alasan. Pertama yang disebut cinta sejati bukanlah suatu objek yang
statis, melainkan suatu situasi yang terus berkembang kearah kehidupan yang lebih
bahagia dan lebih bahagia lagi. Maka yang paling penting adalah kemauan saling
memberi, dan saling menerima secara apa adanya. Kedua, manusia bisa mewujudkan
cinta sejati karena dimemiliki oleh dimensi rohani yang bersifat tak terbatas, yang
melampaui dimensi ruang dan waktu.

Di dalam keterangan leenhouwers dikatakan cinta sejati harus dimulai dengan


kesediaan untuk membuka diri terhadap orang lain, atau dalam bahasa Leenhouwers cinta
adalah keluar dari diri sendiri dan menghadap pada orang lain. Cinta sejati mempunyai
ciri dasar: membiarkan orang lain hidup dan berkembang sesuai cita-citanya. Bukan cinta
namanya jika kita hanya berusaha agar orang lain menuruti keinginan ataupun kehendak
13
kita semata. Cinta senantiasa menuntut agar yang di cintai itu di beri peluang untuk
menentukan apa dan bagaimana harus bertindak sesuai dengan tujuannya. Dengan kata
lain, cinta sejati membuat orang lain menemukan diri sebagai subjek yang punya nilai
dan martabat yang khas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta,2007),hlm.30-33

14
Susanto Agus, Rational Love Nikmatnya Cinta Tanpa Galau, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2013), hlm.63-64.
Maran, Rafael Raga, Manusia Dan Kebudayaan”Dalam Persepektif Ilmu Budaya Dasar”.
Jakarta: PT. Rineka Cipta:2000 hlm 80-85

Suardiman, Siti Partini, Psikologi Sosial, (Yogyakarta,1989),hlm 55.

https;//zanksantri,blogspot.com/2014/02/Ketertarikan Antar Manusia, diakses pada 3 Juni 2020


https;//staffnew.uny.ac.id/upload/pdf, Ketertarikan antar pribadi. Diakses pada 3 juni 2020

https://nurbaititrisetianiblog.wordpress.com/2018/05/20/ketertarikan-antar-pribadi/am

15

Anda mungkin juga menyukai