Disusun Oleh :
NIM : 17223020024
Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat
terbang dengan tenaga sendiri[1]. Secara umum istilah pesawat terbang sering juga disebut
dengan pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian yang
sama sebagai kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Namun dalam
dunia penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan pesawat udara, istilah pesawat
udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah mencakup pesawat terbang dan helikopter.
Di Amerika Serikat, Penerbangan pesawat pertama kali dilakukan oleh Wright bersaudara pada
1903. Mereka merancang pesawatnya sendiri. Pesawat ini hanya cukup untuk satu orang.
Di Inggris, seorang penemu pesawat terbang bernama Samuel F. Cody berhasil melakukan
penerbangan pada 1910. Waktu itu, bentuk pesawat yang diciptakan masih sangat sederhana.
belum seperti yang bisa dinikmati saat ini.
Setelah Perang Dunia I, masa penerbangan sipil mulai tumbuh dan mengalami perkembangan
cepat. Akhirnya banyak pesawat yang diproduksi untuk transportasi sipil. Selain itu, mulai juga
bermunculan perusahaan penerbangan di Eropa dan Amerika.
Seiring perkembangan zaman, bentuk dan mesin pesawat terbang mulai disempurnakan. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara. Pada 1949, dibuatlah pesawat komersial.
Pesawat ini ukurannya lebih besar daripada pesawat-pesawat sebelumnya.
Pesawat terbang adalah sistem yang kompleks. Pada tahap desain dan dalam manual penerbangan
dan pemeliharaan (digunakan oleh teknisi pilot dan pemeliharaan) itu terbagi menjadi sistem
sederhana yang melaksanakan fungsinya masing-masing.
Berikut ini adalah beberapa sistem dalam pesawat terbang:
Electrical Sistem
Hydraulics system
Navigation system
Flight control system
Ice protection (antiicing and deicing) system
Cooling system
Bagian pesawat, karakteristik, jenis – jenis dan olah gerak pesawat terbang akan sangat
menentukan dimensi / ukuran dalam perancangan prasana Bandara.
Adalah bagian depan dari pesawat terbang, karena bentuk pesawat yang aerodinamic maka
akan timbul daya angkat yang mampu mengangkat pesawt terbang
SilkAir
Federal Aviation Administration
Federal Aviation Administration (disingkat FAA) merupakan lembaga regulator penerbangan sipil di
Amerika Serikat. Sebagai bagian dari Kementerian Transportasi Amerika Serikat, badan ini
bertanggungjawab sebagai pengatur dan pengawas penerbangan sipil di Amerika Serikat (fungsinya
mirip dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Indonesia). Undang-Undang Penerbangan
Federal 1958 menjadi dasar hukum berdirinya lembaga ini dengan nama "Lembaga Penerbangan
Federal" (Federal Aviation Agency), dan menggunakan namanya yang sekarang pada tahun 1966 ketika
FAA bernaung di bawah Jawatan Pengangkutan (Kementerian Transportasi AS).
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) adalah badan investigasi pemerintah A.S. independen yang
bertanggung jawab atas penyelidikan kecelakaan transportasi sipil. Dalam peran ini, NTSB menyelidiki dan
melaporkan kecelakaan dan insiden penerbangan, jenis-jenis kecelakaan jalan raya, kecelakaan kapal dan laut,
insiden pipa, dan kecelakaan kereta api. [2] Saat diminta, NTSB akan membantu militer dan pemerintah asing dalam
penyelidikan kecelakaan. [2] NTSB juga bertugas menyelidiki kasus pelepasan bahan berbahaya yang terjadi selama
transportasi. Badan ini berbasis di Washington, D.C. Ia memiliki empat kantor regional yang berlokasi di
Anchorage, Alaska; Denver, Colorado; Ashburn, Virginia; dan Seattle, Washington. [3] Badan ini juga
PT Angkasa Pura I (Persero) adalah sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
memberikan pelayanan lalu lintas udara dan bisnis bandar udara di Indonesia yang menitikberatkan
pelayanan pada kawasan Indonesia bagian tengah dan kawasan Indonesia bagian timur.
Merupakan bagian dari BUMN dibagian Transfortasi di dirikan pada 20 februari 1964 di Jakarata,
Indonesia.Memiliki kantor pusat di Jakarta
Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta
yang saat itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan
ke luar negeri selain penerbangan domestik.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (bahasa Inggris: Directorate General of Civil Aviation (DGCA))
adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan Indonesia, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan[1]. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
dipimpin oleh Direktur Jenderal[1]. Direktorat Jendral Perhubungan Udara mempunyai tugas merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perhubungan udara [1]. Direktorat Jendral
Perhubungan Udara menangani administrasi dan penataan penerbangan sipil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Tugas Pokok
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 60 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyelenggarakan fungsi [3]: