Disusun Oleh :
Hana Nurzakiah
Khofifah Amaliyatul Maula
Zulfi Amaluddin
Putra Firmansyah
Kelompok 6
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PSIKOLOGI INDIVIDUAL
B. KONSEP DASAR PSIKOLOGI INDIVIDUAL
C. TEKNIK KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL
D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PSIKOLOGI INDIVIDUAL
E. CONTOH PENERAPAN PSIKOLOGI INDIVIDUAL DALAM KONSELING
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Psikologi individual adalah konsep yang menyajikan sebuah pandangan optimistik
tentang manusia dengan menitikberatkan sepenuhnya pada konsep kepedulian sosial, yaitu
sebuah perasaan kesatuan dengan seluruh umat manusia.
Pendekatan psikologi individual berfungsi sebagai landasan untuk mengakui
kompleksitas dan individualitas pikiran, perasaan, perilaku, dan pengalaman hidup setiap
orang. Pendekatan ini menawarkan wawasan mendalam tentang bagaimana berbagai
pengaruh membentuk identitas dan kepribadian seseorang dalam dunia yang penuh dengan
perbedaan.
Tokoh yang mengembangkan teori psikologi individual adalah Alfred Adler (1870-
1937) yang pada mulanya bekerja sama dengan dalam mengembangkan psikoanalisis.
Alfred Adler pada awalnya adalah seorang anggota psikoanalisis tetapi lalu
memisahkan diri dari freud, karena tidak setuju dengan konsep-konsep psikoanalisis. Adler
membentuk aliran baru dinamakan Individual Psycology. Adler tidak setuju dengan konsep
dorongan seks sebagai satu-satunya dorongan yang utama dalam kehidupan manusia, juga
dengan konsep kejiwaan yang dibagi-bagi menjadi id, ego dan superego.
Konseling psikologi individual adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik
yang selanjutnya disebut konseling, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial,
dan moral-spiritual).
Manusia mempunyai kebutuhan yang kuat untuk berpartisipasi dan menemukan
tujuan dalam masyarakat. Tiadanya perasaan untuk mendapatkan tempat dan diterima oleh
orang lain merupakan salah satu musibah yang paling hebat terhadap perasaan manusia
(Rochman Natawidjaja; 1987). Manusia mempunyai perasaan ingin diterima oleh orang lain
di samping keinginannya terhadap individu lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian psikologi individual?
2. Apa konsep dasar psikologi individual?
3. Bagaimana Teknik konseling psikologi individual?
4. Apa kelebihan dan kelemahan psikologi individual?
5. Bagaimana contoh penerapan psikologi individual dalam konseling?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu psikologi individual
2. Untuk mengetahui konsep dasar psikologi individual
3. Untuk mengetahui Teknik konseling psikologi individual
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan psikologi individual
5. Untuk mengetahui contoh penerapan psikologi individual dalam konseling
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tanggal 7 Februari 1870, Alfred Adler lahir di Wina sebagai anak ketiga.
Ayahnya mempunyai bisnis sendiri. Adler mempunyai masa kecil yang sakit-sakitan. Ketika
dia berumur lima tahun, penyakit hampir merenggut nyawanya. Keputusannya untuk menjadi
dokter dilatarbelakangi oleh pengalaman menyakitkan terkait kesehatan. Pada tahun 1895,
Adler menerima gelar kedokterannya dari Universitas Wina.
Adler memulai karirnya sebagai dokter mata namun akhirnya beralih ke praktik
umum di lingkungan kelas pekerja di Wina yang merupakan rumah bagi para pemain sirkus,
Kekuatan dan kelemahan para pemain sirkus inilah yang mengilhami dia mengembangkan
kosep tentang inferioritas dan kompensasi.
Meskipun Adler oleh Freud dipercaya untuk memimpin organisasi psikoana-lisis
bukan berarti Adler selalu sependapat dengan Freud. Dia berani mengkritik pandangan-
pandangan Freud. Perbedaan pandangan-pandangan Adler dan Freud yang tidak bisa
mencapai titik temu kemudian ditindak lanjuti dengan perdebatan antara pendukung kedua
tokoh tersebut yang berakhir dengan keluarnya Adler bersama 9 orang pendukungnya dari
organisasi psikoanalisis. Mereka kemudia mendirikan organisasi yang mereka beri nama The
Society for Free Psychoanalysis pada tahun 1911 dan tahun berikutnya organisasi ini
namanya berubah menjadi The Society for Individual Psychology (Boeree, 2005 : 149)
1. Teknik Acting As If
Teknik ini melibatkan individu dalam bertindak seolah-olah mereka telah mencapai tujuan
atau kualitas yang ingin mereka miliki. Dengan bertindak seolah-olah, individu dapat
membangun rasa percaya diri dan motivasi untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Teknik Menantang
Teknik ini melibatkan konselor atau terapis dalam menantang individu untuk mengubah pola
pikir atau perilaku yang tidak sehat atau tidak produktif. Dengan menantang individu,
konselor atau terapis dapat membantu individu melihat cara-cara baru dalam menghadapi
situasi dan mengembangkan keterampilan yang lebih adaptif.
3. Teknik Reframing
Teknik ini melibatkan perubahan persepsi atau interpretasi individu terhadap suatu situasi
atau masalah. Dengan merubah cara individu melihat suatu situasi, individu dapat mengubah
emosi, pemikiran, dan perilaku yang terkait dengan situasi tersebut.
Memberikan pemahaman yang holistik: Pendekatan ini melihat individu secara holistik,
mengintegrasikan berbagai aspek kepribadian seperti fisik, emosional, sosial, dan spiritual.
Ini membantu dalam memahami individu secara menyeluruh.
1. Waktu dan Intensitas: Pendekatan ini bisa memakan waktu yang cukup lama karena
memerlukan eksplorasi yang mendalam tentang individu. Ini mungkin tidak praktis
dalam kasus yang memerlukan intervensi cepat.
2. Subyektivitas: Karena pendekatan ini sangat fokus pada pengalaman subjektif
individu, interpretasi dan analisis dapat menjadi lebih subjektif daripada pendekatan
yang lebih terstruktur.
3. Keahlian Profesional: Penerapan pendekatan psikologi individual membutuhkan
keahlian profesional yang tinggi dalam mendengarkan, menganalisis, dan membantu
individu menjalani perjalanan refleksi mendalam.
4. Keterbatasan Generalisasi: Karena pendekatan ini sangat menghargai uniknya
setiap individu, kesulitan menerapkan temuan atau strategi yang sama pada individu
lain dengan latar belakang yang berbeda.
5. Kesulitan dalam Pengukuran dan Penelitian: Karena banyak aspek pendekatan ini
bersifat kualitatif dan berfokus pada pengalaman subjektif, pengukuran dan penelitian
ilmiah dalam konteks ini bisa menjadi lebih rumit.
E. Contoh penerapan
Berikut adalah beberapa contoh penerapan pendekatan psikologi individual dalam situasi
yang berbeda:
Pengelolaan Stres: Dalam situasi stres atau kecemasan, individu dapat menerapkan
pendekatan psikologi individual dengan menggunakan teknik relaksasi, meditasi, atau
latihan kesadaran diri untuk mengatasi perasaan yang negatif.
Semua contoh di atas menunjukkan bagaimana pendekatan psikologi individual dapat
diterapkan dalam berbagai situasi untuk membantu individu memahami diri mereka
sendiri, mengatasi masalah, dan mencapai pertumbuhan pribadi.
Semua contoh ini menunjukkan bagaimana konseling individual dapat diterapkan dalam
berbagai situasi untuk membantu individu mengatasi masalah, meraih tujuan, dan
mengembangkan kesejahteraan psikologis.
BAB III
PENUTUP
Dalam kajian tentang psikologi individual, kita telah memasuki dunia yang penuh
dengan keunikan dan kompleksitas setiap individu. Konsep ini telah memberikan kita
wawasan yang mendalam tentang cara pikiran, emosi, dan perilaku individu terbentuk dan
berinteraksi dalam dinamika kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan ini, kita telah
memahami bahwa setiap individu memiliki peran dan cerita yang unik dalam mosaik luas
pengalaman manusia.
Pandangan Alfred Adler tentang inferiority complex dan semangat untuk mencapai
superioritas telah mengilhami pemahaman tentang bagaimana individu merespon tantangan
dan mengatasi perasaan rendah diri. Konsep ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap
individu memiliki kapasitas untuk tumbuh dan mengembangkan diri mereka sendiri,
mewujudkan potensi yang ada dalam diri mereka, dan memberikan kontribusi yang berharga
kepada masyarakat.
Kita juga telah mengeksplorasi berbagai teknik konseling dalam psikologi individual,
yang membantu individu mengatasi masalah dan mengembangkan pemahaman yang lebih
baik tentang diri mereka sendiri. Dari penerapan teknik ini, kita menyadari bahwa konseling
individual bukan hanya tentang memecahkan masalah, tetapi juga tentang membantu individu
meraih kesejahteraan psikologis dan mengambil kendali atas hidup mereka.
Dalam dunia yang semakin kompleks ini, pemahaman tentang psikologi individual
tetap menjadi alat berharga bagi para profesional dan individu untuk merangkul keunikan dan
perbedaan setiap orang. Dengan pandangan ini, kita memandang individu sebagai makhluk
yang unik, yang memiliki potensi untuk menghadapi tantangan, mencari pertumbuhan, dan
mencapai tujuan dengan cara yang paling autentik bagi diri mereka sendiri.
Oleh karena itu, pemahaman tentang psikologi individual terus membuka jendela ke
dalam kompleksitas manusia, menginspirasi kita untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam
berbagai aspek kehidupan kita, dari pengembangan diri hingga interaksi sosial, dengan
harapan bahwa setiap individu dapat mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan yang lebih
besar.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Taufik, M.Pd. Kons. Model-Model Konseling, Bimbingan dan Konseling UNP, 2009
Prof.Dr.Prayitno, M.Sc.Ed, Konseling Pancawaskita (Kerangka Konseling Elektik) UNP,
1998
Mohamad Surya. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009, hlm. 161
Komalasari, Gantina.,dkk. (2011) Teori dan Teknik Konseling. PT Indeks, Jakarta.