PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian itu adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang
menentukan penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya. Suatu fenomena dinamik yang
memiliki elemen psikologis dan fisiologis, yang berkembang dan berubah, serta memainkan
peran aktif dalam fungsi individu. Dalam hal ini allport tidak setuju dengan teori psikoanalisis,
sebab menurutnya manusia normal adalah makhluk yang rasional yang diatur oleh tujuan
kesadarannya yang berakar dimasa kini dan masa yang akan datang, bukan di masalalu. Prinsip
dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak dan mengalir. Karena itulah dalam teori utama
kepribadian Allport adalah motivasi yang mana memiliki fungsi untuk bergerak atau
B.
1.
2.
3.
4.
menggerakkan.1[1]
Rumusan Masalah
Biografi Gordon Allport ?
Bagaimana Pengertian Kepribadian, Watak, dan Temprament menurut Allport?
Bagaimana sifat yang dimiliki oleh individu?
Bagaimana Kemajuan individu untuk masa depan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana biografi Gordon Allport
2. Untuk mengetahui definisi dan pengertian dari kepribadian, watak dan temprament.
3. Untuk mengetahui bagaimana sifat yang dimiliki oleh individu.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran kemajuan individu untuk masa depan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Gordon Allport
Gordon Allport adalah tokoh psikologi yang lahir pada tahun 1897 di Indian. Dan kemudian
ia di besarkan di Clevenlend. Pada tahun 1919, Ia menyelesaikan sekolahnya di bidang Ekonomi
dan Filsafat. Yang setelah itu, kemudian mendapat gelar P.Hd di bidang psikologi pada tahun
1922, dilanjutkan pada tahun 1922-1924 ia melanjutkan sekolahnya di luar negeri yaitu Berlin.
Yang kemudian ia mendapat perhatian dari Dunia internasional, dan dikenal sebagai Juru tafsir
Psikologi Jerman di AS. Beliau begitu banyak mendapatkan penghargaan salah satunya sebagai
Persiden dari The American Psychology Association.
B. Pengertian Kepribadian, watak dan temprament
a. Definisi kepribadian menurut Allport
Kepribadian menurut Allport adalah suatu organisasi dinamis didalam individu sebagai
sistem psychophysis yaitu, menentukan cara khas dalam menyesuaikan diri dan lingkungan
sekitar. Dan mengapa Allport menggunakan istilah kata Organisasi dinamis hal ini dikarenakan
bahwa realitas kepribadian selalu berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, meski pada
dasarnya ada komponen penting yang mengikat dan menghubungkan dari berbagai komponen
dalam kepribadian itu sendiri. Kepribadian bukanlah suatu mental yang sifatnya ekslusif semata,
melainkan semua komponen yang menyusun kepribadian adalah satu kesatuan yang utuh
melingkupi tubuh dan jiwa seseorang. Dan dalam pernyataan ini Allport menggunakan istilah
psychophysical.2[2]
Dalam penggunaan istilah khas Allport mengatakan bahwa setiap individu bertingkah laku
dalam caranya sendiri,sebab setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. karna dua individu
tidak akan mungkin memiliki kepribadian yang sama. Dan karnanya tidak akan ada dua
orangpun yang bertingkah laku sama.
b. Watak (character)
Terkadang setiap orang mengatakan bahwasanya watak dan karakter itu hampir sama, dan
sering digunakan secara bertukar-tukar. Akan tetapi dalam hal ini Allport menegaskan bahwa,
kata watak itu menunjukkan arti normatif, ia juga mengartikan bahwa Character is personality
evaluated, and personalityis character devaluated. yang memiliki arti watak adalah kepribadian
2
yang dinilai, sedangkan kepribadian adalah watak yang tak dinilai.3[3] Ia menyatakan bahwa
watak pada umumnya menunjukkan arti normatif. Dengan demikian kata watak, lebih tepat
digunakan untuk menyatakan hal-hal yang bersifat etis.
c.
Temprament
Temprament adalah suatu disposisi yang mana memiliki hubungan erat dengan faktor-faktor
biologis atau fisiologis, dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi perkembangan.
Dalam hal ini peranan keturunan lebih penting dari pada segi-segi kepribadian yang lain. Bagi
Allport temprament adalah bagian khusus dari kepribadian.
C.
D.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allport adalah tokoh psikologi yang terkenal dengan teorinya tentang humanistik yang mana
banyak membawa pengaruh kepada tokoh-tokoh lain setelahnya. Dalam teorinya Allport
memandang manusia sebagai mahkluk yang unik, dan menurutnya manusia normal adalah
makhluk yang rasional yang diatur oleh tujuan kesadarannya yang berakar dimasa kini dan masa
yang akan datang, bukan di masalalu. Prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak
dan mengalir. Karena itulah dalam teori utama kepribadian Allport adalah motivasi yang mana
memiliki fungsi untuk bergerak atau menggerakkan.
Namun dalam teorinya ini, juga memiliki beberapa kekurangan. Yang mana pada penelitian
tentang persamaan normal allport gagal menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, dan
mengasumsikan adanya diskontinuitas antara hewan dan manusia, serta terlalu menekankan
keunikan kepribadian dan memberikan perhatian yang terlalu sedikit pada pengaruh sosial, dan
faktor situasional, serta menggambarkan manusia pada gambaran terlalu positif.
B. Saran
Kami selaku penulis tentunya, masih banyak mengalami berbagai kesalahan, baik dalam
penulisan maupun dalam pengkajian materi yang telah kami buat. Karna disini kami sebagai
penulis juga masih dalam tahapan pembelajaran, kurang lebihnya kami mohon maaf, dan dengan
penuh kerendahan hati, kami harap para pembaca hendak memberikan kami saran dan masukan,
untuk kami bisa memperbaiki kekeliruan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2006. psikologi kepribadian. malang: UMM Press
http://nerys2.wordpress.com/teori-kepribadian-gordon-w-alports/
http://ahsanun-naim.blogspot.com/2014/03/teori-psikologi-kepribadian-gordon-w.html
Prawira, Purwa Atmaja.2013. Psikologi Kepribadian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sujanto, Agus, dkk. 1997.Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Askara
Istilah psikofisis menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata mental dan bukan
pula semata-mata neural atau saraf. Organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa
(terpisah-pisah) dalam kesatuan kepribadian.
Satu unsur lagi yang penting dalam definisi diatas ialah, kata unik yang menunjuk tekanan
utama yang diberikan oleh Allport pada individualitas. Tidak ada dua orang yang benar-benar
sama dalam caranya menyesuaikan diri terhadap lingkungan, jadi dengan demikian berarti tidak
ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama.
KARATERISTIK TRAITS
Menurut Allport ada beberapa karakteristik traits:
-nyata dan benar-benar ada di setiap individu, bukan hanya sekadar label dan sebutan (claim)
-menjadi kausal (sebab) dari suatu perilaku yang biasanya terjadi
-empiris (bisa di identifikasi indra)
-masing masing salaing berkorelasi
-fleksibel dan berubah sesuai situasi(versatilitas)
INDIVIDUAL TRAITS DAN COMMON TRAITS
Berdasarkan teorinya mengenai distifikasi antara Trait dan Attitude, Allport kemudian
mengklasifikasikan traits dalam 2 bentuk :
-Individual Traits : keunikan pada seseorang dan menunjukkan karakter mereka
-Common Traits : perilaku yang dilakukan oleh sejumlah manusia, misalnya sebagai bagian
dari budaya.
PERSONAL DISPOSITIONS
Allport merevisi beberapa teori sebelumnya (dalam terminologi) . personal dispositions artinya
dimana perilaku tidak memiliki intensitas dan signifikansi yang sama.
-Cardinal traits adalah sifat yang berperan besar dalam kehidupan dan trait yang kuat
-Central traits adalah sifat yang lebih umum dan khas yang menonjol dari perilaku manusia itu
sendiri.
-Secondary traits adalah sifat yang lebih spesifik dan tidak terlalu mendeskripsikan kepribadian.
Sifat ini berfungsi lebih terbatas, khusus pada respons yang didasarnya serta perangsang tertentu
dan tidak konsisten
Habit (kebiasaan) adalah respon yang tidak fleksibel dan spesifik terhadap suatu stimuli, bisa
bergabung/dikombinasikan dengan trait lain.
attitudes (skap) adalah makna yang hampir sama dengan traits, kecuali bahwa attitudes
memiliki objek tertentu yang lebih spesifik, dan melibatkan pertimbangan dan evaluasi baik
positif maupun negatif (baik mendukung atau menolak)
Perbedaan antara sifat (trait) dan sikap (Attitude) termasuk sulit dalam teori Allport. keduaduanya itu adalah respons dan memiliki kekhasan, selain itu keduanya juga dapat memulai atau
membimbing tingkah laku hal ini juga diperngaruhi hasil dari faktor genetis-genetis dan belajar.
Namun kalau diteliti terdapat perbedaan antara kedua hal tersebut.
SIKAP (ATTITUDE)
-berhubungan dengan suatu objek
SIFAT (TRAIT)
-tidak berhubungan dengan suatu objek
lebih umum
INTENSI
Penyelidikan mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depan lebih penting
daripada kejadian di masa lalu (Allport). Istilah intensi menurut Allport meliputi beberapa
pengertian:
-harapan-harapan
-keinginan-keinginan
-ambisi
-cita-cita
-niat untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal inilah terlihat jelas perbedaan Allport dengan lain-lain ahli teori kepribadian
dewasa ini. Teori Allport menunjukkan, bahwa apa yang akan dicoba dilakukan oleh seseorang
merupakan kunci dan hal terpenting bagi apa yang dikerjakannya sekarang. Jadi kalau dewasa
ini, banyak ahli yang mengutamakan masa lampau, maka pendapat Allport itu mirip sekali
dengan pendapat Adler dan Jung; walaupun tidak ada alasan untuk mengatakan adanya pengaruh
dari mereka ini.
: tahap 1-3.Pada 3 tahun pertama, bayi menjadi lebih peduli terhadap keberadaan
: Anak-anak mengembangkan gambaran aktual dan idealis dalam diri mereka dan
perilaku mereka serta menjadi lebih peduli terhadap kepuasan (atau ketidakpuasan) terhadap
harapan Orangtua.
-Self as a rational coper: tahap 6. Umur 6-12 tahun, anak-anak mulai mengapli-kasikan alasan
dan pengetahuan untuk mencapai solusi terhadap masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan
sehari-hari
-Propriate striving: tahap 7. pada masa remaja awal (sebelum teenage) mulai membentuk tujuan
jangka panjang dan rencana
-adulthood (masa dewasa): individu dewasa yang memiliki fungsi yang rasional dan sadar dalam
menciptakan gaya hidup mereka sendiri.
1.5. PROSES KEPRIBADIAN
1.5.1 Personality and Motivation
Menurut Allport, apa yang terjadi pada masa lalu tidak ada hubungannya dengan masa yang
sekarang, hal itu hanya berperan sebagai motivasi pada masa sekarang.
Allport mengakui adanya pengaruh dari proses kognitif : rencana dan tujuan (cita-cita) yang kita
sadari menjadi kunci pemahaman pada usia sekarang.
2.5.2 Fungsi Otonomi terhadap Motif
Fungsi otonomi maksudnya adalah motivasi individu yang bersifat independen (tidak terikat
dengan masa lalu). Ada 2 level fungsi otonomi, yaitu :
Perseverative functional autonomy (perilaku bukan karena alasan awal, tapi perilaku tersebut
sudah mejadi kegiatan rutin/habit), contohnya : perokok.
Propriate functional autonomy (perilaku dihubungan pada nilai-nilai, self-image, dan gaya
hidup).
3 prinsip propriate functional autonomy : organizing the energy level, astery and competence,
propriate paterning.
Allport menuliskan bahwa tidak semua perilaku dan motif dapat diperjelas oleh prinsip-prinsip
functional autonomy, seperti : gerak refleks, fiksasi, dan perilaku berasal dari biologis.
1.6. PERKEMBANGAN
Bayi
Bayi dikendalikan oleh eksternal (faktor luar) dan refleks dan hanya memiliki sedikit
kepribadian, belum memiliki egosentris (karena egosentris perlu kesadaran diri). Pada waktu
lahir ini anak telah mempunyai potensi-potensi baik fisik maupun temperamen, yang
aktualisasinya tergantung kepada perkembangan kematangan. Allport berpendapat bahwa ada
semacam aktivitas umum yang menjadi sumber dari tingkah yang bermotif. Proprium (self or
ego) berkembang dari masa bayi hingga remaja dalam tujuh tahapan :
Bodily self (3 tahun pertama) menyadari diri sendiri dan membedakan tubuh mereka sendiri dari
objek luar.
Self-identity
Pada tahap ini anak-anak menyadari bahwa identitas mereka tetap utuh meski banyak hal yang
berubah. Anak-anak belajar bangga dengan prestasinya.
Self-esteem
Pada tahap ini anak belajar untuk menghargai prestasinya.
Extension of self
Tahap 4 dan 5 muncul ketika usia 4 hingga 6 tahun. Dalam tahap ini, anak-anak mulai sadar
akan kewajibannya dan mulai kearah untuk memuaskan harapan orang tua.
Self-image
Propriate striving
Perkembangan yang terjadi selama masa remaja, sudah mulai untuk membuat tujuan-tujuan
rencana masa depan.
Masa Kanak-kanak
Pada masa ini anak sudah memiliki potensi diri, dan mulai mengidentifikasi diri, mulai melihat
dirinya berbeda dengan orang lain.
Tahap yang penting bagi Allport, dan peran orang tua dalam menghargai anak dan keinginan
anak sangat penting _(usia 4-6 tahun).
Secara sadar, anak-anak mulai mengembangkan aktualitas, ideal diri, dan perilaku mereka untuk
memuasakan harapan orang tua.
Masa Dewasa
Kepribadian pada masa dewasa tumbuh dari masa kanak-kanak bukanlah lagi didominasi
oleh masa kanak-kanak. Allport tidak menjelaskan bagaimana saraf pada masa kedewasaan dapat
meniadakan pengalaman masa kanak-kanak.
Ketika proprium baik (memuaskan), sifat dewasa juga akan baik. Dalam pandangan Allport,
kesehatan kepribadian berubah dari dominasi organ secara bologis saat masa bayi menjadi
kematangan organ secara psikologi pada masa dewasa.
Pada tahap ini individu sudah membuat gaya hidup secara sadar. Rencana dan tujuan masa depan
sudah terpikirkan.
Menurut Allport, hal yang diperlukan dalam merealisasikan pribadi yang dewasa adalah sebagai
berikut:
Extension of self
Yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat secara sempit kepada kegiatan-kegiatan yang erat
hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan serta kewajiban-kewajiban yang langsung. Dia harus
dapat mengambil bagian dan menikmati bermacam-macam kegiatan. Suatu hal yang penting
daripada extension of the self itu ialah proyeksi ke masa depan: merencanakan, mengharapkan
(planning, hoping).
Self-objectification
Ada dua komponen pokok dalam hal ini, ialah insight dan humor, yaitu :
Insight
Apa yang dimaksud dengan insight disini ialah kecakapan individu untuk mengerti dirinya.
Humor
Yang dimaksud dengan humor disini adalah kecakapan untuk mempertahankan hubungan positif
dengan dirinya sendiri dan objek-objek yang disenangi, serta menyadari adanya ketidakselarasan
dalam hal ini.
Filsafat Hidup
Walaupun individu itu harus bersifat objektif dan bahkan menikmati kejadian-kejadian dalam
hidupnya, namun haruslah ada latar belakang yang mendasari segala sesuatu yang dikerjakannya,
yang memberinya arti dan tujuan. Religi merupakan salah satu hal yang penting dalam hal ini.
Adanya hubungan yang hangat kepada orang lain, menunjukkan keintiman, kasih sayang dan
toleransi.
Theoretical value
Economic values
Aesthetic values
Social Values
Political values
Religious values
: memfokuskan pada hal-hal yang tak kelihatan mata (gaib) serta dengan
tingkatan. Tingkat yang direncanakan (Coping Behavior) termasuk didalamnya berupa isi
perkuliahan, dan tingkat yang tidak direncanakan (Expressing Behavior) berupa pergerakan
pembicara, gerak tubuh dan suara. Pembicara mungkin saja gugup atau berbicara dengan suara
yang tidak jelas/terlalu cepat. Perilaku yang spontanitas ini menggambarkan elemen-elemen dari
kepribadiannya.
Dalam catatan studi Expressive Behavior nya, Allport memberikan subjek bermacammacam tugas untuk menampilkan dan kemudian menilai konsistensi pergerakan ekspresif
mereka dalam situasi yang berbeda (Allport dan Vernon, 1933). Dia menemukan bahwa Tingkat
konsistensi ada pada suara, tulisan tangan dan gerak tubuh. Dari tingkah laku tersebut, dia
menyimpulkan adanya introversion dan extraversion traits.
Riset mengenai expressive behavior menjadi lebih populer sekarang ini bila dibandingkan
beberapa dekade yang lalu. Terdapat banyak teori dan eksperimen yang menggambarkan
ekspresi wajah dan suara (see Russell, Bachorowski, dan fernandez-Dols, 2003). Riset ini
menunjukkan bahwa kepribadian dari audiotapes, film dan videotapes. Ekspresi wajah,
perubahan suara, gerak tubuh yang aneh, kelakuan mengungkapkan ciri-ciri kepribadian.
Expressive Behavior dapat juga dinilai dari foto-foto (Allport & Cantril, 1934; Berry 1990, 1991;
DePaulo, 1993; Riggio & Friedman, 1986; Riggio, Lippa, & Salinas, 1990).
Dalam sebuah analisis dari foto buku tahunan dari lulusan wanita ditemukan beberapa
yang memamerkan ekspresi emosional yang positif berkisar pada umur 21 tahun bernilai lebih
tinggi padaperasaan self-report nya dan baik secara subjektif ketika pengujian diberlakukan pada
umur 27, 43 dan 52. Mereka melaporkan keadaan yang lebih baik dalam pernikahan, hubungan,
kompetensi, cita-cita dan memunculkan emosi positif yang berkurang di buku tahunan pada
umur mereka 21 tahun (Harker & Keltner, 2001)
Riset mengakumulasikan bukti fisik yang mengesankan menunjukkan bahwa beberapa
orang dapat membentuk perasaan yang benar-benar mengesankan dari kepribadian orang asing
hanya berdasarkan pada penampilan dan ekspresi wajah (Berry & Wero, 1993). Contohnya
adalah studi kasus mengenai pengamat membentuk kesan terhadap orang asing dengan melihat
foto-foto mereka. Hal inilah yang mendukung teori Allport bahwa Expressive Behavior dapat
merefleksikan traits kepribadian.
Paul Ekman mengidentifikasikan tjuh emosi yang secara konsisten berbeda dari orang
lain. Emosi itu adalah marah, penghinaan, kejijikan, takut, sedih, terkejut dan bahagia (Ekman,
Matsumoto & Friesen, 1997). Ekman mengembangkan sebuah sistem pengkodean berdasarkan
analisisnya terhadap 43 jaringan wajah. Sistem ini menyediakan 3000 konfigurasi yang berbeda
dan berguna dalam membaca ekspresi emosional dalam wajah seseorang. The Facial Action
Coding System digunakan oleh CIA dan FBI untuk mendeteksi kebohongan seorang kriminal
ataupun teroris.
Riset yang lain menunjukkan beberapa aspek dasar kepribadian diungkapkan melaui
ekspresi wajah. Contohnya adalah, sel saraf menunjukkan bahwa seseorang kelihatan dalam
keadaan marah dan takut. Persetujuan menunjukkan ekspresi tertawa atau eksperesi interaksi
sosial yang ramah. Keterbukaan diwujudkan dalam bentuk senyuman, tawaan, dan ekspresi
kenyamanan dan menyenangkan. Kesadaran ditandai dengan perasaan malu termasuk
mengendalikan senyum dengan ketat, pengalihan pandangan, serta pergerakan kepala ke atas dan
ke bawah.
Tipe tingkah laku A, pola yang menyarankan untuk mengaitkan dengan potensi penyakit
hati, yang berbeda dengan tipe tingkah laku B melaui ekspresi jijk, melotot, meringis dan
cemberut (Chesney, Ekman, Friensen, black & Hecker, 1997). Studi tentang kesabaran dalam
menghadapi depresi di Switzerland ditemukan bahwa ekspresi wajah yang berbeda terhadap
seseorang yang berusaha bunuh diri dengan satu lagi yang tidak (Heller & Haynal, 1997).
Dengan jelas, kita mengeluarkan apa yang ada didalam diri kita melalui ekspresi pada wajah kita.
Dan akhirnya terdapat pertanyaan bahwa apakah terdapat persamaan ekspresi dalam
mengungkapkan kepribadian dari satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain? Jawabannya
adalah tidak terdapat konsistensi didalamnya. Studi dalam membandingkan ekspresi wajah
antara bayi keturunan China, amerika dan Jepang menemukan kesimpulan yang berbeda. Bayi
keturunan China menunjukkan tingkh laku ekspresi wajah yang minim bila dibandingkan dengan
bayi keturunan Amerika dan Jepang. Bayi amerika memiliki perbedaan yang signifikan dalam
ekspresi wajah terhadap bayi China, walaupun tidak begitu dengan bayi Jepang (Camras, 1998).
REFLEKSI DARI TEORI ALLPORT
Idiografik allport meneliti pendekatan yang berlawanan dengan pemikiran yang banyak
dilakukan oleh psikolog temporary, yang menerima riset nomotetik didalamnya. Fokus Allport
terhadap kesehatan emosional pada masa dewasa yang lazimnya berada di bawah cabang ilmu
psikologi klinis, yang berhubungan dengan sistem saraf.
Sangat sulit untuk menerjemahkan konsep allport menjadi bentuk yang lebih spesifik dan
cocok untuk studi dengan menggunakan metode eksperimental. Contohnya, bagaimana kita
mengamati autonomi fungsional ataupun propriate striving di dalam laboraturium. Bagaimana
kita bisa memanipulasi mereka untuk mencoba pengaruh/akibat mereka terhadap variabel yang
lain?
Terdapat kritik didalam Konsep Autonomi Fungsional Allport. Dia tidak dapat
menjelaskan bagaimana bentuk asli motif dapat berubah/bertransformasi menjadi bentuk
autonomous. Contohnya adalah ketika seseorang aman secara finansial, melalui apa motif awal
ingin bekerja keras untuk mendapatkan materi dan berubah bentuk menjadi motif bekerja keras
untuk tugas itu sendiri? Jika mekanisme dari perubahan tersebut tidak dapat dijelaskan,
bagaimana kita dapat memprediksi motif pada masa kanak-kanakkemudian menjadi autonomous
pada masa dewasa?
Penekanan Allport terhadap keunikan kepribadian dipertarungkan, karena posisinya yang
memfokuskan kepada seorang individu secara eksklusif yang sangat tidak memungkinkan untuk
meluaskan dari satu orang terhadap orang lain. Banyak psikolog yang menemukan kesulitan
untuk menerima usulan Allport mengenai ketidaksinambungan antara kanak-kanak dan dewasa,
hewan dan manusia, serta normal dan abnormal. Mereka menunjuk bahwa riset terhadap tingkah
laku anak-anak, binatang dan gangguan emosional yang menghasilkan sesuatu pengetahuan yang
besar mengenai fungsi normal dan kesahehatan emosional pada masa dewasa.
Meskipun terdapat banyak kritik, teori allport dapat diterima dengan baik dalam
komunitas akademik. Pendekatannya terhadap perkembangan kepribadian, dia menekankan
kepada keunikan (kekhasan), dan fokus terhadap tujuan yang dianggap penting telah
merefleksikan dalam pekerjaan oleh Psikolog Humanistik, Carl Rogers dan Abraham Maslow.
Ketertarikan terhadap pekerjaan Allport telah menghidupkan kembali bagian dari fokus dalam
traits kepribadian yang menekankan pada beberapa ide yang dimiliki bantuan secara sama dalam
ide-ide yang dimiliki.
Penekanan Allport terhadap kesadaran, adalah sebagai penentu tingkah laku yang
menyediakan alternatif lain sebagai posisi psikoanalitik bahwa melihat seseorang dengan cara
yang tidak rasionaldan ketidaksadaran yang tidak dapat dikendalikan. Pandangan Allport
mengenai masyarakat lebih kepada harapan di masa depan daripada masa yang lalu dan
berhubungan dengan harapan dan filosofi manusia.Kontribusi Allport dalam bidang psikologi
membuat studi tentang kepribadian agar dapat dihormati oleh orang-orang dalam bidang
akademis dan menekankan pada peran genetik.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. UMMpress:Malang
Schultz, Duane dan Schultz, Sydney Allen. 2005. The Theories of Personality. Thomson
Learning:USA
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Kepribadian. PT Raja Grafindo:Jakarta