Anda di halaman 1dari 18

PENCEMARAN LAUT

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Pencemaran Laut ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Laut................................................................. 3
B. Contoh Pencemaran Laut...................................................................... 3
C. Dampak Pencemaran Laut.................................................................... 11
D. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Laut............................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada mulanya orang berpikir bahwa dengan melihat luasnya lautan,
maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari
aktivitas manusia di daratan seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa
menimbulkan suatu akibat yang membahayakan. Bahan pencemar yang masuk
ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-
lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya.
Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin
meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan
yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat
dikontrol secara tepat.
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan
daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain
itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh
dari atmosfer. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke
dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian
tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke
dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang,
cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh
fitoplankton. Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama
dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton.
Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam
tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-
banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan
planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores
dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik

1
2

level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level
tertinggi.
Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi
polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang
juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan
menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut
tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi terus-
menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air.
Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton
sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini
berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang
tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh
makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar
kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood)
yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan
polutan yang tinggi.
Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus
ditangani secara sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui apa itu
pencemaran laut, bagaimana terjadinya pencemaran laut, serta apa yang solusi
yang tepat untuk menangani pencemaran laut tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pencemaran laut?
2. Apa saja pencemaran laut?
3. Apa dampak pencamaran laut?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Laut


Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel
kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran
organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek
berbahaya. Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang
berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan
binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder
(menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk
ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi,
kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak
kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen,
menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran
laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui
tumpahan.

C. Contoh Pencemaran Laut


1. Pencemaran Laut oleh Minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga
kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak di lautan
hampir tidak bias dielakkan. Kapal tanker mengangkut minyak mentah
dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak di
lautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung di atas permukaan laut
yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai. Contoh kecelakaan
kapal yang pernah terjadi:
a. Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000
burung mati.
b. Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975.
c. Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978.

3
4

Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan


tumbuh tumbuhan yang hidup di suatu daerah. Minyak yang mengapung
berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang di atas
permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk
membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak
minum minyak dan mencemari diri sendiri. Selain itu, mangrove dan
daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran
akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak
daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih
kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.
2. Pencemaran Laut oleh Logam Berat
Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5
gram atau lebih untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang
dari 5 gram adalah logam ringan.
Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As),
kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah
satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai
permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya
pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air
yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.
Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm3 dan
logam berat bersifat tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan
logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan. Logam berat yang
berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat masuk
secara langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung
logam berat diminum, sedangkan secara tidak langsung apabila memakan
bahan makanan yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia,
logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya
terhadap kesehatan.
5

Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Indonesia yaitu


Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah
lokasi pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu
tambang) milik PT. Newmont Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996,
perusahaan asal Denver, AS, tersebut membuang sebanyak 2.000 ton
limbah tailing ke dasar perairan Teluk Buyat setiap harinya. Sejumlah ikan
ditemui memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung cairan kental
berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena serupa
ditemukan pula pada sejumlah penduduk Buyat, dimana mereka memiliki
benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala.
3. Pencemaran Laut oleh Sampah
Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang,
terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah
di laut adalah plastik, sebuah komponen yang telah dengan cepat
terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di lautan
diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.
Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut
berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat
terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.
Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau
hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan
lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk
lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka
dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke
permukaan untuk bernapas.
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang ke laut
melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini
kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi.
Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan
memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang
6

tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi


pertumbuhan mikroorganisme.
Aktivitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya
kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan
berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
hidup di daerah tersebut. Pada keadaan yang paling ekstrem, jumlah
spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat
mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga
mikrofauna yang dapat hidup di situ hanya dari golongan cacing saja.
Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur
dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan
suatu masalah besar di perairan terbuka.
4. Pencemaran Laut oleh Pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat
akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan
tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme lain
yang tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi
yang tinggi yaitu dapat membunuh organisme-organisme yang tidak
dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya, tetapi pada kenyataannya
pestisida bisa membunuh biota air yang ada di laut.
Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup
bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini.
Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul
yang sangat kuat di mana molekul-molekul ini kemungkinan dapat
bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan.
Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara
terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan
akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan
berbahaya bagi organisme yang hidup didaerah tersebut.
Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka.
Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk
7

bahan kimia di dalam jaringan tubuhnya. Ketika pestisida masuk ke dalam


ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut.
Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta
penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai
makanan termasuk manusia.
5. Pencemaran Laut Akibat Proses Eutrofikasi
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan
nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam
ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer
(ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan
cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar
oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya mengganggu kestabilan
populasi organisme lain. Muara merupakan wilayah yang paling rentan
mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan
terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke
lingkungan laut , dan cenderung menumpuk di muara.
The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia
(kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini
menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat,
Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di
Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah (red tide)
secara signifikan yang membunuh ikan dan mamalia laut serta
menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan
domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.
6. Pencemaran Laut Akibat Peningkatan Keasaman
Dewasa ini sangat banyak kegiatan manusia yang menyebabkan
polusi udara, tanah dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri,
asap kendaraan, dan banyak lagi. Salah satu contoh adalah semakin
banyak karbon dioksida memasuki atmosfer bumi, maka karbon dioksida
yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan hujan asam dan juga
meningkatkan kadar keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi
8

peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan


hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka.
Perubahan iklim juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan .
Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman
laut, dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi
peningkatan keasaman ini.
Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia,
terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah
Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah
keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja
seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan
perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan
sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah
barangkali terjadi, namun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu
tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab
alami
7. Pencemaran Laut Akibat Polusi Kebisingan
Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau
suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi
minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di
laut daripada di udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki
penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan
oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang
hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun
1950 dan 1975, ambiens kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel
(telah meningkat sepuluh kali lipat). Sumber suara di laut antara lain:
a. Sumber Alami
Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua
yaitu proses fisika serta proses biologi. Proses fisika ini antara lain:
aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, gelombang.
9

Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia


laut dan ikan.
b. Lalu Lintas Kapal
Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan
kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya
berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar yang
beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara dengan
level 190 desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal
yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan gelombang suara
sekitar160-170 desibel.
Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis tembok virtual yang
disebut “white noise” yang memiliki kebisingan konstan. White noise
dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai batas
untuk area yang lebih kecil. Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal
besar lainnya sejenis kargo yang membawa peti kemas memiliki
kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.
c. Eksplorasi dan Eksploitasi Gas dan Minyak
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi gas dan minyak banyak
menggunakan survei seismik, pembangunan anjungan minyak/rig,
pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari survei seismik saat ini
menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat
berisi udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat
mengeluarkan udara terkompresi ke dalam kolom air. Metode tersebut
dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan 255 desibel.
Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan
kerusakan pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan.
Seperti layaknya penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh
terhadap pendengaran manusia secara langsung. Pulsa sinyal akustik
ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti misalnya
paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan frekuensi
suara yang rendah. Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan
10

pengeboran minyak di mana dalam operasionalnya setiap hari banyak


menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang berisiko bagi
mamalia laut.
d. Penelitian Oseanografi dan Perikanan
Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic
Thermography of Ocean Climate (ATOC) dimana digunakan kanal
suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur laut. Sistem ini
digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut.
Akibatnya terhadap hewan-hewan di laut terbukti bahwa mereka
bergerak menjauh (terutama Paus jenis tertentu) namun selang
beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari
speaker yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya,
dan terdeteksi sampai dengan 11000 mil jauhnya.
Dari penyebab di atas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak
disebutkan di sini, salah satunya adalah kegiatan perikanan para
nelayan yang menggunakan peledak atau pukat harimau yang tidak
hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung
ekosistem di laut itu sendiri.
e. Kegiatan militer
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang
menghasilkan sumber suara yang menimbulkan kebisingan di laut.
Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval milik US. Army yang
menggunakan sonar aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin.
Angkatan Laut Amerika (NAVY) pernah mengembangkan suatu
sistem yang dinamakan Low Frequency Active Sonnars (LFA) untuk
keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti bahwa terdapat
beberapa efek negatif terhadap kehidupan dan perilaku mamalia di
lautan.
Terhadap ikan paus efek tersebut ternyata mengganggu jalur
migrasi dan untuk jenis ikan paus biru dan ikan paus sirip adalah
terhentinya proses komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui
11

beberapa penelitian, maka penggunaan LFA tersebut juga berpengaruh


terhadap kesehatan manusia. Beberapa penyelam NAVY yang
menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat sistem tersebut
terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan
tubuh serta gangguan di daerah perut dan dada.
Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan
ini di sebutkan oleh Vonk and Martin (1989), Simmonds and Lopez-
Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and Cebrian (1999)
mereka menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh aktifitas
militer ini telah menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di
Pulau Canary dan Laut Ionia. Selain itu paus jenis sperm mengalami
perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam merespons sonar ini.
Pendamparan lainnya terjadi pada bulan Maret 2000 di Bahama, 17
mamalia laut( termasuk 2 spesies paus jenis beaked dan minke).
Pendamparan ini terjadi akibat latihan militer Amerika yang
menggunakan sonar.

D. Dampak Pencemaran Laut


WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia
dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia
merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang
tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen
yang mempunyai daya racun yang sangat potensial dan memiliki kemampuan
terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang
menyebabkan kematian. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh logam berat di
dalam tubuh manusia:
1. Barium (Ba)
Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang.
Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya
sistem syaraf.
2. Cadmium (Cd)
12

Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari


udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat
beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid,
dicurigai dapat menyebabkan hipertensi.
3. Kromium (Cr)
Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan
tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada
ginjal.
4. Timbal (Pb)
Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka
panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran
5. Raksa (Hg)
Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka
panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan
pada kelahiran.
6. Perak (Ag)
Beracun jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit,
mata dan membran mukosa (mucus).

E. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Laut


Upaya pencegahan maupun penanggulangan pencemaran laut telah
diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan
Laut.
1. Pencegahan Terjadinya Pencemaran Laut
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah pencemaran laut:
a. Tidak membuang sampah ke laut.
b. Penggunaan pestisida secukupnya.
13

c. Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut
adalah puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung
rokok di sekitar laut.
d. Kurangi penggunaan plastik.
e. Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan
memancing di laut.
f. Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL).
g. Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan
tertutup.
h. Pendaur-ulangan sampah organik.
i. Tidak menggunakan detergen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan
makanan bagi tanaman air seperti eceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air.
j. Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah.
2. Penanggulangan Pencemaran Laut
a. Melakukan proses bioremediasi, di antaranya melepaskan serangga
untuk menetralisir pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan
minyak dari ledakan ladang minyak.
b. Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap
logam berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan
tersebut adalah pohon api-api (Avicennia marina). Pohon Api-api
memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.
c. Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa
pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih
ditingkatkan, sehingga akan didapat laut yang bersih, sehat, dan
nyaman.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan
daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain
itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh
dari atmosfer. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke
dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian
tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke
dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang,
cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel
kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran
organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek
berbahaya.
WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia
dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia
merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang
tercemar logam berat.

F. Saran
Masuknya sampah ke dalam laut karena aktivitas manusia merupakan
hal yang fatal. Sehingga kita sebagai insan akademisi di harapkan terus
memberi kontribusi dengan memikirkan masalah-masalah serius seperti ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-
laut/sumber-dan-bahan-pencemar-laut/

http://yunuzmuhammad.blogspot.com/2007/11/pengertian-dan-sumber-
pencemaran.html

Anda mungkin juga menyukai