Makalah Individu
Pencemaran Laut
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Pencemaran Laut”. Meskipun banyak rintangan dan
hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan
tepat pada waktunya.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Jumsurizal, S.Pi,
M.Si yang telah memberikan tugas makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, saya menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah
sempurna.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca . Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan.................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5
A. Pengertian Pencemaran Laut 6
B. Penyebab Pencemaran Laut...............................................................................................6
C. Dampak Pencemaran Laut..............................................................................................12
D. Pencegahan dan Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Air Laut.........................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua
hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan
3
seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa menimbulkan suatu akibat yang
membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan
mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi
tidak berbahaya. Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin
meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat
racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat.
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di
mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai
tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang
mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian
larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian
masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-
cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton.
Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan.
Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton
lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton
sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores
(pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan
karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh
ikan predator sebagai tropik level tertinggi.
Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan
dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung
logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam
insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya
dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air.
Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan
predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh
organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan
makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat
dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar
kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari
pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi.
4
Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam
berat. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food
Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak
mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama
dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki
kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang
menyebabkan kematian.
Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara
sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui apa itu pencemaran laut, bagaimana
terjadinya pencemaran laut, serta apa yang solusi yang tepat untuk menangani pencemaran
laut tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan pencemaran laut?
b) Apa yang menjadi sumber dan bahan pencemaran laut?
c) Apa saja dampak dari pencemaran laut?
d) Apa saja kasus Pencemaran Laut yang pernah terjadi di Indonesia dan di dunia?
e) Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran laut dan kebijakan
untuk menangani perihal tersebut?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk mengetahui semua informasi
tentang pencemaran laut mulai dari definisinya, sumber, serta bahan-bahan yang mencemari
laut, dampak pencemaran laut , cara penanggulangan dan kebijakan yang diterapkan untuk
mengatasi perihal pencemaran laut dan kasus-kasus pencemaran laut yang pernah terjadi di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk
partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar
adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang
terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang
terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak
kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan
perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik
tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.
6
sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab
terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang
terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.
Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm 3 dan logam berat bersifat
tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di
dalam perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat masuk secara
langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam berat diminum,
sedangkan secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal dari air
tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan
berbagai bahaya terhadap kesehatan.
Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Indonesia:
Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi
pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT. Newmont
Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal Denver, AS, tersebut membuang
sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk Buyat setiap harinya. Sejumlah
ikan ditemui memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung cairan kental berwarna
hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena serupa ditemukan pula pada
sejumlah penduduk Buyat, dimana mereka memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis,
pergelangan, pantat dan kepala.
Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi
yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan
masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara.
The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan
oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini
terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat,
dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah
(red tide) secara signifikan yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan
masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat
organisme mendekati ke arah pantai.
9
atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya
adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan
perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah
sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya
adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan
karena sebab alami.
10
Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei
seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari
survei seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat
berisi udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi
ke dalam kolom air. Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai
dengan 255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan
kerusakan pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya
penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia secara
langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti
misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan frekuensi suara yang
rendah.
Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana dalam
operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang
beresiko bagi mamalia laut.
d. Penelitian Oseanografi dan Perikanan
Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic Thermography of Ocean
Climate (ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur
laut. Sistem ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut. Akibatnya
terhadap hewan-hewan di laut terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus jenis
tertentu) namun selang beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari
Speaker yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya, dan terdeteksi sampai
dengan 11000 mil jauhnya.
Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak disebutkan di sini,
salah satunya adalah kegiatan perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau pukat
harimau yang tidak hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung
ekosistem di laut itu sendiri.
12
d) Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang,
menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran
e) Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka
panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada
kelahiran.
f) Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit, mata
dan membran mukosa (mucus).
2. Tumpahan minyak
Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang
diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka
menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta
dapat menyebabkan keracunan pada burung tersebut.
3. Sampah
Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang
plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak
dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat
saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain
berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap
kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah
bersentuhan dengan air laut, dll.
4. Pestisida
Pengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air :
a) Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat mempengaruhi
system syaraf pusat.
b) Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga dapat merubah
tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska dan juga ikan.
13
c) Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap
racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan bertulang sejati),
dll.
5. Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah
alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu
banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian secara
massal, serta terjadi kompetisi dalam mengonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada
tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi
anoxic dan menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.
6. Peningkatan keasaman
Selain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut terpengaruh
karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang memiliki tulang karbonat
kalsium dan yang menjadi sumber makanan bagi penghuni laut lainnya. Satu miliar orang
yang bergantung pada ikan sebagai sumber utama penghasil protein akan terkena dampak
dari peningkatan keasama laut tersebut.
7. Polusi kebisingan
Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat
berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan
tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini
penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk
manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.
14
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran
laut :
Tidak membuang sampah ke laut
Penggunaan pestisida secukupnya
Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah puntung
rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.
Kurangi penggunaan plastik
Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di laut.
Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
Pendaurulangan sampah organik
Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi
tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
17
a) Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah
industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke
dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.
b) Penyebab pencemaran laut yaitu :
- Pencemaran oleh minyak
- Pencemaran oleh logam berat
- Pencemaran oleh sampah
- Pencemaran oleh pestisida
- Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
- Pencemaran akibat peningkatan keasaman
- Pencemaran akibat polusi kebisingan
d) Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut.
2. Saran
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada.
Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta
melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi dengan stop
pencemaran laut akibat ulah manusia.
DAFTAR ISI
18
Ahmar, Hilal. 2013. Bahan-bahan Pencemaran Laut.
http://majalahhilalahmarsolo.blogspot.com/2013/03/sehat-lingkungan-bahan-bahan
pencemar.html. diakses pada 2 Juni 2016.
Massa. 2011. Sumber-sumber pencemaran di laut.
http://massal2003.wordpress.com/2011/10/22/sumber-sumber-pencemaran-laut-
sources-of-marine-pollution/. diakses pada 2 Juni 2016.
Nurul, Agus K. 2013. Dampak Pencemaran Laut.
http://agusnurul.blogspot.com/2011/02/marine-pollution-pencemaran-laut-tugas.html.
pada tanggal 2 Juni 2016.
Suwito, Vivien Anjadi. 2013. Sumber-sumber pencemaran di laut.
http://vivienanjadi.blogspot.com/2012/02/pencemaran-pesisir-dan-laut.html. diakses
pada 2 Juni 2016.
19