Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
“PERKEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI”

Disusun oleh :
SALSABILA : 2205110175

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Drs. H. Zulkifli, N, M. Pd


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang masih memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulis memberikan sebuah makalah yang berjudul
“Perkembangan Ilmu pendidikan Usia Dini”.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :

1. Drs. H. Zulkifli, N, M. Pd.. sebagai dosen mata kuliah.

2. Orang tua yang telah membantu kami dalam segi biaya.

3. Teman-teman yang telah mendukung dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
makalah in.i
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Pekanbaru, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 2
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anak Usia Dini............................................................. 3
2.2 Pendidikan Anak Usia Dini………………………………………...... 3
2.3 Perkembangan Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini…………………..... 4
2.4 Landasan Pendidikan Anak Usia Dini.............................................. 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................ 10
3.2 Saran................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0 sampai 6
tahun) merupakan masa keemasan dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan
berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. masa awal kehidupan anak
merupakan masa penting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini
pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan fisiknya.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
stimulasi pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan baik jasmani
maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih
lanjut. (Martinis, 2013).
Taman Kanak – Kanak (usia 4 – 6 tahun) merupakan masa peka bagi anak, dimana
anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi
anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi – fungsi fisik dan spikis
yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Dimana masa ini
merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan
kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, kemandirian, seni,
moral, dan nilai – nilai agama. (Diknas 2005 dalam Martinis 2013).
Setiap individu anak usia dini itu unik dan terlahir dengan potensi yang
berbeda-beda pula (Susanto, 2017). Saat masa usia dini anak akan mengalami
perkembangan yang amat pesat baik itu fisik maupun mentalnya (Susanto, 2017).
Untuk dapat menfasilitasi pesatnya perkembangan tersebut, maka dibutuhkan
stimulasi pemberian pendidikan dengan cara yang tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan anak usia dini?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini?
3. Bagaimana perkembangan ilmu pendidikan anak usia dini?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui defenisi anak usia dini
2. Untuk mengetahui definisi pendidikan anak usia dini
3. Untuk mengetahui perkembangan perkembangan ilmu pendidikan anak usia
dini
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak Usia Dini


Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan
dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. anak usia dini berada pada
rentang usia 0 sampai 8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam
berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup
manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus
memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

Anak usia dini memiliki batasan usia tertentu, karakteristik yang unik, dan berada pada
suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan berikutnya
berikutnya. Selama ini anak usia dini disebut dengan masa keemasan atau golden age yang
terus berkembang pesat. Perkembangan tersebut dimulai sejak prenatal, yaitu sejak dalam
kandungan.

2.2 Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak
sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuiki pendidikan lebih
lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal,nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang dimana anak usia dini memasuki tahap
pertama sebelum melakukan jenjang kesekolah dasar tahapan-tahapan pendidikan
anak usia dini memiliki tahapan yang berbeda-beda dengan keunikannya masing-
masing yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini dimulai sejak lahir
sampai usia 6 tahun supaya memiliki kesiapan secara mental dengan siap sebelum
melakukan kejenjang berikutnya.
2.3 Perkembangan Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini
Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan
sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan, yang akan mementukan
perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk
meletakan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional,
konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama (Mansur, 2011).

Berbagai aspek perkembangan yang melingkupi perkembangan anak usia dini


antara lain:

1. Perkembangan jasmani (fisik dan motorik)


Perkembangan fisik setiap anak tidak selalu sama ada yang mengalami pertumbuhan
secara cepat, ada pula yang lambat. Pada masa kanak kanak pertambahan tinggi dan
pertambahan berat badan relatif seimbang. Perkembangan motorik anak terdiri dari dua,
ada yang kasar dan ada yang halus.

2. Perkembangan kognitif
Kemampuan kognitif yang memungkinkan pembentukan pengertian, berkembang
dalam empat tahap, yaitu tahap sensori motor (0 sampai 24 bulan), tahap pra
operasional (24 bulan sampai 7 tahun tahap operasional konkret (7 sampai 11
tahun), dan tahap operasional formal (dimulai usia 11 tahun). Tahap-tahapan ini
merupakan pola perkembangan kognitif yang berkesinambungan, yang akan
dilakukan oleh semua orang.
3. Perkembangan berbicara
Bicara merupakan keterampilan mental motorik. Bicara tidak hanya melibatkan
koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai
aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti bunyi yang dihasilkan.
4. Perkembangan emosi
Setiap orang mengikuti pola perkembangan emosi yang sama, sekalipun dalam
variasi yang berbeda. Ciri khas emosi anak adalah emosinya kuat, emosi sering
kali tampak, emosinya sementara bersifat labil, dan emosi dapat diketahui melalui
kriteria anak.
5. Perkembangan social
Perkembangan sosial mengikuti suatu pola, yaitu suatu urutan perilaku sosial.
Pola ini sama pada semua anak di dalam suatu kelompok budaya. Maka, ada pola
sikap anak tentang minat terhadap aktivitas sosial dan pilihan teman. Oleh karena
itu, memungkinkan untuk meramalkan perencanaan jadwal waktu pendidikan
sikap dan keterampilan sosial.
6. Perkembangan moral
Perilaku moral merupakan perilaku yang dipelajari. Dalam mempelajari perilaku
moral, terdapat tiga pokok utama, yaitu:
a. mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok sosial terhadap anggotanya
sebagaimana dicatumkan oleh hukum, kebiasaan dan peraturan;
b. mengembangkan hati nurani;
c. belajar mengalami perasaan malu dan bersalah bila perilakunya tidak sesuai
dengan harapan kelompok.
Kelima aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri
dan memiliki saling keterkaitan. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini
Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp & Coople (dalam
Siti Aisyah dkk, 2007) adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling


berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2. Perkembangan fisik/motorik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif anak terjadi
dalam suatu urutan tertentu yang relatif dapat diramalkan.
3. Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan
antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.
4. Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap
perkembangan anak.
5. Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus,
terorganisasi dan terinternalisasi.
6. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks
sosial budaya yang majemuk.
7. Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya
tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, sosial, dan pengetahuan
yang diperolehnya.
8. Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
9. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan
kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak.
10. Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk
mempraktikkan berbagai ketrampilan yang diperoleh dan memahami
tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang dikuasainya.
11. Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif kinestetik, atau
gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar
hal yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.
12. Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar ada dalam komunitas
yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik
dan fisiologis.
2.4 Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
1. Landasan Yuridis
Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan
pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang sistem Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa “setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan darikekerasan dan diskriminasi”.
Dalam UU NO. 23 Thaun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak
dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya”.Dalam UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan
bahwa:
1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar,
2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal,
3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA< atau bentuk lain
yang sederajat, (4) pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal: KB,
TPA, atau bentuk lain yang sederajat,
4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal: Pendidikan, keluarga
atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan
5) ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah”.
2. Landasan Filosofis
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya
melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik.
Standar manusia yang “baik” berbeda antara masyarakat, bangsa atau negara,
karena perbedaan pandangan filsafat yang menjadi keyakinannya. Perbedaan
filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi
atau tujuan pendidikan.Bangsa Indonesia yang menganut falsafat Pancasila
berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan
pendidikan yaitu menjadikan manusia Indonesia seutuhnya.
Bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan danmencintai
demokrasi yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
maknanya “berbeda tetapi satu”. Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga
sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa
diabaikan oleh siapapun.Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak
untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya.
Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga kelak menjadi
anak bangsa yang diharapkan. Bangsa Indonesia yang menganut falsafat.
Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusai pancasilais menjadi
orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia Indonesia seutuhnya.
Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat
dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan
pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.

3. Landasan Keilmuan
Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka keilmuan
PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa
disiplin ilmu, diantaranya: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak,
antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro sains atau ilmu tentang
perkembangan otak manusia. Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu
pendidikan, masa usia dini merupakan masa letak dasar atau fondasi awal bagi
perkembangan anak. Apa yang diterima anak pada masa usia dini, apakah itu
makanan, minuman, serta stimulasi dari lingkungannya memberikan konstribusi
yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan
berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya
dengan perkembangan struktur otak. Dari segi empiris banyak sekali penelitian
yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting, karena
pada waktu manusia dilahirkan, menurut Clark (dalam Semiawan, 2004).
kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100-200 milyard sel otak yang siap
dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan
optimal, tetapi hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang
terpakai karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan
fungsi otak (Yuliani Nurani, 2011).Secara khusus tujuan pendidikan anak usia
dini adalah :
1) Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai
sesamanya.
2) Agar anak mampu mengelola ketrampilan tubuhnya termasuk gerakan
motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan
sensorik.
3) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan
dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir
dan belajar.
4) Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
5) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan
masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu
mengembangkan konsep diri yang positif dan control diri.
6) Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta
menghargai kreatif. (Yuliani Nurani,2011).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan
manusia. Masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah anak secara khusus mudah
menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan

berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

3.2 SARAN
Dengan perkembangan ilmu pendidikan saat ini khususnya untuk anak usia dini
pendidik lebih semakin meningkatkan kemampuannya dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu anak. Untuk guru yang
belum memahami kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa ingin tahu
anak dianjurkan untuk membaca sumber bahan ajar lebih banyak dan rajin dalam
mengupdate informasi terbaru tentang ilmu pengetahuan khususnya, pengetahuan
tentang Pendidikan Anak Usia Dini.
Dengan perkembangan ilmu pendidikan khususnya anak usia dini yang diberikan
diharapkan anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya, sehingga kelak menjadi anak bangsa yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: universitas Terbuka.
Hasnida. 2014. Analisa Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta: Luxima.
Idris, H. Zahara. 1992. Pengantar Pendidikan Jilid I. Jakarta. Penerbit: PT. Grasindo.
Madyawati, Lilis. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa.Jakarta: Kencana.
Mansur. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munib, Achmad. 2008.Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNES Pers.
Semiawan. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini: pendidikan
Prasekolah dan Dasar. Jakarta:Prenhalindo
Susanto, A. 2017. Pendidikan anak usia dini (konsep dan teori). Jakarta: Bumi
Aksara.
Suardi. 2016. Dasar-dasar Pendidikan. Yogyakarta: Parama Ilmu.
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2017. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta:PT Indeks.
Sumitro. 2005. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: UNY.
Yasmin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:
Referensi GP Press Group.

Anda mungkin juga menyukai