Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK


USIA SEKOLAH DASAR
Dosen : Saring Ariyanto, M. Pd.

Di Susun Oleh:
Kelompok 5

Ade Rohidi (202215500143)


Azwar Gina Gymnastiar (2022
)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAHUNIVERSITAS


INDRAPRASTA PGRI
2023

Page 1 of 21
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah memberi
petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam
semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri
tauladan-Nya yang baik .
Dan segala Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan anugrah,
kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
merupakan pengetahuan tentang Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Usia Sekolah
Dasar, semua ini di rangkup dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap permasalahan
lebih mudah di pahami dan lebihsingkat dan akurat.
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi
yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, membaca akan masuk pada inti
pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan, saran dari makalah ini. Diharapkan pembaca
dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang konsep pengaruh Islam. Kami penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.

Demikian,kami ucapkan terima kasih dan semoga bacaan ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membacanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 4 April 2023

Penyusun,

Page 2 of 21
DAFTAR ISI

Halaman utama.................................................................................................................1

Kata Pengantar..................................................................................................................2

Daftar Isi..............................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4-5
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5

BAB II Pembahasan............................................................................................................6
2.1 Perkembangan Fisik.........................................................................................................6-8
2.2 Perkembangan Kognitif.......................................................................................................8
2.3 Konsep Diri.........................................................................................................................9
2.4 Perkembangan Sosial...........................................................................................................9
2.5 Hubungan Keluarga...........................................................................................................10
2.6 Persahabatan........................................................................................................................12
2.7 Tekanan Teman Sebaya.......................................................................................................13

BAB III Penutup................................................................................................................14


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14

Laporan Observasi Peserta Didik tingkat Sekolah Dasar ( SD )...................................15


Daftar Pustaka...................................................................................................................21

Page 3 of 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia yang hidup pasti akan melalui yang namanya pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan bisa dikatakan
pertumbuhan ukuran yang irreversible, sedangkan perkembangan juga bisa dikatakan sebagai proses menuju kedewasaan.
Namun, pertumbuhan da perkembangan setiap manusia yang satu dengan manusia yang lainnya terjadi pada waktu
dan tempo yang berbeda karena banyak faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Setiap individu yang
normal pasti mengalami fase-fase perkembangan yang sistematis, yang mana fase-fase tersebut terdapat ciri khas masing-
masing sesuai kemampuan berkembang yang telah terukur dari tiap-tiap fase. Adapun fase-fase tersebut antara lain:
masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua masa,
yaitu masa kanak- kanak awal dan masa kanak-kanak awal dan masa kanak-kanak akhir.

Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa sekolah usia dasar, karena pada masa itu anak dituntut untuk
memperoleh dasar-dasar ilmu pengetahuan. Namun, tidak hanya itu anak pada masa ini sangat beragam sifatnya
karena masih dalam tahap penyesuaian terhadap lingkukang yang baru maupun individu lainnya. Oleh karena itu
setiap orang menyebut anak pada masa ini sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing. Fase-fase dalam
perkembangan mempunyai karakteristik masing-masing yang nantinya itu akan menjadi ciri khas tiap-tiap fase. Adapun
ciriciri tersebut digunakan sebagai indikator sejauh mana anak tersebut berkembang.

Ketika anak mulai memasuki usia sekolah dasar, pasti pertama kali dia akan merasakan perasaan yang bermacam-
macam dan tentunya juga akan mendapatkan pengalaman yang banyak. Hal yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru karena bertambah luasnya hubungan sosial. Dari proses penyesuaian tersebut pasti anak akan
mengalami perkembangan. Dan perkembangan anak tentunya mencakup asapek-aspek tertentu, yaknni aspek
sosial,aspek bahasa, aspek intelektual, aspek keagamaan, aspek emosi, aspek moral, aspek motorik, dimana
perkembangan aspek-aspek tersebut berbeda dengan tahap sebelumnya.

Berikut ini adalah definisi perkembangan peserta didik menurut para ahli. Antara lain;

Menurut Susilo Windradini (1995:2) menyatakan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan harus berjalan
seiring dan merupakan proses yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
(1) hereditas (pola-pola pewarisan sifat yang diturunkan orang tua kepada anak-anaknya melalui DNA ),
(2) lingkungan,
(3) kematangan fisik dan psikis ( emosi dan Kejiwaan seseorang ),
(4) serta aktifitas anak sebagai subjek bebas yang punya otoritas untuk membuat pilihan, menerima, atau menoloak,
serta memiliki emosi.

Hurlock, Elizabeth (1997) perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif ( sebuah konsep
berdasarkan jumlah atau banyaknya ) dan kuantitatif ( suatu jumlah yang dapat diukur )
Page 4 of 21
Menurut Abdul Mujib ( 2006 ) memberikan pengertian bahwa peserta didik adalah bentuk
penyebutan murid yang mengisyaratkan atau menunjukan dalam pendidikan formal dan non formal.
Hal ini di dasari pada kebutuhan peserta didik di sekolah yang memerlukan kajian demi
meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.

Menurut Ahmad Tafsir ( 2006 ) Menurutnya, definisi peserta didik sebagai simbul penyebutan
adanya suatu hubungan antara tenaga pendidik dan murid yang dilakukan dengan bentuk pengajaran
atau adanya transfer ilmu dari guru sebagai objek dan murid sebagai objek.

Sedangkan menurut Abuddin Nata ( 2005 ) Menurutnya, arti peserta didik adalah seseorang yang
sedang berada dalam proses pebelajaran sebagai objek yang dalam perkembangan dan
pertumbuhannya dilakukan menurut fitrahnya masing-masing. Kajian ini dilakukan dalam meninjau
manfaat mempelajari peserta didik yang dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
keilmuannya.

Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perkembangan adalah suatu perubahan menjadi bertambah
sempurna dalam hal pikiran atau akal, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa perkembangan adalah proses suatu perubahan dan memunculkan
sifat-sifat baru yang bertambah sempurna.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, makalh ini akan membahas perkembangan anak tahap kanak-
kanak akhir dengan fokus pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan fisik untuk anak pada tahap masa kanak-kanak akhir?
2. Bagaimana perkembangan kognitif untuk anak pada tahap masa kanak-kanak akhir?
3. Bagaimana konsep diri pada anak pada tahap masa kanak-kanak akhir?

1.3 Tujuan Penulisan

Rumusan masalah sebagaimana telah disebutkan sebelumnya merupakan sarana untuk


mengungkapkan tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui perkembangan fisik untuk anak pada tahap masa kanak-kanak akhir.
2. Mengetahui perkembangan kognitif untuk anak pada tahap masa kanak-kanak akhir.
3. Mengetahui konsep diri pada anak pada tahap masa kanak-kanak akhir.
4. Mengetahui kognisi sosial pada anak pada tahap masa kanak-kanak akhir.
5. Mengetahui hubungan keluarga pada anak pada tahap masa kanak-kanak akhir
Page 5 of 21
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Fisik

Usia 7 hingga 11 atau 12 tahun merupakan usia kanak-kanak akhir atau remaja awal.
Mereka ini umumnya sedang menjalani pendidikan pada jenjang sekolah dasar. Usia
awal memasuki sekolah dasar bervariasi di banyak negara. Mulai dari 5 tahun
hingga 7 tahun. Bagi anak yang memasuki usia sekolah dasar pada usia 6 tahun,
dengan perjalanan yang normal dia akan menyelesaikan pendidikan jenjang ini pada
usia 12 tahun. Banyak orang membagi anak usia remaja awal ini menjadi dua yaitu
“kanak-kanak tengah” (usia 7 – 9 tahun) dan periode kanak-kanak tengah-akhir (usia
10 – 11 tahun). Seperti bayi, balita, dan anak-anak prasekolah, anak-anak usia ini
lebih cepat tumbuh baik secara fisik maupun kognitif, meskipun pertumbuhannya
lebih lambat dari pada anak usia dini.
Perkembangan fisik di masa kanak-kanak tengah dicirikan oleh variasi yang
cukup besar dalam pola pertumbuhan. Variasi ini mungkin karena jenis kelamin, asal
etnis, genetika, hormon, gizi, lingkungan, atau penyakit yang diderita. Sementara
anak-anak dari kelompok usia ini mengikuti pola perkembangan dasar yang sama,
meski tidak harus “jatuh tempo” pada tingkat yang sama. Kebanyakan anak
perempuan mengalami pecepatan pertumbuhan sekitar usia 9 atau 10 tahun,
sedangkan anak laki-laki mengalami percepatan pertumbuhan yang sama di sekitar 11
atau 12 tahun. Anak-anak yang yang tidak menerima gizi yang memadai atau
memerlukan perhatian khusus secara medis mungkin beresiko
terhambat atau mengalami keterlambatan perkembangan
pertumbuhannya. Misalnya, anak-anak yang tinggal di negara-negara di mana
gizi buruk tidak menjadi masalah cenderung lebih cepat perkembangannya daripada
anak-anak yang tinggal di negara di mana malnutrisi merupakan masalah. Perubahan
fisik, otak, pengembangan sistem syaraf,
keterampilan motorik kasar dan halus, dan masalah kesehatan merupakan aspek
penting dari perkembangan fisik selama masa kanak-kanak tengah dalam tahap
perkembangan sebelumnya.
1. Perubahan Fisik
Pada awal masa kanak-kanak tengah, anak-anak biasanya menunjukan
perolehan penampilan baru , di mana tampil lebih ramping dan atletis. Anak
perempuan dan anak laki-laki masih memiliki bentuk tubuh dengan proporsi yang
sama sampai dengan keduanya mencapai pubertas, proses di mana dorongan
seksual anak-anak tumbuh kuat hingga ia dewasa. Setelah pubertas, karakteristik
seksual sekunder mulai tampak, terutama bentuk kurva payudara pada wanita
serta suara yang lebih dalam dan bahu yang lebar pada laki-laki. Hal ini membuat
perbedaan antara perempuan dan laki-laki lebih nyata.
2. Perkembangan Otak dan Sistem Saraf
Perkembangan otak dan sistem saraf harus terus berlangsung selama masa
Page 6 of 21
kanak-kanak menengah. Kemampuan perilaku dan kognitif yang lebih kompleks
sejalan dengan makin kuatnya sistem saraf pusat. Pada awal masa kanak-kanak
tengah, percepatan pertumbuhan terjadi di dalam otak, sehingga pada usia 8 atau
9 tahun, organ tubuhnya hampir sama dengan ukuran anak orang dewasa.
Perkembangan otak selama masa kanak-kanak tengah di tandai oleh pertumbuhan
struktur yang spesifik, khususnya lobus frontal. Lobus ini terletak di bagian depan
otak, tepat di bawah tengkorak. Lobus ini fungsinya antara lain bertanggung
jawab untuk perencanaan, penalaran, penilaian, sosial, etika, dan pengambilan
keputusan. Kerusakan pada bagian otak ini dapat menyebabkan luapan emosi
yang tidak menentu, ketidak mampuan merencanakan, dan menilai mana yang
baik atau buruk. Yang paling depan (anterior) sebagai bagian dari lobus frontalis
adalah korteks prefrontal (prefrontal cortex) , yang tampaknya bertanggung jawab
atas kepribadian.
Sebagai ukuran kenaikan lobus frontal adalah anak-anak dapat terlibat dalam
tugas-tugas kognitif yang semakin sulit, seperti melakukan serangkaian tugas
dalam urutan yang wajar. Contohnya adalah marakit mainan mekanis:
menyambungkan potong-potongan, menghubungkan bagian-bagian, langkah-
langkah membuat model dengan menambahkan sumber daya dan serangkaian
tugas yang harus diselesaikan dalam urutan yang benar untuk mencapai hasil
tertentu.
Lateralisasi dari dua belahan otak juga terus selama masa kanak-kanak
menengah, seperti halnya pematangan corpus callosum(gelombang dari serat saraf
yang menghubungkan kedua belahan otak), dan daerah lain dari sistem saraf.
Menariknya, anak-anak mencapai operasi
konkrit sekitar usia 7 tahun ketika otak dan sistem syaraf telah
mengembangkan sejumlah hubungan saraf . saat ini telah terjadi pengembangan
hubungan saraf, kemampuan seorang anak untuk melihat dan berpikir tentang
kemajuan dunia dari sudut pandang pandangannya.
3. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik adalah kemampuan berperilaku atau kemampuan
melakukan gerak motorik. Ketampilan motorik bruto(gross motor skills)
melibatkan penggunaan gerakan tubuh kecil. Kedua keterampilan motorik kasar
dan halus terus mengalami penyempurnaan pada masa kecil menengah.
Pada saat ini, anak-anak suka lari, melompat, meloncat, melempar,
menangkap, memanjat, dan keseimbangan. Anak-anak ini sudah mampu bermain
bisbol, naik sepeda, bersepatu roda, mengambil pelajaran karate, mengambil
kursus balet dan berpartisipasi dalam senam. Seperti halnya anak usia sekolah,
pertumbahan fisik pada anak-anak pada umumnya menjadi lebih cepat, kuat,
dan terkoordinasi,. Oleh karena itu, selama masa kanak-kanak tengah, anak-anak
menjadi lebih mahir dalam kegiatan motorik kasar.
Di samping itu, anak-anak senang menggunakan tangan mereka dengan cara-
cara rinci. Dari awal usia prasekolah, anak-anak belajar dan mempraktikan
keterampilan motorik halus. Anak telah mampu mengelola potongan benda,
membuat cetakan, membuat bentuk, menggambar, melukis, membuat sketsa
Page 7 of 21
kasar, dan menulis. Anak-anak juga belajar keterampilan seperti mengikat tali
sepatu, melepas knot, dan menyikat gigi mereka. Beberapa anak beruntung dapat
mengambil pelajaran musik seperti piano, biola, suling, atau instrumen lainnya.
Belajar untuk memainkan alat musik membantu anak-anak mengembangkan
kemampuan motorik halusnya.
4. Kesehatan
Masa kanak-kanak tengah cenderung menjadi masa hidup yang sangat sehat
bagi mereka, terutama pada masyarakat Barat dan di negara-negara maju lainnya.
Pada usia dini biasanya muncul penyakit khas bagi anak-anak seperti pilek, batuk,
dan sakit perut. Aneka penyakit ini cenderung berkurang frekuensinya pada masa
kanak-kanak. Hal ini disebabkan karena peningkatan ketahanan tubuh,
peningkatan kebersihan, dan perbaikan gizi. Meski penyakit yang diderita anak-
anak usia ini bersifat ringan, paling tidak tetap memerlukan perhatian medis.
Penyakit ringan dapat membantu anak-anak makin matang belajar keterampilan
psikologis dan mengatasi ketidak nyamanan fisik. Penyakit utama bagi anak-anak
usia sekolah adalah sama seperti penyakit utama bagi anak-anak muda: influenza,
radang paru-paru, kanker, penyakit yang merusak jaringan kekebalan tubuh (HIV
& AIDS). Pada sisi lain obesitas atau menjadi 20 persen
atau lebih berat di atas badan ideal, merupakan masalah kesehatan khusus yang
terjadi pada tahun-tahun sekolah. Obesitas pada masa dewasa terkait dengan
masalah jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Walaupun anak-anak
obesitas yang tidak pada resiko kesehatan yang sama seperti orang dewasa gemuk,
anak-anak harus menguasai kebiasaan makan yang efektif dan latihan sedini
mungkin untuk mengurangi resiko kemudian obesitas dan masalah kesehatan
yang terkait.

2.2. Perkembangan Kognitif

Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia Sekolah Dasar pada rentang
usia 7–11 tahun tergolong kedalam tahapan perkembangan kognitif operasional
konkret. Pada masa sebelumnya, yakni tahapan praoperasional, daya pikir anak masih
bersifat simbolik, maka pada usia 7-11 tahun ini daya pikir anak mulai berkembang
kearah konkret, rasional dan objektif. Namun belum dapat berfikir sesuatu yang
abstrak karena jalan berpikirnya masih terbatas pada situasi yang konkret. Tahapan
ini ditandai dengan kemampuan memahami konsep konservasi, yakni kemampuan
yang melibatkan pemahaman bahwa panjang, jumlah masa, kuantitas, area, volume
dan berat dari sebuah objek tidak mengalami perubahan meskipun penampilannya
diubah.
Pada usia 7-11 tahun, anak sudah mampu berfikir secara logis terhadap peristiwa-
peristiwa yang bersifat nyata, mampu memahami percakapan dengan orang lain,
mulai mampu beragumentasi untuk memecahkan masalah, mengklasifikasikan objek
menjadi kelas-kelas tertentu kemudian memahami hubungan antara benda tersebut
dan menempatkan objek dalam urutan yang beraturan. Daya ingat anak berkembang
menjadi sangat kuat pada usia sekolah dasar. Anak mulai mempunyai kemampuan
Page 8 of 21
untuk membedakan apa yang tampak oleh panca indera dengan kenyataan yang
sesungguhnya, dan membedakan mana yang bersifat sementara dan menetap.
Kemampuan lainnnya yang menonjol yaitu anak tidak lagi berpikir dengan pola
egosentris, atau dengan kata lain anak sudah mulai mampu menilai sesuatu dari sudut
pandang orang lain.

2.3. Konsep Diri

Konsep diri pada anak- anak, konsep diri pada anak – anak disini identik dengan
harga diri. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya ,
meliputi karakteristk fisik, social,
psikologis emosional aspirasi dan prestasi (Hurlock). Konsep diri mulai terbentuk dan
berkembang begitu manusia lahir, konsep diri seseorang terbentuk dari pengalaman
sendiri dan informasi dari lingkungan sekitar yang terintregrasi kedalam konsep diri.
Konsep diri merupakan factor bawaan tapi dibentuk dan berkembang meklalui pross
belajar yitu dari pengalaman- pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang
lain. Individu dengan konsep diri yangb tinggi lebih banyak memiliki pengalaman
yang menyenangkan dari¬pada individu dengan konsep diri yang rendah.
1. Ciri Konsep Diri Positif
Tanda – tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif mereka yakin akan
kemampuan dalam mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima
pujian tanpa rasa malu,menyadari bah¬wa setiap orang memiliki persaaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat serta
mampu intropeksi diri dan memperbaiki diri.
2. Ciri Konsep Diri Negatif
Seseorang yang tidak mempunyai konsep diri yang baik maka mereka akan peka
terhadap kritikan, responsif sekali terhadap pujian, cenderung bersikap hiperkritis
yaitu selalu mengeluh, mencela, meremehkan orang lain, dan mereka tidak pandai
dan tidak sanggub mengungkapkan penghargaan atau pen¬gakuan pada kelebihan
orang lain, serta bersikap pesimis terhadap kompetisi.

2.4. Perkembangan Sosial


Sebagai manusia yang tumbuh dewasa, peserta didik meningkatkan pengembangan
dalam kognisi sosial atau pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman tentang
kehidupan masyarakat dan aturan- aturan perilaku sosial. Termasuk dalam kognisi
sosial adalah pemahaman mengenai asumsi-asumsi tentang sifat hubungan atau
inferensi sosial, proses sosial, dan perasaan orang lain.
Hubungan dengan rekan memainkan peran utama dalam penentuan gelombang yang
tepat kognisi sosial pada anak usia sekolah. Anggota kelompok sebaya biasanya dari
ras dan status sosial ekonomi yang sama. Memang, kebanyakan anggota kelompok
sebaya hidup di lingkungan yang secara etnis tidak didiversifikasi. Kegiatan
kompetitif, seperti olahraga tim bermakna membantu anak-anak mengembangkan
kualitas hubungan. Juga, kegiatan kompetitif, seperti olahraga tim bermakna
membantu anak-anak usia sekolah untuk menemukan talenta atletik serta bagaimana
Page 9 of 21
mengelola konflik.
Dengan demikian, anak-anak yang lebih tua belajar tentang kepercayaan, kejujuran,
dan bagaimana memiliki hubungan sosial yang bermanfaat ketika mereka berinteraksi
dengan teman-teman mereka. Akhirnya, kognisi sosial muncul sebagai hasil
hubungan jangka panjang yang terbentuk berdasarkan
kepercayaan.
2.5 Hubungan keluarga
Keluarga/ orangtua berfungsi untuk memastikan bahwa anaknya sehat dan
aman, memberikan sarana dan prasana untuk mengembangkan kemampuan
sebagai bekal di kehidupan sosial, serta sebagai media dalam menanamkan
nilai sosial dan budaya sedini mungkin. Orangtua memberikan kasih sayang,
penerimaan, penghargaan, pengakuan, dan arahan kepada anaknya.
Hubungan antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun
kepercayaan terhadap orang lain dan diri sendiri. Selain itu juga dapat
membantu perkembangan sosial, emosional, dan kognitif pada anak. Penelitian
menyebutkan bahwa hubungan antara orangtua dan anak yang hangat, terbuka,
dan komunikatif; terdapat batas yang wajar antar usia; menyampaikan alasan
terkait hal-hal yang tidak boleh dilakukan anak, akan meningkatkan rasa
percaya diri dan juga performa di sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Selain itu anak akan lebih terhindar dari hal-hal negatif seperti, depresi dan
penggunaan narkoba.
Budaya, kepercayaan, tradisi, dan nilai yang dianut dalam suatu keluarga
juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dalam suatu penelitian yang
dilakukan pada orangtua Cina-Amerika menyebutkan bahwa para orang tua
memiliki cukup andil dalam mengatur tingkah laku anaknya, sehingga
masalah terkait penyimpangan perilaku pada anak jarang dijumpai.
Pada masa remaja-dewasa muda, orangtua memiliki tugas dan peran baru
seiring dengan berubahnya kebutuhan anak pada masa ini. Perubahan yang
terjadi pada masa ini adalah perubahan secara fisik, kognitif, dan juga sosial.
Anak akan mulai melepaskan diri dari ketergantungan pada keluarga dan mulai
fokus pada kehidupan sosial di luar rumah. Tantangan bagi orangtua adalah
bagaimana harus menyeimbangkan antara mempertahankan ikatan dalam
keluarga dan meningkatkan otonomi anak seiring dengan bertambahnya usia
dan pendewasaan pada anak. Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa
orangtua yang tetap mempertahankan komunikasi yang baik dan hangat
memiliki anak dengan luaran lebih baik dalam kehidupan sosialnya, tidak
menggunakan narkoba, mengalami gangguan cemas dan depresi yang lebih
sedikit daripada anak dengan orangtua yang tidak menjaga komunikasi pada
masa remaja-dewasa muda.
Keberhasilan tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, mulai
dari lingkungan keluarga hingga masyarakat luas. Peran keluarga utamanya
orangtua sangat penting dalam membentuk lingkungan keluarga yang
Page 10 of 21
harmonis, penuh kasih sayang, dan pengertian. Mengapa peran keluarga
utamanya orangtua sangat penting? Lingkungan paparan pertama dan tersering
bagi anak-anak adalah keluarga. Pembentukan karakter dan proses tumbuh
kembang pertama kali dimulai dari sini. Anak-anak harus dipersiapkan sedini
mungkin untuk menjadi penentu kehidupannya nanti. Harus dipersiapkan untuk
bisa membuat keputusan sendiri dan tumbuh menjadi pribadi yang kompeten di
masyarakat. Proses ini dapat didapatkan sedini mungkin tergantung pada
lingkungan tempat tinggal anak dibesarkan.
Kondisi yang optimal di rumah, pemenuhan nutrisi yang cukup, dan interaksi
antar orangtua maupun dengan anak sangat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku anak.

Orangtua bertanggungjawab untuk menyediakan lingkungan yang aman,


memantau aktivitas anak, membantu mengembangkan emosi sosial dan
kognitif, serta menyediakan arahan dan panduan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menyediakan lingkungan rumah yang aman dan kondusif, anak akan
senang bermain, mengeksplorasi hingga menemukan berbagai hal baru yang
dapat meningkatkan level perkembangan kognitif, sosial, dan emosional.
Harapannya kelak dapat menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan
produktif.

UNICEF bersama dengan komunitas lain memberdayakan keluarga dan


komunitas di lingkungan sekitarnya untuk membantu setiap anak
mendapatkan awal yang baik di kehidupannya. Salah satu bentuk upaya
UNICEF untuk membantu mencapai tumbuh kembang anak yang optimal
dan meningkatkan taraf hidup anak adalah program kerjasama dengan WHO,
Care for Child Development. Dalam program ini lebih difokuskan pada
kerjasama orangtua dan keluarga dalam menrawat dan mendidik anak secara
efektif. Program ini sudah terbukti memiliki hasil yang baik pada keluarga
maupun anaknya sendiri.
Pada Family and community practice that promote child survival, growth and
development terdapat 12 hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
mengoptimalkan tumbuh kembang anak:
1. Imunisasi
2. Pemberian ASI
3. Makanan pelengkap selain ASI
4. Micronutrients
5. Kebersihan
6. Treated bednets
7. Asupan makanan dan minuman
8. Perawatan di rumah
Page 11 of 21
9. Care-seeking
10. Adherence
11. Stimulation
12. Antenatal care
Kedua belas hal di atas membutuhkan peran orangtua, keluarga,
komunitas, hingga pemerintah setempat agar dapat terlaksana dengan
baik. Sehingga tumbuh kembang anak bisa optimal dan angka harapan
hidup khususnya pada anak pun bisa meningkat.

2.6. Persahabatan

Anak-anak belajar dan meniru dari orang tuanya. Pernyataan ini memang tidak
terbantahkan. Namun, selain dari orang tua, anak-anak juga belajar dari teman-
temannya. Teman adalah salah satu hal esensial dalam masa pertumbuhan anak-
anak. Dari pertemanan, anak-anak belajar banyak hal tentang dirinya sendiri
dan kehidupan sosial.

Bila Anda melihat anak Anda bersama anak-anak lain sedang bermain-main
dan terlihat biasa saja seperti tidak ada hal lain yang terjadi, Anda tidak
sepenuhnya benar. Justru di saat itulah ia sedang belajar banyak hal bermakna
untuk bekal pembentukan karakternya.

Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., psikolog dari New Jersey yang fokus


pada pengasuhan dan perkembangan sosial serta emosional anak-anak
membagikan informasi seputar apa saja yang dipelajari anak-anak dari
pertemanan.

Self Esteem
Menginjak usia Sekolah Dasar, anak-anak umumnya sudah memilih teman
berdasarkan kesamaan ketertarikan, misalnya saja sama-sama suka bermain
bola, atau sama-sama menyukai balet.
Pertemanan menyadarkan mereka bahwa mereka disukai dan diterima oleh
beberapa orang. Hal itu akan membantu mereka melihat diri mereka sebagai
pribadi yang menyenangkan serta dapat menumbuhkan self esteem atau harga
diri mereka.
Saling Melindungi
Teman adalah seseorang yang ada di saat kita senang maupun sedih. Teman
dapat membantu anak- anak saat menghadapi masalah. Teman akan
melindungi mereka saat mereka menghadapi sesuatu yang sulit. Anak-anak
yang setidaknya memiliki satu teman cenderung tidak mengalami depresi serta
terlindung dari potensi mengalami bully.

Page 12 of 21
Pemecahan Masalah
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Missouri menunjukkan
bahwa anak-anak yang memiliki persahabatan yang berkualitas tinggi akan
lebih banyak menggunakan strategi dalam memecahkan masalah seperti
membicarakan masalah dengan temannya. Artinya, pertemanan memberikan
anak-anak kesempatan untuk melatihan keterampilannya dalam menyelesaikan
masalah. Pertemanan juga memberikan mereka peluang untuk menyelesaikan
perselisihan. Mereka dapat belajar bernegosiasi, berkompromi, mempersuasi,
serta menerima, memaafkan, serta meminta maaf.

Empati
Pertemanan mengajarkan anak-anak untuk bertindak melampaui kepentingan
pribadi. Mereka perlu merespons kepentingan dan perasaan temannya yang
lain. Hal ini sangat penting agar ia tetap memiliki teman dan diterima oleh
temannya.

2.7. Tekanan teman sebaya

Tekanan teman sebaya merupakan hal yang menyebabkan orang untuk


melakukan hal-hal yang populer yang bertujuan agar sesuai atau diterima
dalam suatu kelompok.
Bransford (2003) mengemukakan aspek-aspek kelompok teman sebaya terdiri
dari kelompok teman sebaya yang memberikan tekanan yang bersifat pasif dan
kelompok teman sebaya yang memberikan tekanan yang bersifat aktif.
Kelompok teman sebaya yang memberikan tekanan yang bersifat aktif terjadi
ketika remaja lain memberikan tekanan atau paksaan pada temannya untuk
melakukan perilaku seperti yang dilakukannya. Remaja yang melakukan hal ini
akan merasa benar dalam perilakunya apabila remaja dapat mengajak teman-
temannya untuk ikut melakukan perbuatan- perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma masyarakat. Misalnya saja sekelompok remaja melakukan
kegiatan bakti sosial untuk kebersihan lingkungan, maka remaja mengajak
dengan cara membujuk atupun memaksa temannya yang lain untuk melakukan
hal yang sama. Kelompok teman sebaya yang memberikan tekanan yang
bersifat pasif (dan merupakan tekanan yang lebih kuat) adalah kebutuhan
remaja untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan oleh temannya.
Menyesuaikan dengan apa yang dilakukan oleh teman sebaya berhubungan
dekat dengan keinginan untuk diterima dan disukai.

Page 13 of 21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Perubahan fisik, otak, pengembangan sistem syaraf, keterampilan motorik kasar dan
halus, dan masalah kesehatan merupakan aspek penting dari perkembangan fisik
selama masa kanak-kanak tengah dalam tahap perkembangan sebelumnya.
2. Daya pikir anak mulai berkembang kearah konkret, rasional dan objektif.
3. Konsep diri pada anak – anak disini identik dengan harga diri. Konsep diri
merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya , meliputi karakteristk
fisik, social, psikologis emosional aspirasi dan prestasi.
4. Kognisi sosial muncul sebagai hasil hubungan jangka panjang yang terbentuk
berdasarkan kepercayaan.
5. Orang tua harus memastikan bahwa mereka benar-benar menghabiskan waktu yang
berkualitas dengan anak-anak merekA, karena hubungan keluarga berpengaruh
penting terhadap perkembangan anak.
6. Bagi peserta didik jenjang sekolah dasar teman berfungsi sebagai teman kelas,
sepetualang, tempat curahan hati, dan sebagai pantulan kepribadian. Teman juga
berfungsi saling membantu untuk
mengembangkan harga diri dan rasa kompetensi dalam dunia sosial, termasuk
dalam lingkungan sekolah.

Page 14 of 21
LAPORAN OBSERVASI PESERTA DIDIK TINGKAT SEKOLAH DASAR

I. Identitas Diri

Aspek yang
NO diobservasi dan Keterangan Peserta Didik
diwawancarai

Nama Peserta Muhammad Putri Wahyuni Adnan Na


1
Didik Ibrahim Adiba risky ura
azari
ne
2 Umur 9 10 11 1
0
3 Jenis Kelamin Laki - Laki Perempuan Laki-Laki perempua
n
4 Kelas 2 3 5 4

5 Anak Ke 3 1 1 2

SDN SDN SDN SDIT

6 Asal Sekolah Jatibening Jatibening Ciketing ibnu

Raya Raya 04 hajar


yon
armed
07

Kondisi Ekonomi Sangat San


7 Sangat Baik Baik
Keluarga baik ga
t
b
ai
k
Pekerjaan Orang Karyawan
Karyawan
8 Tua Buruh perusaha Buruh
Perusahaan
an

Page 15 of 21
Jumlah Anggota
9 Keluarga 3 3 2 2

II. Perkembangan Fisik dan Motorik

NO Aspek yang Keterangan Peserta Didik


diobservasi
dan
diwawancarai

Berat dan Tinggi 32 kg


26 Kg dan 33 Kg dan 34 kg dan
1 Badan dan 139 cm
128 cm 138 cm 137 cm

Riwayat Penyakit Tidak


2 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
ada

3 Perawatan Tubuh Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada

Asupan Gizi Sangat


4 Sangat Baik Sangat Baik baik
baik

Gerak /
5 Kelincahan Lincah Lincah kurang Lincah
Aktifitas

III. Perkembangan Kognitif

Aspek yang
diobservasi
NO Keterangan Peserta Didik
dan
diwawancarai

1 Nilai Pelajaran Baik Baik Baik Baik


Page 16 of 21
Pelajaran yang
2 Matematika Matematika B.Inggris Matematika
sulit dipahami

Kemampuan Mudah Mudah Kurang Mudah


menangkap dalam dalam dalam dalam
3 pelajaran memahami memahami memahami memahami
pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran

4 Dukungan orang Sangat Baik Sangat Baik Sangat Sangat


tua dalam belajar baik baik

Fasilitas belajar Sangat


5 Baik Baik Baik
baik

Prestasi yang
6 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada
diperoleh

IV. Perkembangan Emosi

Aspek Yang
diobservasi
NO Keterangan Peserta Didik
dan
diwawancarai

Emosi yang paling Suka menegur


dominan pada saat ada Suka
siswa kesalahan menasihati
1 Tidak ada Tidak ada
pada teman-
temannya temannya

Kondisi emosi
2 saat berada pada Stabil Stabil Stabil Stabil
teman – teman

Kondisi emosi
Sangat
3 saat berada Stabil Stabil Stabil
stabill
bersama keluarga

Kondisi emosi Sangat Sangat


4 Sangat Stabil Stabil
saat belajar Stabil stabil
Page 17 of 21
Kondisi emosi
yang Sangat
5 Stabil Stabil Stabil
diperlihatkan oleh stabil
keluarga/orang
tua

V. Perkembangan Sosial

Aspek Yang
diobservasi
NO Keterangan Peserta Didik
dan
diwawancarai

Hubungan siswa Cukup baik ( Cukup baik ( Cukup baik ( Cukup baik
1 dengan teman mudah mudah mudah ( mudah
dikelas bergaul ) bergaul ) bergaul ) bergaul )

Hubungan siswa
Sangat
2 dengan guru – Baik Sangat Baik Baik
baik
guru

Hubungan siswa Sangat


3 Sangat Baik Sangat baik Baik
dengan orang tua baik

Hubungan siswa
4 dengan anggota Baik Baik Baik Baik
keluarga lain

Hubungan siswa
dengan teman
5 Baik Baik Baik Baik
sebaya diluar
sekolah/kelas

VI. Perkembangan Religi

Aspek Yang
diobservasi
NO Keterangan Peserta Didik
dan
diwawancarai

Page 18 of 21
Kondisi
1 pemahaman Baik Baik Baik Baik
agama siswa

Pelaksanaan
2 ibadah harian Cukup Baik Baik Baik Baik
siswa

Kondisi ibadah Rajin Rajin


3 Rajin Baik
orang tua Beribadah Beribadah

Kondisi ibadah
4 lingkungan Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
tempat tinggal

Dukungan teman
5 Baik Baik Baik Baik
sebaya

VII. Kesimpulan Observasi Peserta Didik

Ananda Ibrahim yang berumur 9 tahun merupakan anak bungsu dari 3


bersaudara ini memiliki kondisi ekonomi yang sangat baik dari orang tuanya
yang bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan. Ananda Ibrahim
memiliki perkembangan fisik dan motorik yang baik. Ananda Ibrahim
mempunyai perkembangan kognitif yang baik namun memiliki pemahaman
yang sulit dipahami yaitu matematika. Ananda Ibrahim juga memiliki
emosional yang stabil walaupun sering menegur temannya apabila merasa
ada yang salah pada diri temannya. Ananda Ibrahim juga memiliki
perkembangan sosial dan religi yang bisa dibilang masuk kategori sangat baik.
Sedangkan untuk ananda Adiba yang berusia 10 tahun merupakan anak
pertama dari 3 bersaudara memiliki kondisi ekonomi yang baik dari orang
tuanya yang bekerja sebagai buruh. Ananda Adiba memiliki perkembangan
fisik dan motorik yang baik juga. Ananda Adiba mempunyai perkembangan
kognitif yang baik dan stabil namun sama seperti dengan Ananda Ibrahim
yang kurang begitu baik dalam memahami pelajaran Matematika. Ananda
Adiba memiliki emosional yang baik dan stabil. Memiliki

perkembangan sosial dan religi yang sangat baik. Dan ananda adnan risky
yang berumur 11 tahun merupakan anak pertama 2 bersaudara ini memiliki
Page 19 of 21
kondisi ekonomi yang sangat baik dari orang tuanya yang bekerja sebagai
karyawan perusahaan . ananda adnan ini mempunyai perkembangan kognitif
yang baik namun memiliki pemahaman yang sulit dipahami yaitu bahasa
inggris . ananda adnan juga memiliki emosional yang stabil walaupun sering
menegur temannya apabila merasa ada yang salah pada diri temannya.
Ananda Ibrahim juga memiliki perkembangan sosial dan religi yang bisa
dibilang masuk kategori sangat baik. Sedangkan naura azzarine yang berumur
10 tahun anak kedua dari 1 saudara ini memiliki kondisi ekonomi yang sangat
baik dari orang tuanya yang bekerja sebagai buruh , ananda naura juga
memiliki perkembangan fisik dan motorik yang baik juga. Ananda naura
mempunyai perkembangan kognitif yang baik dan stabil namun sama seperti
ananda ibrohim yang kurang begitu baik dalam memahami pelajaran
Matematika. Ananda naura memiliki emosional yang baik dan stabil. Memiliki
perkembangan sosial dan religi yang sangat baik.

Page 20 of 21
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.


Suhada, Idad. 2017. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2016. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:Rajawali Pers.
Prastowo, Andi. 2014. Pemenuhan Kebutuhan Psikologi Peserta Didik SD/MI Melalui
Pembelajaran Tematik Terpadu. Diambil dari: http://journal.uad.ac.id/index.php/JPSD/article.
(17 Februari 2018)

Page 21 of 21

Anda mungkin juga menyukai