Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
CIRI-CIRI KEMATANGAN
Dosen pengajar : Novia Winda, M.Pd.

Kelompok V
Tim Penyusun

Luh Fitriani (3061746013)


M. Zainal Helmy (3061746043)
Salsabia Maulida (3061746052)
Suci julida (3061746025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

BANJARMASIN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun dan menyajikan makalah dengan judul “Psikologi Pendidikan Ciri-Ciri
Kematangan” dengan baik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan dalam makalah ini membahas tentang apakah yang dimaksud dengan
kematangan, dan apa saja ciri-cirinya. Penyusunan makalah ini telah semaksimal
mungkin kami upayakan dan didukung bantuan dari berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan
makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau
tugas-tugas selanjutnya.

Banjarmasin, September 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Kematangan.............................................................................................................3
2.2 Ciri-ciri Adanya Kematangan...................................................................................4
2.3 Prinsip-prinsip Pembentukan Kematangan..............................................................5
2.4 Fungsi Kematangan Dalam Proses Perkembangan Atau Belajar..............................6
2.5 Hubungan Intelegensi Dengan Kehidupan Seseorang..............................................6
2.6 Lingkungan atau Kultur Sebagai Penyumbang Pembentuk Readiness.....................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................10
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari segala jiwa.
Maka dari itu psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-
gejala jiwa yang berkenaan tentang pendidikan, misal tentang belajar dan berbagai
aspeknya. Dalam hal belajar ini terdapat berbagai aspek yang salah satunya
mengenai hal kematangan dalam hal belajar.dalam buku Elizabeth B. Hurlock
mengemukakan bahwa perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil atau
akibat daripada kematangan dan belajar.
Mungkin masih sangat membingungkan apa yang dimaksud dengan
kematangan, aspek-aspeknya, prinsip-prinsipnya dan hubungan antara anak
dengan kematangan dan kesiapan anak dalam belajar. Oleh karena itu, sehubung
dengan judul makalah ini mengenai kematangan maka kami akan mencoba
membahasnya sedetail mungkin. Makalah ini akan memusatkan paparan dengan
kematangan , serta beberapa hal yang berkaitan dengan ciri-ciri kematangan.
Beberapa hal yang berhubungan dengan ciri-ciri kematangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan kematangan?
2. Bagaimana ciri-ciri adanya kematangan?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pembentukan kematangan?
4. Apa fungsi kematangan dalam proses perkembangan atau pembelajaran?
5. Bagaimana hubungan intelegensi dengan kehidupan seseorang?
6. Bagaimana lingkungan atau kultur sebagai penyumbang pembentuk
readiness?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai
berikut:

1. Untuk mendeskripsikan pengertian kematanagan.


2. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri adanya kematangan.
3. Untuk mendeskripsikan prinsip-prinsip pembentukan kematangan
4. Untuk mendeskripsikan fungsi kematangan dalam proses perkembangan
atau pembelajaran.
5. Untuk mendeskripsukan hubungan intelegensi dengan kehidupan
seseorang.
6. Untuk mendeskripsikan Lingkungan atau Kultur Sebagai Penyumbang
Pembentuk Readiness.

1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pengajaran dibidang
pendidikan maupun dibidang lainya, agar pembaca dapat memahami tentang ciri-
ciri kematangan, prinsip-prinsip kematangan dal lain sebagainya yang
menyangkut dengan kematangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kematangan
Kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat seseuatu dengan
cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelegensi. Intelegensi itu ialah
faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan,
fantasi, perasaan, perhatian, minat dan sebagainya) turut mempengaruhi
intelegensi seseorang. Kematang disebabkan karena perubahan “genes” yang
mentukan perkembangan struktur fisiologi dalam system saraf, otak dan indra
sehingga semua itu memungkuinkan individu matang menngadakan reaksi-reaksi
terhadap setiap stimulus lingkungan.
Menurut English & English, kematangan adalah “Maturity is the state or
condition of complete or adult from structure, and function of anorganism, wether
in respect to a single trait or, more often, all traits.” (English & English,
1958:308).
Dari definisi di atas dapat di artikan bahwa kematangan adalah keadaan
atau kondisi bentuk, struktur dan kondisi yang lengkap atau dewasa pada suatu
organisme, baik terhadap suatu sifat, bahkan sering kali semua sifat.
Kematangan(maturity) membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi
dengan cara tertentu, yang disebut “readiness” (kesiapan). Readiness yang
dimaksud yaitu readiness untuk bertingkah laku yang instingtif,maupun
tingkahlaku yang dipelajari. Yang dimaksud dengan tingkah laku instingtif,yaitu
suatu pola tingkah laku yang diwariskan(melalui proses hereditas).
Berikut 3 ciri tingkah laku instingtif:
a) Tingkah laku instingtif terjadi menurut pola pertumbuhan
herediter.
b) Tingkah laku instingtif adalah tanpa didahului dengan latihan atau
praktek sebelumnya.
c) Tingkah laku yangf instingtif berulang setiap saat tanpa ada saraf
yang menggerakkannya.

3
Tingkah laku instingtif ini biasanya terjadi karena adanya kematangan
seksual, atau fungsi saraf yang termasuk tingkah laku yang diwariskan adalah
bukan hanya tungkah laku insting reaksi-reaksi psikologis seperti:reflex, takut,
berani, haus, lapar, marah, tertawa, dan lain-lain adalah tidak usah dipelajari
melainkan sudah diwariskan.

Tingkah laku apapun yang dipelajari, memerlukan kematangan. Orang tak


akan dapat berbuat secara iteligen apabila kapasitas itelektualnya belum
memungkinkanya. Untuk itu kematangan dalam struktur otak dan system saraf
sangat diperlukan. Dalam kehidupan individu, banyak hal yang tidak dapat
dilakukan atau diperoleh hanya dengan kematangan, melainkan harus dipelajari.
Misalnya mengenai, kemampuan berbicara, membaca, menulis dan berhitung.
Dalam hal ini melakukan aktivitas-aktivitas semacam itu, kematangan memang
tetap diperlukan sebagai penentu readiress untuk belajar.

2.2 Ciri-ciri Adanya Kematangan


Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat penting artinya
bagi seorang pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan
memberikan reaksi yang sebaik-baiknya tehadap semua usaha bimbingan atau
pendidikan yang sesuai bagi mereka.
Ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si anak adalah ditandai
dengan adanya:
a) Perhatian si anak
b) Lamanya perhatian berlangsung
c) Kemajuan jika diajar atau dilatih.

Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untu mengetahui sampai dimana


seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas
dasar pengajaran ataupun pengalaman. Hasilnya antara lain:
a) Pada tahun-tahun pertama “kematangan” ini penting karena memungkinka
pengajaran atau latihan.
b) Dalam perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan diantara anak
kembar dan anak yang berbeda rasanya.

4
c) Berlangsungnya secara bersama-sama antarpertumbuhan kodrat
(kematangan) dengan pengajaran atau latihan adalah sangat
menguntungkan bagi perkembangan anak.

2.3 Prinsip-prinsip Pembentukan Kematangan


Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila di dalam dirinya
sudah terdapat “readiness” untuk mempelajari sesuatu itu. Ada orang yang
mengeratikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat
sesuatu. Readiness dalam belajar melibatkan beberapa faktor yang bersama-sama
membentuk readiness, yaitu:
a) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis; ini menyangkut pertumbuhan
terhadap perlengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat
indra, dan kapasitas intelektual.
b) Motivasi; yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan tertentu
individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasi
berhubunagn dengan system kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-
tekanan lingkungan.

Dengan demikian, readiness seseorang itu senantiasa mengalami


perubahan setiap hari sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan
fisiologis individu serta adanya desakan-desakan dari lingkungan seseorang.
Perkembangan readiness terjadi dengan mengikuti prinsip-prinsip tertentu.
Adapun prinsip-prinsip tersebut ialah sebagaia berikut:

a) Semua aspek pertumubuhan berinteraksi dan bersama membentuk


readiness.
b) Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis
individu.
c) Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-
fungsi kepribadian inidividu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
d) Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada
diri seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang
merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya.

5
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, jelaslah bahwa apa yang telah
dicapai oleh seseorang pada masa-masa yang lalu akan mempunyai arti bagi
aktifitas-aktifitasnya sekarang. Apa yang telah terjadi pada saat sekarang akan
memberikan sumbangan terhadap readiness individu di masa mendatang.

2.4 Fungsi Kematangan Dalam Proses Perkembangan Atau Belajar


Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu adalah sebagai
berikut:

a) Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi sebuah perkembangan;


misalnya kematangan otot dan urat kaki sebagai bahan untuk
perkembangan berjalan.
b) Pemberi batas dan kualitas perkembangan, makin baik kualitas
perkembangan suatu fungsi akan semakin baik kualitas hasil
perkembangan yang akan terjadi dan juga sebaliknya.
c) Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih,
membimbing ataupun mengajarnya.

2.5 Hubungan Intelegensi Dengan Kehidupan Seseorang


Intelegensi ialah kemampuan umum mental individu yang nampak dalam
caranya bertindak atau berbuat dalam memecahkan masalah atau dalam
melaksanakan tugas yang taraf kualitas kemampuannya diukur dengan kecepatan,
ketepatan dan keberhasilan dalam pelaksanaannya.
Dalam kenyataan sebenarnya sulit untuk menentukan korelasi antara
intelegensi seseorang dengan kehidupannya. Memang kecerdasan atau intelegensi
seseorang memainkan peran yang penting dalam kehidupannya. Akan tetapi
kehidupan adalah sangat kompleks. Intelegensi bukan satu-satunya faktor yang
menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang, banyak lagi faktor yang lain.
Faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan tidak dapat kita abaikan.
Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelegensinya tinggi dapat gagal dalam
berusaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun
cerdas tapi tak ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat gagal pula. Juga
watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan. Banyak
orang-orang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak

6
mendapat kemajuan dalam kehidupannya. Ini disebabkan karena misalnya
kekuranganmampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat, atau
kurang memiliki cita-cita yang tinggi sehingga tidak atau kurang adanya untuk
mencapainya.
Sebaliknya ada pula yang sebenarnya memiliki intelegensi yang sedang
saja, tetapi dapat maju dan mendapat kehidupan lebih layak berkat ketekunan dan
keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang mengganggu atau merintanginya.
Akan tetapi intelegensi yang rendah menghambat pula usaha seseorang untuk
maju dan bekembang, meskipun orang gigih dan tekun dalam usahanya.
Diharapkan individu mencapai tingkat-tingkat kematangannya sesuai
dengan tahap-tahap pertumbuhannya, belajarnya, dan lingkungan sosialnya.
a) Dasar-dasar Biologis Tingkah Laku
Tingkah laku individu didasari oleh pertumbuhan biologisnya.
Sistem saraf merupakan penggerak tingkah laku manusia secara biologis.
Sistem saraf terdiri atas komposisi sel-sel yang disebut neurons. Tiap-tiap
neurons mengandung tenaga yang berasal dari proses kimiawi dan
elektronik. Apabila mendapat stimulasi, neurons melepaskan dorongan-
dorongan elektronis yang merangsang gerakan neurons lainnya guna
merangsang gerakan urat-urat dan otot-otot tubuh.
Pusat sistem saraf terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Itulah yang berfungsi sebagai pengatur gerakan jasmaniah pada tubuh.
Berbagai fungsi otak telah dilokalisasi melalui proses-proses kegiatan
neural sebagai berikut:
1) Lokalisasi fungsi otak melalui stimulasi elektris dan kimiawi
terhadap semua bagia otak.
2) Lokalisasi fungsi otak melalui pencatatan aktifitas neural dibagian-
bagian otak yang berlainan posisi dan manfaat.
3) Lokalisasi fungsi otak melaui teknik pelukaan(pengarisan jejak-
jejak neural).
4) Lokalisasi melalui penelitian-penelitian neurons atomis dan
komparatif.
5) Lokalisasi melaui penelitian-penelitian biokimiawi.

7
Tingkah laku manusia dapat terbagi atas dua macam reaksi, yaitu:
1) “Respondent behavior”, yaitu tingkah laku bersyarat dan tidak
sengaja, selalu tergantung pada stimulus.
2) “Operant behavior”, yaitu tingkah laku disengaja dan tidak selalu
tergantung kepada stimulus.
b) Perubahan-perubahan dalam Otak yang menimbulkan kematangan
Setelah otak menjadi masak mengalami perubahan fisik pada
manusia. Perubahan ini dapat menimbulkan tingkah laku baru yang
tidak terduga sebelumnya.
c) Kematangan Sebagai Dasar dari Pembentukan Readiness
Pengaruh kondisi jasmaniah terhadap pola tingkah laku atau
pengakuan social sangat tergantung kepada:
1. Pengakuan individu yang bersangkutan terhadap diri sendiri
(self concept)
2. Pengakuan dari orang lain atau kelompoknya. Masing-
masing individu mempunyai sikap tersendiri terhadap
keadaan fisiknya.
Perubahan jasmani memerlukan bantuan “motor learning” agar pertumbuhan itu
mencapai kematangan. Kematangan ataupun kondisi fisik baru akan memperoleh
pengakuan social, apabila individu yang bersangkutan mengusahakan “social
learning” (belajar berinteraksi dengan orang lain atau kelompok serta
menyesuaikan diri dengan nilai-nilai serta minat-minat kelompok). Dengan
diusahakannya hal di atas, diharapkan individu mencapai tingkat-tingkat
kematangannya sesuai dengan tahap-tahp pertumbuhannya, belajarnya, dan
lingkungan sosialnya.

2.6 Lingkungan atau Kultur Sebagai Penyumbang Pembentuk Readiness


Perkembangan pada diri seorang anak terganung pada pengaruh
lingkungan dan kultur di samping akibat tumbuhnya pada pola jasmaniah.
Stimulisasi lingkungan serta hambatan-hambatan mental individu mempengaruhi
perkembangan mental, kebutuhan, minat, tujuan-tujuan, perasaan, dan karakter
individu yang bersangkutan.

8
Dalam perkembangan kehidupan individu, lingkungan yang dihadapi atau
direaksi semakin luas. Meluasnya lingkungan dapat melalui bebrapa cara, antara
lain:
a. Perluasan paling nyata adalah dalam arah stimulasi fisik anak.
Makin tua umur manusia makin luas pula medan geografis yang
dihadapi, dan arah stimulasinya semakin melebar pula.
b. Manusia yang mengalami perkembangan kapasitas intelektual dan
di samping itu pemikirannya meningkat, maka dalam hidupnya
terjadi banyak perubahan lingkungan. Dengan perkataan lain,
lingkungan banyak mengalami perubahan di dalam diri manusia,
misalnya di dalam pengamatannya, kesan-kesannya, ingatannya,
imajinasinya, dan yang terlebih penting adalah dalam
pemikirannya.
c. Akibat dari keadaan itu, terjadilah perubahan lingkungan di dalam
kemampuan individu membuat keputusan. Perubahan lingkungan
itu terjadi akibat belajar serta bertambahnya kematangan manusia.
Semakin tua atau dewasa, manusia pun menjadi merdeka dan
bertanggung jawab. Dengan adanya kemampuan mengontrol
lingkungan yang lebih luas, maka makin banyaklah kesempatan
manusia untuk belajar. Dengan makin banyaknya manusia belajar,
maka kematangan tidak semakin berkurang, melainkan dapat
lestari bahkan mengikat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan atau penjelasan data adapun kesimpulan yang
dapat kita ambil dari pembahasan makalah di adalah:
1. Kematangan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat seseuatu
dengan cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah memiliki intelegensi.
Intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam jiwa erat
bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan, perhatian,
minat dan sebagainya yang turut mempegaruhi intelegensi
seseorang).
2. Adanya ciri-ciri kematangan pada diri anak ditandai dengan
adanya:
a. Perhatian si anak
b. Lamanya perhatian berlangsung
c. Kemajuan jika diajar atau dilatih.
3. Prinsip-prinsip pembentukan kematangan, di antaranya:
a. Semua aspek pertumubuhan berinteraksi dan bersama
membentuk readiness.
b. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan
fisiologis individu.
c. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam
perkembangan fungsi-fungsi kepribadian inidividu, baik
yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
d. Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu
terbentuk pada diri seseorang, maka saat-saat tertentu
dalam kehidupan seseorang merupakan masa formatif bagi
perkembangan pribadinya.
4. Dalam proses perkembangan atau belajar, fungsi kematangan itu
adalah sebagai berikut:

10
a. Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi sebuah
perkembangan; misalnya kematangan otot dan urat
kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan.
b. Pemberi batas dan kualitas perkembangan, makin
baik kualitas perkembangan suatu fungsi akan
semakin baik kualitas hasil perkembangan yang
akan terjadi dan juga sebaliknya.
c. Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh
apabila melatih, membimbing ataupun mengajarnya.
5. Hubungan intelegensi dengan kehidupan seseorang
Intelegensi ialah kemampuan umum mental individu yang
nampak dalam caranya bertindak atau berbuat dalam memecahkan
masalah atau dalam melaksanakan tugas yang taraf kualitas
kemampuannya diukur dengan kecepatan, ketepatan dan
keberhasilan dalam pelaksanaannya.
Diharapkan individu mencapai tingkat-tingkat
kematangannya sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhannya,
belajarnya, dan lingkungan sosialnya.
a. Dasar-dasar Biologis Tingkah Laku
b. Perubahan-perubahan dalam Otak yang
menimbulkan kematangan.
c. Kematangan Sebagai Dasar dari Pembentukan
Readiness
Pengaruh kondisi jasmaniah terhadap pola tingkah laku
atau pengakuan sosial sangat tergantung kepada:
a. Pengakuan individu yang bersangkutan terhadap
diri sendiri (self concept).
b. Pengakuan dari orang lain atau kelompoknya.
Masing-masing individu mempunyai sikap
tersendiri terhadap keadaan fisiknya.

11
6. Lingkungan atau kultur sebagai penyumbang pembentuk readiness
Dalam perkembangan kehidupan individu, lingkungan yang
dihadapi atau direaksi semakin luas. Meluasnya lingkungan dapat
melalui bebrapa cara, antara lain:
a. Perluasan paling nyata adalah dalam arah stimulasi
fisik anak.
b. Manusia yang mengalami perkembangan kapasitas
intelektual dan di samping itu pemikirannya
meningkat.
c. Akibat dari keadaan itu, terjadilah perubahan
lingkungan di dalam kemampuan individu membuat
keputusan.

3.2 Saran
Menyadari bahwa kami penyusun masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan membahas lebih fokus dan detail, dalam menjelaskan
tentang makalah Psikologi Pendidikan dengan tema Ciri-ciri Kematangan yang
lebih banyak, lengkap dan juga dari berbagai sumber ilmu. Kami selaku penulis
mengharap pembaca dapat memberikritik dan sarannya atas hasil kerja kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Sabri, M Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Dalyono, M. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Rohmah, Noer. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia
El-faroqq. 2014.” Pendidikan Kematangan“, Termuat di
http://el-faroqq.blogspot.co.id/2011/01/pendidikan-kematangan.html
Di akses pada tanggal 25 September 2018

Anda mungkin juga menyukai