Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
semester 2 Tahun Akademik 2023/2024
Dosen Pengampu:
Dr. Alimul Muniroh, M.Ed
NIDN: 216068001
Oleh:
Muhammad Khilaqudzikri
Nikmatin Mukarromah
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
MEI 2023
KATA PENGANTAR
Saran dan kritik yang konstruktif tetap saya harapkan dari peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi
penulis, namun juga bagi pengembangan dan pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ 1
A. Kesimpulan ......................................................................... 9
B. Saran .................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan masa Remaja Awal?
2. Apa saja aspek-aspek masa remaja awal?
3. Apa saja Tugas-tugas Perkembangan Remaja?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui tentang Perkembangan Remaja Awal.
2. Agar mengetahui tentang aspek-aspek masa remaja awal.
3. Agar mengetahui tentang tugas-tugas masa remaja awal.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan
dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu
tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya
dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya
berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah
maupun dari masyarakat dimana ia tinggal. Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami
Pertumbuhan /
Perkembangan yang prosesnya dimulai sejak kita masih dalam kandungan hingga kita
lahir kedunia, dari bayi menjadi seorang balita, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Setiap
individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang
diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan diperoleh sejak lahir baik faktor
Biologis maupun Psikologis. Sifat individual berkaitan dengan sifat perorangan dimana ciri dan
sifat (karakteristik) orang yang satu berbeda dengan orang yang lain. Hal ini menjadi sangat
penting untuk diketahui bagi seorang pendidik
maupun calon pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan subjek
pembelajaran guna menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.
1. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, anak pada masa remaja awal (12-16 tahun) secara mental telah
mampu berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berpikir
operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam
memecahkan masalah. Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe
Frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi, yaitu kemampuan
merumuskan perencanaan strategis dan mengambil keputusan. Perkembangan Lobe
Frontal ini sangat berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja. 1 Keating
merumuskan ada 5 hal pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir operasi
formal yaitu sebagai berikut:
5
a. Remaja memiliki kemampuan nalar secara ilmiah melalui
kemampuannya dalam menguji hipotesis.
b. Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat
perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk
mencapainya.
c. Remaja menyadar tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang
membuat proses kognitif itu efisien atau tidak. Dengan demikian,
remaja menghabiskan waktunya untuk intropeksi (pengujian diri)
d. Berpikir operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topik baru
dan ekspansi berpikir. Horizon berpikirnya semakin meluas, bisa
meliputi aspekagama, keadilan, moralitas, dan identitas.
2. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi pada masa remaja awal menunjukan sifat yang sensitif
dan raktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya
bersifat negatif dan tempramental. Proses kematangan emosi pda remaja sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga
dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif dan diwarnai oleh
hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh tanggung
jawab, maka remaja cenderung dapat mencapai kematangan emosionalnya. Sebaliknya,
apabila kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan pengakuan
dari teman sebaya, maka cenderung akan mengalami kecemasan, perasaan tertekan, dan
ketidaknyamanan emosional. Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional tersebut,
tidak sedikit remaja yang mereaksinya secara depensif, sebagai upaya untuk melindungi
dirinya. Reaksi tersebut muncul dalam berbagai tingkah laku seperti agresif, keras kepala,
melarikan diri, suka mengganggu, dan bertengkar. Adapun remaja yang proses
perkembangan emosinya kondusif akan menunjukan perilaku yang respect atau
menghargai orang lain, tidak mudah tersinggung, suka menolong, dan bersikap optimis.
3. Perkembangan Sosial
6
memberikan bimbingan dalam pengambilan keputusan yang masuk akal pada
bidangbidang di mana pengetahuan remajanya masih terbatas.
Pada masa remaja juga terdapat perkembangan social cognition, yaitu
kemampuan untuk memahami orang lain. Pemahaman ini mendorong remaja untuk
menjalin hubungan sosial yang akrab dengan teman sebaya, baik melalui jalinan
persahabatan maupun percintaan. Pada masa ini juga berkembang comformity, yaitu
kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,
kegemaran, atau keinginan orang lain. Perkembangan konformitas tersebut dapat
memberikan dampak positif dan negatif pada remaja. Apabila teman kelompok sebaya
yang diikuti atau diimitasi menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral atau
agama dapat dipertanggugjawabkan, seperti kelompok remaja yang taat beribadah
meiliki budi pekerti luhur, rajin belajar dan aktif kegiatan-kegiatan sosial, maka
kemungkinan besar remaja remaja tersebut akan menampilkan pribadi yang baik.
Sebaliknya, apabila kelompok tersebut menampilkan sikap yang melecehkan nilai-nilai
moral, maka kemungkinan remaja tersebut akan menampilkan perilaku yang serupa.5
Untuk menghindari hal tersebut maka remaja dituntut untuk memiliki kemampuan
penyesuaian sosial, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
4. Perkembangan Moral
Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, yang berfungsi sebagai
pedoman dalam menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang
harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang sering terjadi selama masa
transisi.7 Tingkat moralitas masa remaja lebih matang dibandingkan dengan masa
anakanak. Remaja mulai mampu mengenal tentang nilai-nilai moral seperti kejujuran,
keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan, dan hal tersebut diperoleh melalui pengalaman
interaksi sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya.. Pada
masa ini pula remaja mengalami dorongan untuk melakukan perbuatan yang dapat dinilai
baik oleh orang lain, dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan psikologis yaitu rasa puas
dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang perbuatanya.
Salah satu faktor penentu yang mempengaruhi perkembangan moral pada remaja adalah
orang tua. Adam dan Gullota mengatakan terdapat beberapa hasil penelitian yang
menunjukan bahwa orang tua mempengaruhi moral remaja, yaitu sebagai berikut :
7
demokratik dan terbuka mengenai berbagai isu dan orang tua yang
menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik berpikir induktif.
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fasc) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus pekembangan individu, dan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang
sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik,remaja harus menjalankan tugas-
tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak
akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan dalamberikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-
tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase
berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan
penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangan berikutnya. menuntaskan tugas
8
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan
dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu
tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya
dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya
berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah
maupun dari masyarakat dimana ia tinggal. Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami
Pertumbuhan
a. Perkembangan Kognitif
b. Perkembangan Emosi
c. Perkembangan Sosial
d. Perkembangan Moral
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam
menjelaskan dan menulis pembahasan mengenai Perkembangan Remaja Awal . Kami
selaku penulis sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami mohon maaf dan kami juga sangat berharap atas
kritikan dan saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
untuk kita semua dan khususnya bagi pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10