Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN REMAJA AWAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
semester 2 Tahun Akademik 2023/2024

Dosen Pengampu:
Dr. Alimul Muniroh, M.Ed
NIDN: 216068001

Oleh:

Muhammad Khilaqudzikri

Nikmatin Mukarromah

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
MEI 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Allah SWT. yang senantiasa memberikan rahmat dan


hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu merampungkan salah satu
tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh Mata
Kuliah Semester 2 Tahun Akademik 2023/2024.

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Perkembangan masa


Remaja Awal. Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari sumbangsih orang terdekat
penulis, karena itu dengan tulus penulis sampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu Mata Kuliah Psikologi Perkembangan IAI TABAH Kranji
Paciran Lamongan. yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan. yang telah
memberikan layanan kepustakaan.
3. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan moril dan materil.
4. Teman-teman sekelas semester 2 Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan. yang telah membantu do’a dan
pemikiran keilmuan.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun


tidak mustahil dalam makalah ini jika masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal
itu dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis semata.

Saran dan kritik yang konstruktif tetap saya harapkan dari peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi
penulis, namun juga bagi pengembangan dan pengetahuan.

Kranji, 17 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 4

A. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan masa

Remaja Awal .................................................................. 5


B. Aspek-aspek masa remaja awal ...................................... ...5

C. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ................................ 8

BAB III PENUTUP ................................................................................... 9

A. Kesimpulan ......................................................................... 9
B. Saran .................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia memiliki fase perkembangannya masing-masng. fase


perkembangan prenatal, fase perkembangan masa bayi, fase perkembangan masa
kanak-kanak, pase perkembangan masa kanak-kanak akhir, fase remaja, fase dewasa
dan awal madya, hingga fase lanjut usia. Semua fase-fase tersebut memiliki
karakteristik yang pasti berbeda-beda. Seperti halnya fase remaja. Pada fase ini setring
disebut dengan masatransisi. Karena dalam fase ini terjadi masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Salain itu, pada fase ini pula banyak
perubahanperubahan yang terjadi pada seseorang baik dari fisik maupun dari psikisnya.

Sifar-sifar remaja sebagian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat masa


kanakkanaknya, tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang dewasa. Masa
remaja ini mempunyai cirri yang berbeda dengan masa sebelunnya atau sesudahnya
karena berbagai hal yang mempengaruhinya, sehingga selalu menarik untuk
dibicarakan. Tetapi dari banyaknya perubahan-perubahan yang ada di diri seseorang
yang sudah memasuki masa remaja, tetapi tidak bisa menafikan adanya
masalahmasalah yang timbul dari perubahan tersebut. Banyak remaja yang terjerumus
dalam hal-hal yang negative Untuk dari latar belakan tersebut, kami mencoba
memaparkan masalah mengenai pertumbuhan dan perkembangna remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan masa Remaja Awal?
2. Apa saja aspek-aspek masa remaja awal?
3. Apa saja Tugas-tugas Perkembangan Remaja?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui tentang Perkembangan Remaja Awal.
2. Agar mengetahui tentang aspek-aspek masa remaja awal.
3. Agar mengetahui tentang tugas-tugas masa remaja awal.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Remaja Awal

Dalam referensi makna Pertumbuhan sering diartikan sama dengan


Perkembangan, sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan untuk makna
yang sama. Pertumbuhan diberi makna sebagai perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara
kuantitatif semakin besar, panjang, dll.

Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan
dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu
tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya
dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya
berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah
maupun dari masyarakat dimana ia tinggal. Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami
Pertumbuhan /

Perkembangan yang prosesnya dimulai sejak kita masih dalam kandungan hingga kita
lahir kedunia, dari bayi menjadi seorang balita, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Setiap
individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang
diperoleh karena pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan diperoleh sejak lahir baik faktor
Biologis maupun Psikologis. Sifat individual berkaitan dengan sifat perorangan dimana ciri dan
sifat (karakteristik) orang yang satu berbeda dengan orang yang lain. Hal ini menjadi sangat
penting untuk diketahui bagi seorang pendidik
maupun calon pendidik, agar dapat menguasai karakter siswa yang merupakan subjek
pembelajaran guna menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.

B. Asspek-aspek perkembangan remaja awal

1. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, anak pada masa remaja awal (12-16 tahun) secara mental telah
mampu berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain berpikir
operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam
memecahkan masalah. Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe
Frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi, yaitu kemampuan
merumuskan perencanaan strategis dan mengambil keputusan. Perkembangan Lobe
Frontal ini sangat berpengaruh pada kemampuan intelektual remaja. 1 Keating
merumuskan ada 5 hal pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir operasi
formal yaitu sebagai berikut:

5
a. Remaja memiliki kemampuan nalar secara ilmiah melalui
kemampuannya dalam menguji hipotesis.
b. Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat
perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk
mencapainya.
c. Remaja menyadar tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang
membuat proses kognitif itu efisien atau tidak. Dengan demikian,
remaja menghabiskan waktunya untuk intropeksi (pengujian diri)
d. Berpikir operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topik baru
dan ekspansi berpikir. Horizon berpikirnya semakin meluas, bisa
meliputi aspekagama, keadilan, moralitas, dan identitas.

2. Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi pada masa remaja awal menunjukan sifat yang sensitif
dan raktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya
bersifat negatif dan tempramental. Proses kematangan emosi pda remaja sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga
dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif dan diwarnai oleh
hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh tanggung
jawab, maka remaja cenderung dapat mencapai kematangan emosionalnya. Sebaliknya,
apabila kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan pengakuan
dari teman sebaya, maka cenderung akan mengalami kecemasan, perasaan tertekan, dan
ketidaknyamanan emosional. Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional tersebut,
tidak sedikit remaja yang mereaksinya secara depensif, sebagai upaya untuk melindungi
dirinya. Reaksi tersebut muncul dalam berbagai tingkah laku seperti agresif, keras kepala,
melarikan diri, suka mengganggu, dan bertengkar. Adapun remaja yang proses
perkembangan emosinya kondusif akan menunjukan perilaku yang respect atau
menghargai orang lain, tidak mudah tersinggung, suka menolong, dan bersikap optimis.

3. Perkembangan Sosial

Perubahan kognitif pada masa remaja mempengaruhi perbedaan ide-ide yang


dihadapi remaja, sehingga mendorong remaja untuk melakukan pemeriksaan terhadap
nilai-nilai dan pelajaran-pelajaran yang berasal dari orang tua. Akibatnya, remaja mulai
mempertanyakan dan menentang pandangan-pandangan orang tua serta mengembangkan
ide-ide mereka sendiri. Hubungan yang positif dan suportif dan keterikatan yang
harmonis antara anak dan orang tua merupakan faktor penting dalam menentukan arah
perkembangan sosial remaja.
Untuk mempertahankan keterikatan tersebut, orang tua harus membiarkan
mereka bebas untuk berkembang. Dengan kata lain, ketika remaja menuntut sesuatu,
maka orang tua yang bijaksana harus melepaskan kendali dalam bidang-bidang di mana
remaja dapat mengambil keputusan yang masuk akal, di samping itu orang tua juga harus

6
memberikan bimbingan dalam pengambilan keputusan yang masuk akal pada
bidangbidang di mana pengetahuan remajanya masih terbatas.
Pada masa remaja juga terdapat perkembangan social cognition, yaitu
kemampuan untuk memahami orang lain. Pemahaman ini mendorong remaja untuk
menjalin hubungan sosial yang akrab dengan teman sebaya, baik melalui jalinan
persahabatan maupun percintaan. Pada masa ini juga berkembang comformity, yaitu
kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,
kegemaran, atau keinginan orang lain. Perkembangan konformitas tersebut dapat
memberikan dampak positif dan negatif pada remaja. Apabila teman kelompok sebaya
yang diikuti atau diimitasi menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral atau
agama dapat dipertanggugjawabkan, seperti kelompok remaja yang taat beribadah
meiliki budi pekerti luhur, rajin belajar dan aktif kegiatan-kegiatan sosial, maka
kemungkinan besar remaja remaja tersebut akan menampilkan pribadi yang baik.
Sebaliknya, apabila kelompok tersebut menampilkan sikap yang melecehkan nilai-nilai
moral, maka kemungkinan remaja tersebut akan menampilkan perilaku yang serupa.5
Untuk menghindari hal tersebut maka remaja dituntut untuk memiliki kemampuan
penyesuaian sosial, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

4. Perkembangan Moral

Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, yang berfungsi sebagai
pedoman dalam menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang
harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang sering terjadi selama masa
transisi.7 Tingkat moralitas masa remaja lebih matang dibandingkan dengan masa
anakanak. Remaja mulai mampu mengenal tentang nilai-nilai moral seperti kejujuran,
keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan, dan hal tersebut diperoleh melalui pengalaman
interaksi sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya.. Pada
masa ini pula remaja mengalami dorongan untuk melakukan perbuatan yang dapat dinilai
baik oleh orang lain, dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan psikologis yaitu rasa puas
dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang perbuatanya.
Salah satu faktor penentu yang mempengaruhi perkembangan moral pada remaja adalah
orang tua. Adam dan Gullota mengatakan terdapat beberapa hasil penelitian yang
menunjukan bahwa orang tua mempengaruhi moral remaja, yaitu sebagai berikut :

a. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan


tingkat moral orang tua (Haan, Langer & Kohlberg 1976)
b. Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi
dalam tahapan nalar moralnya daripada ibu-ibu yang anaknya nakal.
Sedangkan, remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi
dalam kemampuan nalar moralnya daripada remaja yang nakal
(Hudgins & Prentice, 1973)
c. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral
remaja, yaitu orang tua yang mendorong anak berdiskusi secara

7
demokratik dan terbuka mengenai berbagai isu dan orang tua yang
menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik berpikir induktif.

C. Tugas-tugas perkembangan remaja awal

Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fasc) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus pekembangan individu, dan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang
sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik,remaja harus menjalankan tugas-
tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak
akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan dalamberikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-
tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase
berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan
penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangan berikutnya. menuntaskan tugas

William Kay, scbagaimana dikutip Yudrik Jahja+ men gemukakan tugas-tugas


perkembangan masaremaja sebagai berikut:

1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.


2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-fiçur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul
dengan teman scbaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri. perkembangan untuk fase-fase
6. Memeperkuat selfcontrol (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.

8
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa. Apabila kita perhatikan
dan kita ikuti pertumbuhan anak sejak lahir sampai besar, akan didapatilah bahwa anak itu
tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula halnya
dengan pertumbuhan identitas/konsep diri juga berkembang seiring dengan bertambahnya
berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya baik dari pendidikan keluarga sekolah
maupun dari masyarakat dimana ia tinggal. Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami
Pertumbuhan

Asspek-aspek perkembangan remaja awal

a. Perkembangan Kognitif
b. Perkembangan Emosi
c. Perkembangan Sosial
d. Perkembangan Moral

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam
menjelaskan dan menulis pembahasan mengenai Perkembangan Remaja Awal . Kami
selaku penulis sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami mohon maaf dan kami juga sangat berharap atas
kritikan dan saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
untuk kita semua dan khususnya bagi pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2006. Psykologi perkembangan. Bandung. Rosdakarya


Syamsu Yusuf, Psikologi perkembangan anak & remaja, (bandung :2012), 195
Mappiare, A. Psikologi Remaja, ( Surabaya: Bina Usaha,2000), hlm. 76
Yudrik jahja, psikologi perkembangan, hlm.238

10

Anda mungkin juga menyukai