Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERIODISASI PERKEMBANGAN REMAJA

Di susun oleh :
Biwara Nala Seta / 2100005284
Nadia Salma Devani / 2100005287
Faaza Pitaloka Zein / 2100005289
Liza Hanim / 2100005290
Bagus Wicaksono / 2100005301

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PG SEKOLAH DASAR
TAHUAN AJARAN GENAP 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat sudah hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah Perkembangan Peserta Didik ini dapat terselesaikan. Tidak
lupa penulis selalu memanjatkan rasa terima kasih karena Allah selalu menuntun jalan
kepada penulis untuk memahami, belajar, dan berkarya. Juga penulis berterima kasih
kepada orang tua, teman, saudara yang selalu mendukung untuk tetap semangat dalam
kuliah di masa pandemi seperti sekarang. Tidak lupa penulis juga berterima kasih
kepada ibu dosen pengampu yaitu Ibu Nurul Hidayah Rofiah, M.Pd.I., Ph.D. yang
selalu membagi, memberikan ilmunya kepada penulis serta mahasiswa lain.
Makalah ini di susun selain untuk memenuhi tugas juga untuk kepentingan sebagai
materi pegangan yang semoga bisa membantu para mahasiswa yang menempuh mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik, khususnya di Universitas Ahmad Dahlan. Penulis
juga menyadari bahwa makalah yang ditulis masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan. Untuk itu penulis penerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki juga meningkatkan isi makalah ini di kemudian hari.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Tujuan................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Ciri – Ciri Perkembangan Remaja.................................................................4
B. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja..........................................................4
C. Aspek – Aspek Perkembangan Remaja..........................................................5
1. Aspek Perkembangan Kognitif........................................................................5
2. Aspek Perkembangan emosi............................................................................5
3. Aspek Perkembangan sosial............................................................................6
4. Aspek Perkembangan moral............................................................................7
5. Aspek Perkembangan Fisik.............................................................................7
6. Aspek Perkembangan Motorik........................................................................8
7. Aspek Perkembangan Bahasa.........................................................................9
D. Implikasi Remaja Dalam Pendidikan.............................................................9
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP......................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam periode perkembangan manusia dibagai menjadi tiga yaitu masa
anak-anak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan transisi dari masa
anak-anak menuju ke masa dewasa. Dalam bahasa latin kata “remaja” yaitu
adolescene yang artinya to grow atau grow maturity. Di masa remaja banyak
mengalami perubahan seperti kematangan fisik, sosial, serta psikologis yang
berhubungan langsung dengan kepribadian, seksual juga peran sosial remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa ciri dari perkembangan remaja ?
2. Apa tugas remaja ?
3. Apa aspek perkembangan remaja ?
4. Apa implikasi dalam pendidikan ?

C. Tujuan
1. Meningkatkan kreativitas berpikir
2. Memperluas pengetahuan
3. Meningkatkan pemahaman tentang periodisasi perkembangan remaja
4. Membantu menguasai materi
5. Memenuhi tugas yang diberikan dosen

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Ciri – Ciri Perkembangan Remaja
Sela rentang kehidupan pada masa remaja memiliki ciri yang membedakan
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Masa ini merupakan masa-masa sulit
untuk remaja. Karena di masa ini akan mengalami pubertas, perubahan emosi,
fisik, maupun psikologinya. Berikut berbagai ciri yang menjadi kekhususan
remaja. Di antaranya :
1. Mengalami tanda seksual sekunder hingga kematangan reproduksi.
2. Mengalami perubahan fisik dan perilaku sesuai dengan jenis kelamin.
3. Mulai merasakan, mengendalikan, dan juga mengarahkan dorongan
seksual.
4. Perubahan nilai yang dianggap penting dan tidak penting.
5. Kerap berpikiran abstrak, namun dapat kembali berpikiran konkret ketika
berada di bawah tekanan.
6. Mengalami perkembangan otak akan keterampilan sosial dan juga
pemecahan masalah.
7. Memiliki keinginan untuk mandiri dan merasakan kebebasan.
8. Memiliki keinginan untuk mencoba hal baru dan cenderung lebih
mengambil risiko.
9. Perubahan emosional atau mood yang berlangsung dengan cepat.
10. Mulai mengalami kegelisahan dalam hidupnya.
11. Mulai merasakan kekurangan diri, namun belajar untuk menerimanya.
12. Mengembangkan hubungan sosial yang lebih luas dan lebih kuat.
13. Mulai memahami bagaimana tindakan dan keputusan yang diambil
memberikan pengaruh pada masa depan.

B. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja


Tugas dapat muncul pada periode tertentu dengan rentang kehidupan setiap
individu yang di mana tugas tersebut berhasil diselesaikan dan membuat

4
kebahagiaan juga kesuksesan dalam menyelesaikan tugas. Adapun tugas dari
seorang remaja antara lain;
1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
2. Mencapai peran sosial sebagai seorang wanita dan pria
3. Menerima keadaan fisik dan sapat menggunakannya secara efektif
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi
6. Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga
8. Mengembangkan keterampilan intelektual
9. Mencapai tingkah laku bertanggung jawab secara sosial
10. Mendapat nilai dan sistem etik sebagai petunjuk dalam bertingkah laku
C. Aspek – Aspek Perkembangan Remaja
Pada masa perkembangan remaja, ada beberapa aspek yang sangat penting
untuk diketahui perkembangannya, antara lain :
1. Aspek Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, anak pada masa remaja awal (12-16 tahun) secara
mental telah mampu berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak.
Dengan kata lain berpikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan
abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah. Pada
masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe Frontal yang
berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi, yaitu kemampuan
merumuskan perencanaan strategis dan mengambil keputusan.
Perkembangan Lobe Frontal ini sangat berpengaruh pada kemampuan
intelektual remaja. Keating merumuskan ada 5 hal pokok yang berkaitan
dengan perkembangan berpikir operasi formal yaitu sebagai berikut:
a. Remaja memiliki kemampuan nalar secara ilmiah melalui
kemampuannya dalam menguji hipotesis.
b. Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat
perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk
mencapainya.

5
c. Remaja menyadari tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang
membuat proses kognitif itu efisien atau tidak. Dengan demikian,
remaja menghabiskan waktunya untuk introspeksi (pengujian diri).
d. Berpikir operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topik baru
dan ekspansi berpikir. Horizon berpikirnya semakin meluas, bisa
meliput aspek agama, keadilan, moralitas, dan identitas.

2. Aspek Perkembangan emosi


Pada masa remaja awal menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif
yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya
bersifat negatif dan tempramental. Proses kematangan emosi pada remaja
sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut cukup
kondusif dan diwarnai oleh hubungan yang harmonis, saling mempercayai,
saling menghargai, dan penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung
dapat mencapai kematangan emosionalnya. Sebaliknya, apabila kurang
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan pengakuan
dari teman sebaya, maka cenderung akan mengalami kecemasan, perasaan
tertekan, dan ketidak nyamanan emosional.
Dalam menghadapi ketidaknyamanan emosional tersebut, tidak
sedikit remaja yang mereaksinya secara defensif sebagai upaya untuk
melindungi dirinya. Reaksi tersebut muncul dalam berbagai tingkah laku
seperti agresif, keras kepala, melarikan diri, suka mengganggu, dan
bertengkar. Adapun remaja yang proses perkembangan emosinya kondusif
akan menunjukan perilaku yang respect atau menghargai orang lain, tidak
mudah tersinggung, suka menolong, dan bersikap optimis.

3. Aspek Perkembangan sosial


Perubahan kognitif pada masa remaja mempengaruhi perbedaan ide-
ide yang dihadapi remaja, sehingga mendorong remaja untuk melakukan
pemeriksaan terhadap nilai-nilai dan pelajaran-pelajaran yang berasal dari
orang tua. Akibatnya, remaja mulai mempertanyakan dan menentang

6
pandangan-pandangan orang tua serta mengembangkan ide-ide mereka
sendiri. Hubungan yang positif dan suportif dan keterikatan yang harmonis
antara anak dan orang tua merupakan faktor penting dalam menentukan
arah perkembangan sosial remaja.
Untuk mempertahankan keterikatan tersebut, orang tua harus
membiarkan mereka bebas untuk berkembang. Dengan kata lain, ketika
remaja menuntut sesuatu, maka orang tua yang bijaksana harus
melepaskan kendali dalam bidang-bidang di mana remaja dapat
mengambil keputusan yang masuk akal, di samping itu orang tua juga
harus memberikan bimbingan dalam pengambilan keputusan yang masuk
akal pada bidang-bidang di mana pengetahuan remajanya masih terbatas.
Adapun karakteristik penyesuaian sosial remaja pada tiga lingkungan
tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Menjalin hubungan yang baik dengan para anggota keluarga (orang
tua dan saudara)
b. Menerima otoritas orang tua dan menerima batasan-batasan
keluarga.
c. Bersikap respect atau menerima peraturan sekolah
d. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
e. Menjalin persahabatan dengan teman-teman sekolah.
f. Bersikap hormat pada kepala sekolah, guru, dan staf lainnya.
g. Mengakui hak-hak orang lain.
h. Memberikan simpati dan respect terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi,
dan
i. kebijakan-kebijakan masyarakat.

4. Aspek Perkembangan moral


Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, yang
berfungsi sebagai pedoman dalam menemukan identitas dirinya,
mengembangkan hubungan personal yang harmonis, dan menghindari
konflik-konflik peran yang sering terjadi selama masa transisi. Tingkat
moralitas masa remaja lebih matang dibandingkan dengan masa anak-

7
anak. Remaja mulai mampu mengenal tentang nilai-nilai moral seperti
kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan, dan hal tersebut
diperoleh melalui pengalaman interaksi sosial dengan orang tua, guru,
teman sebaya, atau orang dewasa lainnya.
Pada masa ini pula remaja mengalami dorongan untuk melakukan
perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain, dengan tujuan untuk
memenuhi kepuasan psikologis yaitu rasa puas dengan adanya penerimaan
dan penilaian positif dari orang lain tentang perbuatannya. Salah satu
faktor penentu yang mempengaruhi perkembangan moral pada remaja
adalah orang tua. Adam dan Gullota mengatakan terdapat beberapa hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa orang tua mempengaruhi moral
remaja, yaitu sebagai berikut :
a. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja
dengan tingkat moral orang tua (Haan, Langer & Kohlberg 1976)
b. Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi
dalam tahapan nalar moralnya daripada ibu-ibu yang anaknya nakal.
Sedangkan, remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih
tinggi dalam kemampuan nalar moralnya daripada remaja yang nakal
(Hudgins & Prentice, 1973)
c. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral
remaja, yaitu orang tua yang mendorong anak berdiskusi secara
demokratik dan terbuka mengenai berbagai isu dan orang tua yang
menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik berpikir induktif.

5. Aspek Perkembangan Fisik


Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak,
kapasitas sensoris, dan keterampilan motorik (Yusuf, 2011). Perubahan
pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi
tubuh orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak

8
strukturnya semakin sempurna untuk meningkatkan kemampuan kognitif
(Yusuf, 2011).

6. Aspek Perkembangan Motorik


Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris, yaitu Motor Ability,
Gerak (motor) merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi
manusia karena dengan gerak (motor) manusia dapat meraih sesuatu yang
menjadi harapannya. Anak- anak yang berusia 12 atau 13 tahun sampai
dengan 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa
remaja. Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada
masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada fisik dan psikisnya.
Pada masa remaja pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan
cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa.
Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja membutuhkan
makan dan tidur yang lebih banyak. Perkembangan fisik jelas terlihat pada
tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh berkembang
pesat, sehingga anak kelihatan bertubuh tinggi, tetapi kepalanya masih
mirip dengan anak-anak. Bila ditinjau secara teoritis, masa remaja terdiri
dari remaja puber dan remaja adolesen.
Pada masa peralihan masa anak sekolah sebelum ia memasuki masa
puber disebut masa pueral. Masa pueral merupakan bagian akhir dari masa
anak sekolah. Puber adalah anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai
anak, tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa. Perkembangan
jasmani pada masa ini tidak banyak yang bisa diketahui karena masa ini
hanya dalam tempo yang singkat. Masa adolesen berada di antara usia 17
dan 20 tahun.
Menurut Michaelis dalam Zulkifl (2001) pada awal adolesen
seseorang mengalami perkembangan jasmani yang pesat karena organ-
organ pada tubuh pada waktu itu sedang mampu-mampunya mengatasi
gangguan apa saja yang didorong oleh perkembangan kelenjar jenis.
Perkembangan adolesen disertai dengan kematangan seksual dan
pertumbuhan jasmaniah. Dalam hal perkembangan seksual, gadis-gadis

9
mengalami kematangan lebih awal daripada seorang pemuda yang sebaya
umurnya.
Dalam hal perkembangan jasmani, lebih dahulu pemuda mengalami
pertumbuhan jasmaniah. Walaupun gadis belakangan mengawali
perkembangan jasmaninya, karena laju pertumbuhannya lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan pemuda, biasanya gadis-gadis telah
mencapai bentuk akhir tubuhnya ketika ia berumur 16 tahun, sedangkan
tubuh pemuda masih terus berkembang sampai ia berumur 18 tahun.
Oleh karena proses pertumbuhan seorang pemuda dialami dengan
perlahan-lahan, pemuda itu tidak merasakan pengaruhnya sehebat
pengaruh yang dirasakan gadis terhadap perkembangan jasmani yang
sangat berbeda dengan seorang pemuda yang sebaya umurnya.

7. Aspek Perkembangan Bahasa


Pengaruh globalisasi dan perkembangan IPTEK membawa dampak
terhadap perkembangan bahasa remaja. Media sosial adalah salah satu
media yang memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa. Bahkan,
bahasa remaja menggeser penggunaan bahasa Indonesia. Para remaja lebih
tertarik menggunakan bahasa tersebut karena dapat digunakan sesuka
keinginan mereka.
Perkembangan bahasa remaja sangat pesat mempengaruhi generasi
muda terutama mahasiswa di lingkungan kampus. Media sosial seperti
facebook, sms, twitter, bbm merupakan ditandai dengan maraknya
singkatan-singkatan di dalam mengirim pesan pendek. Kata singkatan
tersebut berkembang tidak hanya digunakan secara tertulis namun juga
secara lisan.
Remaja merupakan penutur yang kompeten dalam bahasanya dan
tidak tertutup dalam pilihan bahasanya. Ketika menyerap bahasa dengan
mengembangkan kosakata dan jarak stilistiknya, mereka mengontrolnya
secara penuh. Mereka sering memilih kata yang berbeda dari orang dewasa
(Harimansyah, 2015). Terjadinya variasi penggunaan bahasa itu

10
dinamakan bahasa remaja. Bagi remaja ataupun mahasiswa terjadi karena
kesenangan dan kebanggaan tersendiri.
Mereka berharap bisa menjadi yang paling “keren” dari teman-
temannya. Bahkan, mereka menganggap bahwa bahasa yang mereka
gunakan merupakan bentuk kreativitas yang harus mereka dikembangkan
untuk mencapai sebuah kepuasan.

D. Implikasi Remaja Dalam Pendidikan


Kenyataan psikologi yang selalu dipegang oleh Kurt Lewin ialah bahwa
pribadi itu selalu ada dalam lingkungannya, pribadi tak dapat dipikirkan lepas
dari lingkungannya. Oleh karena itu, implikasi perkembangan kepribadian masa
remaja dalam pendidikan pun tidak dapat terlepas dari lingkungan remaja
tersebut. Dimulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan masyarakat
sangat memberikan andil besar dalam implikasi perkembangan kepribadian
masa remaja dalam pendidikan. Jadi, apabila dalam kenyataannya terdapat
ketidakselarasan dalam perkembangan kepribadian remaja yang akhirnya
menjadi suatu permasalahan lingkungan pun memberikan pengaruhnya pada saat
itu.
Conger (dalam Abin, 1975: 11) menegaskan bahwa pemahaman dan
pemecahan masalah yang timbul pada masa remaja harus dilakukan secara
interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan
pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan yang paling efektif
dan strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para
pendidik, khususnya para guru, banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi
dan bergaul.
Di antara usaha-usaha pembinaan yang perlu di perhatikan, sekurang-
kurangnya untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan yang
timbul pada masa remaja, dalam rangka kegiatan pendidikan yang dapat
dilakukan para pendidik umumnya dan para guru khususnya:
1. Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan
khusus bagi siswa remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam
pelajaran anatomi, fisiologi dan pendidikan olahraga) yang diberikan pula

11
oleh para guru yang dapat menyelenggarakan penjelasannya dengan penuh
dignity. Tujuan dari usaha tersebut adalah untuk memahami dan
mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan
perkembangan fisik dan psikomotorik remaja.
2. Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau
informasi secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar
intelektual (IQ), bakat khusus (aptitudes), di samping aspirasi atau
keinginan orang tuanya dan siswa yang bersangkutan. Terutama pada masa
penjurusan atau pemilihan dan penentuan program studi. Upaya tersebut
bertujuan untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang
mungkin timbul bertalian dengan perkembangan bahasa dan perilaku
kognitif.
3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengaitkan hubungan
rumah dengan sekolah (parent teacher association) untuk saling
mendekatkan dan menyelaraskan sistem nilai yang dikembangkan dan cara
pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap dan tindakan perlakuan
layanan yang diberikan dalam pembinaannya. Tujuannya adalah untuk
memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul
bertalian dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas dan kesadaran
hidup atau penghayatan keagamaan.
4. Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-
masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-
fungsi konatif, afektif dan kepribadian, seyogyanya seorang guru
memberikan tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab,
belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan /tindakan yang
tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja adalah suatu periode di mana peralihan diri dari masa anak -
anak ke masa dewasa. Masa remaja merupakan masa pembelajaran untuk
menentukan kepribadian di masa dewasa nantinya. Semua individu terutama
remaja pasti akan mengalami perkembangan baik secara fisik maupun psikis
yang meliputi aspek bahasa, sosial, emosi, moral, kognitif, dan fisik.

B. Saran
Dalam perkembangan remaja, ini merupakan salah satu perjalanan yang
dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan. Oleh sebab itu, remaja perlu
arahan serta didikan agar bisa melewati masa perpindahan dengan baik secara
fisik ataupun psikis sehingga dapat mengatasi serta mengaplikasikan perubahan
dalam keseharian.

13
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.uns.ac.id/prosidingprasasti/article/download/88/72
Endang Rini Sukamti, Perkembangan Motirik (2018), 87-88
Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan. (hlm. 137-140).
Bandung:Remaja RosdakaryaGunawan, Ary. 2000.
Sosiologi Pendidikan: Suatu AnalisisSosiologi tentang Berbagai Problem Pendidikan.
Jakarta:Rineka Cipta.Lefrancois, G.R. Psychology for Teaching. dalam Abin S.M.
2002.Psikologi Pendidikan. (hlm. 130). Bandung: RemajaRosdakarya.Singgih,
Gunarsa. 1988. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK
Gunung Mulya. Sugiyo, Teha. 1995. Keluarga sebagai Sekolah Cinta.
(http:www.sabda.com, diakses 10 Desember 2009).
Soekanto. 1985. Perubahan Sosial. (http:www.masngudin.co.id,diakses 28 November
2009).
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung :2012), 195
Ibid, 195-196
Ibid, 197
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung : 2002), 218
Ibid, 198
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung : 2012), 199
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung:2002), 206
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: 2012), 200
Bambang Arifin, Psikologi Agama, (Bandung:2008), 70-75
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html
Yusuf LN, Syamsu, H., Dr., M.pd. 2006. Psikologi perkembangan anak dan remaja.
Bandung :PT Remaja Rosdakarya.
Sobur, Alex, Drs., M.si. 2003. Psikologi umum. Bandung : Pustaka Setia.
Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan remaja.
Batubara, J. R. (2016). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari
pediatri, 12(1), 21-9.
Octavia, S. A. (2020). Motivasi belajar dalam perkembangan remaja. Deepublish.

14
Argiati, Siti Hafsah Budi, Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh
Authoritarian, Asertivitas dan Tahap Perkembangan Remaja Pada Anak Binaan
Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo, Jawa Tengah, Tesis, tidak diterbitkan,
Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM, 2008
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta: Grasindo,
2008
Gunarsa, S.D., dan Gunarsa, Y.S., Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Hurlock, E.B., Perkembangan Anak, Jilid I Edisi ke-6, Jakarta: Erlangga, 1997
Hurlock. E.B., Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Jakarta: Erlangga, 1993

15

Anda mungkin juga menyukai