KONSEP PERKEMBANGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen
Dr. R. Hendaryan, Drs., MM.
Disusun Oleh :
Adam Heru (2124200091)
Kelas : 1C PJKR
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas segala
limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “ ” ini Saya susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Tentunya tak lupa Saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini, maka dalam kesempatan ini Saya ingin
menyampaikan terimaksih kepada :
1. Dr. R. Hendaryan, Drs., MM. selaku Dosen Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dukungan kepada Saya
dalam menulis dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Teman-teman kelas 1C, yang telah memberikan masukan kepada Saya dalam
penulisan dan menyelesaikan tugas makalah ini.
Tak lupa Saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas makalah ini, khususnya kepada teman-teman yang telah
meluangkan waktunya demi terselesaikannya tugas makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
meskipun Saya telah mengerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi Saya
masih merasakan adanya kekurangan-kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini.
Untuk itu, Saya selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi selangkah
demi maju. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya….(amin)
Penulis
Adam Heru
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah anak seringkali terjadi karena ketidakpahaman kita terhadap kondisi fisik
maupun psikologisnya. Kita sering dikejutkan dengan perubahan anak secara tiba-tiba,
misalnya anak yang semula penurut menjadi pemberontak, anak yang semula periang
menjadi pendiam. Masih banyak hal yang perlu kita ketahui dari perkembangan-
perkembangan anak yang sering membuat kita heran. Dengan memahami perkembangan
anak sebagai peserta didik akan mempermudah orang tua khususnya pendidik untuk agar
kita mampu mendampingi anak dan menghadapi setiap tingkah laku anak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang
sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-
tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak
akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya.
Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan
membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan
ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat,
dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
2
• Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
3
punya cara sendiri untuk merasakan sesuatu hal”.Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa
anak-anak secara lahiriah memang telah berbeda satu sama lain, begitu pula dalam
merasakan atau memecahkan sesuatu masalah. Dari segi intelektual pun mereka memiliki
tingkat yang berbeda-beda pula. Untuk itu tugas seorang guru ialah menciptakan metode
pembelajaran yang mencakup tentang periode intelektual.
Berdasarkan tiga topik di atas, yaitu strategi pembelajaran, dan perkembangan peserta
didik, apabila dilihat secara terpisah-pisah, maka akan dipandang berbeda satu dengan
yang lain. Namun apabila di lihat kesinambungannya maka antara satu dengan yang lain
memiliki hubungan yang saling berkaitan.Guru adalah seorang yang diguguh dan ditiru
oleh siswanya, baik percakapannya maupun sikapnya. Dalam belajar dan pembelajaran,
guru harus merancang sebuah strategi pembelajaran yang menyenangkan dan berkualitas,
namun guru juga tidak boleh lupa bahwa masing-masing individu memiliki karakter yang
berbeda-beda sehingga penting sekali bagi guru untuk memahami kejiwaan atau
perkembangan peserta.
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
Hal ini juga bisa terjadi karena faktor genetika(hereditas).
a. Faktor Fisiologis
b. Faktor Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu
berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi,
kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan sosial anak.
4
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal
utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang
berkemampuan intelektual tinggi, berbeda dengan anak yang mempunyai daya intelektual
kurang, mereka selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka
menyendiri, tingkat kecerdasan yang lambat dan temperamen.
• Kecerdasan/inteligensi siswa
• Motivasi
• Minat
• Sikap
• Bakat
2. Faktor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa/peserta didik yang meliputi
lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan
lingkungan
a. Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan
keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa
pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b. Faktor Physis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim
keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb.
5
d. Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat
yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan
hal ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak – anak.
e. Faktor Edukatif
f. Faktor Religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain
yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih – lebih yang
memang tidak beragama sama sekali, ini adalah persoalan perkembangan pula,
menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor
penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh dan berperan penting sebagai media kontrol dalam perkembangan
peserta didik.
Secara umum, proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang terjadi dalam
perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses dalam perkembangan siswa ialah
tahapan-tahapan perubahan yang dialami seorang siswa, baik yang bersifat jasmaniah
maupun yang bersifat rohaniah. Proses dalam hal ini juga berarti tahapan perubahan
tingkah laku siswa, baik yang terbuka maupun yang tertutup.
Proses bisa juga berarti cara terjadinya perubahan dalam diri siswa atau
respons/reaksi yang ditimbulkan oleh siswa tersebut. Proses perkembangan dengan
pengertian seperti ini menurut (Hurlock, tak pernah statis atau berhenti, karena
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan (developmental
changes). Manusia, menurut Elizabeth B. Hurlock, tak pernah statis , karena perubahan-
perubahan senantiasa terjadi dalam dirinya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik
yang bersifat biologis maupun yang bersifat psikologis.
1. Tahapan proses konsepsi (pembuahan sel ovum ibu oleh sel sperma ayah).
2. Tahapan proses kelahiran (saat keluarnya bayi dari Rahim ibu kealam dunia
bebas).
6
3. Tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seorang pribadi
yang khas (developmental of selfhood).
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
8
9