Anda di halaman 1dari 21

KARAKTERISTIK ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA

DIDIK (ASPEK SOSIAL, EMOSI, BAHASA DAN SOSIO-EMOSI) DAN


PROBLEMATIKANYA PADA ANAK TK,SD,SMP,SMA/SMK

Tugas Makalah
Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas
Mata kuliah Profesi Pendidikan Di Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :
Kelompok 9
1. Jihan Winarti (A22122029)
2. Dwi Wiranti (A22122103)

Program Studi Pendidikan Biologi


Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
Februari 2023

1
Kata Pengantar

Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Limpahan Rahmat-Nya kita dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata kuliah
"Perkembangan Peserta didik" tidak lupa kita kirimkan Shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW. Tidak lupa pula ucapan Terima kasih kepada Dosen Pengampu "Hayatun
Mawaddah, S.pd.,M.pd" Selaku Dosen Mata Kuliah perkembangan peserta didik yang telah
memberikan Respon dan Penjelasan mengenai Tugas Makalah ini dengan sangat jelas.
Akhir Kata, Dalam penyelesaian Makalah ini saya menyampaikan terima kasih kepada
rekan sekelompok yang telah bekerja sama untuk menyusun Makalah ini dengan semestinya.
Dan kami juga mengharapkan makalah ini berguna bagi pembaca, serta tidak lupa kami
harapkan kritik dan saran agar lebih semangat mengerjakan tugas-tugas Selanjutnya Sekian
terima kasih Wassalamualaikum Wr Wb.

Palu, 08 Februari 2023

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul……………………………………………………………………..……....1
Kata Pengantar……………………………………………………………………….……...2
Daftar Isi………………………………………………………………………………..…...3
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………...……….5
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….5
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….…...6
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..6
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………7
2.1 Pengertian Aspek Emosi…………………………………………………………..7
A. Perkembangan Aspek emosi……………………………………………….….7
B. Karakteristik Perkembangan Aspek Emosi…………………………………...8
C. Problematika Aspek Emosi…………………………………………………...9
2.2 Pengertian Aspek Sosial………………………………………………………….10
A. Perkembangan Aspek Sosial…………………………………………………10
B. Karakteristik Aspek Sosial pada peserta didik………………………………11
C. Problematika perkembangan Aspek sosial pada peserta didik………………11
2.3 Pengertian Aspek Bahasa………………………………………………………..12
A. Perkembangan dan karakteristik Aspek bahasa bagi peserta didik………….12
B. Problematika perkembangan Aspek bahasa…………………………………14
2.4 Aspek-Aspek perkembangan Peserta didik……………………………………...15
A. Perkembangan motorik dan persepsi………………………………………..15
B. Perkembangan kognitif dan kesiapan belajar……………………………….15
C. Perkembangan pribadi dan sosial…………………………………………...16
2.5 Pengertian Aspek sosioemosi pada peserta didik……………………………....17
Bab III Penutup……………………………………………………………………………..20
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..20
3.2 Saran…………………………………………………………………………....21
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………....22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peserta didik merupakan salah satu sumber daya manusia yang masih aktif,
semangat, dan bisa mengembangkan seluruh Kreativitasnya dalam berbagai bidang.
Perkembangan merupakan salah satu proses yang pasti dialami setiap individu.

4
Perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif yang berhubungan dengan
kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif
serta sistematis di dalam diri manusia. Perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan yang sistematis, Progresif dan berketerkaitan dengan individu sejak lahir
hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang
dialami seorang Individu menuju tingkat kedewasaan dan kematangan. Emosi berasal
dari kata Emotus atau Emovere yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap
sesuatu, misalnya Emosi gembira mendorong untuk tertawa.
Perkembangan pribadi akan mencakup Perkembangan konsep diri, emosi,
independensi dan tanggung Jawab. Dalam aspek konsep diri, anak sekolah dasar
mungkin masih cenderung berorientasi pada diri sendiri. Keinginan untuk
menonjolkan diri cukup kuat, Pada anak sekolah Dasar maupun Menengah pertama.
Perkembangan sosio emosional peserta didik dalam suatu kegiatan pembelajaran
sangat penting, karena para pendidik harus bisa mengambil sikap maupun keputusan
untuk menghadapi peserta didik yang memiliki karakteristik berbeda-beda setiap
individu. Untuk dapat menghadapi persoalan tersebut para pendidik perlu mengetahui
kemampuan dasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan apa Pengertian Aspek Emosi ?
2. Jelaskan apa pengertian Aspek Sosial ?
3. Jelaskan apa Pengertian Aspek Bahasa?
4. Apa saja Aspek-aspek perkembangan Peserta didik ?
5. Jelaskan apa Pengertian Aspek sosioemosi pada peserta didik ?

5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Aspek Emosi
2. Untuk Mengetahui pengertian Aspek Sosial
3. Untuk mengetahui Pengertian Aspek Bahasa
4. Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan peserta didik
5. Untuk mengetahui pengertian Aspek Sosioemosi peserta didik

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Aspek Emosi


Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri manusia baik senang atau sedih,
maupun baik atau buruk. Emosi adalah suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak
dalam diri seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan,
yang berfungsi sebagai penyesuaian dari dalam terhadap lingkungan untuk mencapai
kesejahteraan dan keselamatan individu. Kecerdasan emosional perlu diajarkan sejak
dini agar anak tumbuh menjadi seseorang yang dewasa, bertanggungjawab dan
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Selain itu, anak yang mempunyai

6
kecerdasan emosional tinggi akan terlihat bahagia , lebih percaya diri dan lebih
berprestasi di sekolah.
Kecerdasan emosional memiliki peran penting bagi anak-anak pertama peran
substansial yang berkaitan dengan bagaimana membuat anak dan kehidupannya
menjadi manusiawi. Kedua peran fungsional yang berkaitan dengan bagaimana
menggunakan kecerdasan emosional dalam kehidupan sehari-hari.
A. Perkembangan Aspek Emosi
Perkembangan Emosional dimulai pada saat usia dini, ketika anak-anak
masuk taman kanak-kanak dan prasekolah. Melalui interaksi mereka dengan
orang lain, anak-anak mengembangkan kemampuan sosial dan intelektualnya.
Perkembangan emosional dan intelektual biasanya berjalan beriringan untuk
membantu anak mengembangkan kemampuan sosialnya. Karena interaksi
antara anak-anak dan orang dewasa menciptakan kesehatan emosional.
Perbedaan antara perasaan positif dan negatif terhadap situasi tertentu
disebabkan oleh perkembangan emosional. Beberapa anak merespon dengan
baik berbagai situasi sosial yang berbeda. Interaksi akan membantu mereka
memiliki perkembangan emosional yang kuat. Anak-anak yang mengalami
trauma akan sulit berinteraksi dengan orang lain.
Perkembangan emosi pada anak usia Sekolah Dasar dimulai pada usia
5-6 tahun. pada usia ini anak sudah mulai mempelajari kaidah-kaidah aturan
yang berlaku, bampu mempelajari konsep keadilan, mampu menjaga rahasia
sebagai kemampuan anak dalam belajar menyembunyikan informasi. Pada
usia 6 tahun mereka sudah memahami konsep emosi yang lebih kompleks
seperti cemburu, merasa bangga, sedih, dan kehilangan, tetapi masih kesulitan
untuk mengontrol dan mengarahkan ekspresi emosionalnya. pada usia 7-8
tahun, perkembangan emosi sudah terinternalisasi dan sudah mengekspresikan
rasa malu dan bangga. sehingga mereka bisa mengungkapkan perasaannya
secara verbal terhadap konflik emosi yang dirasakannya (La Dubasari, Erna;
Sri Austria, 2012). Pada usia 9-10 tahun, anak sudah mampu mengatur
ekspresi emosi positif maupun negatif dalam situasi sosial dan dapat merespon
distress emosional yang terjadi pada orang lain dan bisa belajar bagaimana
meredam emosi. Pada usia 11-12 tahun anak sudah bisa belajar memahami
keberagaman emosi yang dirasakan.

7
Jenis Emosi adalah pengalaman yang efektif yang disertai Penyesuaian
dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik berwujud suatu
tingkah laku yang tampak. Emosi adalah warna efektif yang kuat dan ditandai
adanya perubahan-perubahan fisik pada saat terjadi emosi dan sering kali
terjadi perubahan-perubahan fisik antara lain berupa:
1. Reaksi efektif pada kulit meningkat bila terpesona
2. Peredaran darah bertambah cepat bila marah
3. Peredaran jantung bertambah cepat bila terkejut
4. Pernafasan panjang bila kecewa
5. Pupil mata membesar bila marah.
B. karakteristik Aspek Emosi
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan menunjukan Siswa
di SMP Shalahuddin kota malang Sebagian besar mempunyai kontrol emosi
pada kategori sedang. Remaja adalah salah satu peralihan pada masa anak
menuju masa dewasa dimana pada remaja akan terjadi perbedaan pengetahuan
nya, biologinya dan solusinya atau cara berhubungan dengan orang lain.
Perubahan yang terjadi pada remaja juga dapat berubah pada perkembangan
fungsi seksualnya misalnya remaja akan dapat berpikir secara abstrak dan
remaja juga akan dapat tidak bergantung dengan orang lain Kemampuan
mengontrol emosional siswa di SMP dimiliki untuk dapat mengelola perasaan.
Kegiatan tersebut adalah pembiasaan yang dilakukan untuk membiasakan
kegiatan yang di dalam kehidupan sehari-hari.
Masa awal remaja yang terjadi pada Siswa SMP adalah suatu fase
yang siswa dapat mengeluarkan emosi yang saat ini terjadi dan emosi tersebut
merupakan energi yang besar sehingga kebanyakan tidak mengontrol emosi
dengan baik. Bila siswa tersebut tidak mampu mengontrol emosinya maka
akan berakibat munculnya perilaku negatif yang dapat merugikan anak SMp
lainnya. Siswa SMP perlu kematangan emosi sehingga mempunyai
kemampuan mengontrol emosi secara baik dan mampu mengendalikan emosi
yang saat ini ada pada dirinya (Antasari,2017)
Pada usia remaja juga terjadi perubahan emosi itulah yang di sebut
karakter seseorang. Dimana emosinya menjadi labil dan tidak terkendali.
Kecenderungan untuk menentang aturan, berbuat kerusuhan atau perkelahian,

8
mencoba hal-hal yang menurutnya penuh tantangan dan lain sebagainya.
Sehingga pada anak usia remaja cenderung kurang baik dalam mengontrol
emosi. Siswa tampak lebih baik dalam mengontrol emosinya dibandingkan
dengan Siswi SMP. Hal ini berkaitan dengan perubahan hormonal pada
perempuan, dimana perempuan ada siklus menstruasi.
C. Problematika Perkembangan Aspek Emosi
penelitian tentang permasalahan perkembangan sosial dan emosi anak
usia dini diketahui bahwa 55 orang tua peserta didik terdapat 43 orang tua
peserta didik (78,18%) berada pada kategori cukup banyak dalam
permasalahan perkembangan sosial dan emosi anak usia dini. Hal tersebut
dapat dilihat dari setiap sub variabel yang menunjukkan dilihat dari aspek
permasalahan perkembangan sosial terdapat 36 orang tua peserta didik
(65.45%)) dari 55 orang tua peserta didik berada pada kriteria cukup banyak
dan dilihat dari permasalahan perkembangan emosi terdapat 40 orang tua
peserta didik (72,72%) dari 55 orang tua peserta didik berada pada kriteria
cukup banyak dalam permasalahan perkembangan sosial dan emosi anak usia
dini.Berdasarkan hasil penelitian tentang permasalahan perkembangan sosial
dan emosi anak usia dini secara gambaran umum dapat disimpulkan bahwa
permasalahan perkembangan anak usia dini cukup banyak oleh karena itu
orang tua peserta didik harus rajin memberikan contoh yang baik kepada anak
serta mengamati kegiatan anak sehingga perkembangan anak dapat berjalan
dengan baik.

2.2 pengertian Aspek Sosial


Sosial adalah segala sesuatu berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan
kepentingan umum, suka menolong, menderma, dan sebagainya. Sosial juga berarti
menyinggung relasi di antara dua atau lebih individu. Istilah ini mencakup banyak
pengertian, dan digunakan untuk mencirikan fungsi, kebiasaan, karakteristik, ciri, dan
seterusnya yang diperoleh dalam satu konteks sosial. Sebagai makhluk sosial,
seseorang akan mengalami proses interaksi dan sosialisasi dengan Makhluk lainnya
Perkembangan sosial merupakan kematangan yang dicapai sebagai proses hubungan
sosial atau jalinan interaksi anak dan orang lain mulai dari orang tua, saudara, teman
sebaya hingga masyarakat secara luas yang dimaknai dengan proses belajar untuk

9
menyesuaikan diri terhadap norma-norma yang berlaku dalam proses penyesuaian diri
dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat
A. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial sudah muncul pada masa awal kanak-kanak atau
disebut masa pra kelompok Dasar untuk bersosialisasi diletakan dengan
meningkatnya hubungan antar anak-anak dengan teman-teman sebaya dari
tahun ke tahun. Meskipun pada tahap ini anak-anak menunjukan sikap
egosintresnya masa awal kanak-kanak bisa juga bersikap ramah dan aktif
secara sosial jika pendampingan orang dewasa berhasil.
Pada masa kanak-kanak akhir usia (6-12 Tahun) para pendidik memberi
sebagai anak skolah dasar atau middle childhood. Pada masa ini disebut usia
matang untuk belajar. Anak mampu menguasai kecapakan-kecakapan baru
yang diberikan guru di sekolah. Di samping itu menurut sabani (2019) sikap
mereka terhadap keluarga tidak lagi egosentris, tetapi bisa bersikap objektif
dan empiris terhadap dunia luar sehingga masa ini disebut periode intelektual
atau masa keserasian sekolah.
B. Karakteristik Perkembangan sosial
Anak usia sekolah dasar dibedakan pada kelas rendah dan kelas tinggi
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik sosial anak
sekolah dasar Usia 6-8 Tahun kelas (1,2, dan 3) memiliki sifat diantaranga:
1. Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama
2. Berkhayal dan suka meniru
3. Gemar akan keadaan alam
4. Senang akan cerita-cerita
5. Memiliki sifat pemberani
6. Senang mendapat pujian
Sementara karakteristik sosial anak kelas tinggi usia 9-12 Tahun (kelas
4,5,6) memiliki sifat sebagai berikut:
1. Tidak suka pada hal-hal bersifat Drama
2. Gemar pada lingkungan sosial
3. Senang pada cerita-cerita lingkungan sosial
4. Memiliki sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika

10
Karakteristik anak sekolah dasar sering disebut sebagai usia
berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-
teman dan meningkatnya keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok.
Kematangan aspek sosial pada anak bisa ditingkatkan melalui keanggotaan
kelompok melalui beberapa cara: 1) Belajar dan menerima dan melaksanakan
tanggung jawab, 2) Belajar bersaing dengan orang lain, 3) Belajar berperilaku
sosial dengan baik, 4) Belajar bekerja sama, 5) Belajar dari orang-orang
dewasa, 6) belajar kelompok, 7) belajar menyesuaikan diri dengan standar
kelompok, 8) belajar bermain dan olahraga, 9) Belajar berbagai rasa dengan
orang lain, 10) Belajar bersikap sportif.
C. Problematika Perkembangan Aspek Sosial
Dilihat dari hasil penelitian terhadap orang tua peserta didik dari permasalahan
perkembangan sosial dari segi ketidakpatuhan dengan uraian sebanyak
38.18% dengan kriteria cukup banyak dari segi temper tantrum sebanyak
49.09% dengan kriteria cukup banyak dari segi perilaku dan agresif dengan
uraian sebanyak 58.18% dengan kriteria cukup banyak.
Apa saja masalah sosial di masyarakat?
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll. 2. Faktor Budaya :
Perceraian, kenakalan remaja, dll. 3. Faktor Biologis : keharusan makan,
kependudukan, mempertahankan diri, dll. 4. Faktor Psikologis : penyakit
syaraf, aliran sesat, dll.

2.3 Pengertian Aspek Bahasa


Aspek perkembangan Bahasa menurut para ahli, bahasa merupakan media
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan (pendapat dan perasaan)
dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian kata
dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna, dan mengikuti
aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat
(Sinolungan, 1997; Semiawan, 1998). Lenneberg salah seorang ahli teori belajar
bahasa yang sangat terkenal (1996) mengatakan bahwa perkembangan bahasa
tergantung pada pematangan otak secara biologis.

11
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh individu dalam
kehidupan sehari-hari untuk melakukan interaksi dengan individu lainnya. Bahasa
merupakan sarana yang efektif dalam proses berkomunikasi dengan individu lainnya.
dan ucapan.

A. Karakteristik Perkembangan Aspek bahasa


Perkembangan bahasa memiliki hubungan terhadap perkembangan
kognitif anak (Hartanto et al, 2016; Sa`ida, 2018). Hal ini dapat diartikan
bahwa perkembangan kognitif siswa akan mempengaruhi tingkat penguasaan
bahasa anak. Pada masa anak-anak, tingkat kognisi siswa belum berkembang
secara maksimal dan masih bersifat sederhana. Maka seiring waktu
perkembangan bahasa anak mulai berkembang menuju arah yang lebih
kompleks. Perkembangan bahasa ini juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar anak. Anak akan memperhatikan cara berkomunikasi orang dewasa dan
melakukan proses pengulangan dan peniruan
Pada hakikatnya anak akan belajar bahasa ketika berumur 6-7 tahun.
Masa ini merupakan masa awal siswa sekolah dasar. Pada masa ini terjadi
perkembangan bahasa yang mengalami peningkatan kemampuan penguasaan
alat komunikasi siswa baik secara tertulis maupun secara lisan melalui simbol
maupun isyarat. Penguasaan alat komunikasi ini bertujuan untuk dapat
memudahkan siswa memahami maksud orang lain dalam berinteraksi
(Vellimalai, 2017). Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan bahasa individu yaitu proses jadi matang yang merupakan
proses aktifnya organ komunikasi dan proses belajar yang
merupakan proses siswa memahami bahasa melalui peniruan kata yang
didengar (Sri and Sundari, 2004). Faktor-faktor ini dapat berlangsung dari bayi
hingga masa memasuki sekolah dasar sampai siswa mampu membuat kalimat
yang sederhana, kalimat majemuk serta menyusun dan memberikan
pertanyaan. Berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang sering
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada masa kanak-kanak, anak akan
memiliki keinginan yang kuat agar dapat berbicara (Rohayati, 2013). Hal ini
dikarenakan dengan memiliki kemampuan berbicara akan mempermudah
siswa untuk dapat bersosialisasi. Karena pada perkembangannya pada masa ini

12
anak sudah memahami arti bermain dalam kelompok. Selain itu kemampuan
berbicara juga dapat melatih anak untuk mandiri. Anak akan merasakan
kesulitan untuk mengungkapkan keinginannya kepada orang tua apabila tidak
mampu berbicara sehingga akan menghambat proses kemandirian anak.
Perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar akan dibahas
berdasarkan umur. Pada anak berumur 6 tahun, anak akan sering mengoceh
dan berbicara tanpa henti (Allen, 2010). Selain itu anak juga akan banyak
bertanya dan berbicara layaknya orang dewasa. Anak pada umur ini juga telah
menguasai 10.000-14.000 kata. Anak juga akan menguasai 5-10 kata tiap
harinya. Anak lebih mengurangi tangisan dan teriakan dalam mengungkapkan
sesuatu dan lebih menggunakan bahasa seperti “ Ini punya aku, bukan punya
kamu”. Anak juga suka berbicara sendiri dalam memecahkan permasalahan
berdasarkan langkah-langkah yang mereka kelola sendiri. Pada masa ini, anak
sering menirukan dan memperagakan kata populer termasuk kata kotor. Hal
ini dikarenakan anak beranggapan bahwa kata kotor tersebut merupakan hal
yang lucu. Masa ini juga anak menyukai cerita lucu dan juga menyukai teka-
teki. Anak juga suka mengarang cerita dan dibacakan berbagai cerita. Pada
masa ini sudah mampu belajar bahasa lain yang dilakukan secara spontan. Hal
ini juga selaras dengan pendapat yang menyatakan bahwa anak usia 6 tahun
sudah mampu menguasai bahasa selain bahasa ibu (Hermoyo, 2015).
B. problematika Perkembangan Aspek Bahasa
Anak yang bermasalah merupakan persoalan yang harus menjadi
perhatian semua kalangan/pihak. Bukan semata-mata perilaku itu mengganggu
proses dalam pembelajaran, melainkan suatu bentuk perilaku pasif maupun
agresif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam hal kerjasama dengan
temannya. Keluarga/pendidik perlu memahami perilaku yang timbul dari
“anak yang bermasalah”. Biasanya tampak di dalam kelas saat ia melakukan
interaksi dengan lingkungannya. Masalah-masalah tersebut muncul karena
penyesuaian yang harus dilakukan anak terhadap tuntutan dan kondisi
lingkungan yang baru. Semakin besar tuntutan dan perubahan semakin besar
pula masalah yang dihadapi anak tersebut.

13
Penyebab gangguan perkembangan bahasa sangat banyak dan luas,
semua gangguan mulai dari proses Pendengaran, proses berbicara dan meniru.
Penyimpangan bahasa yang diperoleh dimana ia sering berbaur baik dengan
teman sebaya maupun dengan yang lebih besar darinya. Peserta didik yang
berada di sekolah dasar pada umumnya mendengar dan meniru. Dan belum
bisa memfilter apa yang telah mereka ucapkan baik ataukah tidak, tetapi
kebanyakan peserta didik di kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, dan 6 mereka ada
yang sudah mengetahui apa yang mereka ucapkan baik atau tidak, apabila dia
saling ejek mengejek sesama temannya ada yang mulai tersadar bahwa dengan
ucapannya itu dapat membuat temannya marah atau membuat temannya
sedih.Deteksi dini terhadap gangguan perkembangan bahasa atau problem
bahasa sangat diperlukan agar peserta didik terbiasa dalam memfilter kata-kata
yang baik yang sesuai kaidah bahasa yang berkembang di masyarakat.
Kebanyakan bahasa yang diperoleh sekarang dari menonton video yang ada di
media sosial maupun you tube. Banyak yang membuat konten yang bahasanya
belum lulus sensor sehingga saat anak-anak menonton dan ia meniru apa yang
diucapkannya, guru dan orang tua harus berperan aktif agar peserta didik dapat
menjaga perilaku dalam berbahasa yang baik sehingga tidak merusak citra
pendidikan di tengah masyarakat.

2.4 Aspek-aspek perkembangan peserta didik

A. Perkembangan motorik dan persepsi


Dua hukum pertama perkembangan motorik adalah prinsip dari kepala
ke kaki dan pusat ke luar. Manusia sejak lahir dibekali dengan organ sensorik
dan gerak-gerak refleks yang dapat membantu mereka mengadaptasikan diri
terhadap lingkungan baru. Pertambahan usia, pertumbuhan sel dan struktur
sistem urat saraf serta pertumbuhan jaringan otak secara bertahap membawa
anak kepada kemampuan motorik yang lebih fungsional dan kemampuan
memahami lingkungan.

14
B. Perkembangan kognitif dan kesiapan belajar
Teori kognitif yang paling kuat memberikan pengaruh terhadap praktek
pendidikan adalah teori Piaget. Hampir semua teori kognitif merujuk kepada
teori piaget. Oleh karena itu wajib kita bicara tentang perkembangan kognitif
tidak bisa terhindar dan keharusan memahami dan mengkaji teori Piaget.

Piaget melihat bahwa manusia dilahirkan sebagai sesuatu yang aktif dan
selalu mengelola informasi. Manusia selalu mendorong beradaptasi terhadap
lingkungan, belajar memahami dan mengendalikan melalui mekanis adaptif.
Dalam pandangan Piaget perolehan konsep dan keterampilan terjadi karena
motivasi internal yang secara aktif diarahkan untuk memperoleh konsep dan
keterampilan itu.

Kata kunci teori kognitif Piaget adalah skema. Skema merujuk kepada
berbagai hal kebiasaan, respon, konsep dan pemrosesan informasi secara aktif.
Perkembangan kognitif adalah perubahan struktur skema. Jadi skema itu pada
dasarnya adalah kemampuan atau kecakapan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan. Jika struktur skema ini cukup untuk merespon
lingkungan maka individu berada dan mencapai yang disebut dengan kondisi
ekuilibrium (seimbang, antara kecakapan dengan tuntutan lingkungan).

C. Perkembangan pribadi dan sosial


Perkembangan pribadi akan mencakup perkembangan konsep diri,
emosi, dan independensi dan tanggung jawab. Dalam aspek konsep diri, anak
sekolah dasar mungkin masih cenderung berorientasi pada diri sendiri.
Keinginan untuk menonjolkan diri masih cukup tinggi, belum mampu melihat
diri secara objektif, dan menyadari akan perbedaan diri dengan orang lain
mungkin masih merupakan ciri-ciri yang cukup kuat pada anak sekolah dasar.
Namun sejalan dengan tingkat perkembangannya, pada kelas-kelas lanjutan
konsep diri anak diharapkan telah berorientasi kontekstual, yakni
menunjukkan kesadaran akan hubungan diri dengan lingkungan dan bahwa
lingkungan atau orang lain itu berbeda dengan dirinya.

15
Dalam aspek perkembangan emosi, peserta anak sekolah dasar cenderung
belum stabil. Kecenderungan untuk tidak toleran terhadap orang lain, agresif
secara fisik, rendahnya kesadaran akan kesalahan diri, dan perilaku egosentrik
masih akan tampak pada anak sekolah dasar.

2.5 Pengertian Aspek sosioemosi pada peserta didik

● Perkembangan sosial anak

Dalam aspek sosial perkembangan anak sekolah dasar bisa dilihat dari
aspek hubungan sosial, karakteristik kelompok, dan perkembangan etika.
Hubungan sosial anak sekolah dasar ditandai oleh adanya kecenderungan
untuk mulai senang berada bersama orang lain di dalam kelompok, tidak
lagi bersikap mendominasi orang lain, terbuka terhadap informasi, dan
mulai tampak adanya kesadaran jenis yang diikuti oleh adanya hasrat
untuk menunjukkan peran jenis.
Berkaitan dengan hubungan sosial itu, karakteristik kehidupan kelompok
anak sekolah dasar akan dicirikan mulai dari sikap yang tidak toleran dan
individualistik sampai kepada keterikatan diri pada kesempatan kelompok
dalam berperilaku. Orientasi pemuasan diri sendiri dalam kehidupan
berkelompok dan sikap berlawanan antar kelompok, bisa jadi merupakan
ciri yang kuat pada perkembangan sosial anak sekolah dasar.

● Perkembangan emosi anak

Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-
perubahan fisik pada saat terjadi emosi. Emosi Yang umum pada masa
anak-anak adalah :
A. Marah
Penyebab marah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai
permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan yang hebat dari

16
anak lain. Anak mengungkapkan rasa marah dengan ledakan ditandai
dengan menangis, berteriak, melompat-lompat atau memukul.
B. Takut
Pembiasaan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang
menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut,
seperti cerita-cerita, gambar-gambar, dan film-film dengan unsur yang
menakutkan. Pada mulanya reaksi anak pada takut adalah panik.
Kemudian menjadi lebih khusus seperti lari, bersembunyi, menangis,
dan menghindari situasi yang menakutkan.
C. Cemburu
Anak menjadi cemburu bahwa ia mengira perhatian orang tua beralih
kepada orang lain di dalam keluarga.
D. Ingin tahu
Anak mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang dilihatnya.
E. Iri hati
Anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki
orang lain, iri hati ini diungkapkan dalam berbagai cara, yang paling
umum adalah mengeluh tentang barangnya sendiri, dengan
mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang seperti yang
dimiliki orang lain.
F. Gembira
Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa,
bertepuk tangan melompat-lompat atau memeluk benda atau orang
yang membuatnya bahagia.
G. Sedih
Merasa sedih karena kehilangan sesuatu yang dicintainya atau yang
dianggap penting bagi dirinya.
H. Kasih sayang
Anak-anak belajar mencintai orang, binatang,atau benda yang
menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih sayang secara lisan bila
sudah besar tapi ketika masih kecil anak menyatakan secara fisik
dengan memeluk, menepuk dan mencium objek sayangnya.

17
Pola emosional pada masa sekolah dasar (akhir masa kanak-kanak)
berbeda dari pola masa awal kanak-kanak. Pertama jenis situasi yang
membangkitkan emosi dan kedua bentuk ungkapannya. Perubahan
tersebut lebih merupakan akibat dari meluasnya pengalaman dan
belajarnya dari pada proses pematangan diri.

BAB 3

18
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap
individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan
dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat
progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Perkembangan dapat diartikan
sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri
individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangan. Sedangkan emosi adalah suatu keadaan atau perasaan yang ada dalam
diri manusia baik senang maupun sedih yang disadari dan diungkapkan melalui wajah
atau tindakan. Dan yang termasuk dalam ekspresi emosi pada anak adalah : Rasa
takut, rasa malu, rasa canggung, rasa khawatir, rasa cemas,rasa marah, rasa cemburu,
rasa duka cita, rasa keingintahuan ,rasa kegembiraan dan sebagainya.Adapun factor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada anak adalah keadaan
anak,faktor belajar dengan cara meniru, faktor belajar dengan coba-coba, belajar
dengan pengkondisian,belajar dengan bimbingan dan pengawasan danlain-lain
sebagainya.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh individu dalam
kehidupan sehari-hari untuk melakukan interaksi dengan individu lainnya. Bahasa
merupakan sarana yang efektif dalam proses berkomunikasi dengan individu lainnya.
Pada awal perkembangan bahasa dimulai dengan proses peniruan bunyi maupun suara
tanpa adanya arti yang kemudian diikuti pengucapan suku kata, penyusunan kalimat
secara sederhana, dan berlanjut kepada kalimat yang lebih kompleks. Anak usia
sekolah dasar memiliki perkembangan yang berbeda pada setiap tingkatan umur yang
dilalui. Namun tidak ada yang dapat memastikan bahwa aspek perkembangan bahasa
siswa memiliki tingkat perkembangan yang sama. Namun guru sebagai penanggung
jawab di sekolah dasar harus memastikan tercapainya tugas perkembangan siswa yang
terdiri dari pemahaman, pengembangan perbendaharaan kata, menyusun kata-kata
menjadi kalimat dan ucapan.

19
3.2 Saran
Dengan adanya konsep-konsep dan prinsip-prinsip perkembangan peserta didik,
pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh
peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenal karakteristik peserta
didik dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA
Desrineldi, D., et al. (2021). "Perkembangan siswa sekolah dasar: ditinjau dari aspek
bahasa". JRTI (Jurnal Riset Tindakan indonesia. 6 (1): 105-109.
Ernawan, S., dkk. (2021). "Perkembangan Sosial, emosi, moral dan implikasinya terhadap
Pembentukan sikap sosial siswa sekolah dasar". Jurnal Ilmu pengetahuan Dasar
Indonesia. 1 (1) :69-80.
Hastutiningtyas, WR., Maemunah, N., Lakar, Ru. (2021). "Gambaran Karakteristik Siswa

20
Sekolah Menengah pertama (SMP) dalam proses mengontrol emosi di kota Malang"
Nursing News: jurnal Ilmiah keperawatan. 5 (1): 38-44.
Julrissani. (2020). "Karakteristik perkembangan bahasa, Komunikasi siswa sekolah dasar
Di Muhammadiyah Karangbendo Yogyakarta". Jurnal Edumaspul. 4 (1): 72-87.
Latifa, U. (2017). "Aspek perkembangan pada anak sekolah dasar: Masalah perkembangan
Nya". Academia Journal Of Multidisciplinary Studies. 1 (2): 2079-9703.
Yadnyawati, I.A,G.,. (2021) "Perkembangan Peserta didik". , Edisi ke-2, Denpasar-Bali,
UNHI Press.

21

Anda mungkin juga menyukai