“PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL”
DOSEN PENGAMPU:
SISKA DHEWI, SKM., M.KES
DISUSUN OLEH :
Ridho Almadani 2107010321
Najifa Ramadhaniah 2107010147
Helda 2107010299
Rizqa Auliani 2107010304
Sephira Adelia 2107010387
Dewi Mina Norhidayah 2107010324
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sosial emosional adalah salah satu aspek perkembangan yang
paling penting. Hal ini penting untuk semua anak karena merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan akademis mereka masa depan. Salah satu aspek perkembangan anak
yang perlu dikembangkan oleh pendidik adalah aspek perkembangan sosial. Anak harus
diajarkan sejak dini untuk memiliki sikap yang baik dan suportif terhadap teman
sebayanya. Hal ini dapat dipelajari dari anak-anak di lingkungan keluarga, masyarakat dan
sekolah. Perkembangan emosi harus bersinggungan dengan perkembangan sosial anak.
Demikian pula sebaliknya, membahas perkembangan sosial harus melibatkan emosional,
sebab keduanya terintegrasi dalam bingkai kejiwaan yang utuh tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Perkembangan sosial emosional erat kaitannya dengan interaksi, baik
dengan sesama atau benda-benda lainnya. Jika interaksinya tidak baik, maka
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak optimal. Namun kebanyakan
orang tua kurang memerhatikan hal tersebut pada anak padahal perkembangan sosial
emosional setiap anak berbeda. Dalam hal ini peran pendidik sangat diperlukan untuk
memahami perkembangan sosial emosional pada anak agar mereka dapat
mengembangkan kemampuannya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari Perkembangan Sosial-Emosional?
- Bagaimana Perkembangan Sosial-Emosional anak usia dini?
- Bagaimana Perkembangan Sosial-Emosional Remaja?
C. Tujuan Makalah
- Untuk mengetahui pengertian dari perkembangan social emosional
- Untuk mengetahui perkembangan social emosional anak usia dini
- Untuk mengetahui perkembangan social emosional remaja
1
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Karakteristik Perkembangan Sosial-Emosional Anak usia dini
Perkembangan anak usia dini merupakan bagian dari perkembangan manusia
secara keseluruhan yang mencakup perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa,
dan sosial emosional. Perkembangan karena faktor belajar dapat terjadi dalam
berbagai situasi lingkingan dimana terjadi interaksi anak dengan manusia lain
dan lingkungan alam disekitar. Perkembangan Sosial Emosional Fase 0-2 Tahun Di
tahap ini, merupakan awal perkembangan anak melalui kelahirannya. Oleh karena hal
tersebut, orang tua dapat memberikan stimulus agar anak mendapatkan pengalaman
yang menyenangkan sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri. Pun
sebaliknya, bila anak mengalami kekurangan kepercaya dirian maka akan muncul
sebuah perasaan yang mengacu pada kecurigaan dalam diri mereka. Hal ini disebabkan
anak yang masih belum dapat mengendalikan emosi secara bijak, hingga akhirnya akan
membuat anak cenderung berbuat sesuka hatinya. Sedangkan usia 3-6 tahun perlu
memahami karakteristik masing-masing perkembangan ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Ciri-Ciri Fisik Anak Prasekolah. Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka
telah memiliki penguasaan ( control ) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai
kegiatan yang dilakukan sendiri. Oleh karena itu, Orang tua atau guru harus
senantiasa mengawasi anak.
b. Ciri Sosial Anak Usia Dini. Anak usia dini biyasanya mudah bersosialisasi dengan
orang disekitarnya. Umumnya anak usia dini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi
sahabat itu mudah berganti. Kelompok bermain anak usia ini cenderung kecil, oleh
karena itu kelompok ini cepat berganti.
c. Ciri Emosional Anak Usia Dini. Anak prasekolah cenderung mengepresikan
emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak
pada usia ini. Iri hati pada anak usia ini sering terjadi. Mereka sering
memperebutkan perhatian guru. Emosi yang tinggi pada umumnya disebabkan
oleh masalah psikologis dibanding masalah fisiologis. Orang tua hanya
memperbolehkan anak melakukan beberapa hal, padahal anak merasa mampu
meakukan lebih banyak lagi. Disamping itu, anak menjadi marah bila tidak dapat
melakukan sesuatu yang dianggap dapat dilakukan dengan mudah. ( Ahmad
Susanto ,2011:148-151)
Sementara karakteristik atau ciri-ciri perkembangan sosial dan emosional anak
5
usia 4-5 tahun menurut Steinberg dkk sebagai berikut:
a. Lebih menyukai bekerja dengan dua atau tiga teman yang dipilih sendiri,
bermain dalam kelompok dan senang bekerja berpasangan.
b. Mulai mengikuti dan mematuhi aturan serta berada pada tahap heternomous
morality.
c. Dapat membereskan alat main.
d. Rasa ingin tahu yang besar, mampu bicara dan bertanya apabila diberi
kesempatan, dapat diajak diskusi.
e. Mulai dapat mengenali emosi diri.
f. Mempunyai kemampuan untuk berdiri sendiri-sendiri.
6
tepat,kemampuan untuk memotovasi diri, kemampuan untuk memahami prasaan
orang lain, dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. Materi
pembelajaran emosi di Taman kanak-kanak meliputi rasa cinta dan kasih sayang,
empati, serta pengendalian emosi.
Apa saja hal-hal yang perlu diajarkan kepada anak, baik di rumah maupun disekolah
agar sosial emosionalnya berkembang dengan baik, sehingga kecerdasan ini
menunjang kejeniusannya. Berikut ini terdapat beberapa materi pokok yang bisa
diajarkan kepada anak usia dini untuk meningkatkan kecerdasan sosial emosional:
a. Mengembangkan empati dan kepedulian. Anak yang mempunyai kemampuan
empati cenderung lebih sosial dan mudah bergaul dengan teman- temannya tidak
terlalu agresif serta, tidak pemalu dan tidak pemarah, tidak mudah cemas dan
khawatir, serta selalu merasa bahagia.
b. Pemecahan masalah. Sering kali orang tua tidak memberi kebebasan kepada anak
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Akibatnya, anak cenderung manja dan
frustasi jika keinginannya tidak segera diberikan.
c. Motivasi diri. Motivasilah yang nantinya akan menumbuhkan sikap optimistis,
antusiasme, percaya diri, dan tidak mudah menyerah.
7
Sekolah merupakan Lembaga Pendidikan resmi yang bertanggung jawab untuk
memberikan Pendidikan kepada siapapun yang berhak. Fungsi sekolah lainnya di
dalam mengembangkan tingkah laku social adalah menyiapkan model-model
bertingkah laku social baik itu guru, petugas administrasi maupun siswa-siswa
lainnya.
c. Pengaruh Teman Sebaya
Teman sebaya dijadikan tempat memperoleh sokongan dan penguatan, guna
melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang tua. Kelompok teman sebaya
memungkinkan remaja belajar keterampilan social, mengembangkan minat yang
sama dan saling membantu dalam mengatasi kesulitan dalam rangka mencapai
kemandirian.
8
perkembangan psikisnya, khususnya perkembangan emosinya.
2. Keadaan anak
Keadaan individu pada anak, misalnya cacat tubuh ataupun kekurangan pada diri
anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan
berdampak lebih jauh pada kepribadian anak. Misalnya; rendah diri, mudah
tersinggung, atau menarik diri dari lingkungannya.
3. Lingkungan Keluarga
Salah satu fungsi keluarga adalah sosialisasi nilai keluarga mengenai bagaimana
anak bersikap dan berperilaku. Keluarga adalah Lembaga yang pertama kali
mengajarkan individu (melalui contoh yang diberikan orang tua) bagaimana
individu mengeksplorasi emosinya.
4. Perubahan dalam hubungan dengan teman-teman
Pada awal remaja biasanya mereka suka membentuk geng yang biasanya pula
memiliki tujuan yang positif untuk memenuhi minat Bersama mereka, namun jika
diteruskan pada masa remaja Tengah atau remaja akhir para anggota mungkin
membutuhkannya untuk melawan otoritas atau untuk melakukan yang tidak baik.
Yang penting sering mendatangkan masalah adalah hubungan percintaan antar
lawan jenis dikalangan remaja. Percintaan dikalangan remaja juga terkadang
menimbulkan konflik dengan orang tua, karena ada kekhawatiran dari pihak orang
tua kalua terjadi hal-hal yang diluar batas sehingga mereka melarang anaknya untuk
berpacaran.
5. Perubahan dalam hubungannya dengan sekolah
Meingjak remaja mungkin mereka mulai menyadari betapa pentingnya
Pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang. Hal ini sedikit banyak dapat
menyebabkan kecemasan sendiri bagi remaja. Lebih lanjut berkaitan denga napa
yang akan mereka lakukan setelah lulus.
6. Perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru
7. Perubahan yang radikal menyebabkan perubahan terhadap pola kehidupannya
8. Adanya harapan social untuk perilaku yang lebih matang.
9. Aspirasi yang tidak realistis.
9
-Cara untuk mengelola Emosional pada Remaja
Sebagai individu yang tumbuh dan berkembang remaja mempunyai semangat dan
keinginan yang tinggi dan meluap-luap. Kondisi seperti in harus dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin baik oleh remaja itu sendiri, orang tua, sekolah dan masyarakat.
Emosi remaja yang meluap-luap ini harus mendapat perhatian dan kesempaatan yang
memadai untuk di kelola dan disalurkan. Menurut Djawad Dahlan (2007:114),
mengelola emosi diwujudkan dalam karakteristik prilaku :
1. Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah secara lebih baik
2. Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat daripada berkelahi
3. Dapat mengendalikan perilaku agresif yang merusak diri sendiri dan orang lain
4. Memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga
5. Memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa (stress)
6. Dapat mengurangi perasaan kesepian dan cemas dalam pergaulan
Dengan potensi yang dimilikinya remaja dapat meraih segala yang dicita-
citakan karena remaja mempunyai semangat yang tinggi, untuk itu diperlukan
keteladanandan contoh positif dari orang dewasa dan lingkungannya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam periode perkembangan sosial dan emosional, anak mulai belajar untuk
berinteraksi dengan orang lain, mengembangkan empati dan menyadari peran sosialnya
dalam keluarga dan lingkungan. Orang tua dan pengasuh sangat berpengaruh pada
perkembangan anak dalam hal ini dengan memberikan perhatian, dorongan, dan
dukungan yang positif. Bentuk-bentuk kebugaran emosional dan sosial serta
kemampuan mengatasi konflik harus berkembang seiring waktu, dan anak dapat
terbantu melalui dukungan lingkungan yang positif. Pada akhirnya, merawat dan
memperkuat konsep diri positif, mengenali dan mengelola emosi, dan mampu
berinteraksi dengan orang lain dalam cara yang sehat adalah kunci untuk
perkembangan sosial dan emosional yang sukses pada masa depan.
B. Saran
beberapa informasi yang dapat membantu dalam memahami dan mengembangkan
perkembangan sosial-emosional:
1. Berikan perhatian yang positif dan memberikan kepercayaan diri pada anak. Hal
ini penting untuk membentuk hubungan kepercayaan dan mengembangkan
kemampuan anak untuk memahami lingkungan mereka.
2. Ajak dan libatkan anak dalam kegiatan sosial-emosional lainnya seperti bermain
dengan teman mereka, mengelola emosi yang kuat dan mengatasi konflik.
3. Berikan pujian dan dukungan ketika anak meraih prestasi sosial-emosional, seperti
menyampaikan pendapat atau menyelesaikan perselisihan dengan teman.
4. Berikan batasan jelas dengan cara yang ramah namun tegas, memberikan
kesempatan pada anak untuk belajar mengatur diri dan menggunakan jenis disiplin
yang mendukung pertumbuhan sosial-emosional yang baik.
11
5. Banyak bicara dan mendengarkan anak, membantu mereka mengekspresikan
perasaan mereka, dengan cara memotivasi mereka untuk bersikap sopan serta
peduli dan mau memahami perasaan orang lain.
12
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Downloads/admin,+%7B$userGroup%7D,+NURUL+AZMI.pdf
13