Anda di halaman 1dari 16

ASESMEN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL AUD

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah


Asesmen Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : Siti Aliyah, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 11 :

 Erpin Nurjanah (19230021)

 Euis Paujiah (20230043)

 Putri Patonah (20230011)

 Silma Asvia (20230020)

 Siti Patonah (19230041)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AL-MUSADDADIYAH GARUT
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah ‘Azza Wa Jalla karena


atas limpahan rahmat. Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kemudian tak lupa pula kami mengirimkan
salawat beriring salam pada Nabi besar Muhammad SAW karena beliau
telah berhasil membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang
berilmu pengetahuan seperti saat ini.

Dalam penulisan makalah ini tak luput kami mengucapkan terima


kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam membuat
makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Garut, Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Masalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

A. Pengertian Asesmen Anak Usia Dini.................................................3


B. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.............................4
C. Asesmen Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.............6
D. Teknik Penilaian Perkembangan Sosial Emosional AUD.................9

BAB III PENUTUP......................................................................................11

A. Kesimpulan........................................................................................11
B. Saran .................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Satuan pendidikan anak usia dini didirikan dalam mengembangkan
seluruh aspek kepribadian anak untuk menjembatani kehidupan dalam
keluarga dengan pendidikan pendidikan disekolah. Pendidikan anak usia
dini memiliki kekhususan, yaitu belajar sambil bermain, sehingga
penilaian yang dilakukan harus memiliki kekhususan tersendiri yang perlu
dilakukan secara cermat dan hati-hati. Manajemen penilaian PAUD
merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar dan pembelajaran anak usia dini. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan, berkelanjutan, bukti-
bukti autentik, akurat, dam konsisten untuk mengindentifikasi pencapaian
kompetensi dan hasil belajar disertai peta kemajuan belajar dan pelaporan.
Perkembangan sosial-emosional anak adalah bertitik pada sifat
yang alamiah terjadi pada anak mengenai perilaku sosial terhadap teman,
keluaraga atau orang sekitarnya. Perkembangan sosial anak dimulai dari
sifat egosentrik, individual kearah interaktif komunal. Sifat emosi pada
anak merupakan perasaan atau afeksi yang melibatkan perpaduan antara
gejolak fisiologis dan perilaku yang terlihat. Minat, ketergantungan dan
rasa muak muncul pada saat lahir, senyum sosial terlihat pada usia kira-
kira empat sampai enam minggu. Kemarahan, kesedihan terjadi pada kira-
kia usia lima hingga tujuh bulan, rasa malu terjadi pada kira-kira enam

1
hingga delapan bulan, rasa bersalah terlihat pada kira-kira usia dua tahun.
Sehingga disini pentingnya bagi keluarga atau guru untuk dapat
mengembangkan dan menilai perkembangan sosio-emosional anak dengan
baik sesuai dengan umur anak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Asesmen Perkembangan Sosial
Emosional anak usia dini?
2. Bagaimana Perkembangan Sosial Emosional anak usia dini?
3. Bagaimana Asesmen Perkembangan Sosial Emosional anak usia
dini ?
4. Teknik apa saja yang di gunakan untuk Penilaian Perkembangan
Sosial Emosional anak usia dini ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Asesmen Perkembangan Sosial Emosional anak
usia dini.
2. Untuk mengetahui Perkembangan Sosial Emosional anak usia dini.
3. Untuk mengetahui Asesmen Perkembangan Sosial Emosional anak
usia dini
4. Untuk mengetahui Teknik Penilaian Perkembangan Sosial
Emosional anak usia dini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen Anak Usia Dini


Asesmen merupakan suatu penerapan dan pengunaan berbagai cara
dan alat untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang hasil belajar
dan pencapaian kompetensi dari peserta didik. Sejalan dengan itu, asesmen
pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses kegiatan yang
dilaksanakan bertujuan mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang
perkembangan dan hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan
anak usia dini. (Yuliani, 2009).
Asesmen sebagai upaya penyedia informasi untuk perbaikan mutu
berkelanjutan, dan berkaitan dengan setiap komponen pendidikan.
Komponen asesmen ada tiga, yakni mengumpulkan, mencatat atau
merekam informasi tentang perkembangan anak, menginterpretasi dan
mengevaluasi semua informasi yang diperolah.
Asesmen digunakan untuk beragam tujuan, yakni :
1. Untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara
individual.
2. Untuk mendiagnosa adanya hambatan perkembangan maupun
identifikasi penyebab masalah belajar anak.
3. Untuk memberikan tempat dan program yang tepat untuk anak.
4. Untuk membuat perencanaan program
5. Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan
anak.
6. Untuk kajian penelitian.
Kata asesmen sama halnya dengan evaluasi. Yakni menilai dengan
tujuan untuk memberikan umpan balik dan berguna untuk memperbaiki
objek yang sedang diteliti atau dinilai.

1
B. Perkembangan Sosial Emosiaonal Anak Usia Dini
Perkembangan sosial adalah perkembangan tingkah laku anak
dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat
tempat anak berada. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok , moral, tradisi;
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
bekerja sama.

Hurlock mengungkapkan bahwa perkembangan sosial merupakan


kemampuan berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial dan menjadi
individu yang mampu bermasyarakat. Untuk menjalani kehidupan
bermasyarakat diperlukan 3 proses yaitu:

1. Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat


diterima di dalam bermasyarakat.
2. Belajar bagaimana memainkan peran sosial dalam
bermasyarakat.
3. Mengembangkan sikap dan tingkah laku terhadap individu
lain dan aktivitas sosial bermasyarakat.

Pada mulanya anak bersifat egosentrik, hanya dapat memandang


dari satu sisi, yaitu dirinya sendiri. Anak tidak mengerti bahwa orang lain
bisa berpandangan berbeda dengan dirinya, maka pada usia 2-3 tahun anak
masih suka bermain sendiri. Selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan
anak lain, mulai bermain bersama dan tumbuh sifat sosialnya.
Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting, yaitu kompetensi sosial,
dan tanggung jawab sosial. Kompetensi sosial menggambarkan
kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya secara
efektif. Misalnya, ketika temannya menginginkan mainan yang sedang ia
gunakan, ia mau bergantian. Adapun tanggung jawab sosial antara lain
ditunjukkan oleh komitmen anak terhadap tugas-tugasnya, menghargai
perbedaan individual, dan memperhatikan lingkungannya.

2
Emosi diartikan suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa
perasaan ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang
muncul menyertai terjadinya suatu perilaku. Sejalan dengan pendapat
diatas Emosi juga diartikan sebuah perasaan atau afeksi yang melibatkan
perpaduan antara gejolak fisiologis dan perilaku yang terlihat. Minat,
ketergantungan dan rasa muak atau jijik muncul pada saat lahir, senyum
sosial terlihat pada uisa kira-kira 4 hingga 6 minggu. Kemarahan,
keheranan dan kesedihan terjadi pada kira-kira usia 5 hingga 7 bulan, rasa
malu terjadi pada kira-kira usia 6 hingga 8 bulan, rasa hina dan rasa
bersalah terlihat pada kira-kira usia 2 tahun. Pada dua tahun pertama orang
tua dalam keluarga mempunyai peranan yang amat penting dan bersifat
dominan mengembangkan aspek sosio-emosional anak. Seiring dengan
bertambahnya usia anak, maka perkembangan sosial-emosional
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana anak melakukan sosialisasi.
Keterkaitan antara perkembangan sosial dan emosional anak,
bahwasanya emosi merupakan sikap yang muncul dari hati. Robert K.
Copper dalam Ary Ginanjar Agustian mengatakan bahwa hati
mengaktifkan nilai-nilai yang terdalam, mengubahnya dari sesuatu yang
kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati mampu mengetahui hal-
hal mana yang tidak boleh atau tidak diketahui oleh pikiran kita. Hati
adalah sumber keberanian dan semangat, integritas serta komitmen. Hati
adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita untuk
melakukan pembelajaran, menciptakan kerjasama, memimpin serta
melayani. Tiga perbuatan terakhir diatas (kerjasama, memimpin dan
melayani) merupakan perbuatan yang bersifat sosial. Ketiganya
berhubungan dengan orang lain.
Dalam konteks sosial-emosional, emosi mendorong aktivitas sosial
seseorang. Sebagaimana diungkapkan oleh Cooper diatas emosi berada
dalam hati seseorang. Hati menuntut untuk seseorang untuk melakukan
pembelajaran menciptakan kerjasama, memimpin dan melayani. Dengan
melihat gambaran diatas, maka diketahui bahwa hati merupakan sumber

3
emosi seseorang, dan dari emosi tersebut tanggung jawab sosial muncul.
Oleh karena itu, kompetensi sosial ditentukan oleh kompetensi emosi
seseorang. Sehingga ketika Seseorang yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi cenderung akan menjadi pribadi yang kompeten
secara sosial.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan sosial-emosional merupakan perkembangan perilaku yang
terjadi pada kondisi emosi dan kemampuan anak dalam merespon
lingkungannya dalam berhubungan pada teman sebaya dan orang yang
lebih tua darinya.
C. Asesmen Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Asesmen untuk anak usia dini sangatlah berbeda karakteristiknya
dengan asesmen untuk anak berusia di atasnya. Strategi asesmen untuk
anak usia dini harus sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Perkembangan anak usia dini bersifat cepat sehingga dibutuhan suatu
asesmen untuk melihat apakah anak berkembang secara wajar atauhkah
tidak. Ini menunjukkan bahwa sejak masa konsepsi sampai meninggal
dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami
perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan.
Dalam melakukan asesmen perlu adanya perencanaan. Adapun
perencanaan dalam asesmen adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan yang spesifik, bersifat reliable dan
valid.
2. Mempersiapkan berbagai sumber atau informasi yang
beragam.
3. Melibatkan keluarga dalam mendapatkan informasi anak.
4. Fair dan sesuai dengan kebutuhan anak.
5. Merencanakan asesmen yang otentik.

4
Penilaian dalam konteks pembelajaran di pendidikan anak usia dini
(PAUD) merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak dan pengambilan
keputusan, pengakuan atau ketetapan tentang kondisi (kemampuan anak).
Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengunakan berbagai metode dan
instrument yang relevan. Penilaianan itu sendiri yaitu bertujuan untuk
merencanakan pembelajaran individual dan kelompok agar dapat
berkomunikasi dengan orang tua, mengetahui dan menindak lanjuti
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai anak selama
mengikuti pendidikan.

Perilaku sosial adalah perilaku sukarela yang memberikan manfaat


kepada orang lain. Kemampuan berperilaku sosial ini perlu dimiliki sejak
usia dini mengingat sebagai suatu pondasi bagi perkembangan
kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungannya secara lebih luas.
Oleh karena itu, perilaku sosial pada anak usia dini dapat dibentuk sejak
pertama kali pada lingkungan kelompok sosial yang paling sederhana
yaitu di lingkungan keluarga. Perkembangan sosial emosional pada anak-
anak yaitu kemampuan untuk berinteraksi serta memberikan respon
terhadap sesuatu dan bertingkah laku mengikuti norma masyarakat.
Perkembangan ini berjalan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.

Perkembangan sosial emosional adalah salah satu dominan


perkembangan yang sangat penting bagi anak-anak tanpa melihat
ketidakmampuannya. (Hayati dkk, 2014). Dalam konteks ini
perkembangan sosial meliputi dua aspek penting, yaitu kompetensi dan
tangung jawab sosial. Kompetensi sosial yaitu mengambarkan kemampuan
anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sosialnya secara efektif.
Misalnya, ketika temannya menginginkan sesuatu, ia mau bergantian.
Sementara tangung jawab sosial yaitu antara lain ditunjukan oleh
komitmen anak terhadap tugas-tugasnya, menghargai perbedaan
individual, dan memperhatikan apa yang ada dilingkungannya. Sedangkan

5
pada umumnya anak kecil lebih emosional dari pada orang dewasa karena
pada usia ini anak masih relative muda dan belum dapat mengendalikan
emosinya. Ekspresi pada anak mudah berubah dengan cepat dari satu
bentuk ekspresi kebentuk ekspresi emosi yang lain. Rangsangan yang
sering membangkitkan emosi anak adalah keinginan yang tidak terpenuhi,
dengn cara mengungkapkan ekspresi yang tidak terkendali.

Dasar pelaksanaan dan mekanisme penilai perkembangan AUD


secara keseluruhan mengacu pada standar Nasional PAUD yakni
Permendikbud nomor 137 tahun 2014 bab VI dan permendikbud nomor
146 tahun 2014. Dalam Standar Nasional PAUD dinyatakan bahwa
Standar Penilaian merupakan kriteria tentang penilaian proses dan hasil
pembelajaran anak yang tertuang pada standar tingkat pencapaian
perkembangan Anak (STPPA). STPPA digambarkan dalam bentuk
kompetensi inti (KI). KI dijabarkan dalam kompetensi Dasar (KD). Dan
KD dijabarkan dalam beberapa indikator. KI yang menjadi acuan penilaian
perkembangan sosial-emosional pada anak adalah KI-2 (sikap sosial anak)
Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya
diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada
orang lain, mampu menyesuaikan diri, tanggung jawab, jujur, rendah hati
dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan teman. Pada
Kompetensi dasar yang dikembangkan dari KI tersebut antara lain.

 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat


 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap
aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan

1. Pencapai pada perkembangan sosial-emosional pada AUD


pada tingkat perkembangan sosial pada interpersonal :

6
a) Mampu bermain bersama teman, mau bergantian dan
antri
b) Mengikuti perintah dan petunjuk guru dan mampu
berteman, berkomunikasi, dan membantu teman
c) Perkembangan Sosial pada personal:
d) Mau merespon dan menjawab pertanyaan guru
e) Mampu mengekspresikan diri dikelas
f) Percaya diri untuk bertanya, mengemukakan ide dan
tampil
g) Mandiri saat makan, bermain dan memakai pakaian
h) Mau ditinggal atau tidak ditunggui orang tua selama
disekolah.

2. Aspek Perkembangan Emosional:

a) Menunjukkan rasa sayang pada teman, orang tua, guru


b) Menunjukkan rasa simpati, empati dan menolong teman
c) Mengontrol emosi dan agresi, tidak melukai atau
menyakiti teman.
D. Teknik Penilaian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Berkaitan dengan waktu pelaksanaan assesmen, penilaian pada
perkembangan sosial-emosional anak, dilakukan melalui beberapa
tahapan. Disini kita akan mengamati dari proses sehari-hari anak
melakukan kegiatan. Penilaian harian dilaksanakan setiap hari, mulai dari
anak sampai hingga pulang sekolah.
Teknik penilaian merupakan metode yang biasanya dipakai untuk
mengetahui kinerja anak didik, baik individu maupun kelompok. Teknik
penilaian biasanya digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan
anak sudah meningkat atau menurun. Ada beberapa teknik penilaian yang
dapat digunakan guru dalam penilaian perkembangan sosio-emosional
pada anakusia dini. Teknik penilaian yang biasa digunakan seperti:
observasi, unjuk kerja, percakapan.

7
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara
langsung dan alamiah untuk mendapatkan data dan informasi tentang
perkembangan anak dalam berbagai situasi dan kegiatan yang
dilakukan. Agar observasi lebih terarah, guru dapat menggunakan
instrument observasi, baik yang dikembangkan oleh guru sendiri
maupun menggunakan instrumen yang sudah tersedia, dengan tetap
mengacu pada indikator pencapaian perkembangan anak

2. Percakapan
Percakapan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang pengetahuan atau penalaran anak mengenai suatu hal.
Percakapan. Pada teknik penilaian percakapan, guru dapat bertanya
kegiatan anak dirumah dan memberikan pujian ketika anak dapat
melakukan hal-hal yang baik.

3. Unjuk Kerja (Performance)


Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik
untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya
praktek menyanyi, olah raga, menari, dan bentuk praktek lainnya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan Sosial-emosional ialah perkembangan yang


menceritakan perkembangan sosial dan emosional anak. perkembangan
sosial merupakan perkembangan tingkah laku anak dalam lingkungan
tempat ia berada, sedangkan emosional merupakan keadaan kompleks
yang ditonjolkan anak melalui ekspresi senang, sedih, gelisah dan marah.
Sehingga dalam kaitannya perkembangan sosial-emosional merupakan
perkembangan perilaku yang terjadi pada kondisi emosi dan kemampuan
anak dalam merespon lingkungannya dalam berhubungan pada teman
sebaya dan orang yang lebih tua darinya.

Asesmen merupakan tahap pengumpulan, pengamatan dan


penilaian yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui proses dan hasil
perkembangan anak dengan memakai teknik yang telah ditentukan.
Mengamati proses perkembangan sosial-emosional dengan memakai
teknis observasi, unjuk kerja maupun percakapan. Guru dapat
mengobservasi indikator-indikator yang telah ditentukan dengan merujuk
KI yang selanjutnya dikembangakan pada KD.

B. Saran
Demikianlah makalah ini disusun. Penulis menyadari akan
kekurangan dalam penulisan ini. Untuk itu, penulis mengharapkan supaya
adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna perbaikan
dari makalah ini. Sehingga makalah ini akan menjadi sumber belajar yang
tepat dalam mengasesmen perkembangan sosial emosional anak usia dini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2011), hlm. 55

E Mulyasa, Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Lampiran I Permendikbud nomor 146 Tahun 2014, Kerangka dasar dan


Struktur Kurikulum PAUD, Jakarta: Kemendikbud 2015.

Ida Bagus Surya Manuba & I Ketut Adnyana, “Penerapan Metode


Bermain Peran Berbantuan Media Wayang untuk Meningkatkan
Perkembangan Sosial-emosional Anak Kelompok B2 TK Kumara
Jaya Denpasar”, e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan
Ganesha, Volume 3 No 1 (2015).

Masganti, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, Medan: Perdana


Publishing, 2015.

Masganti Sit, Perkembangan Peserta Didik, Medan: Perdana Publishing,


2012 Mesiono, dan Diana Nirva, Dasar – Dasar Pendidikan Anank
Usia Dini, Medan: Perdana Publishing, 2016

10

Anda mungkin juga menyukai