Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KEBUTUHAN ANAK USIA 2-3 TAHUN

OLEH

MIA ILHAMI AZIZAH (E1F017046)

MESI ASRIANA (E1F017045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah analisis kebutuhan anak usia
2-3 tahun

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami
hingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sampaikan pula terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah analisis kebutuhan anak usia dini atas bimbingan dan
arahannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu,
kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
penelitian dan apabila mungkin dapat dilengkapi oleh penulis selanjutnya.

Mataram, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 5

A. Latar Belakang masalah................................................................................ 5


B. Rumusan masalah......................................................................................... 6
C. Tujuan penelitian..........................................................................................

BAB II TEORI PERKEMBANGAN BAHASA............................................. 7

A. Pengertian Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini........................................... 7


B. Kebutuhan Dasar Anak Usia Dini................................................................. 10
C. Tujuan Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini................................................ 12
D. Manfaat Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini..............................................
E. Langkah-langkah Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 15

A. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................... 15


B. Metode Penelitian......................................................................................... 15
C. Objek Penelitian............................................................................................ 15
D. Sumber Data.................................................................................................. 15
E. Instrumen Penelitian..................................................................................... 16
F. Tekhnik Pengumpulan Data.......................................................................... 16
G. Teknik Pemeriksaan keabsahan Data............................................................ 16
H. Analisis Data................................................................................................. 16

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.......................................... 17

A. Deskripsi Data............................................................................................... 17
B. Pembahasan / Analisis.................................................................................. 18

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.................................... 20


A. Kesimpulan.................................................................................................. 20
B. Implikasi...................................................................................................... 20
C. Saran............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

          Untuk membentuk generasi terbaik, pendidikan bagi anak seharusnya diberikan
sejak awal kelahirannya dimana usia 0-6 tahun merupakan fase terbaik 'golden age', fase
yang turut menentukan bagi perkembangan selanjutnya dimasa dewasa baik dari segi
fisik, mental dan kecerdasannya.
       Sejak anak lahir, secara instink ia membutuhkan air susu ibu untuk memenuhi
kebutuhan biologisnya. Air susu ibu mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan
oleh tubuh baik dalam pertumbuhannya dari hari ke hari. Kalau kebutuhan ini tak
terpenuhi, maka bayi akan secara spontan menangis sebagai reaksi atas rasa haus dan
lapar yang belum terpenuhi. Bayi akan menunjukkan kegembiraan, misalnya dengan
senyum apabila kebutuhannya telah terpenuhi. Dengan demikian dalam kehidupan awal
seorang anak, ada tiga kebutuhan pokok yang memerlukan perhatian, yaitu kebutuhan
jasmaniah, sosial, dan psikologis. Ketiga kebutuhan itu sangat berperan dalam
menciptakan kondisi kebahagiaan pada masa awal kanak-kanak.
         Tentunya, perkembangan anak turut pula dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan
yang di dapat oleh anak sejak usia dini, dimana orangtua mempunyai kewajiban dalam
memenuhi kebutuhannya. Semakin sempurna pemenuhan kebutuhan yang didapat oleh
anak, maka akan semakin besar tingkat keberhasilan bagi anak pada masa dewasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian analisis kebutuhan anak usia dini?
2. Apa saja kebutuhan dasar anak usia dini?
3. Apa tujuan analisis kebutuhan anak usia dini
4. Apa manfaat analisis kebutuhan anak usia dini?
5. Bagaimana langkah-langkah analisis kebutuhan anak usia dini?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian analisis kebutuhan anak usia dini
2. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan dasar anak usia dini
3. Untuk mengetahui tujuan analisis kebutuhan anak usia dini
4. Untuk mengetahui manfaat analisis kebutuhan anak usia dini
5. Untuk mengetahui langkah-langkah analisis kebutuhan anak usia dini
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini

Analisis kebutuhan anak adalah salah satu cara seorang pendidik untuk mencari acuan
pembuatan program belajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak. Proses belajar
anak dilakukan berdasarkan pinsip-prinsip perkembangan pada anak yaitu bahwa anak
belajar secara holistik, belajar dilakukan dalam tahapan mulai dari yang sederhana hingga
ke kompleks, dari yang mudah hingga ke yang sukar, dari konkrit ke abstrak, dari diri
sendiri ke orang lain, dari keseluruhan ke bagian-bagian, anak belajar dalam
kecepatannya masing-masing dan danya periode-periode terbaik pada anak untuk
melakukan proses belajar. Selain itu, proses belajar pada anak berdasarkan pada prinsip
bahwa anak adalah pembelajar yang aktif, proses belajar anak dipengaruhi oleh
kematangan, lingkungan, anak belajar dari pengalaman interaksi sosial dan pengalaman
fisik, gaya belajar masing-masing anak berbeda, anak belajar melalui media bermain.
B. Kebutuhan Dasar Anak Usia Dini
1. ASUH ( KEBUTUHAN FISIK)
            Kebutuhan Fisik adalah kebutuhan Pangan , sandang , kesehatan dan papan         
Kebutuhan Fisik atau jasmani atau sering disebut juga kebutuhan biologis meliputi
kebutuhan untuk makan, minum, dan pakaian. Pemenuhan atas kebutuhan ini merupakan
tugas dan tanggung jawab orangtua dan pengasuh. orangtua adalah pengasuh utama dan
pengasuh hanya membantu orangtua. Keduanya harus senada dalam memperhatikan
kebutuhan makanan, minuman, dan pakaian yang cocok untuk anak yang sesuai dengan
situasi dan kondisi. Selanjutnya orangtua dan pengasuh harus memperhatikan makanan
dan minuman tertentu yang menjadi kesukaan anak, dengan memperhatikan faktor gizi 
dan kebersihan. Begitu juga makanan tertentu yang dapat mengganggu kesehatan anak
harus dihindari. Makanan yang bergizi dengan tingkat kebersihan yang terjamin akan
mendukung anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan tertentu. Selain itu, untuk memelihara kesehatan anak, orangtua harus
mengetahui jenis-jenis makanan yang mengandung gizi yang sesuai dengan tingkat
kebutuhan anak. Sebaliknya orangtua dan pengasuh yang tidak atau kurang
memperhatikan kebutuhan gizi anak dapat menyebabkan anak akan mengalami gangguan
dalam perkembangan fisik karena sering sakit-sakitan dan tidak dapat melakukan
aktivitas seperti anak yang sehat pada umumnya. Dalam upaya memelihara kesehatan
anak yang optimal, juga sangat dibutuhkan lingkungan tempat tinggal dengan air dan
sanitasi memadai serta udara yang segar untuk dihirupnya setiap hari. Selain itu, anak
juga memerlukan tempat dan kesempatan untuk bermain dan beristirahat. Antara bermain
dan beristirahat harus ada keseimbangan sehingga melalui bermain anak dapat bergerak.
Di samping kegiatan bermain, anak juga memerlukan kegiatan istirahat. Yang dimaksud
dengan beristirahat adalah anak berhenti dari segala aktivitasnya seperti tidur. Dengan
istirahat anak dapat memulihkan tenaga yang terpakai pada waktu bermain.  
2. ASIH (KEBUTUHAN EMOSI/PSIKOLOGIS)
Pemberian kasih sayang dari lingkungan keluarga inti dan lingkungan
Dalam perkembangannya anak sangat memerlukan perhatian, kasih sayang. Sentuhan dan
kesungguhan dalam pengasuhan dari orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Sikap ini
tidak dapat di nyatakan dengan mudah tetapi perlu kesadaran penuh dalam pengaturan
emosi, pikiran dan perilaku dari orang tua atau pengasuh agar perkembangan anak secara
kognitif , social emosi , bahasa dan spiritualnya bisa optimal.
Anak akan merasa aman apabila merasa bahwa orang dewasa telah menerimanya dengan
segala kelebihan dan kekurangannya. Sebaliknya, anak akan merasa terganggu apabila
mendapat perlakuan yang kurang tepat dari orang tua seperti kurang peduli, kurang
memberi perhatian yang wajar, acuh tak acuh, membiarkan anak atau terlalu memanjakan
anak. Kondisi dan pola pengasuhan seperti ini akan menimbulkan efek perkembangan
psikologis yang merugikan anak, seperti timbul perasaan cemas, malu, tidak percaya diri,
menjauhkan diri dari teman-teman atau sebaliknya anak akan bersifat agresif. Selain itu,
masa kanak-kanak merupakan masa munculnya rasa ingin tahu (sense of curiosity) yang
tinggi, terutama pada usia 3 - 4 tahun. Keadaan ini disebut Montessori (1983) sebagai
masa peka. Anak akan bertanya tentang apa saja yang ada di lingkungannya, apalagi
kalau obyek itu masih baru dan belum diketahui sebelumnya. Para ahli psikologi anak
berpendapat bahwa pada usia ini anak menganggap dirinya sebagai pusat segala-galanya.
           Karenanya masa ini juga sering disebut sebagai mas egosentrisme. Meski
demikian, otoritas anak pada masa ini sangat penting bagi proses perkembangan
intelektual. Anak merasa tidak mendapatkan kepuasan apabila orang tua dan
lingkungannya tidak bisa memenuhi kebutuhan rasa ingin tahunya.  Untuk itu orangtua
atau orang dewasa yang lain hendaknya dengan senang hati dan tidak bosan dapat
menjawab dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak.
3. ASAH (KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL)
A. Stimulasi sosial
Stimulasi adalah suatu aktifitas yang diberikan kepada seseorang dengan tujuan
untuk mempercepat atau meningkatkan perkembangannya . Stimulasi pada anak usia dini
baik secara social maupun pendidikan yang di berikan harus tepat sesuai dengan
kemampuan dan kondisi anak serta aspek perkembangan yang akan di stimulasi .
Lingkungan seslalu berpengaruh terhadap perkembangan anak . Khususnya bagi anak
kecil. Hal ini di sebabkan karena sifat ketidakberdayaan anak masih sangan tinggi .
Lingkungan yang sangat mempengaruhi anak :
1. Perubahan lingkungan yang sangat mendadak , missal : bencana alam , konflik
politik, konflik keluarga dsb , sehingga anak mengalami trauma psikologis .
2. Lingkungan negative yang memanfaatkan dan memperlakukan anak tidak pada
mestinya. Anak menjadi korban . hal ini juga bisa menimbulkan trauma
psikologis yang berkepanjangan.
B. Stimulasi Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan harapan bangsa yang memerlukan layanan pendidikan
secara benar dan tepat sehingga anak mampu mencapai tumbuh kembang secara optimal .
Pada anak usia dini masih sangat mudah untuk menerima masukan , sebab anak usia dini
dapat di ibaratkan sebagai lembaran kertas putih yang di gores tinta yang melekat pada
kertas tersebut .
Pendidikan yang di peroleh anak sebelumnya akan mempengaruhi proses dan hasil
pendidikan selanjutnya . Keberhasilan Pendidikan Anak usia Dini sama halnya dengan
keberhasilan mempersiapkan penerus kehidupan bangsa dan Negara.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukankepada anak
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No.20/2003
tentang Sisdiknas, bab 1, pasal 1, butir 14)
C. Tujuan Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini
Untuk membentuk generasi terbaik, kebutuhan anak usia dini harus terpenuhi. Anak usia
dini adalah anak dengan usia 0-6 tahun. Beberapa orang menyebut fase atau masa ini
sebagai golden age karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika
dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan. Tentu saja ada banyak faktor
yang akan sangat mempengaruhi dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan, tetapi
apa yang mereka dapat dan apa yang diajarkan pada mereka pada usia dini akan tetap
membekas dan bahkan memiliki pengaruh yang dominan dalam menentukan setiap
pilihan dan langkah hidup mereka.
D. Manfaat Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini
Kadang-kadang kita sebagai pendidik kurang mengetahui tujuan dari pendidikan itu
sendiri, bahwa pendidikan itu memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang
kemampuan-kemampuan dirinya berkebang sehingga bermanfaat untu kepentingan
hidupnya sebagai individu, warga Negara atau wagra masyarakat sehinggga pendidikan
perlu melakukan usaha sadar, disengaja dan berencana dalam memilih isi dan materi,
strategi kegiatan dan evaluasi yang sesuai.
Artinya bahwa setiap yang kita berikan pada anak haruslah melalui proses sadar yang
memiliki misi dan tujuan tertentu. Dengan demikian analisis kebutuhan merupakan salah
satu cara membuat proses belajar menjadi sebuah proses sadar dengan mempersiapkan
program yang cocok bagi anak didik kita. Selain itu berikut manfaat yang dapat kita
dapatkan dari analisis kebutuhan anak usia dini :

1. Dengan menganalisis kebutuhan anak maka dapat mengoptimalkan perkembangan karena


akan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pada usianya.
2. Pendidik akan lebih bersikap responsif, yaitu mengenali kebutuhan kebutuhan anak untuk
berkembang dan bertindak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan anak tersebut.
3. Dapat meminimalisir perlakuan yang salah pada anak, pendidik juga tidak mudah
melakukan judgment pada tingkah laku anak.
E. Langkah-langkah Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini

Langkah Pertama dalam rangka mengevaluasi kemajuan anak adalah dengan


melakukan Analisa Kebutuhan anak. Dalam langkah ini kita melakukan observasi secara
detail sehingga mengetahui di mana kemampuan anak saat itu. Diharapkan di sini kita
dapat mengetahui level dan kemampuan anak. Misalnya dalam mata pelajaran
matematika, kita perlu tahu apakah anak sudah dapat kenal angka, berhitung, sudah
paham makna perkalian, dan lain-lain.
Langkah Kedua adalah membuat perencanaan berdasarkan analisa di langkah
pertama. Di sini kita ajukan pertanyaan, “Apa yang kita inginkan? Tujuan apa yang ingin
kita capai?” Dengan mengetahui di mana kemampuan anak saat itu, tujuan akan lebih
mudah dijabarkan. Kita tetapkan tujuan berdasarkan kebutuhan anak yang sudah
dianalisa dari langkah pertama. Misalnya kita dapat memutuskan bahwa sudah waktunya
anak menguasai tabel perkalian, membaca dengan lancar, atau tujuan lain yang ingin
dicapai.
Langkah Ketiga adalah memberikan bimbingan pada anak di dalam rangka
mencapai tujuan yang ditetapkan pada langkah kedua. Agar anak berada dalam rel yang
sudah ditetapkan, bimbingan dari orang tua sangat diperlukan. Bimbingan diberikan pada
anak sesuai dengan kebutuhannya.
Langkah Keempat dan terakhir adalah melakukan evaluasi. Kita lihat apakah
yang sudah kita lakukan telah memenuhi target yang kita inginkan. Dalam evaluasi ini
juga kita melihat apakah ada kemajuan dan apakah kita sudah mendekati target yang kita
inginkan. Di sini juga kita bisa kembali ke langkah pertama untuk melakukan perubahan
atau penyesuaian jika ada dari bagian program yang perlu dirubah. Misalnya jika ternyata
kurikulum matematika yang kita pilih ternyata kurang efektif untuk mencapai target kita.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dusun penimbung timur, desa penimbung


kecamatan gunung sari. Pemilihan lokasi ini didasarkan bahwa tempat tersebut adalah
sesui dengan target penulis, yaitu dengan adanya anak yang berusia 2 tahun.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu sekitar satu minggu pada bulan
novemberr 2019.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode penelitian observasi


partisipan. Dimana penulis secara langsung mengamati, menyaksikan dan memperhatikan
subyek atau anak yang diteliti. Kemudian mencatat perilaku dan bahasa yang
diuangkapkan sesuai dengan kejadian yang sebenarnya

C. Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah tentang kebutuhan anak dari masa prenatal dan
postnatal

D. Sumber Data

Data yang kami peroleh bersumber dari anak keempat dari pasangan bapak
mudahar dan ibu siti aminah yang bernama laela hafizatul qur’ani yang biasa dipanggil
iza, lahir pada bulan november 2016 dan umurnya sekarang belum genap tiga tahun..

E. Instrumen Penelitian

Adapun istrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi, catatan


lapangan, lembar panduan wawancara, rekaman video dan kamera foto

F. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan wawancara dan pengamatan secara langsung sebagai
teknik pengumpulan data utama dan dibantu oleh data hasil observasi sebagai
pengamatan tentang apa saja kebutuhan anak pada masa prenatal dan postnatal

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Data merupakan fakta atau bahan-bahan keterangan yang penting dalam
penelitian. Sumber data utama dalam penelitian adalah kata-kata dan tindakan (aktivitas),
dan selebihnya, seperti dokumen (yang merupakan data tambahan).

Adapun penerapannya dalam praktek adalah bahwa untuk memenuhi nilai


kebenaran penelitian yang berkaitan dengan analisis kebutuhan anak usia 2-3 tahun maka
hasil penelitian ini harus dapat dipercaya oleh semua pembaca dan dari responden
sebagai informan secara kritis, maka paling tidak ada beberapa teknik yang diajukan,
yaitu perpanjangan waktu penelitian, pengamatan secara terus menerus, analisis kasus
negatif, pengecekan atas cakupan referensi, dan pengecekan informan.

H. Analisis Data

Tahap analsisi data yang dilakukan antara lain yaitu menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber,seperti internet, wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dan gambar foto.dari data-data yang sudah dianalisis
tersebut dibuat menjadi kerangka sehingga menghasilkan suatu penelitian yang utuh.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

 HASIL DAN PEMBAHASAN


A.Hasil
Karakteristik Objek Pengamat
Nama : Laela Hafizatun Qurani
Tanggal Lahir : 08 November 2016
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 3 tahun
Berat Badan Baru lahir : 3,9 kg

Tinggi Badan Baru lahir : 51 cm

 Pertumbuhan dan Perkembangan Laela Hafizatun Qurani


Pertumbuhan dan Perkembangan anak yang telah kami amati yaitu dilakukan wawancara dengan
ibu kandungnya yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan Laela Hafizatun
Qurani mengalami gangguan.
 Aspek pertumbuhan objek pengamat
Tinggi Badan : 80 cm
Berat Badan : 8,5 kg
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan kepada anak yang bernama
Laela Hafizatun Qurani usia 3tahun kurang 5 hari diperoleh hasil bahwa pertumbuhan
secara fisik normal tidak adanya gangguan terhadap anak. Namun Anak tidak tumbuh
sesuai dengan usianya dan mengalami keterlambatan pertumbuhan karena menderita
penyakit stunting(keterlambatan pertumbuhan). Stunting disebabkan oleh 4T (1) Terlalu
Tua (2) Terlalu muda (3) Terlalu dekat (4) Terlalu banyak. Salah satu factor hafiza
menjadi stunting karna ketika hamil umur orang tua hafiza saat kehamilan yaitu 35 tahun
Pertumbuhan anak dilihat dari berat badan dan tinggi badannya jika dibandingkan
dengan tabel berat badan dan tinggi ideal menurut Direktorat Kesehatan Gizi Depkes RI
Anak perempuan usia 3 tahun memiliki tinggi badan ideal 99,5 cm dan berat badan
normalnya 13,5 kg. Tetapi anak yang kami teliti memiliki tinggi badan 80 cm dan berat
badan 8,5 kg. Jadi bisa dikatakan objek pengamat kami termasuk dalam katagori kurang
ideal.

 Aspek perkembangan objek pengamat


Anak pra sekolah umumnya berusia 2-3 tahun, secara fisik anak pra sekolah
memiliki karakteristik sendiri dalam perkembangan fisik, yakni tinggi dan berat badan
dan proporsi bentuk tubuh. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan
dengan kematangan saraf dan otot anak, sehingga setiap gerakan sederhana apapun
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembang motorik terbagi menjadi dua, yaitu
perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik
kasar adalah keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang besar seperti gerakan lengan
dan berjalan (Santrock, 2011). Perkembangan motorik halus adalah keterampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan yang memerlukan koordinasi
yang cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010). Berikut beberapa perkembangan motorik
kasar dan halus pada anak usia pra sekolah :
Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan kemampuan
untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, membuat
posisi merangkak dan lain-lain (Hidayat, 2009).
Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki,
menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang, mampu menjepit benda, melambaikan
tangan dan sebagainya (Hidayat, 2009).
Sosio-emosional adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan adaptasi sosial pada anak
prasekolah yaitu dapat berrmain dengan permainan sederhana, mengenali anggota keluarganya,
menangis jika dimarahi, membuat permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh, menunjukan
peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya (Hidayat, 2009).
Aspek bahasa, perkembangan bahasa anak yang kami teliti sudah bisa
menyebutkan namanya sendiri tanpa bantuan orang lain, dapat menyanyikan beberapa
lagu, bahasa yang dipergunakan dapat dimengerti orang lain meskipun hafiza dominan
menggunakan bahasa sasak dalam berkomunikasi dengan temannya dikarenakan
lingkungan tempat tinggalnya. Anak usia 3 tahun yang kami amati memiliki kemampuan
komunikasi yang cukup baik terhadap teman-teman sebayanya, suka berbicara dan
bercerita dengan keluarganya kadang juga dengan dirinya sendiri, suka bernyanyi dan
menari-nari saat bernyanyi. Hal tersebut terlihat bahwa peran orangtua dan keluarga
sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak
Perkembangan fisik motoric, Hafiza anak yang hiperaktivitas dia tidak bisa
duduk diam, tidak dapat mengikuti aktifitas dengan tenang, dia ingin selalu bergerak
terus dan selalu ingin melakukan apa yang dilakukan oleh ibunya misalnya jika ibunya
melipat baju hafiza juga ikut membantu ibunya melipat walaupun lipatannya tidak
sempurna.
Aspek sosial emosional, Hafiza dapat memulai pembicaraan dengan orang yang
baru dia kenal sering marah ketika sesuatu hal yang dia inginkan tidak bisa didapatkan
seperti saar ibunya melarang dia main game terus menerus dia merengek dan menangis,
anak yang kami teliti suka berbicara dan bercerita dengan keluarganya kadang juga
dengan dirinya sendiri dan ketika ada teman teman dari kakanya hafiza datang dia
langsung menyapa teman teman kakanya tanpa memilki rasa takut sedikitpun.
Aspek kognitif, hafiza sudah bisa menyebutkan dan menghitung angka satu
sampai dengan angka sepuluh. Hafiza tergolong anak yang cepat nangkap walaupun dia
anak yang perkembangan fisiknya kurang tapi tidak difungkiri dia cepat meniru apa yang
diajarkan oleh kakkanya.
Aspek agama dan moral hafiza termasuk anak yang sudah bisa menyebutkan
huruf hijaiyah namun belum sempurna semua huruf hijaiyahny dia bisa menyebutkan
sampai huruf (kho) dan dia bisa meniru gerakan solat sederhana seperti takbiratul ikhram
dan sujud,dan rukuk.
Aspek seni, anak dapat menyanyikan beberapa lagu, suka bernyanyi sambil
menari misalnya lagu baby sark dia bisa bernyanyi dan mengikuti gerakan video baby
sark
.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan


perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan
yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Anak memiliki karakteristik yang berbeda
dengan orang dewasa dalam berperilaku. Dengan demikian dalam hal belajar anak juga
memiliki karakteristik yang tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara
belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini.
  Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan
perkembangan struktur otak. Dari segi empiris banyak sekali penelitian yang
menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting, karena pada waktu
manusia dilahirkan, menurut Clark (dalam Yuliani Nurani Sujono, 2009) kelengkapan
organisasi otaknya mencapai 100 – 200 milyard sel otak yang siap dikembangkan dan
diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian
menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena kurangnya stimulasi
yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak.
B. Saran
Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan
yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Oleh karena itu kita harus dapat memenuhi
kebutuhan anak tersebut agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Wipa, Angga. 2018. Analisis Kebutuhan Anak Uisa Dini.


https://anggawipat24.wordpress.com/2018/05/03/analisis-kebutuhan-anak-usia-dini/.
Diakses pada November 2019.

Ajim, Nanang. 2017. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini.


https://www.mikirbae.com/2017/04/analisis-kebutuhan-anak-usia-dini.html. Diakses pada
November 2019.

Masitah. 2013. Analisis Kebutuhan Aud.


http://analisisaud.blogspot.co.id/2013/10/analisis-kebutuhan-aud-by-masitah.html.
Diakses pada November 2019.

Muchtar, Nahdilah. 2016. Kebutuhan Anak Usia Dini.


http://tkhjnartini.blogspot.com/2016/01/kebutuhan-anak-usia-dini.html. Diakses pada
November 2019

Habibi. 2015. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Yogyakarta.

Ali, ahmad. 2009. Kebutuhan Bermain Anak Sekolah Dasar. Jakarta: PT indeks

Unknown. 2012. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.


http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2012/12/makalah-konsep-dasar-pendidikan-
anak.html. Diakses pada November 2019
Santrock . 2011. Perkembangan Masa Hidup Jilid. 1 edisi kelima. Jakarta:
Penerbit Erlangga

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:


Salemba

Papalia . 2010. Kecerdasan dan Kesehatan Emosi Anak. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai