Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


(PAUD)”

Di Susun Oleh

Kelompok 4 :

1. DESI PURNAMASARI (1827101020113)


2. DWI SETIAWATI (1827101020115)
3. WASINEM (1827101020117)

Dosen Pengampu : Erfha Nurrahmawati, M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)


AN NUR LAMPUNG
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul "Prinsip-prinsip
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Lampung, Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH.....................................................................................1
C.TUJUAN..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A.Prinsip-Prinsip Teoritis Dalam Pembelajaran PAUD..........................................2
B.Prinsip-Prinsip Dalam Praktis Pembelajaran PAUD...........................................2
BAB III PENUTUP.............................................................................................................5
A.KESIMPULAN....................................................................................................5
B.SARAN................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................6

                                                                 

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan wilayah pembahasan yang sangat luas dan
semakin menarik. Karena usia dini merupakan awal bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya, sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi
dasar kepribadian anak.
Ditinjau dari perkembangan otak manusia, tahap perkembangan otak anak usia dini
menempati posisi yang paling vital, yakni meliputi 80% perkembangan otak. Perkembangan
otak manusia 50% dicapai pada usia 4 tahun, 80 % dicapai hingga usia 8 tahun dan
selebihnya diproses hingga usia 18 tahun. Dengan demikian usia 0-8 tahun memegang
peranan yang sangat besar karena perkembangan otak mengalami lompatan dan berjalan
demikian pesat. Oleh karena itu usia dini disebut juga “golden age” atau usia emas, karena
perkembangannya yang luar biasa.
Masyarakat makin menyadari betapa pentingnya pendidikan anak usia dini. Hal ini
nampak dengan berkembangnya tempat pendidikan anak usia dini formal, informal dan non-
formal, dalam bentuk tempat penitipan, kelompok bermain, taman bermain dan taman kanak-
kanak. Dengan beegitu pendidikan anak usia dini dapat dijadikan bekal untuk keberhasilan
anak dimasa mendatang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip Teoritis dalam pembelajaran PAUD?
2. Apa saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip Praktis dalam pembelajaran PAUD?

C. TUJUAN
1. Mengetahui prinsip-prinsip Teoritis dalam pembelajaran PAUD.
2. Mengetahui prinsip-prinsip Praktis dalam pembelajaran PAUD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Teoritis Dalam Pembelajaran PAUD


Para pakar pendidikan anak usia dini terutama Wilhem (1782-1852), Maria Montessori
(1869-1952) dan Steiner (1861-1925) mengembangkan teori dan praktisinya di zamannya
masing-masing,yang kemudian oleh Tina Bruce (1987) dirangkum dalam sepuluh prinsip
pendidikan anak usia dini sebagai berikut:
1. Usia anak adalah sebagian dari kehidupan secara keseluruhan, merupakan masa persiapan
untuk menghadapi kehidupan yang akan dating.
2. Fisik, mental dan kesehatan sama pentingnya dengan berfikir maupun aspek psikis
(spiritual). Oleh karena itu keseluruhan (holistis) aspek perkembangan anak merupakan
pertimbangan yang sama pentingnya.
3. Pembelajaran pada usia dini saling terkait, tidak dapat dipisahkan.
4. Motivasi intrinsik (motivasi dari dalam diri) anak akan menghasilkan inisiatif sendiri (self
directed activity) yang sangat bernilai.
5. Program pendidikan pada anak usia dini perlu menekankan pada pentingnya sikap disiplin
karena sikap tersebut dapat membentuk watak dan kepribadiannya.
6. Masa peka (0-3 tahun) untuk mempelajari sesuatu pada tahap perkembangan tertentu,
perlu diobservasi lebih detail.
7. Tolak ukur pembelajaran hendaknya bertumpu pada hal-hal atau kegiatan yang telah
mampu dikerjakan anak, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan anak.
8. Suatu kehidupan terjadi dalam diri anak (innerlife) khususnya pada kondisi yang
menunjang.
9. Orang-orang sekitar dalam berinteraksi pada anak merupakan hal yang penting karena
mereka secara otomatis menjadi guru yang terbaik.
10. Pada hakikatnya, pendidikan anak usia dini merupakan interaksi antara anak, lingkungan,
orang dewasa dan pengetahuan.

B. Prinsip-Prinsip Dalam Praktis Pembelajaran PAUD


Salah satu pilar konsep dasar PAUD adalah prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran.
Terdapat tigabelas prinsip pelaksanaan pembelajaran PAUD:
1. Berorientasi Pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran anak harus berorientasi pada kebutuhan anak. Menurut Maslow,
kebutuhan manusia terdapat tujuh tingkatan yang tersusun secara hierarki, yakni:
kebutuhan fisik, keamanan, kasih sayang, harga diri, kognisi, estetika dan aktualisasi diri.
Kebutuhan mendasar bagi anak adalah kebutuhan fisik (makan, minum, pakaian dan lain-
lain). Kebutuhan berikutnya adalah keamanan (aman, nyaman, terlindung dan bebas dari
bahaya). Berikutnya adalah kasih sayang (dimengerti, dikasihi dan dihargai ).
2
Orientsi belajar anak usia dini bukan untuk mengejar prestasi, seperti kemampuan
membaca, menulis, berhitung dan pengetahuan lain yang sifatnya akademis. Namun
orientasi belajar yang sesungguhnya adalah mengembangkan sikap dan minat belajar serta
berbagai potensi dan kemampuan dasar anak.
2. Pembelajaran Anak Sesuai Dengan Perkembangan Anak
Pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan dengan perkembangan anak, baik usia
maupun kebutuhan individual anak. Setiap anak berbeda perkembangannya dengan anak
lain, ada yang cepat ada yang lambat. Oleh karena itu, guru harus memahami kebutuhan
khusus atau kebutuhan individu anak. Akan tetapi didasari pula pada faktor-faktor yang
sulit atau tidak dapat diubah dalam diri anak yaitu faktor genetis. Oleh karena itu, PAUD
diarahkan untuk memfasilitasi setiap anak dengan lingkungan dan bimbingan belajar yang
tepat agar anak dapat berkembang sesuai kapasitas genetisnya.
3. Mengembangkan Kecerdasan Majemuk
Ukuran kecerdasan anak bukan pada kemampuan kognitif (calistung), melainkan pada
kematangan emosi. Dengan demikian meskipun anak telah mampu membaca, menulis
dan berhitung dengan baik, belum tentu anak tersebut cerdas. Justru sebaliknya, ada
kemungkinan stimulasi yang berlebihan untuk pengembangan kognitif, sehingga
pengembangan kecerdasan yang lain (linguistic, kinestetik, interpersonal dan seterusnya)
menjadi terabaikan.
4. Belajar Melalui Bermain
Bermain adalah salah satu pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk
anak usia dini. Dengan menggunakan setrategi, metode, bahan dan media yang menarik,
permainan dapat diikuti anak secara menyenangkan. Melalui permainan anak dapat diajak
bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan benda-benda disekitarnya.
5. Tahapan Perkembangan Anak Usia Dini
Pembelajaran anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, mulai dari yang
konkret ke yang abstrak, dari sederhana ke yang kompleks dan dari diri sendiri ke
lingkungan social
6. Anak Adalah Peserta Didik Aktif
Pembelajaran ditujukan untuk membangkitkan anak untuk turut berpartisipasi secara aktif
dalam proses belajar. Anak adalah subjek dan pelaku utama dalam proses pendidikan,
bukan objek. Tugas guru menciptakan situasi dan kondisi belajar sehingga anak
termotifasi dan muncul inisiatif untuk berperan secara aktif. Anak bukan hanya pendengar
dan pengamat, melainkan pelaku utama, sedangkan guru adalah pelayan dan pendamping
utama.
7.  Interaksi Sosial Anak
Anak sangat membutuhkan interaksi, ketika anak berinteraksi dengan orang dewasa,
orang tua, guru dan teman sebayanya maka anak tersebut akan belajar. Tanpa belajar
bahasa, pada usia 4-5 tahun ia telah mempunyai kosakata lebih dari 14.000 kosa kata.

3
8. Lingkungan Yang Kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan
dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan
belajar melalui bermain. Artinya lingkungan belajar harus bebas dari benda-benda tajam
yang dapat mengancam keselamatan anak termasuk bahan mainan dan cat pewarna yang
tidak menimbulkan iritasi pada kulit saat digunakan.setting ruangan yang aman juga
diperlukan untuk melakukan gerakan atraktif, termasuk memenjat meja dan kursi guna
mengambil permainan.
9. Merangsang Kreatifitas Dan Inovasi
Kegiatan pembelajaran di PAUD harus merangang daya kreatifitas dengan tingkat inovasi
tinggi. Proses kreatifitas dan inofasi dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis dan
menemukan hal-hal yang baru.
10. Mengembangkan Kecakapan Hidup
Berbagai kecakapan dilatih agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh dan
memiliki kepribadian atau akhlak mulia, cerda, terampil, mampu bekerja sama dengan
orang lain, mampu hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengembangkan
kecakapan hidup dapat dilatih dengan proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar
anak belajar untuk menolong diri sendiri, disiplin, mampu bersosialisasi dan memperoleh
bekal ketrampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
11. Memanfaatkan Potensi Lingkungan
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan sekitar atau bahan-bahan
yang disiapkan pendidik, termasuk bahan-bahan untuk membuat permainan eduktif.
Bahan bekas yang berserakan dilingkungan sekitar dapat dikelola secara kreatif kemudian
diolah secara inovatif menjadi permainan yang edukatif yang dapat memicu rasa ingin
tahu anak.
12. Pembelajaran Sesuai Dengan Kondisi Sosial Budaya
Kegiatan atau pembelajaran anak usia dini harus sesuai dengan sosial budaya dimana
anak tersebut berada. Berbagai objek yang ada disekitar anak, kejadian dan isu-isu yang
menarik dapat diangkat sebagai tema persoalan belajar.
13. Stimulasi Secara Holistik
Kegiatan pembelajaran anak usia dini harus bersifat terpadu dan holistik. Anak tidak
boleh hanya dikembangkan kecerdasan tertentu saja, seperti IPA, matematika, bahasa
secara terpisah tetapi berintegrasi pada satu kegiatan. Misalnya melalui bermain air, anak
dapat belajar berhitung berhitung (matematika), mengenal sifat-sifat air (IPA)
menggambar (seni) dan seterusnya. Dengan demikian setiap permainan dapat
mengembangkan seluruh aspek kecerdasannya. 

4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa didalam kegiatan belajar dan mengajar
tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-prinsip belajar
agar bisa bertindak secara tepat dan dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk
menunjang belajar siswa. Pembelajaran sambil bermain yang didalamnya mengandung
makna, aktif, menyenangkan dan tanpa paksaan dapat mengembangkan potensi sesuai
karakteristik anak.

B. SARAN
Sebagai calon pendidik kita harus mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pembelajaran
pada anak, karena dengan memahami prinsip tersebut, pendidik akan lebih mudah
menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pembelajaran.

5
DAFTAR PUSTAKA

Rahman.Hibana S,2002,konsep dasar pendidikan anak usia dini,yogyakarta:PGTKI press


Suyanto.slamet,2005,dasar-dasar pendidikan anak usia dini,yogyakarta:hikayat publishing
http://sitiumairoh24.blogspot.co.id/2015/03/prinsip-prinsip-teoritis-dan-prinsip.html diakses pada
tanggal 2 maret 2016, 13:21 WIB
http://www.kompasnia.com/usfitriyah/prinsip-dasar-pendidikan-anak-usia-dini diakses pada
tanggal 2 Maret 2016, 13:43 WIB

Anda mungkin juga menyukai