Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : ILHAM ARSYAD

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041628595

Tanggal Lahir : 16 Juli 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4429/Manajemen Pelayanan Umum

Kode/Nama Program Studi : 71/Ilmu Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 20/Bandar Lampung

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa / 27 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ILHAM ARSYAD


NIM : 041628595
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4429/Manajemen Pelayanan Umum
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
UPBJJ-UT : Bandar Lampung

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Bandar Lampung, 27 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

ILHAM ARSYAD
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN NOMOR 1
1. Dalam rangka pengelolaan informasi publik, SKPD dan BUMD harus mampu menyediakan,
mengumpulkan, mendokumentasikan dan menyampaikan informasi tentang kegiatan dan
produk unit kerjanya secara akurat dan tidak menyesatkan serta menyampaikan bahan dan
produk informasi secara cepat dan tepat waktu dan dengan biaya ringan dan cara
sederhana.
2. Pengelolaan dan pelayanan informasi oleh SKPD dan BUMD dilakukan melalui kegiatan
yang meliputi :
1) pengumpulan informasi;
2) pengklasifikasian informasi;
3) pendokumentasian informasi, dan d. pelayanan informasi.
 PENGUMPULAN INFORMASI
Setiap SKPD dan BUMD di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
kegiatan pengumpulan informasi agar memperhatikan:
 Pengumpulan informasi merupakan aktivitas penghimpunan kegiatan yang telah,
sedang dan yang akan dilaksanakan oleh setiap satuan kerja.
 Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang berkualitas dan relevan
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD.
 Informasi yang dikumpulkan dapat bersumber dari pejabat yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di Satuan Kerjanya dan arsip,
arsip statis maupun dinamis yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Satuan Kerja bersangkutan.
 Penyediaan informasi dilaksanakan dengan memperhatikan tahapan sebagai
berikut :
 Mengenali tugas pokok dan fungsi Satuan Kerjanya;
 Mendata kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerjanya;
 Mendata informasi dan dokumen yang dihasilkan;
 Membuat daftar jenis-jenis informasi dan dokumen.
 PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI
 Pengklasifikasian informasi dilakukan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Usulan klasifikasi informasi diajukan oleh SKPD yang memiliki kemandirian dalam
mengelola kegiatan, anggaran dan administrasi.
 Penetapan Klasifikasi informasi dilakukan melalui rapat pimpinan
 Dalam proses pengklasifikasian, informasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
informasi yang bersifat publik dan informasi yang dikecualikan
 Informasi yang bersifat publik dikelompokkan berdasarkan subyek informasi
sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kegiatan setiap satuan kerja, meliputi:
 Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan kepada publik;
 Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta merta adalah suatu
informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban
umum;
 Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat;
 Informasi Yang Dikecualikan.
 PENDOKUMENTASIAN INFORMASI
Pendokumentasian informasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di bidang kearsipan dan bidang tata persuratan.
 PELAYANAN INFORMASI
Dalam memberikan pelayanan informasi kepada pengguna informasi, SKPD dan BUMD
harus memperhatikan:
 Mekanisme Pelayanan Informasi
 Jangka Waktu Penyelesaian
JAWABAN NOMOR 2
Unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah:
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;
3. Kejelasan pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan
pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya);
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan
terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab
petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki
petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;
9. Kesopanan dan keramahan pelayanan, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling
menghargai dan menghormati;
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya
yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya
yang telah ditetapkan;
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan;
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi,
dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara
pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk
mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan
pelayanan;
JAWABAN NOMOR 3
Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
sesuai hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan / atau
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan
kepentingan publik. Masyarakat sebagai pelanggan memiliki kebutuhan dan harapan pada
kinerja penyelenggara pelayanan publik yang profesional. Tugas Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah adalah memberikan pelayanan publik yang mampu memuaskan
masyarakat. Implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia
mengakibatkan pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab dan kewenangan dalam
menentukan standar pelayanan minimal. Permasalahan mendasar dalam proses pelayanan
publik di Indonesia adalah tentang etika. Tidak ada standar universal tentang norma atau etika
serta sanksi yang mengatur secara khusus untuk pelanggaran yang dilakukan aparat dalam
pelayanan public
JAWABAN NOMOR 4
1. Kompetensi SDM TIK masih terbatas
Sumber daya manusia yang mumpuni dalam upaya penerapan digitalisasi pemerintahan
masih menjadi persoalan pelik yang dialami sejumlah pemerintah daerah. Terutama SDM
yang memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi. Andi mengungkapkan jumlah SDM
yang memiliki kompetensi masih sangat kurang. Kesiapan SDM dengan kompetensi
kemampuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang mumpuni masih menjadi
kendala yang besar dengan persentase 72 persen.
2. Mutasi SDM TIK ke Dinas Kominfo dikeluhkan
Selama ini, penggerak SPBE selalu dianggap dilakukan Dinas Kominfo. Andi mengungkapkan
semestinya setiap satuan kerja perangkat daerah maupun institusi pemerintahan dapat
menerapkan SPBE. "Perspektif selama ini yang berkembang, 89 persen penggerak SPBE
adalah Dinas Kominfo. Padahal aturan di Perpres, kordinasinya dari Sekda, lalu ada
Bappeda, dan Badan Keuangan. Namun, kenyataannya selalu berasumsi 89 persen itu
adalah Dinas Kominfo," jelas Andi. Kendati demikian, berdasarkan survei yang dilakukan,
sebanyak 95 persen setuju untuk tidak memutasi atau merotasi SDM Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) ke Dinas Kominfo. Andi mengatakan ternyata persoalan mutasi SDM
ini banyak dikeluhkan. "Sudah diberikan pelatihan TIK yang mumpuni, lalu tiba-tiba
dimutasi," kata Andi. Terkait hal itu, Deputi Bidang Proteksi Badan Siber dan Sandi Negara
(BSSN), Agung Nugraha mengatakan Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara
(Kemenpan) telah mencoba menambah pegawai, khususnya untuk memenuhi kebutuhan
SDM sesuai dengan kebutuhan pemda.

3. Rentannya isu keamanan data


Keamanan data menjadi faktor penting dalam mempersiapkan smart city. Pasalnya, ancaman
siber memiliki potensi besar dalam menyerang sistem data suatu negara. Agung
mengungkapkan adanya sejumlah tantangan dan ancaman siber pada smart city.
Besarnya data yang dipertukarkan, sehingga perlu treatment khusus untuk melindungi data
itu dari kebocoran dan penyalahgunaan data. Selain itu, dengan banyaknya perangkat IoT
(Internet of Things) yang terhubung, penyerang memiliki banyak titik masuk untuk
mengkompromi sistem dengan memanfaatkan kerentanan yang ada. "Isu keamanan data,
bahkan untuk negara dengan tingkat teknologi tinggi pun tetap rentan terhadap serangan
di level SDM," ujar Agung. Terkait hal itu, BSSN fokus dalam menjalankan program untuk
menjaring SDM berkaitan dengan keamanan. Agung mengatakan dengan hal itu
diharapkan para sandiman dapat melakukan pekerjaannya dengan optimal.
4. Harapkan ada sinergisitas untuk wujudkan digitalisasi pemerintahan
Penerapan SPBE ini melibatkan berbagai instansi pemerintah dari beberapa kementerian dan
badan pemerintah. Dalam acara yang dihadiri oleh Diskominfo, Bappeda, dan Badan
Keuangan Daerah dari pemerintah kota/kabupaten dan provinsi, peserta juga
mendapatkan arsitektur integrasi smart city, smart province dan SPBE, serta kepastian
regulasi dari kementerian dan lembaga terkait. "Dalam penerapan SPBE ini, pemerintah
daerah juga dituntut untuk menerapkan konsep smart city di wilayah masing-masing. Maka
dari itu, dalam acara ini kami berupaya memberikan step by step yang konkret dari
berbagai aspek," ungkap Andi. Aspek penerapan SPBE meliputi people dalam hal ini
sumber daya manusia, proses dan teknologi. Selain itu, panduan penerapan terkait aspek
smart city, dan smart province sebagai kesatuan program digitalisasi pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai