Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/21.2 (2021.2)

Nama Mahasiswa : ROHMAN SIDIK


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 018367992
Tanggal Lahir : 10/01/1988
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4428/HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
Kode/Nama Program Studi : 71/ILMU PEMERINTAHAN
Kode/Nama UPBJJ : 20/UPBJJ BANDAR LAMPUNG
Hari/Tanggal UAS THE : SENIN/27 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuranakademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulistangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuranakademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ROHMAN SIDIK


NIM : 018367992
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4425/ HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
Fakultas : FAKULTAS HUKUM
Program Studi : S1 ILMU PEMERINTAHAN
UPBJJ-UT : BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun,
serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
UniversitasTerbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan
oleh Universitas Terbuka.
Bandar Lampung, 27 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataa

ROHMAN SIDIK
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. PERBEDAAN DESANTRILASI DAN DEKONSENTRALISASI


DESENTRALISASI
1. Menciptakan Daerah Otonom.
2. Memiliki batas-batas wilayah yurisdiksi daerah otonom.
3. Penyerahan wewenang pemerintahan di bidang politik dan administrasi.
4. Hal yang diserahi wewenang politik dan administrasi adalah daerah otonom.
5. Menimbulkan otonomi daerah.
6. Daerah otonom berada di luar hierarki organisasi Pemerintah Pusat. Hubungannya adalah antar-
organisasi publik.
7. Wewenang yang diserahkan terbatas pada wewenang pemerintahan yaitu wewenang yang dimiliki
Presiden dan Para Menteri.
8. Pembiayaannya dari APBD.
DEKONTRALISASI
1. Menciptakan perangkat Pusat di berbagai wilayah.
2. Hal yang ada adalah batas-batas wilayah kerja/jabatan/administrasi.
3. Pelimpahan wewenang pemerintahan hanya bidang administrasi.
4. Hal yang diberi limpahan wewenang adalah perangkat/pejabat Pusat.
5. Tidak menimbulkan otonomi daerah.
6. Wilayah administrasi berada dalam hierarki organisasi Pemerintah Pusat. Hubungannya adalah
intra organisasi.
7. Wewenang pemerintahan yang diserahkan adalah pemerintahan umum, koordinasi, pengawasan,
trantib, pembinaan bangsa, dan bidang pemerintahan khusus dari Menteri2 Teknis.
8. Pembiayaannya dari APBN.
2. Ada perbedaan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah pada Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yaitu pada Undang-Undang Nomor 32 tahun
2004, urusan pemerintahan hanya terbagi dua yaitu urusan absolut dan urusan konkuren, sedangkan
pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 urusan pemerintahan terbagi menjadi urusan absolut,
urusan pemerintahan umum dan urusan konkuren. Pada urusan pemerintahan konkuren yaitu
urusan pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah
kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah menjadi dasar
pelaksanaan otonomi daerah. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas urusan pemerintahan
wajib dan urusan pemerintahan pilihan yang dibagi antara pemerintah pusat, daerah provinsi, dan
daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan wajib dibagi dalam urusan pemerintahan wajib yang
terkait pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait pelayanan dasar. Untuk
urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar ditentukan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) untuk menjamin hak-hak konstitusional masyarakat.
3. Jenis Pelayanan Barang adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan
penyediaan atau pengolahan bahan berujud fisik termasuk distribusi dan penyampainnya kepada
konsumen langsung dalam suatu sistem. secara Keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan produk
akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang di anggap benda yang memberikan nilai tambah
secara langsung bagi penggunanya. Jenis Pelayanan Jasa adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh
unit pelayanan berupa sarana dan prasarana serta penunjangnya. Ketiga peraturan yang dikeluarkan
pemerintah melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara tentang pelayanan publik tersebut
orientasinya adalah pelanggan atau publik (masyarakat) yang dilayanani. Pelayanan publik sebagai
fokus disiplin Ilmu Administrasi publik tetap menarik untuk dicermati karna pelayanan yang di berikan
oleh aparatur pemerintah kepada publik masih di anggap “belum baik atau tidak memuaskan”. Hal
ini dapat dilihat dari kesimpulan Agus Dwiyanto dkk, dalam Governance and Desentralization
disingkat GDS tentang kinerja pelayanan publik yang menyebutkan “walaupun pelaksanaan otonomi
daerah tidak memperburuk kualitas pelayanan publik, tetapi secara umum praktik penyelenggaraan
pelayanan publik masih jauh dari prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance)”.
Konsep pelayanan publik yang diperkenalkan oleh David Osborne dan Ted Gaebler dalam bukunya
“Reinventing Government” (1995). Intinya 10 adalah pentingnya penigkatan pelayanan publik oleh
birokrasi pemerintah dengan cara memberi wewenang kepada pihak swasta lebih banyak
berpartisipasi sebagai pengelola pelayanan public
4. Dalam upaya mempercepat kepatuhan pemenuhan standar pelayanan publik dan meningkatkan
efektifitas pelayanan publik, Ombudsman memberikan beberapa opsi kebijakan kepada bupati
dan walikota untuk pertama: memberikan apresiasi kepada pimpinan unit pelayanan publik yang
produk layanannya mendapatkan zona hijau dengan predikat kepatuhan tinggi. Apresiasi atau
award sebagai bentuk penghargaan atas segala upaya dan komitmen pimpinan unit memenuhi
komponen standar pelayanan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik. Kedua:
memberikan teguran dan mendorong implementasi standar pelayanan publik kepada pimpinan
unit pelayanan yang produk pelayanannya mendapatkan zona merah dengan predikat kepatuhan
rendah dan zona kuning dengan predikat kepatuhan sedang. Ketiga; menyelenggarakan program
secara sistematis dan mandiri untuk mempercepat implementasi standar pelayanan publik sesuai
Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. Keempat; menunjuk pejabat
yang kompeten untuk memantau konsistensi peningkatan kepatuhan dan pemenuhan standar
pelayanan publik. Setiap unit pelayanan wajib menyusun, menetapkan dan menerapkan standar
pelayanan publik sesuai Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009. Terdapat 14 komponen standar
pelayanan yang harus dipenuhi penyelenggara pelayanan publik demi terciptanya kualitas
pelayanan publik untuk kesejahteraan masyarakat. Kelima; Penyelenggaraan pelayanan secara
efektif, sistematis dan terintegrasi dengan program nasional. Dalam rangka mengakselerasi
program Online Single Submission (OSS), Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah saling
berkoordinasi untuk percepatan pelimpahan perizinan, perbaikan standar operasional prosedur
per produk layanan, dan integrasi sistem teknologi informasi antar sektoral pelayanan publik.

Anda mungkin juga menyukai