Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : DIMAS

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 031207206

Tanggal Lahir : 30 AGUSTUS 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4425/HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH

Kode/Nama Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Kode/Nama UPBJJ : 15/PANGKALPINANG

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN/14 DESEMBER 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa : Dimas

NIM : 031207206

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4425/HUBUNGGAN PUSAT DAN DAERAH

Fakultas : FHISIP

Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UPBJJ-UT : PANGKALPINANG

Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.

1. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.


2. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
3. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
4. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
5. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Tanjungpandan, 14 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

DIMAS
1. 1)Bupati/Walikota melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis urusan yang
akan diserahkan kepada Desa dengan mempertimbangkan aspek letak geografis,
kemampuan personil, kemampuan keuangan, efisiensi dan efektivitas.
2)Untuk melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis urusan yang akan diserahkan
kepada Desa, Bupati/Walikota dapat membentuk Tim Pengkajian dan Evaluasi
Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa.
3)Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2), di bawah koordinasi Wakil Bupati/Walikota
dengan ketua pelaksana oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota yang anggotanya terdiri
dari unsur dinas/badan/kantor terkait sesuai kebutuhan.

1)Urusan pemerintahan yang diserahkan pengaturannya kepada Desa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
2)Setelah Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Penetapan Jenis Urusan Yang Dapat
Diserahkan Kepada Desa diundangkan, Pemerintah Desa bersama BPD melakukan
evaluasi untuk menetapkan urusan pemerintahan yang dapat dilaksanakan di Desa yang
bersangkutan.
3)Kesiapan pemerintahan desa untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan
Kabupaten/Kota, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa atas persetujuan Pimpinan
BPD.

1)Bupati/Walikota menetapkan Peraturan Bupati/Walikota tentang Penyerahan Urusan


Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada masing-masing Desa.
2)Bupati/Walikota dalam menetapkan peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib memperhatikan Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3).
3)Bupati/Walikota menyerahkan secara nyata urusan pemerintahan Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Desa, dilaksanakan secara serentak
yang disaksikan oleh Camat dan dihadiri oleh seluruh kepala dinas/badan/kantor.

2. Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah Dalam menjalankan


pemerintahannya, hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus
terjalin dengan baik dan harmonis. Tujuan yang terjalin tersebut untuk
kemakmuran rakyat Ada sejumlah hubungan antara pemerintah pusat dan daerah,
yakni: Hubungan struktural
Hubungan struktural merupakan hubungan yang didasarkan pada tingkat dan jenjang di
pemerintahan. Pemerintah daerah dalam bertugas menyelanggarakan urusan daerah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang berdasarkan asas otonom dan tugas
pembantuan. Presiden merupakan penyelenggaran urusan pemerintahan di tingkat pusat. Presiden
dibantu para menteri untuk menjalankan pemerindah. Kepala daerah merupakan penyelenggara
urusan daerah masing-masing.
Hubungan fungsional
Hubungan fungsional merupakan hubungan yang didasarkan dengan fungsi yang dimiliki oleh
masing-masing pemerintah. Hubungan tersebut saling memengaruhi dan bergantung antara satu
dengan yang lain. Hubungan tersebut juga terletak pada visi, misi, tujuan hingga fungsi yang
dimiliki masing-masing pemerintah. Visi dan misi yang dimiliki tersebut bersama-sama untuk
melindungi dan memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurusi rumah
tangganya.
3. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara pelayanan
publik yaitu penyelenggara Negara/pemerintah, penyelenggara perekonomian dan
pembangunan, lembaga independen yang dibentuk oleh pemerintah, badan
usaha/badan hukum yang diberi wewenang melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi pelayanan publik, badan usaha/badan hukum yang bekerjasama dan/atau
dikontrak untuk melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi pelayanan publik. Dan
masyarakat umum atau swasta yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
pelayanan publik yang tidak mampu ditangani/dikelola oleh
pemerintah/pemerintah daerah.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah
organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu Pemerintah Daerah, unsur
kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan
dan/atauditerima oleh penerima layanan (pelanggan). Unsur pertama menunjukan
bahwa pemerintah daerah memiliki posisi kuat sebagai (regulator) dan sebagai
pemegang monopoli layanan, dan menjadikan Pemda bersikap statis dalam
memberikan layanan, karena layanannya memang dibutuhkan atau diperlukan
oleh orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan. Posisi ganda
inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab buruknya pelayanan publik yang
dilakukan pemerintah daerah, karena akan sulit untuk memilah antara kepentingan
menjalankan fungsi regulator dan melaksanakan fungsi meningkatkan pelayanan.
Unsur kedua, adalah orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan atau
memerlukan layanan (penerima layanan), pada dasarnya tidak memiliki daya
tawar atau tidak dalam posisi yang setara untuk menerima layanan, sehingga tidak
memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Posisi inilah yang
mendorong terjadinya komunikasi dua arah untuk melakukan KKN dan
memperburuk citra pelayanan dengan mewabahnya pungli, dan ironisnya
dianggap saling menguntungkan.
Unsur ketiga, adalah kepuasan pelanggan menerima pelayanan, unsure kepuasan
pelanggan menjadi perhatian penyelenggara pelayanan (Pemerintah), untuk
menetapkan arah kebijakan pelayanan publik yang berorientasi untuk memuaskan
pelanggan, dan dilakukan melalui upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja
manajemen pemerintahan daerah. Paradigma kebijakan publik di era otonomi
daerahyang berorientasi pada kepuasan pelanggan, memberikan arah tejadinya
perubahan atau pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan, dari
paradigma rule government bergeser menjadi paradigma good governance.
Dengan demikian, pemerintah daerah dalam menjalankan monopoli pelayanan
publik, sebagai regulator/pembuat peraturan (rule government/peraturan
pemerintah) harus mengubah pola pikir dan kerjanya dan disesuaikan dengan
tujuan pemberian otonomi daerah, yaitu memberikan dan meningkatkan
pelayanan yang memuaskan masyarakat. Untuk terwujudnya good governance,
dalam menjalankan pelayanan publik, pemerintah daerah juga harus memberikan
kesempatan luas kepada warga dan masyarakat, untuk mendapatkan akses
pelayanan publik, berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, transparansi,
akuntabilitas dan keadilan

4. pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk: a.


provinsi, dilaksanakan oleh: 1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan 2. menteri
teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis; b.
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
untuk pengawasan umum dan teknis.
Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi: a. pembagian urusan pemerintahan; b.
kelembagaan daerah; c. kepegawaian pada Perangkat Daerah; d. keuangan daerah; e.
pembangunan daerah; f. pelayanan publik di daerah; g. kerja sama daerah; h. kebijakan daerah; i.
kepala daerah dan DPRD; dan j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan
substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis
sebagaimana dimaksud  dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan
yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.
Ketentuan penutup dari Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang tentang Pembinaan dan
Pengawasan Pemerintahan Daerah diantaranya menyebutkan bahwa Peraturan Pemerintah
Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik  Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593), dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai