Anda di halaman 1dari 8

Tugas.

Setelah Anda mengikuti rangkaian kegiatan minggu keenam dan ketujuh Tuton IPEM4218
Manajemen Strategi Pemerintahan silakan anda kerjakan Tugas Tutorial ke 3 ini.

Tugas ini akan berguna bagi Anda untuk mengidentifikasi sejauh mana pehamanan anda
terhadap Materi 6 dan 7 ini. Tugas Tutoral ini berisi 2 pertanyaan yang harus anda kerjakan
dalam waktu 30 menit. Oleh karena itu persiapkan diri anda sebelum mengerjakan tes dengan
baik dan pastikan pada saat anda akan mengerjakan tes ini jaringan internet yang anda
gunakan dalam keadaan baik. Sangat diharapkan dalam pengerjaannya dilakukan sungguh-
sungguh tanpa bantuan orang lain. Semoga anda dapat mengerjakan tes ini tanpa kendala dan
hambatan. Sukses selalu semoga menyertai kita semua!

Tugas 

1. Coba amati salah satu organisasi di lingkungan anda apakah telah melaksanakan tugas
dan fungsi masing-masing? Termasuk fungsi seorang pimpinan.

Jawab :

Dalam bentuk yang formal hingga non-formal, organisasi dapat dengan mudah kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari. Di keluarga misalnya, terdapat organisasi non-
formal di mana peran ayah dalam keluarga yang bertindak sebagai kepala keluarga
membawahi ibu, anak-anak dan anggota keluarga lain. Selain adanya seorang
pemimpin dan anggota, ciri utama lain dari sebuah organisasi adalah adanya
pembagian kerja yang jelas namun fleksibel serta adanya sebuah tujuan bersama yang
ingin diwujudkan melalui program-program yang dicanangkan kemudian dijalankan.
Sekali lagi, karena organisasi yang kita temui jenisnya beragam, dari yang paling
formal hingga yang non-formal, maka program-program yang menyokong organisasi
tersebut juga berbeda-beda.

Selain di rumah, sedikitnya kita menemui berbagai macam organisasi di sekolah dan
di masyarakat sekitar. Sekolah dan masyarakat bisa dibilang lembaga formal yang
menaungi sekelompok orang dan memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda. Dengan
adanya tujuan bersama yang tidak jauh berbeda tersebut, dibentuklah organisasi-
organisasi agar para anggotanya lebih mudah mencapai tujuan masing-masing dengan
adanya bantuan dari anggota masyarakat lain.

Beberapa organisasi di lingkungan masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Organisasi Desa

Organisasi formal di tingkat desa, RT dan RW di Indonesia, Perumahan serta


Komplek umumnya memiliki struktur personalia yang koordinatif dengan skema
up-down mulai dari pengurus harian hingga pengurus bidang. Umumnya,
program-program yang dirancang organisasi semacam ini ditujukan untuk
keamanan bersama (seperti ronda), kerukunan, harmoni antarwarga serta
terpenuhinya hak semua warga.

Susunan Organisasi Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan perangkat desa.
Kepala Desa adalah unsur pimpinan yang mendapat mandat rakyat melalui
pemilihan langsung sebagai pemegang kekuasaan pemerintah desa. Sedangkan
perangkat desa merupakan unsur pembantu dalam menjalankan tugas dan
kewajiban Kepala Desa.

Sebagai unsur pembantu dalam menjalankan tugas dan kewajiban kepala desa,
perangkat desa diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa. Namun demikian
kepala desa tidak dapat semena-mena mengangkat atau pun memberhentikan
perangkat desa. Pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa harus sesuai
ketentuan yang berlaku dan atas persetujuan Camat.

Sebagaimana dalam sebuah organisasi, Kepala Desa dan Perangkat Desa harus
dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Tercapai tidaknya
tujuan/keinginan masyarakat desa terletak dipundak kepala desa. Karenanya
Perangkat Desa harus mengambil bagian atas tanggung jawab yang begitu berat
dari Kepala Desa.

Tugas dan kewajiban Kepala Desa harus dibagi habis oleh Perangkat Desa sesuai
tupoksinya. Sehingga Kepala Desa lebih berkonsentrasi pada tataran kebijakan,
pencapaian sasaran strategis desa dan hal lain yang tidak mungkin dilakukan
perangkat desa.

Sesuai Permendagri Nomor 84 Tahun 2018 Kepala Desa dibantu oleh Perangkat
Desa terdiri dari unsur sekretariat, pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.

Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu kaur paling banyak 3 kaur
untuk desa swasembada dan desa swakarya. Dan 2 kaur bagi desa dengan
kualifikasi masih desa swadaya.

Dibantu juga unsur pelaksana teknis yang dipimpin oleh Kepala Seksi disingkat
Kasi. Paling banyak terdiri dari 3 Kepala Seksi bagi desa swasembada dan desa
swakarya. Sedangkan bagi desa swadaya terdiri dari 2 Kepala Seksi.

Kepala Desa dibantu juga oleh perangkat desa yang berada diwilayah dusun
dengan sebutan kepala dusun atau sebutan lain. Jumlah dusun sekurang-kurangnya
2 dusun dan banyaknya sesuai kebutuhan dengan memperhatikan luas wilayah,
jumlah penduduk ketersediaan sarana prasarana serta kemampuan keuangan desa.

2. Karang Taruna

Fokus utama dari terciptanya organisasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan para
pemuda untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial
di lingkungannya.

Karang Taruna berfokus pada mobilisasi remaja dan anak muda sehingga waktu
mereka bisa diarahkan untuk kegiatan positif dan bermanfaat bagi sesama.
Program dari organisasi ini biasanya terdiri dari piknik bersama, arisan, perayaan
hari besar dan kegiatan-kegiatan insidental seperti penggalangan dana untuk
bantuan bencana, penghiajauan dan lain sebagainya.

Ada beragam tugas yang diemban oleh organisasi para pemuda ini. Namun yang
paling menonjol tugasnya adalah menjaga kesejahteraan sosial dalam lingkungan
yang dihuninya.
Pengertian kesejahteraan sosial sendiri adalah terpenuhinya kebutuhan warga
negara yang meliputi kebutuhan materi, sosial dan spiritual serta hal lain yang
penting sebagai penunjang kualitas hidup warga. Hingga, membuat warga bisa
berkehidupan layak dan tidak serba kekurangan.

Karena kita adalah makhluk sosial, maka sudah sepantasnya kita saling membantu
antar sesama. Organisasi ini didirikan dengan tujuan membantu masalah-masalah
sosial yang terjadi di sekitarnya.

Setiap organisasi yang berdiri, tentunya memiliki kegiatan untuk dilaksanakan


supaya perkumpulannya tersebut tampak hidup. Begitu pun dengan karang taruna.
Makin ke sini, kegiatan yang dilakukan karang taruna makin kreatif.

Dari mulai kemunculannya, hingga sudah bisa besar seperti sekarang, Karang
taruna mengalami perkembangan yang signifikan. Tak melupakan tugas utama
mereka yakni mensejahterakan warganya, kegiatan-kegiatan mereka begitu
mencerminkan hal-hal yang membangun.

Kegiatan yang mereka lakoni tak terlepas dari tugas utama, serta kegiatan-
kegiatan tersebut dilakukan untuk menangani berbagai macam masalah sosial.
Contohnya seperti masalah sosial, fakir miskin, penderita hiv/aids dan napza,
orang cacat, kenakalan remaja, korban dari bencana alam, orang-orang lanjut usia,
dan masih banyak lagi.

3. Majlis Taklim atau Pengajian

Meskipun berbungkus agama, organisasi-organisasi non-formal semacam ini juga


sangat banyak ditemui di masyarakat. Segmentasi masing-masing forum biasanya
berbeda, mulai dari remaja, bapak-bapak, ibu-ibu hingga lansia. Selain
mendengarkan ceramah atau arahan dari seorang narasumber, agenda lain dalam
forum-forum semacam ini adalah ramah tamah atau mengaji bersama.
2. Jelaskan Bagaimana bentuk strategi kerjasama yang dapat dipilih oleh pemerintah
daerah untuk meningkatkan daya saing?

Jawab :

Peningkatan daya saing wilayah. Dalam hal ini, peningkatan daya saing wilayah
menjadi salah satu faktor dalam pengembangan (ekonomi) wilayah. Pengembangan
wilayah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip otonomi dan desentralisasi.
Dengan demikian, pemerintah daerah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan kelembagaan pengelolaan pengembangan ekonomi di daerah,
mengembangkan sumber daya manusianya, menciptakan iklim usaha yang dapat
menarik modal dan investasi, mendorong peran aktif swasta dan masyarakat
melakukan koordinasi terus-menerus dengan seluruh stakeholders pembangunan baik
di daerah dan pusat, atas dasar perannya sebagai fasilitator dan katalisator bagi
tumbuhnya minat investasi di wilayahnya. Dengan demikian, pengembangan suatu
wilayah atau kawasan harus didekati berdasarkan pengamatan terhadap kondisi
internal dan sekaligus mengantisipasi perkembangan eksternal. Diskusi mengenai
“daya saing wilayah” sendiri menghasilkan berbagai definisi, yang diantaranya adalah
sebagai berikut:

Daya saing tempat (lokalitas dan daerah) merupakan kemampuan ekonomi dan
masyarakat lokal (setempat) untuk memberikan peningkatan standar hidup bagi
warga/penduduknya.

Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang
memenuhi pengujian internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara
tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, atau kemampuan daerah
menghasilkan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap
terbuka terhadap persaingan eksternal.

Daya saing daerah dapat didefinisikan sebagai kemampuan para anggota konstituen
dari suatu daerah untuk melakukan tindakan dalam memastikan bahwa bisnis yang
berbasis di daerah tersebut menjual tingkat nilai tambah yang lebih tinggi dalam
persaingan internasional, dapat dipertahankan oleh aset dan institusi di daerah
tersebut, dan karenanya menyumbang pada peningkatan PDB dan distribusi
kesejahteraan lebih luas dalam masyarakat, menghasilkan standar hidup yang tinggi,
serta virtuous cycle dampak pembelajaran.

Daya saing daerah berkaitan dengan kemampuan menarik investasi asing (eksternal)
dan menentukan peran produktifnya.

Daya saing perkotaan (urban competitiveness) merupakan kemampuan suatu daerah


perkotaan untuk memproduksi dan memasarkan produk-produknya yang serupa
dengan produk dari daerah-daerah perkotaan lainnya.

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai


pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap
terbuka pada persaingan domestik dan internasional

Dari berbagai definisi tersebut, beberapa hal yang dapat kita sarikan adalah bahwa
daya saing daerah itu akan sangat tergantung pada iklim usaha yang kondusif,
keunggulan komparatif (comparative advantage), dan keunggulan kompetitif
(competitive advantage) daerah.

Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan oleh David


Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan
keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif
akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak
dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Adapun keunggulan
kompetitif lebih mengarah pada bagaimana suatu daerah itu menggunakan
keunggulan-keunggalannya itu untuk bersaing atau berkompetisi dengan daerah lain.

Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah.
Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah,
tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya,
Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang
murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan
demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan
Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan
akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Akan
tetapi dalam kerangka perdagangan kopi dunia, keunggulan kompetitif Indonesia akan
lebih besar dibanding Malaysia untuk bersaing di pasar internasional. Sebaliknya
dalam perdagangan Timah, Malaysia memiliki keunggulan kompetitif lebih baik
dibanding Indonesia.

Dalam konteks pengembangan wilayah, “negara” dalam konsep ini bisa dianalogikan
dengan “daerah”. Satu hal yang dapat diambil dari konsep keunggulan komparatif dan
kompetitif ini adalah pentingnya efektivitas dan efisiensi dalam produksi atau
pengelolaan sumber daya daerah untuk meningkatkan daya saingnya. Dalam hal
inilah kemudian Kerjasama Antar Daerah (KAD) bisa berperan penting. Dilihat dari
konsepnya, Daya saing daerah akan bertautan erat dengan pembangunan ekonomi
lokal (Local Economic Development/LED). Salah satu pendekatan dalam
pembangunan ekonomi lokal itu adalah pendekatan regional, yaitu bagaimana
meningkatkan efisiensi kolektif dan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya-
sumberdaya pengungkit yang ada pada daerah-daerah tetangga. Dengan demikian,
daerah juga dapat mempekuat daya saing pada level yang lebih tinggi, yakni nasional
dan global. Upaya berbagai daerah sekarang ini untuk menggalang kerjasama antar
daerah dibidang promosi potensi daerah (regional marketing) adalah salah satu contoh
pendekatan regional. Secara umum, Kerangka dasar pengembangan ekonomi lokal
diperlihatkan pada gambar berikut:

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan Kerjasama Antar Daerah
(KAD) dalam peningkatan daya saing wilayah adalah dalam hal meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya, termasuk dalam hal tataran
kebijakan yang terkait investasi, pemasaran maupun promosi daerah. Pada gilirannya,
hal-hal inilah yang diharapkan mampu meningkatkan keunggulan komparatif dan
kompetitif wilayah untuk bersaing di tingkat nasional maupun global. Konsep inilah
yang sebenarnya dituju dalam berbagai konsep pengembangan wilayah yang pernah
dijalankan di Indonesia. Pengembangan dengan pendekatan kewilayahan atau
kawasan di Indonesia telah diwujudkan dalam berbagai konsep yang kemudian seolah
“diuji-cobakan” ke berbagai daerah sebagai proyek-proyek percontohan. Diantaranya
adalah konsep Kawasan Andalan, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET), Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI), dan sebagainya. Beberapa
diantaranya berhasil, dan beberapa diantaranya tidak berkembang sebagaimana
diharapkan. Meski begitu, hal ini merupakan satu indikasi bahwa Kerjasama Antar
Daerah (KAD) tetap merupakan satu kunci penting dalam meningkatkan daya saing
daerah secara khusus dan pembangunan regional secara umum.

Sumber :

 Hoesein, H. Asrul. 2015. Kerjasama Antar Daerah dan Peningkatan Daya Saing
Wilayah. Kawasan Timur : Indonesia
 Sari, Maya. 2015. 8 Organisasi di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat.
 https://updesa.com/karang-taruna/
 Sade. 2019. Susunan Organisasi Pemerintah Desa

Anda mungkin juga menyukai