Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Pada saat terjadi terjadi bencana; misalnya banjir, tanah longsor, gempa bumi dan sebagainya,
pemerintah baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk
melakukan suatu tindakan; mulai dari merumuskan kebijakan, membuat program kegiatan,
strategi pelaksanaan kegiatan serta melakukan evaluasi kegiatan? Tugas Anda untuk memberikan
argumen tentang hal tersebut dengan menggunakan konsep pengertian dan ruang lingkup
kebijakan publik, serta berikan contohnya.

Jawab :

Pengertian Kebijakan Publik menurut James E. Anderson (1979), Kebijakan public merupakan
serangkaian Tindakan yang bertujuan dan dilakukan serta diikuti oleh seorang actor atau
sejumlah actor berkenaan dengan adanya masalah tertentu).

Penjelasan Anderson definisi kebijakan public mempunyai lima macam implikasi, yaitu :

a. Setiap kebijakan pasti bertujuan atau mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
b. Terdiri dari serangkaian Tindakan atau pola Tindakan yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah
c. Kebijakan itu merupakan apa yang benar-benar dilakukan pemerintah dan bukanlah apa
yang pemerintah berkeinginan melakukan sesuatu atau hendak melakukan sesuatu.
d. Kebijakan itu bisa berbentuk positif atau negative
e. Setidak-tidaknya dalam bentuk positif didasarkan pada hukum dan karenanya bersifat
otoriter.

Dalam hal ini Kebijakan public mitigasi risiko bencana alam perlu dilakukan pemerintah. Baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Proses kebijakan tersebut sifatnya dinamis dan terdiri dari beberapa Langkah penting :

a) Mengidentifikasi masalah
b) Menempatkan masalah bencana alam dalam agenda politik atau rapat pemerintah
c) Mewakili beberapa kepentingan
d) Merancang solusi atau strategi alternatif
e) Mengatur tujuan implementasi
f) Menerapkan kebijakan mitigasi risiko bencana
g) Mengevaluasi kebijakan
h) merevisi kebijakan bila tidak sesuai dengan tujuan

Untuk penerapan kebijakan mitigasi risiko bencana ini penerapannya dengan membuat
peraturan pemerintah, memberikan mandat dan memberikan bantuan keuangan. Evaluasi
dilakukan setelah bencana, kemudian hasilnya dikeluarkan setelah diketahui jumlah kerugian
yang belum diantisipasi sebelumnya.
Dalam pembuatan kebijakan mitigasi risiko bencana alam Langkah pertama pengenalan
bahwa bencana alam merupakan ancaman public, menetapkan skala prioritas,

Kebijakan mitigasi risiko bencana dapat diterapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Sesuai dengan level bencananya.

Tujuan kebijakan mitigasi risiko bencana ini untuk mengurangi kerusakan dan akibat dari
bencana, tetapi bagaimana realisasinya merupakan hal yang kompleks. Kebijakan dapat
difokuskan dari kompleksitas masalah, dari pencegahan yang memfokuskan pada
perencanaan dan mitigasi sampai pada penanggulangan untuk mengurangi kerugian ekonomi
dan korban.

Ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam mitigasi bencana, diantaranya:
a) tersedianya informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap kategori bencana,
b) sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat dalam
menghadapi bencana,
c) mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari serta cara penyelamatan diri jika
bencana terjadi sewaktu-waktu
d) dan pengaturan, penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman bencana

Program mitigasi risiko bencana diantaranya :

 Mitigasi bencana harus diintegrasikan dengan proses pembangunan


 Fokusnya bukan hanya dalam mitigasi bencana tapi juga pendidikan, pangan, tenaga
kerja, perumahan bahkan kebutuhan dasar lainnya.
 Sinkron terhadap kondisi sosial, budaya serta ekonomi setempat
 Dalam sektor informal, ditekankan bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat
untuk membuat keputusan, menolong diri sendiri dan membangun sendiri.
 Menggunakan sumber daya lokal (sesuai dengan prinsip desentralisasi)
 Mempelajari pengembangan konstruksi rumah yang aman bagi golongan masyarakat
kurang mampu, serta pilihan subsidi biaya tambahan dalam membangun rumah.
 Mempelajari teknik merombak (pola dan struktur) pemukiman.
 Mempelajari tata guna lahan untuk melindungi masyarakat yang tinggal di daerah
rentan bencana dan kerugian, baik secara sosial, ekonomi, maupun implikasi politik
 Mudah dimengerti dan diikuti oleh masyarakat.

Mitigasi dibagi menjadi 2 jenis, yakni

a. Mitigasi struktural
merupakan upaya dalam meminimalkan bencana dengan membangun berbagai prasarana
fisik menggunakan teknologi. Misalnya dengan membuat waduk untuk mencegah banjir,
membuat alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, menciptakan early warning sistem
untuk memprediksi gelombang tsunami, hingga membuat bangunan tahan bencana atau
bangunan dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu bertahan
dan tidak membahayakan para penghuninya jika bencana terjadi sewaktu-waktu.
b. mitigasi non struktural.
merupakan suatu upaya dalam mengurangi dampak bencana melalui kebijakan dan
peraturan. Contohnya, UU PB atau Undang-Undang Penanggulangan Bencana,
pembuatan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan kapasitas
warga..

Adapun strategi yang dapat dilakukan agar upaya mitigasi bencana dapat terkoordinir dengan
baik adalah sebagai berikut.

PEMETAAN
Pemetaan menjadi hal terpenting dalam mitigasi bencana, khususnya bagi wilayah yang rawan
bencana. Hal ini dikarenakan sebagai acuan dalam membentuk keputusan antisipasi kejadian
bencana. Pemetaan akan tata ruang wilayah juga diperlukan agar tidak memicu gejala bencana.
Di Indonesia pemetaan tata ruang dan rawan bencana belum terintegrasi dengan baik, sebab
memang belum seluruh wilayahnya dipetakan, Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan
baik, Peta bencana belum terintegrasi dan Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang
berbeda beda sehingga menyulitkan dalam proses integrasinya.

PEMANTAUAN
Pemantauan hasil pemetaaan tingkat kerawanan bencana pada setiap daerah akan sangat
membantu dalam pemantauan dari segi prediksi terjadinya bencana. Hal ini akan memudahkan
upaya penyelamatan saat bencana terjadi. Pemantauan juga dapat dilakukan untuk pembangunan
infrastruktur agar tetap memperhatikan AMDAL.

PENYEBARAN INFROMASI
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara memberikan poster dan leaflet kepada
Pemerintah Kabupaten atau Kota dan Provinsi seluruh Indonesia yang rawan bencana, tentang
tata cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana. Tujuannya untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap bencana geologi di kawasan tertentu. Koordinasi pemerintah daerah
sangat berperan dalam penyebaran informasi ini mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas.

SOSIALISASI, PENYULUHAN, PENDIDIKAN


Beberapa lapisan masyarakat mungkin ada yang tidak dapat mengakses informasi mengenai
bencana. Oleh karenanya menjadi tugas aparat pemerintahan untuk melakukan sosialisasi ke
masyarakat. Adapun bahan penyuluhan hampir sama dengan penyebaran informasi. Pelatihan
difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan jika terjadi bencana. Tujuan latihan
lebih ditekankan pada alur informasi dari petugas lapangan, pejabat teknis dan masyarakat
sampai ke tingkat pengungsian dan penyelamatan korban bencana. Dengan pelatihan ini
kesiagaan tinggi menghadapi bencana akan terbentuk.
PERINGATAN DINI
Peringatan dini untuk memberitakan hasil pengamatan kontinyu di suatu daerah yang rawan
bencana, dengan tujuan agar masyarakatnya lebih siaga. Peringatan dini tersebut disosialisasikan
kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dengan tujuan memberikan kesadaran masyarakat
dalam menghindarkan diri dari bencana. Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan
bencana berupa saran teknis, pengalihan jalur jalan (sementara atau seterusnya), pengungsian
dan saran penanganan lainnya.

Bagian paling kritis dari Pelaksanaan mitigasi adalah pemahaman penuh akan sifat bencana.
Dalam setiap negara dan daerah, tipe bahaya-bahaya yang dihadapi juga akan berbeda-beda.
Beberapa negara rentan terhadap banjir, yang lain memiliki sejarah-sejarah tentang kerusakan
badai tropis, dan yang lain dikenal sebagai daerah gempa bumi.

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana kemudian dapat dibagi 4 kategori.
Mitigasi sebagai tahap awal penanggulangan bencana alam untuk mengurangi dan memperkecil
dampak bencana, pahami tahapan setelahnya berikut penjelasannya:

 Mitigasi adalah kegiatan sebelum bencana terjadi. Contoh kegiatannya antara lain
membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa,
penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan
meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan tersebut.
 Kesiapsiagaan, merupakan perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana.
Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lain yang
mungkin akan terjadi. Tujuannya adalah meminimalkan korban jiwa dan kerusakan
sarana-sarana pelayanan umum juga meliputi upaya mengurangi tingkat risiko,
pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, serta pelatihan warga di wilayah
rawan bencana.
 Respons, merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan bencana. Tahap
ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana. Rencana penanggulangan bencana
dilaksanakan dengan fokus pada upaya pertolongan korban bencana dan antisipasi
kerusakan yang terjadi akibat bencana.
 Pemulihan, merupakan upaya mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula.
Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi
korban serta membangun kembali saran dan prasarana yang rusak. Selain itu,
dilakukan evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana yang dilakukan.

CONTOH Mitigasi BENCANA ALAM


Bencana Alam sebagai Peristiwa akibat faktor geologis (pergerakan lempeng bumi), klimatologis
(kondisi cuaca atau iklm), dan ekstra-terestrial (benda luar angkasa). Contoh Mitigasi Bencana
Bencana Alam, misalnya saja pada Tanah Longsor. Adapun mitigasi bencana yang dapat
dilakukan pada tanah longsor adalah sebagai berikut.

 Membangun Terasering dengan sistem drainase yang tepat


 Membuat Peta rawan bencana tanah longsor
 Melakukan pembuatan tanggul penahan runtuhan batuan
 Penutupan rekahan di atas lereng
 Melakukan Reboisasi di hutan yang gundul
 Tidak mendirikan bangunan di daerah tebing atau tanah yang tidak stabil
 Memperhatikan dan membuat sistem peringatan dini
 Memantau informasi gejala tanah longsor dari media elektronik, misalnya website
BMKG

Sumber : - Modul UT ADPU4410

- https://www.gramedia.com/literasi/mitagasi-bencana/

Anda mungkin juga menyukai