2. Sebutkan dan jelaskan 3 kategori keputusan organisasional maksud atau tujuan dari kegiatan
pembuatan keputusan, Robert B. Anthony, seperti yang dikutip oleh Goyal
1. Kategori 1
2. Kategori 2
3. Kategori 3
JAWABAN
Menurut Wang dan Ruhe (2007) Pengambilan keputusan merupakan proses yang memilih
pilihan atau tindakan yang disukai dari antara alternatif berdasarkan kriteria atau strategi yang
diberikan.
Menurut Suharnan (2005) Pengambilan keputusan adalah proses memilih atau menentukan
berbagai kemungkinan di antara situasi yang tidak pasti.
Menurut Terry (2003) Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua
atau lebih alternatif, tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan
salah satu alternatif yang mungkin.
Identifikasi masalah.
Dalam hal ini, diharapkan dapat mengidentifikasi masalah yang ada dalam suatu situasi.
Pengumpulan dan analisa data.
Pembuat keputusan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada.
Membuat alternatif kebijakan.
Setelah masalah ditentukan dengan benar dan diatur dengan baik, perlu dipikirkan cara untuk
menyelesaikannya.
Pemilihan salah satu alternatif terbaik.
Pilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk menyelesaikan masalah tertentu
dilakukan atas dasar pertimbangan atau rekomendasi yang cermat. Dalam memilih alternatif
dibutuhkan waktu yang lama karena ini menentukan alternatif yang digunakan akan berhasil
atau sebaliknya.
Implementasi keputusan.
Dalam mengimplementasikan suatu keputusan itu berarti bahwa seorang pembuat keputusan
harus dapat menerima dampak positif atau negatif. Ketika menerima dampak negatif,
pemimpin juga harus memiliki alternatif lain.
Memantau dan mengevaluasi hasil implementasi.
Setelah keputusan dijalankan, seseorang harus bisa mengukur dampak dari keputusan yang
telah dibuat.
Dalam pengorganisasian, kegiatan manajer adalah mengatur atau menata berbagai kegiatan
dalam organisasi supaya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu antara lain dengan
mengadakan pembagian kerja, penetapan struktur kewenangan dan rantai komando,
pembentukan unit-unit kerja (bagian-bagian dalam organisasi), penempatan pegawai dalam
satuan-satuan organisasi, dan sebagainya.
Penempatan Pegawai (Staffing) Penempatan Pegawai (Staffing) menurut Goyal (2003, hal. 6)
merupakan proses menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat („Staffing is
the process of putting the right person at the right job‟). Dalam fungsi ini, kegiatan
manajemen antara lain: merumuskan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap orang
untuk melaksanakan satu jenis pekerjaan, menyeleksi orang-orang yang tepat untuk posisi
tertentu serta melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai agar mampu menyelesaikan
tugas-tugasnya dengan efektif.
Fungsi penempatan pegawai pada dasarnya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
fungsi pengorganisasian, manakala fungsi pengorganisasian lebih memfokuskan perhatiannya
pada struktur dan proses dari pengalokasian pekerjaan dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi, sedangkan fungsi penempatan pegawai lebih menitikberatkan perhatiannya pada
orang-orang dalam pekerjaannya. Jadi, pengorganisasian adalah fungsi yang berorientasi pada
pekerjaan (job-oriented), sedangkan penempatan pegawai (staffing) merupakan fungsi yang
berorientasi pada pekerja (worker-oriented).
Pengarahan (Directing) Fungsi pengarahan termasuk fungsi manajemen yang penting karena
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, orang-orang dalam organisasi perlu dibimbing,
diarahkan, dan didorong atau digerakkan oleh manajer ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Menurut pakar filosofi manajemen modern (Goyal: 2003, hal. 6), fungsi pengarahan
mencakup 3 (tiga) kegiatan utama yaitu komunikasi, motivasi, dan kepemimpinan.
3. A. Proses Perencanaan
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas
manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan
penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut. Dukungan SIM
pada proses perencanaan:
Kemampuan manipulasi model merupakan hal penting, hal ini akan memungkinkan
penggunaan model dalam suatu simulasi. Dengan simulasi dapat dikemukakan
jawabanjawaban untuk berbagai kemungkinan kondisi variabel masukan yang
berubah-ubah. Selanjutnya hasil yang diperoleh dapat diteliti tingkat keakuratannya.
Beberapa teknik analisis data historis yang dapat digunakan untuk proses
perencanaan antara lain:
Teknik kecenderungan waktu atau tingkat pertumbuhan
Teknik penghalusan data
Analisis musiman
Analisis korelasi
Analisis korelasi secara otomatis
Deskripsi data dan analisa penyebaran
Contoh penerapan SIM dalam proses perencanaan adalah misal, penjualan harian
sebuah produk kecantikan sebanyak 100 unit mempunyai standar deviasi 5 unit.
Analisa ini berguna untuk memahami sifat kegiatan penjualan yang perlu
direncanakan. Selanjutnya teknik-teknik penciptaan data perlu dilakukan karena data-
data historis hanya menggambarkan keadaan masa lampau. Sedangkan perencanaan
melibatkan masa lampau dan mendatang. Umumnya perkiraan masa mendatang
adalah didasarkan pada analisis data historis dengan menggunakan teknik penciptaan
data untuk proses perencanaan.
B. Proses Pengendalian
Dukungan lain dari SIM dalam proses pengendalian adalah monitor yang terus menerus dari
prestasi, bukan hanya pelaporan periodik saja. Monitor dapat dilakukan berdasarkan model
perencanaan ditambah konsep batasan pengendalian. Apabila suatu kegiatan berada di luar
batas pengendalian, maka suatu berita segera disampaikan pada unit pengendalian yang
tepat.
Contoh penerapan SIM dalam proses pengendalian adalah pada proses registrasi Kartu
Rencana Studi yang umum dilakukan dalam setiap universitas. Di mana prosesnya
dikendalikan secara terus-menerus oleh suatu badan/ pihak yang bertanggung jawab atas
keakademikan. Pada prosesnya, pemrosesan telah diatur oleh komputer dan terus
dikendalikan sesuai dengan program yang dibuat.