PEMERINTAHAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Management Strategic
Dosen pengampu: Bapak DR. Hawignyo, MM
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Fania Alicia Prasasti 1810631020162
Apipah Danu Rizky 1810631020164
Shyva Devy Liony T. N. 1810631020167
Sherliana Halim 1810631020172
M Al Fikri Aldriano R. 1810631020190
Kelas
3 MA B
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................................................i
Daftar Isi ......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................3
2.1 Definisi Manajemen Strategik ............................................................................................3
2.2 Definisi Organisasi Pemerintahan.......................................................................................7
2.3 Manfaat Manajemen Strategik bagi Organisasi Pemerintahan ...........................................9
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................................14
Daftar Pustaka ..............................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
organisasi pasti berbeda. Dari uraian di atas maka penulis bermaksud untuk membuat
makalah dengan judul “Kegunaan Manajemen Strategic bagi Organisasi Pemerintahan” agar
masyarakat luas maupun penulis sendiri mengetahui mengenai apa saja kegunaan
manajemen strategic bagi organisasi pemerintahan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006, XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin
banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam
perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas
diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin
kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya
ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal
ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata.
Hunger dan Wheelen (2006:4) menyatakan bahwa manajemen strategic ialah
serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui bahwa manajemen
strategi adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan
mencapai sasarannya. Manajemen strategis dalah proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran
tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis merupakan
aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan
dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.
Sesuai definisinya, manajemen strategis berfokus pada proses penetapan
tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai
sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada tiga tahapan dalam manajemen strategis:
- perumusan strategi
- pelaksanaan strategi
4
- evaluasi strategi
Pada intinya, kunci manajemen strategi adalah seni dan tindakan bagaimana
memenangkan persaingan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, suatu organisasi
harus mengembangkan kompetensi tertentu, meliputi sumber daya fisik dan
keuangan, serta sumber daya non fisik seperti teknologi, reputasi, dan lainnya.
2.1.2 Peran Manajemen Strategik
Untuk meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan maka penerapan manajemen stratejik justru sangat
dibutuhkan guna apa yang diinginkan bersama dapat kit capai dengan sebaik
mungkin. Peran manajemen stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu
organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin.Apalagi melihat
perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap organisasi perusahaan telah
melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntunga yang banyak. Semuanya
itu perlu langkah strategis dan taktik yang tepat sehingga proses atau langkah yang
diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan seefisen mungkin. Persaingan
yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar
(standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang
dan jasa) yang mampu menciptakan nilaitambah. Oleh karena itu, peningkatan daya
saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang
dicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi
dan pelayanan yang baik. Esensi Manajemen Strategik dalam pengembangan daya
saing organisasi, baik bersifat nirlaba maupun ber-orientasi laba dapat dijabarkan
atas hal pokok berikut :
1. Pertumbuhan dan Keberlanjutan
Hal ini dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang
nantinya berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi
tersebut di-dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan
sinergi perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan,
pertumbuhan, kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap
5
dan naik kembali) ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan
radikal dari nilai – nilai keinginan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam
kondisi yang mengandung ketidak-pastian dan penuh risiko.
2.4 Berpikir Strategik
Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu,
kini dan esok), proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran)
dalam mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada
pemetaan kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya seperti SDA,
SDM dan SDB) dengan secara komprehensif memperhati-kan faktor-faktor
makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya
pem-belajaran organisasi dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh.
Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan
luaran dalam mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang
ditemui sesuai dengan fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja,
inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut
dalam praktiknya didukung oleh konsep-konsep strategi, baik yang klasik
(siklus hidup produk dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey,
PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya
sangat ditentukan oleh besar-an dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
3.4 Manajemen Strategik
Manajemen Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan
identifikasi lingkungan (internal dan eksternal), perumusan strategi,
implementasi strategi, pemantauan dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun
dari sistem lingkungan yang terdiri dari analisis lingkungan internal (kekuatan
dan kelemahan : sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal
(peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran
(policy, strategik dan fungsi) untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi, baik secara luas maupun spesifik, seperti:
6
a. Masuknya pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan
modal, biaya peralih-an pemasok, akses ke saluran distribusi, kebijakan
pemerintah dan lainnya;
b. Ancaman produk pengganti (biaya/harga)
c. Kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan)
d. Kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan).
Dalam proses manajemen strategik diperlukan pernyataan-pernyataan yang
terkait dengan penetapan visi (jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan
(target/standar) sebagai jawaban terhadap pencanangan strategi yang telah disusun
menurut tingkatannya (korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan pada
muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses
pengambilan keputusan organisasi untuk jangka panjang. Dalam hal ini, struktur
organisasi dengan berbagai bentuknya (sederhana, fungsional, divisional, matriks,
unit bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan dari kebijakan yang
dibuat.
7
1. Unit kerja pemerintah
Unit kerja pemerintah adalah organisasi yang tugasnya membantu
pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Unit ini di Indonesia biasa
disebut dengan dinas. Misalnya Dinas Perhubungan Tingkat Pusat dan Propinsi
yang mengatur arah kebijakan mengenai transportasi dan telekomunikasi dan
pelaksanaanya di lapangan. Dinas Kesehatan yang mengatur tentang kebijakan
dan pelaksanannya di tingkat pusat dan daerah. Contoh dari tugas dan kegiatan
dinas kesehatan saat ini adalah berhubungan dengan adanya program BPJS,
sebuah program asuransi yang menjamin kesehatan kepada seluruh rakyat
Indonesia.
Unit kerja pemerintah ini mempunyai organisasi di atasnya, seperti
Departemen kesehatan dan Departemen Perhubungan. Selain itu, pelaksanannya
akan mencakup organisasi lain di bawahnya. Misalnya dinas kesehatan akan
membawahi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD).
4.4 Organisasi Sukarela
Organisasi sukarela termasuk salah satu contoh organisasi pemerintahan yang
resmi. Organisasi-organisasi jenis umumnya membrikan pelayanan dalam
berbagai kebijakan pemerintah yang belum menjangkau wilayah atau bagian
tertentu secara khusus. Organisasi ini juga memberikan ruang politik kepada
anggotanya untuk ikut berperan serta dalam negara demokrasi yang memang
memerlukan partisipasi rakyat. Contoh organisasi sukarelawan yang dapat
dikatakan cukup besar adalah Palang Merah Indonesia (PMI) dan layanan
Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) yang kebetulan keduanya bergerak dalam bidang
kesehatan.
5.4 Yayasan
Yayasan adalah suatu organisasi formal yang berbadan hukum dan biasanya
bergerak di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan keagamaan. Di Indonesia
banyak contoh berdirinya dan terbukti membantu pemerintah di berbagai bidang.
Misalnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di bidang ekonomi;
Yayasan Cinta Anak Bangsa yang bergerak di bidang ekonomi, sosial, dan
8
pendidikan; Yayasan Pendamping Anak Cacat (YPAC) yang juga bergerak di
bidang sosial; dan yayasan-yayasan yang berdiri di wilayah tertentu mencakup
keagamaan.
6.4 Organisasi Keagamaan
Organisasi keagamaan umumnya dalam bentuk organisasi masyarakat yang
berbadan hukum dan sesuai ketentuan UU yang berlaku. Organisasi ini umumnya
bertujuan membina keagamaan di lapisan masyarakat hingga ke bawah sehingga
meningkatkan persatuan intern agama itu sendiri atau antar umat agama. Contoh
organisasi keagamaan, di antaranya adalah Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah,
Persatuan Gereja Indonesia, dan sebagainya. beberapa organisasi ini juga ada
yang mempunyai dan mendirikan yayasan yang bergerak di bidang pendidikan
dan sosial. Organisasi keagamaan sangat membantu organisasi pemerintahan di
tingkat sampai pusat. Di tempat-tempat atau lokasi bencana alam mereka banyak
berperan serta aktif. Merekalah yang sebagian besar menjangkau masyarakat
sampai ke bawah dari berbagai lapisan.
7.4 Organisasi Politik
Organisasi politik berbeda dengan organisasi lain. Organisasi ini jelas
bentuknya adalah untuk berpartisipasi dalam politik secara langsung atau tidak
langsung. Tujuan tersebut jelas terdapat dalam anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga. Organisasi yang merupakan bentuk macam-macam partisipasi
politik aktif dari masyarakat atas sistem pemerintahan yang ada ini lebih dikenal
dengan sebutan partai politik. Fungsi partai politik memberikan sosialisasi politik,
pendidikan politik, sekaligus berperan sebagai pelaku politik itu sendiri.
9
Menurut Antoni dan Young (2003) karakteristik organisasi nonprofit adalah
ketiadaan ukuran laba, adanya pertimbangan pajak dan hukum, kecenderungan menjadi
organisasi jasa, kendala yang lebih besar pada tujuan dan sasaran, kurang tergantung pada
klien untuk dukungan keuangan, dominasi profesional, perbedaan dalam tata kelola,
pentingnya pengaruh politik, dan tradisi pengendalian manajemen yang kurang. Dari
karakteristik tersebut, ketiadaan motif laba merupakan ciri yang utama pada organisasi
sektor publik. Adanya perbedaan karakteristik tersebut menyebabkan konsep dan praktik
manajemen sektor privat tidak dapat diterapkan sepenuhnya pada sektor publik.
Meskipun demikian tidak berarti bahwa sektor publik tidak dapat dilakukan dengan
manajemen kewirausahaan.
Manajemen strategi sektor pemerintah berbeda dengan manajemen strategi dalam
dunia bisnis atau perusahaan komersil. Perusahaan komersil memiliki sasaran atau tujuan
yang berfokus pada kepentingan pemegang saham atau kelompok-kelompok tertentu.
Perusahaan komersil dipimpin oleh suatu dewan direksi. Dengan demikian, penetapan
strategi pada suatu perusahaan komersil lebih mudah dilakukan. Berbeda dengan
pemerintah, dimana tujuannya adalah kepuasan masyarakat secara keseluruhan, bukan
kelompok. Pada pemerintahan terdapat pembagian wewenang di setiap instansi, sehingga
pembuatan keputusan lebih sulit. Dalam pemerintahan juga tidak terdapat suatu ukuran
yang cukup untuk menilai kinerja. Aplikasi dari manajemen strategis pada organisasi
sektor publik terdiri dari komponen yang sama dengan sektor privat diantaranya
pernyataan misi, pengamatan lingkungan, pengamatan organisasi, sasaran dan
implementasi, dan telaah dan monitoring implementasi.
Menurut Bryson pada organisasi sektor publik menekankan pada pentingnya
proses perumusan strategi yang terdiri dari 8 (delapan) langkah interaktif :
1. Perjanjian awal diantara pembuatan keputusan.
2. Identifikasi mandat yang dihadapi organisasi pemerintah.
3. Klarifikasimisi dan nilai organisasi.
4. Identifikasi peluang eksternal dan ancaman yang dihadapi organisasi.
5. Identifikasi kekuatan internal dan kelemahan organisasi.
6. Identifikasi isu strategis.
7. Pengembangan strategi.
10
8. Gambaran organisasi di masa mendatang.
11
proyeksi yang akan memungkinkan organisasi publik/perusahaan publik memilih opsi
atau pilihan strategis yang paling tepat. Dalam kondisi persaingan yang bersifat global
yang penuh dengan ketidakpastian sebagaimana yang terjadi saat ini, organisasi
publik/perusahaan publik hanya akan sukses (mempunyai prestasi yang baik) jika ia
bersikap proaktif dan antisipatif terhadap perubahan lingkungan.
2. Organisasi menjadi dinamis
Dengan adanya manajemen strategic, organisasi pemerintahan (non-profit)
sebagai organisasi kerja menjadi dinamis, karena RENSTRA (rencana strategis) dan
RENOP (rencana operasional) harus terus menerus disesuaikan dengan kondisi
realistik organisasi (analisis internal) dan kondisi lingkungan (analisis eksternal) yang
selalu berubah terutama karena pengaruh globalisasi. Dengan kata lain Manajemen
Strategik sebagai pengelolaan dan pengendalian yang bekerja secara realistik dalam
dinamikanya, akan selalu terarah pada Tujuan Strategik dan Misi yang realistic pula.
3. Fungsi kontrol berjalan dengan efektif dan efisien
Implementasi Manajemen strategik melalui realiasi RENSTRA dan RENOP
berfungsi sebagai pengendali dalam mempergunakan semua sumber daya yang
dimiliki secara terintegrasi dalam pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar
berlangsung sebagai proses yang efektif dan efisien. Dengan demikian berarti
Manajemen Strategik mampu menunjang fungsi kontrol, sehingga seluruh proses
pencapaian Tujuan Strategik dan perwujudan Visi berlangsung secara terkendali.
4. Meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan
Manajemen Strategik diimplementasikan dengan memilih dan menetapkan
strategi sebagai pendekatan yang logis, rasional dan sistematik, yang menjadi acuan
untuk mempermudah perumusan dan pelaksanaan program kerja. Strategi yang
dipilih dan disepakati dapat memperkecil dan bahkan meniadakan perbedaan dan
pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan yang terarah pada pencapaian
tujuan strategik.
5. Memudahkan dalam menyepakati perubahan atau pengembangan strategi yang akan
dilaksanakan
Manajemen Strategik dapat berfungsi sebagai sarana dalam
mengkomunikasikan gagasan, kreativitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta
12
cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional, nasional dan
global, pada semua pihak sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan
demikian akan memudahkan dalam menyepakati perubahan atau pengembangan
strategi yang akan dilaksanakan, sesuai dengan atau tanpa merubah keunggulan yang
akan diwujudkan oleh organisasi.
6. Mendorong perilaku proaktif bagi semua pihak untuk ikut serta mewujudkan
keunggulan
Manajemen Strategik di lingkungan organisasi pemerintahan dapat mendorong
perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi, wewenang dan
tanggungjawab masing – masing. Dengan demikian setiap unit dan atau satuan kerja
akan berusaha mewujudkan keunggulan di bidangnya untuk memperkuat keunggulan
organisasi.
7. Meningkatkan perasaan ikut memiliki, berpartisipasi aktif dan tanggung jawab bagi
semua komponen organisasi
Manajemen Strategik di dalam organisasi pendidikan menuntut semua yang
terkait untuk ikut berpartisipasi, yang berdampak pada meningkatnya perasaan ikut
memiliki (sense of belonging), perasaan ikut bertanggungjawab (sense of
responsibility), dan perasaan ikut berpartisipasi (sense of participation). Dengan kata
lain manajemen strategik berfungsi pula menyatukan sikap bahwa keberhasilan bukan
sekedar untuk menajemen puncak, tetapi merupakan keberhasilan bersama atau untuk
keseluruhan organisasi dan bahkan untuk masyarakat yang dilayani.
13
BAB III
KESIMPULAN
2.5 Kesimpulan
14
Daftar Pustaka
Suci, Rahayu Puji. 2015. Esensi Manajemen Strategi. Jakarta: Zifatama Publisher
Sujadi. (2011). Konsep Manajemen Strategik Sebagai Paradigma Baru Di Lingkungan
Organisasi Pendidikan. Jurnal Stie Semarang. 3, 1-13
Sumber Internet
Asmoko, Hindri. 2015. “Manajemen Strategis pada Pemerintah Daeerah: Inovasi Menuju
Birokrasi Profesional” https://www.slideshare.net/ariefhutasuhut/manajemen-strategis-pada-
pemerintah-daerah, diakses pada 23 September 2019
Hayun, Awan. 2017. “Manajemen Strategi”.
https://www.academia.edu/35016158/Manajemen_Strategi.pdf, diakses pada 23 September
2019
Handayani, Sabtutik, dkk. 2016. “Makalah Manajemen Strategis”. Diakses pada 23 September
2019” http://shadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/Makalah-Manajemen-
Strategis-Subtutik-Handayani.pdf, diakses pada 23 September 2019
Indrawan, Aldo. 2019. “Makalah Management Strategik (Tujuan Jangka Panjang dan Generic
Strategy Organisasi)”.
https://www.researchgate.net/publication/333817542_MAKALAH_MANAJEMEN_STRA
TEGIK_Tujuan_Jangka_Panjang_dan_Generic_Strategy_Organisasi/link/5d077b20a6fdcc3
9f1225c66/download, diakses pada 23 September 2019.
Nugraha, Qudrat. 2013. “Manajemen Strategis Pemerintahan”.
http://repository.ut.ac.id/4213/1/IPEM4218-M1.pdf, diakses pada 23 September 2019.
Zahra, Ghina Ghaniyyah, dkk. “Makalah Organisasi Pemerintahan”.
https://www.academia.edu/20365439/Makalah_Organisasi_Pemerintahan, diakses pada 23
September 2019.
15