Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Untuk mendapatkan tenaga kepemimpinan bagi bermacam-macam usaha yang


diciptakan masyarakat modern, juga untuk keperluan-keperluan proses regenerasi
(pergantian dari generasi tua kegenerasi penggantinya), diperlukan penyiapan dan
pembinaan calon-calon pemimpin. Tugas ini terutama dibebankan pada pemerintah
dan partai-partai politik. Juga dilakukan oleh organisasi-organisasi masyarakat atau
sosial yang menyelenggarakan bermacam-macam kegiatan kemasyarakatan.

Demikian juga pemimpin tertinggi pemerinahan dan para top-manangers di


dunia bisnis harus memilih pembantu-pembantunya untuk meringankan tugas-tugas
kepemimpinan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pemimpin, dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk melatih para calon atau kandidat tersebu,
dibahas dalam uraian berikut.

I.II Rumusan Masalah

a. Bagaimana syarat memilih calon pemimpin?


b. Apa saja landasan dalam pembinaan kepemimpinan pemuda khususnya di
Indonesia?
c. Apa yang menyebabkan kegagalan dalam proses memilih pemimpin?
d. Apa saja kriteria keberhasilan kepemimpinan?
e. Langkah-langkah apakah dalam proses program latihan kepemimpinan?

I.III Mengetahui bagaimana cara memilih dan melatih pemimpin serta pembinaan
kepemimpinan pemuda.
III. PEMBINAAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DI INDONESIA

Selanjutnya beberapa landasan bagi pembinaan kepemimpinan pemuda di Indonesia,


kami sebutkan dibawah ini :

a. Landasan idiologi dan konstitusional


1) Landasan idiologi :
Pancasila sebagai sumber hukum dari segala hukum yang berlaku disegenap
wilayah Negara Republik Indonesia harus menjadi landasan idiologi sekaligus
juga merupakan pancaran sikap setiap insan Indonesia, terutama dari para
pemimpin bangsa. Khususnya pemimpin pemuda sebagai penerus atau
pelanjut atau kuaris kepemimpinan bangsa harus melandasi idiologinya
dengan jiwa pancasila.
2) Landasan konstitusional undang-undang dasar 1945 merupakan dasar hukum
tertulis yang tertinggi, dan merupakan perwujudan kehendak pancasila secara
konkrit. Undang-undang dasar 1945 merupakan pula bagi yang tidak
terpisahkan dari pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa
serta mengikat setiap warga Negara Republik Indonesia secara yuridis formal-
inklusif para pemimpin.
b. Landasan Kultural
Sikap hidup kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai nilai-nilai luhur
kultural bangsa Indonesia harus melandasi cara berfikir dan berperilaku
pemimpin Indonesia
c. Landasan Strategis
Landasan strategis dalam mewujudkan pelatihan kepemimpinan pemuda
Indonesia adalah Garis-Garis Besar Haluan Negara (TAP MPR No.
IV/MPR/1978), antara lain berisi :
1) Pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader-kader
penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, dengan memberikan
bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi,
patriotism, idealism, kepribadian dan budi pekerti yang luhur. Untuk usaha
tersebut di atas perlu diciptakan iklim yang sehat, sehingga memungkinkan
kreatifitas generasi muda berkembang secara wajar, disertai disiplin tinggi.
Maka perlu adanya usaha bimbingan secara wajar dan bertanggung jawab.
Dalam kerangka itu perlu diadakan usaha guna mengembangkan generasi
muda, yaitu melibatkan angkatan muda dalam proses kehidupan berbangsa
dan bernegara, serta pelaksaan pembangunan nasional.
2) Pengembanan wadah pembinaan generasi muda seperti sekolah-sekolah,
organisasi-organisasi fungsional kepemudaan, pramuka, organisasi olahraga,
dan lain-lainnya, perlu terus ditingkan. Untuk itu antara lain diusahkan
bertambahnya fasilitas dan sarana yang bisa dipakai bagi pengembangan
potensi kepemudaan.
3) Perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan secara
menyeluruh dan terpadu bagi upaya pengembangan segenap potensi dan bakat
generasi muda Indonesia dalam menempuh perjalanan kehidupan berbangsa
bagi setiap insan warga Negara Indonesia.
d. Landasan Operasional
1) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0323/1978, tentang Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, yang memberikan
penjelasan tentang landasan, pengertian-pengertian, masalah, dan potensi generasi
muda; asas, arah, dan tujuan pembinaan serta pengembangan generasi muda,
strategi dan sasaran, jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda serta
melaksanakan kebijaksaan yang menyeluruh dan terpadu.
2) Keputusan Presiden No. 23 tahun 1979 tentang Badan Koordinasi
Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, merupakan
perwujudan dari amanat GBHN, untuk lebih meningkatkan koordinasi dan
penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan generasi muda secara
menyeluruh dan terpadu.

IV. KEGAGALAN DALAM PROSES MEMILIH PEMIMPIN


Adakalanya calon-calon pemimpin yang terpilih itu didalam praktiknya tidak atau
kurang menunjukkan persyaratan-persyaratan yang kita sebutkan dihalaman halaman
depan, kegagalan pemilihan tersebut antara lain dapat disebabkan oleh :
1. Kurang tepatnya cara pemilihan calo pemimpin misalnya lewat sistem
katabelletje, pilih kasih, sistem kruiwagen, nepotisme, dan lain-lain.
2. Tanpa melalui sistem tes secara objektif, seleksi dan pengujian fisik serta
mental terlebih dahulu. Ditambah kurang matangnya persiapan dan masa
training, sehingga pemimpin (orang-orang muda) yang baru dilatih itu tidak
mampu menjalankan tugas-tugasnya.
3. Tugas-tugas yang harus dipikul oleh “calon pemimpin” tadi ada jauh diatas
dayu-pikul dan kapabilitasnya.
4. Tidak diterima oleh bawahan, karna pimpinan yang diangkat itu tidak mampu
menyesuaikan diri dalam iklim sosial dan iklim psikis baru.
5. Oleh perubahan tugas atau mutasi yang mendadak dan kurang adanya
adaptasi (daya penyesuaian diri), dan kurang kemampuan teknisnya.

Bila kesalahan pilihan hanya terletak pada faktor personnya (faktor manusia)
dan bukan pada segi-segi teknis organisatoris dan procedural, maka hal ini
dapat diatasi melalui usaha pengembangan staf dan in-service training.

Dalam pelaksaan program pengembangan staf, perlu dicari macam-macam


latihan yang dapat memunculkan interaksi yang baik anatara para trainee
yang tengah dilatih dengan para pelatih dan lingkungannya. Maka
kemampuan berkomunikasi yang baik merupakan syarat terpenting untuk
berkembangnya individu pemimpin dengan adanya hubungan vertical dan
horizontal yang lancar.
Traning dan latihan-latihan kepemimpinan ini harus mendorong calon untuk
melakukan perubahan sikap, agar mereka menjadi pemimpin yang efisien.
Beberapa mata pelajaran yang dapat menunjang kemampuan memimpin, dan
bisa melancarkan interaksi antar-manusia dalam kelompok kerja, antara lain
ialah:
1) Pemimpin dan kepemimpinan
2) Teknik pengambilan keputusan
3) Administrasi, orgaisasi manajemen
4) Komunikasi (hubungan antar manusia)
5) Psikologi sosial
6) Tingkah laku manusia didalam organisasi
7) Kepekaan atau sensitifitas
8) Teori konflik, dan lain-lain

Bagaimanakah cara kita melatih para pemimpin dan calon pemimpin?

Beberapa orang menyatakan, seorang pemimpin sejati itu dilahirkan untuk


memimpin, karna ia membawa bakat-bakat kepemimpinan sejak lahir; dan
sifat yang unggul ini menyebebkan ia mampu menstimulasi dan
memotivasi orang lain untuk bertingkah laku secara bersama-sama guna
mencapai satu sasaran tertentu
Seorang ahli dibidang manajemen, yaitu Peter Drucker tetap berpendirian,
bahwa pemimpin itu dilahirkan, dan bukan hasil pembentukan.

Pribadi pemimpin itu merupakan rerultante dari macam-macam pengaruh,


pengalaman, pendidikan, dan lingkungan yang mengimbasi bakat-bakat
dan kemampuan seseorang yang dibawa sejak lahir jadi, kepribadian
sesorang itu bisa diubah dan dibentuk oleh latihan, pendidikan, dan
pengalaman-pengalaman.
Sejarah manusia membuktikan bahwa berdirinya perguruan, biara,
pesantren dan pendepokan, jelas dimaksudkan untuk mendidik,
mempengaruhi, dan memngubah sikap anak manusia, melalui
pembentukan pengertian dan pembiasaan diri dalam lembaga-lembaga
pendidikan tersebut anak-anak muda dipersiapkan untuk menjadi
pemimpin-pemimpin sebagai bidang kehidupan, baikbagi masa dekat
maupun masa-masa mendatang yang jauh.

VI. PROGRAM LATIHAN

Untuk dapat menyusun suatu program latihan yang tepat dan sukses, langkah
pertama yang perlu diambil ialah menentukan tujuannya, yaitu yujuan latihan yang
akan diprogramkan. Tujuan harus jelas dan tegas, karna tujuan menjadi pedoman bagi
penentuan kebijakan pengadaan training dan pendidikan kepemimpinan.
Langah kedua adalah menentukan keterampilan dan pengetahuan apa yang masih
belum dikuasai oleh (calon-calon) pemimpin dan perlu terus dilatihkan teknik survey
ini dapat dilakukan dengan pengamatan, wawancara, angket dan sebagainya.
Langkah ketiga ialah memilih mata pelajaran yang tepat dan dapat memberikan
motivasi untuk mengadakan perubahan sikap, dapat melancarkan komunikasi, serta
membangun kerjasama dengan semua pihak, yaitu dengan atasan, teman sejawat yang
sederajat, dan dengan bawahan.
Usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin dan mengembangkan
kemampuan para pemimpin itu tidak selalu harus melalui latihan-latihan khusus yang
formal (pendidikan khusus) saja, melainkan juga dapat dilaksanakan sambil bekerja
ditengah lingkungan kerja melalui:
1) Pemberian koreksi dan petunjuk,
2) Memberikan tugas-tugas dan latihan tambahan,
3) Memlalui diskusi-diskusi, seminar-seminar, dan rapat-rapat kerja,
4) In-service training

Pada latihan kepemimpinan ini banyak difokuskan latihan berkomunikasi dan


melakukan pendekatan secara manusiawi atau human relations, dengan
bantuan belajar dalam sindikat, study kasus, metode diskusi, permainan
peranan dan latihan kepekaan. Dengan bantuan metode tersebut orang dipaksa
belajar bicara, bertukar pikiran, ikut merasakan, dan memecahkan masalah.

Belajar dalam sindikat


Pada umumnya para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil atau
sindikat-sindikat untuk membahas dan memberikan laporan mengenai suatu masalah
atau suatu latihan yang disusun sebagai bagian dari program training.

Sasaran dari metode sindikat ini ialah mendorong peserta untuk belajar
memahami dan memecahkan masalah melalui analisis-analisis dan diskusi-diskusi
kelompok.

Keuntungan dari belajar dalam sindikat yang terdiri dari enam sampai delapan
orang ialah:

a) Peserta dipaksa melatih mengungkapkan pikirannya untuk memecahkan masalah.


b) Didalam sindikat pada situasi kerja orang harus selalu bekerjasama dengan orang
lain, bersikap dan bertindak dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan
kepentingan pribadi lain. Dengan demikian metode sindikat dapat menjembatani
kesenjangan antara teori dan praktik.
c) Kelompok sindikat ini memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk
belajar dari pengalaman kepandaian ketrampilan beserta lainnya
d) Kelomok sindikat tersebut mendorong peserta untuk aktif berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok.

Perlu diperhatikan empat hal yaitu;


1. Materi pelajaran yang disajikan kepada kelompok hendaknya cuckoo
menarik, sehingga mendorong para peserta untuk bekerja sama
memecahkan atau mencapainya
2. Prosedur atau cara kelompok mengorganisasikan diri agar mereka dapat
bekerja sama dan menyelesaikan tugas masing-masing.
3. Intraksi dalam intraksi ini perlu diperhatikan pola komunikasi dan kualitas
komunikasi.
4. Peranan pelatih dan peserta didalam sindikat peranan pelatih dalam
mengelola kelompok melaksanakan tugas-tuganya
Para peserta didalam sindikat antara lain ialah:
a) Berperan serta dalam diskusi; ikut aktif membahas serta
memecahkan masalah dalam memberikan pendapat-pendapat
pribadi dan kritik-kritik.
b) Mawas diri terhadap partisipasinya, dan menilai hasil apa yang
dicapai oleh kelompoknya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kualifikasi calon pemimpin antara lain ialah: 1) berani memikul taggug jawab; 2)
perseptif atau peka; 3) kreatif dan inovatif ; 4) komunikatif; 5) bersikap ambeg paramarta.
Maka usaha melatih dan mempersiapkan para kandidat itu harus mempunyai landasan, yaitu
idiologi, konstitusi onal, kultural, strategis dan operasional.
Kegagalan-kegagalan dalam pemilihan calon-calon pemimpin antara lain disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Sistem penerimaan yang keliru (nepotisme, katabelleteje, kruwagen,
suapan, penyogokan, dan lain-lain).
b. Penempatan yang tidak tepat.
c. Kurang matangnya persiapan dan masa training, sehingga pemimpin muda
yang baru dilatih itu tidak mampu menjabat tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai