PENDAHULUAN
I.III Mengetahui bagaimana cara memilih dan melatih pemimpin serta pembinaan
kepemimpinan pemuda.
III. PEMBINAAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DI INDONESIA
Bila kesalahan pilihan hanya terletak pada faktor personnya (faktor manusia)
dan bukan pada segi-segi teknis organisatoris dan procedural, maka hal ini
dapat diatasi melalui usaha pengembangan staf dan in-service training.
Untuk dapat menyusun suatu program latihan yang tepat dan sukses, langkah
pertama yang perlu diambil ialah menentukan tujuannya, yaitu yujuan latihan yang
akan diprogramkan. Tujuan harus jelas dan tegas, karna tujuan menjadi pedoman bagi
penentuan kebijakan pengadaan training dan pendidikan kepemimpinan.
Langah kedua adalah menentukan keterampilan dan pengetahuan apa yang masih
belum dikuasai oleh (calon-calon) pemimpin dan perlu terus dilatihkan teknik survey
ini dapat dilakukan dengan pengamatan, wawancara, angket dan sebagainya.
Langkah ketiga ialah memilih mata pelajaran yang tepat dan dapat memberikan
motivasi untuk mengadakan perubahan sikap, dapat melancarkan komunikasi, serta
membangun kerjasama dengan semua pihak, yaitu dengan atasan, teman sejawat yang
sederajat, dan dengan bawahan.
Usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin dan mengembangkan
kemampuan para pemimpin itu tidak selalu harus melalui latihan-latihan khusus yang
formal (pendidikan khusus) saja, melainkan juga dapat dilaksanakan sambil bekerja
ditengah lingkungan kerja melalui:
1) Pemberian koreksi dan petunjuk,
2) Memberikan tugas-tugas dan latihan tambahan,
3) Memlalui diskusi-diskusi, seminar-seminar, dan rapat-rapat kerja,
4) In-service training
Sasaran dari metode sindikat ini ialah mendorong peserta untuk belajar
memahami dan memecahkan masalah melalui analisis-analisis dan diskusi-diskusi
kelompok.
Keuntungan dari belajar dalam sindikat yang terdiri dari enam sampai delapan
orang ialah:
Kesimpulan
Kualifikasi calon pemimpin antara lain ialah: 1) berani memikul taggug jawab; 2)
perseptif atau peka; 3) kreatif dan inovatif ; 4) komunikatif; 5) bersikap ambeg paramarta.
Maka usaha melatih dan mempersiapkan para kandidat itu harus mempunyai landasan, yaitu
idiologi, konstitusi onal, kultural, strategis dan operasional.
Kegagalan-kegagalan dalam pemilihan calon-calon pemimpin antara lain disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Sistem penerimaan yang keliru (nepotisme, katabelleteje, kruwagen,
suapan, penyogokan, dan lain-lain).
b. Penempatan yang tidak tepat.
c. Kurang matangnya persiapan dan masa training, sehingga pemimpin muda
yang baru dilatih itu tidak mampu menjabat tugasnya.