Edisi Kedua
Cetakan pertama, November 2009 Cetakan ketujuh, Januari 2014
Cetakan kedua, Agustus 2010 Cetakan kedelapan, Maret 2015
Cetakan keempat, November 2011 Cetakan kesembilan, Juni 2015
Cetakan kelima, April 2012 Cetakan kesepuluh, Mei 2016
Cetakan keenam, Januari 2013
330.9598
SUH SUHARYONO
m Materi pokok sistem ekonomi Indonesia 1- 9; ISIP4310/
3 sks/ Suharyono, Niam Sovie. -- Cet.10; Ed.2 --.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016.
268 hal; ill.; 21 cm
ISBN: 978-979-011-429-6
1. sistem ekonomi
I. Judul II. Sovie, Niam
ix
Peta Kompetensi
Sistem Ekonomi Indonesia/ISIP4310/3 sks
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Beberapa Masalah yang Timbul dalam Suatu Sistem Ekonomi ........ 1.18
Latihan …………………………………………............................... 1.25
Rangkuman ………………………………….................................... 1.25
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.26
Kegiatan Belajar 2:
Sistem Ekonomi Komunisme ............................................................. 2.15
Latihan …………………………………………............................... 2.23
Rangkuman ………………………………….................................... 2.24
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 2.24
Kegiatan Belajar 2:
Dasar Konstitusional dan Operasional Sistem Ekonomi Indonesia ... 3.13
Latihan …………………………………………............................... 3.23
Rangkuman ………………………………….................................... 3.23
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.24
Kegiatan Belajar 2:
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Koperasi di Indonesia .......... 4.13
Latihan …………………………………………............................... 4.23
Rangkuman ………………………………….................................... 4.23
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 4.24
Kegiatan Belajar 2:
Upaya Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas BUMN .................... 5.19
Latihan …………………………………………............................... 5.23
Rangkuman ………………………………….................................... 5.24
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 5.25
Kegiatan Belajar 2:
Krisis Ekonomi dan Peningkatan Peran Swasta dalam
Perekonomian Indonesia .................................................................... 6.13
Latihan …………………………………………............................... 6.17
Rangkuman ………………………………….................................... 6.18
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.19
Kegiatan Belajar 2:
Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia ........................................ 7.13
Latihan …………………………………………............................... 7.23
Rangkuman ………………………………….................................... 7.23
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 7.24
Kegiatan Belajar 2:
Kemitraan Usaha Antarpelaku Ekonomi ............................................ 8.18
Latihan …………………………………………............................... 8.21
Rangkuman ………………………………….................................... 8.22
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 8.22
Kegiatan Belajar 2:
Sistem Perekonomian Indonesia dalam Era Global ........................... 9.17
Latihan …………………………………………............................... 9.22
Rangkuman ………………………………….................................... 9.23
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 9.23
Kegiatan Belajar 1
Kedua contoh di atas, adalah bentuk dari suatu sistem. Mobil adalah
mechanical system, sedangkan manusia adalah organic system. Apabila ada
sebagian sub sistem rusak maka terganggulah sistem secara keseluruhan.
Jalannya mobil dapat cepat atau lambat sangat tergantung pada kondisi mesin
dan sarana penunjang, seperti: ban, sopir, bensin, keadaan jalan, keamanan
jalan, tanda-tanda lalu lintas yang sempurna, petugas keamanan jalan dan
lain-lainnya. Demikian juga "manusia" sebagai organic system. Untuk
mencapai tujuan hidupnya maka sangat tergantung pada input dalam
proses pertumbuhan jiwa dan raganya, seperti:
1. kesehatan (dalam arti luas);
2. pendidikan/agama/lingkungan;
3. perasaan ikut mempunyai negara;
4. merasa berkewajiban untuk mempertahankan negara terhadap serangan
dari luar maupun dari dalam;
5. merasa wajib ikut melestarikan ideologi negara.
Apabila input-input tersebut tidak terpenuhi maka sistem itu akan rusak
dalam arti tidak bisa membentuk manusia seutuhnya (human entity).
Demikian gambaran yang sederhana tentang sistem. Masih banyak contoh
sistem, misalnya:
1.4 Sistem Ekonomi Indonesia
1. sistem politik;
2. sistem pertahanan;
3. sistem pendidikan;
4. sistem kesehatan;
5. sistem lingkungan;
6. sistem pemerintahan.
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap sistem harus
ada dan didukung oleh sub sistem, baik internal maupun eksternal. Apabila
semua sub sistem berinteraksi maka mekanisme sistem dapat berjalan
normal dan diharapkan dapat mengarah ke hal yang lebih baik.
A B
C D
SISTEM EKONOMI
A B
C D
SISTEM EKONOMI
Sedangkan menurut Abdul Madjid dan Sri Edi Swasono (1985): "Orde
Ekonomi merupakan konstitusi ekonomi dari negara. Sistem
perekonomian sebenarnya merupakan suatu kehidupan ekonomi yang
mencakup seluruh kegiatan-kegiatan dan proses yang diarahkan agar
anggota masyarakat dapat tercukupi kebutuhan kebendaan. Kegiatan
ekonomi sebenarnya merupakan salah satu aspek kehidupan masyarakat.
Karena itu, sistem perekonomian selalu terikat pada kaidah-kaidah yang
berlaku bagi semua tindakan/tingkah laku/tindak-tanduk manusia yaitu kaidah-
kaidah moral yang dapat melahirkan ekonomi normatif.
Sistem ekonomi tidak terlepas dari sesuatu yang hidup (segala macam).
Sistem perekonomian akan berhadapan dengan permasalahan yang
mendasar, yaitu tentang produksi, distribusi, dan konsumsi. Sedang bentuk
dari sistem perekonomian sangat tergantung pada elemen pendukungnya,
sehingga elemen-elemen tersebut dapat memberi warna pada sistem
ekonomi.
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 1
10) Gagasan yang sama seperti yang diungkap Tom Gunadi, bahwa suatu
sistem ekonomi harus mempunyai tujuan sosial kemasyarakatan yaitu
kemakmuran adalah pendapat dari ....
1) Hatta
2) John F. Due
3) Pande Raja Silalahi
ISIP4310/MODUL 1 1.17
Kegiatan Belajar 2
2. Bagaimana Memproduksinya
Setelah kita menentukan barang-barang dan jasa-jasa apa yang akan
dihasilkan serta berapa banyak masing-masing jenis barang dan jasa
tersebut akan dihasilkan, pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab adalah:
bagaimana barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan tersebut akan
dihasilkan'?
Di dalam memproduksi barang dan jasa dibutuhkan berbagai macam tipe
sumber daya yang digunakan. Salah satu contohnya dalam kaitan ini adalah
pemilihan teknologi. Setiap sistem ekonomi dihadapkan pada masalah pilihan
di antara bermacam-macam teknologi yang akan digunakan untuk
menghasilkan output yang diinginkan. Apakah sistem ekonomi tersebut akan
menggunakan teknologi canggih yang paling mutakhir atau justru teknologi
tradisional? Ataukah suatu tingkat teknologi yang berada di antara
keduanya? Pilihan akan macam-macam teknologi ini harus dipikirkan secara
masak dengan mempertimbangkan segala aspek yang terkait di dalamnya.
Masalah ini biasa disebut sebagai "choice between different kinds of
technology".
Selain itu, sistem ekonomi juga menghadapi masalah akan keterbatasan
sumber daya di dalam memproduksi output yang diinginkan. Sebagai contoh
adalah penggunaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
sumber daya yang terbatas, karena penggunaan satu sumber daya di satu
wilayah produksi akan menghalangi penggunaannya di wilayah produksi
1.20 Sistem Ekonomi Indonesia
yang lain. Artinya sumber daya manusia adalah langka di mana terdapat
pengorbanan di dalam penggunaannya.
berlangsung
Konsumsi yang sedang
A1
ladoM nakutnebmeP
A2
A3
I Gambar A
Gambar 1.1
Pembentukan Modal untuk Konsumsi Masa yang Akan Datang Mengharuskan
Dikorbankannya Konsumsi yang Sedang Berlangsung.
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 2
Tes Formatif 1
1) A. Kumpulan dari subsistem yang membentuk interaksi dalam kesatuan
utuh.
2) C. Pandangan hidup.
3 ) B. Pandangan hidup.
4) B. Sub-sub sistem yang saling mempunyai fungsi penunjang.
5) A. Kedua pernyataan benar dan saling berhubungan.
6) B. Kedua pernyataan benar, tetapi tidak menunjukkan sebab akibat.
7) D. Kedua pernyataan salah.
8) A. Raw material menjadi finished good; barang setengah jadi menjadi
barang jadi.
9) A. Tenaga kerja yang terampil dan profesional; intensifikasi modal
kredit murah.
10) A.. Hatta; John F. Due.
Tes Formatif 2
1) D. Mekanisme harga dan mekanisme pasar.
2) D. Negara/pemerintah.
3) C. Mengurangi jumlah pengangguran.
4) B. Minimal dapat hidup layak.
5) C. Salah satu dari pernyataan salah, karena kebutuhan manusia dan alat
pemuas kebutuhan jumlahnya tidak terbatas.
6) A. Kedua pernyataan benar dan keduanya menunjukkan hubungan
sebab akibat.
7) B. Kedua pernyataan benar tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab
akibat.
8) B. 1) dan 3) yang benar
9) C. 2) dan 3), yaitu masyarakat yang mempunyai pendapatan dan saving
sebagai masyarakat yang memperoleh pendapatan yang relatif
merata.
10) C. Sumber daya yang tersedia dan sumber daya yang renewable.
1.30 Sistem Ekonomi Indonesia
Daftar Pustaka
Sri Edi Swasono, dkk. (1985). Koperasi dalam Orde Ekonomi Indonesia.
Jakarta: UI Press.
Sistem Ekonomi
Kapitalisme dan Komunisme
D alam Modul dua ini akan diuraikan materi mengenai sistem ekonomi
kapitalisme dan sistem ekonomi komunisme. Di dalam memahami
kedua sistem tersebut ada prinsip dasar yang harus diketahui dan dipahami.
Sistem ekonomi kapitalisme berangkat dari paham kapitalis yang berpijak
pada pemikiran bahwa kemakmuran masyarakat akan dapat dicapai bila
individu diberikan kebebasan untuk melakukan tindakan-tindakan ekonomi
tanpa adanya campur tangan pemerintah. Masing-masing anggota masyarakat
akan terlibat dalam persaingan secara bebas guna mencapai kemakmuran.
Dalam perkembangannya kemudian ternyata campur tangan pemerintah
dalam bidang ekonomi tidak dapat dielakkan, terutama pada sektor-sektor
yang tidak mampu ditangani oleh swasta. Bertitik tolak dari pemikiran
tersebut sistem kapitalisme terbagi menjadi dua, yaitu sistem kapitalisme
murni dan neo kapitalisme.
Sistem ekonomi komunisme didasarkan pada ajaran komunisme yang
dipelopori oleh Karl Marx. Ajaran ini berorientasi kepada kebendaan
(materialisme), dan sebagai akibatnya persoalan keagamaan dan
kemerdekaan seseorang yang juga merupakan hal yang sangat esensial
kurang diperhatikan. Dalam perkembangan selanjutnya sistem ekonomi
komunis mengalami penyempurnaan menjadi sistem sosialisme liberal.
Secara umum, setelah mempelajari materi bahasan yang ada di modul
dua ini Anda diharapkan mampu membedakan antara sistem ekonomi
kapitalisme dengan sistem ekonomi komunisme. Sedangkan secara
khusus, Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. pengertian sistem ekonomi kapitalisme;
2. ciri-ciri sistem ekonomi modern;
3. pengertian sistem ekonomi kapitalis modern;
2.2 Sistem Ekonomi Indonesia
Kegiatan Belajar 1
menguntungkan, maka yang dibutuhkan sangat besar dan tidak terpikul oleh
para pengusaha swasta.
Dengan demikian mereka berpendapat, untuk memenuhi kebutuhan
tersebut membutuhkan badan lain di luar para pengusaha swasta yaitu
pemerintah. Mereka memberi tempat kepada pemerintah dalam usaha
memenuhi kebutuhan tersebut seperti misalnya dalam bidang: pengangkutan
umum, jalan-jalan, pendidikan, air minum, pemadam kebakaran, alat-alat
pertahanan. Tetapi walaupun mereka menganggap perlu pemerintah
mengambil bagian dalam usaha produksi, ini tidak diartikan bahwa
pemerintah yang harus memproduksinya. Pelaksanaannya dapat saja
diberikan kepada pihak swasta bila itu memang cara yang lebih efisien.
Dapat dikatakan pengertian akan kedaulatan inilah yang menjadi tolak
pangkal perbedaan di antara sistem kapitalisme modern dengan sistem
sosialisme. Masyarakat kapitalisme modern beranggapan bahwa kedaulatan
konsumen akan lebih terjamin hak hidupnya di dalam sistem ekonomi yang
tidak dikontrol oleh pemerintah (unplanned economy). Walaupun mereka
tidak menyangkal bahwa dalam sistem ekonomi yang dikontrol kedaulatan
konsumen masih mungkin dipertahankan, tetapi mereka takut bahwa dalam
sistem yang dikontrol kebebasan memilih akan hilang. Hal ini tercermin dari
pendapat John Maynard Keynes yang mengatakan: "Kerugian terbesar dari
negara homogen atau totaliter adalah hilangnya kebebasan memilih orang--
perorangan".
Berdasarkan pandangan yang demikian, masyarakat kapitalisme modern
berpendapat, bentuk yang cocok dengan itu adalah bila alat-alat produksi
dimiliki dan dikelola oleh kaum swasta. Akan tetapi karena alasan-alasan
seperti disebut di atas, pemilikan alat-alat produksi dan pengelolaannya oleh
pihak partikelir tidak dapat dipertahankan secara murni. Mau tidak mau
dalam sistem yang mereka maksudkan kehadiran sektor negara menjadi
dibutuhkan sehingga dalam negara kapitalisme modern telah terdapat bentuk
campuran dalam pemilikan alat-alat produksi antara pihak swasta dan negara.
Tetapi dapat dikatakan, dalam kadar yang cukup tinggi alat-alat produksi
tersebut masih dimiliki oleh pihak swasta.
Mengenai pemilikan pekerjaan, dalam sistem ekonomi kapitalisme
modern, kebebasan memilih pekerjaan oleh masing-masing individu tetap
dipertahankan. Tetapi mereka juga menyadari bahwa kebebasan tersebut
tidak berarti jaminan untuk mendapat pekerjaan, pada hal yang disebut
terakhir ini adalah penting sekali. Mereka beranggapan perlu untuk mencapai
ISIP4310/MODUL 2 2.9
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Ada yang pro dan kontra terhadap nama-nama tersebut di atas, tetapi
masalah tersebut tidak perlu kita debatkan karena secara filosofis nama
tersebut adalah senada meskipun ada perbedaan yang kurang begitu esensial
dan masing-masing tidak mengurangi arti.
Untuk mencapai tujuan tercapainya paham komunis di bidang ekonomi
maka langkah-langkah yang diambil negara antara lain sebagai berikut.
1. Mekanisme di bidang pertanian, pelaksanaan mekanisasi lebih efisien
apabila tanah dimiliki secara kolektif.
2. Pemilikan alat produksi oleh perorangan adalah bertentangan dengan
komunis, maka alat-alat produksi pertanian harus dimiliki dan dikuasai
negara (nasionalisasi).
3. Petani merdeka harus dipaksa menjadi petani proletariat yang terikat dan
mudah diawasi dan diatur oleh negara.
4. Di bidang industri dipergunakan cara-cara seperti di bidang pertanian.
2.18 Sistem Ekonomi Indonesia
sosial. Hal itu dapat dipastikan karena sebagian anggota masyarakat menjadi
tidak kebagian barang atau jasa yang mereka inginkan. Dalam keadaan
seperti itu, sudah barang tentu pemerintah akan bertindak dan tindakan yang
akan dilakukan tentu akan menjadi pertanyaan, yakni: Apakah kedaulatan
dan kemerdekaan para konsumen masih dapat dipertahankan hak hidupnya di
dalam sistem seperti ini?
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tanpa suatu pasar
modal, sistem ini tidak akan dapat berjalan sesuai dengan harapan
sebelumnya. Masalah yang dihadapi sistem sosialisme liberal memang belum
begitu rumit bila pendapatan anggota masyarakat masih rendah. Oleh karena
itu dapat dipahami mengapa sistem tersebut lebih dapat diterima oleh
masyarakat yang masih rendah tingkat pendapatannya.
Melihat kelemahan di atas, para penganjur sistem ekonomi sosialisme
liberal menjadi tidak menyangkal perlunya bunga modal untuk dimasukkan
di dalam perhitungan. Tetapi mereka berpendapat, bahwa tingkat bunga
selamanya akan ditentukan oleh pemerintah. Bila demikian halnya,
kemungkinan timbulnya inflasi, deflasi, stagflasi, seperti kemungkinan yang
bisa terjadi dalam negara yang menganut sistem kapitalisme modern, selalu
ada. Jika pemerintah misalnya menentukan tingkat bunga yang terlalu
rendah, maka unit-unit ekonomi akan mengajukan permohonan kredit yang
lebih besar dari pada dana yang tersedia. Dan bila pemerintah bertindak
untuk menutupi ketimpangan dalam permintaan dan penawaran dana
investasi maka cara mengatasinya tentu sama dengan yang telah diutarakan
sebelumnya yaitu tindakan penjatahan.
Dari bahasan di atas, perbedaan dari kedua pandangan tersebut dapat
diringkas sebagai berikut:
Tabel 2.1.
Perbedaan antara Komunisme dengan Sosialisme Liberal
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 2
8) Sistem ekonomi suatu negara tidak dapat terlepas dari pandangan hidup,
sebab pandangan hidup itu….
1) wajib diikuti oleh anggota masyarakat
2) faktor yang sangat dominan dalam suatu sistem
3) ada sejak nenek moyang kita ada
Tes Formatif 1
1) D. Persamaan dan persaudaraan
2) A. Tidak mampu mengatasi masalah ekonomi khususnya ekspor-
impor
3) B. Efek psikologis manusia untuk memiliki atau menguasai barang
yang dilihat.
4) B. Menemukan sistem, metode atau cara baru.
5) C. Salah satu dari pernyataan salah. Pada ekonomi liberal campur
tangan pemerintah pada hal-hal tertentu.
6) A. Kedua pernyataan benar dan saling berhubungan.
7) B. Kedua pernyataan benar tetapi tidak saling berhubungan.
8) B. 1 dan 3 yang benar.
9) A. Selera konsumen dan tingkat pendapatan.
10) C. Jika terjadi krisis pemerintah turun tangan dan adanya usaha yang
mengarah pada monopoli.
Tes Formatif 2
1) C. Kelas pimpinan partai dan kelas rakyat.
2) B. Adanya nilai lebih yang sebenarnya hak dari buruh yang diambil
majikan.
3) C. Merampas, menyita, mempergunakan milik kaum borjuis/tuan
tanah/industriawan untuk kepentingan bersama oleh negara tanpa
ganti rugi.
4) B. Karena "manusia" dianggap sebagai alat atau faktor produksi.
5) B. Kedua pernyataan benar tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab
akibat.
6) C. Salah satu dari pernyataan salah.
7) C. Satu dari pernyataan salah.
8) A. 1 dan 2 yang benar.
9) D. 1, 2, dan 3 benar semua.
10) B. 1 dan 3 yang benar.
2.28 Sistem Ekonomi Indonesia
Daftar Pustaka
Sri Edi Swasono, dkk. (1985). Koperasi dalam Orde Ekonomi Indonesia.
Jakarta: UI Press.
Kegiatan Belajar 1
P ancasila dan UUD 1945 telah merumuskan falsafah sosial yang berisi
nilai-nilai menurut pandangan Indonesia yang bertitik tolak dari
pandangan tentang hubungan antara individu dengan masyarakatnya.
Falsafah sosial Pancasila mempunyai dasar-dasar sebagai berikut.
1. Konsep sintesis tentang masyarakat, bertolak dari manusia sebagai
makhluk sosial, atau dengan kata lain, individu sebagai warga
masyarakat lebih dari pada orang seorang semata-mata.
2. Konsep tersebut mengandung unsur-unsur asasi berupa:
a. asas usaha bersama dan kekeluargaan;
b. pandangan organis tentang masyarakat;
c. asas keadilan, khususnya keadilan sosial, sebagai kaidah direktif
bagi individu dan usaha kelompok yang terorganisasi (Tom Gunadi,
1990 : 205 - 206).
lebih berorientasi pada keuntungan tetapi bagaimanapun juga tidak bisa lepas
dari kewajibannya kepada masyarakat (social responsibility).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi menurut
Pancasila dan UUD 1945 bukanlah sistem ekonomi liberal kapitalistik dan
bukan pula sistem ekonomi kolektif. Dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi
Pancasila merupakan ideologi terbuka, yang artinya nilai dasarnya tetap,
namun penjabarannya dapat dikembangkan secara kreatif dan dinamis sesuai
dengan dinamika perkembangan masyarakat Indonesia (Alfian, 1991). Sistem
ekonomi pasar tetap diakui keberadaannya terutama dengan pengakuan
terhadap keberadaan swasta.
adalah memberikan kepada diri sendiri dan orang lain apa yang menjadi
haknya (Bambang Daroeso, 1989 : 73). Berbicara tentang adil, berarti
berbicara tentang hak. Sedangkan hak tidak dapat lepas dari kaitannya
dengan kewajiban. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan
Purwadarminta, adil diartikan sebagai tidak berat sebelah, selayaknya, tidak
sewenang-wenang, mendapat perlakuan yang sama. Dalam hubungannya
dengan hak dan kewajiban, maka adil berarti memperoleh perlakuan yang
sama dan layak serta tidak berat sebelah di dalam hak dan kewajiban.
Keadilan sosial sasarannya adalah hak atas kesejahteraan sosial.
Keadilan sosial mencakup hak masyarakat untuk menuntut anggotanya,
termasuk organ-organ pemerintah, agar memberikan apapun juga yang
diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan kesejahteraan umum.
Demikian pula, keadilan sosial mencakup hak setiap warga negara untuk
mengambil bagian dan menerima nikmat dari kekayaan sosial. Keadilan
sosial memandang individu sebagai sesama, anggota sekawan, anggota
sekeluarga dalam masyarakat. Dengan kata lain, keadilan sosial menekankan
kekeluargaan, perbauran kepentingan dan tanggung jawab yang ada dan
berpengaruh dalam masyarakat (Tom Gunadi; 1990: 212).
Dalam Pancasila, sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
adalah sila yang paling relevan dengan masalah ekonomi. Hal ini bukan
berarti sila-sila lainnya tidak ada kaitannya, karena semua aspek
kehidupan masyarakat terkait dengan semua sila dalam Pancasila. Dalam
pembangunan ekonomi, misalnya, seluruh semangat, arah dan gerak
pembangunan harus dilaksanakan dalam upaya pengamalan semua sila
dalam Pancasila sebagai kesatuan yang bulat dan utuh. Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa merupakan moral dan etik pembangunan. Sila
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan pedoman agar
pembangunan harus semakin meningkatkan makna manusia yang utuh. Sila
Persatuan Indonesia berperan untuk selalu meningkatkan rasa
kesetiakawanan sehingga persatuan dan kesatuan bangsa semakin kokoh.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan berperan secara terus-menerus dalam
peningkatan sistem dan semangat demokrasi baik dalam bidang politik
maupun dalam bidang ekonomi. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, yang merupakan tujuan akhir yang harus diwujudkan oleh
pembangunan nasional, merupakan upaya menuju kemakmuran yang penuh
ISIP4310/MODUL 3 3.9
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 1
Petunjuk Pilihlah :
A. Jika (1) dan (2) benar.
B. Jika (1) dan (3) benar.
C. Jika (2) dan (3) benar.
D. Jika (1), (2) dan (3) benar.
Kegiatan Belajar 2
A. DASAR KONSTITUSIONAL
Meskipun GBHN 1988 sudah tidak berlaku lagi, namun kebijakan dan
arahan tentang Sistem Ekonomi Indonesia masih relevan untuk dijadikan
pegangan mengingat produk hukum yang ada tidak menjelaskan hal itu.
B. DASAR OPERASIONAL
ekonomi campuran. Namun ada pula yang berpendapat bahwa SEI adalah
ekonomi sosialis, ekonomi "terpimpin", sosialisme ala Pancasila, bahkan ada
yang mengatakan bahwa SEI adalah ekonomi terkendali yang condong ke
arah kapitalisme.
Sistem ekonomi campuran banyak sekali variasinya. Ciri masing-masing
ditentukan oleh besar-kecilnya persaingan yang ada serta perencanaan dan
intervensi pemerintah. Sesungguhnya di dunia ini tidak ada sistem ekonomi
yang murni liberal maupun yang murni etatisme. Sistem Ekonomi Indonesia
sendiri masih mencari bentuk. Sebagai contoh, etatisme dihindarkan dan
potensi setiap warga negara dikembangkan. Namun dalam kenyataannya
karena masih banyak dualisme dalam kehidupan perekonomian, antara lain :
sektor tradisional-moderen, sektor perkotaan-pedesaan, sektor formal-
informal maka intervensi pemerintah cukup dominan. Contoh lain, koperasi
sebagai bangun usaha yang dianggap paling sesuai untuk masyarakat
Indonesia menginginkan: "Produksi dikerjakan oleh semua untuk semua, di
bawah kepemilikan dan pengawasan anggota-anggota masyarakat”. Hal itu
menunjukkan asas kemandirian masyarakat. Namun di lain pihak, negara
diminta campur tangan untuk mengarahkannya.
Tentang intervensi pemerintah dalam Sistem Ekonomi Pancasila, ada
beberapa pendapat tentang bagaimana seharusnya intervensi tersebut
dilakukan, antara lain oleh berikut ini.
1. Emil Salim (Prisma, Mei 1979).
“Sekali rencana makro disusun, maka kegiatan ekonomi diserahkan
kepada satuan-satuan individual. Motivasi, rangsangan dan semangat
diberikan kepada satuan-satuan ekonomi individual untuk bekerja
mengikuti rencana makro” .
2. Moh. Hatta (Penjabaran Pasal 33 UUD 1945, 1977).
“Antara aktivitas koperasi yang bekerja dari bawah dan aktivitas
pemerintah yang bekerja dari atas, masih luas bidang ekonomi yang
dapat dikerjakan oleh swasta”.
3. Mubyarto (Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia, 1994).
“Dalam Ekonomi Pancasila, satu sumber legitimasi dari tindakan
pengertian dan pembatasan kebebasan usaha oleh negara adalah adanya
ekses-ekses praktek oligopoli dan monopoli. Apabila ekses-ekses itu
tidak ada, maka tidak ada alasan diadakannya peraturan-peraturan”.
3.18 Sistem Ekonomi Indonesia
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 2
3) APBN, pajak, mata uang, dan keuangan negara diatur dalam UUD
1945 dalam….
A. Pasal19
B. Pasal 22
C. Pasal 23
D. Pasa125
Tes Formatif 1
1) C. Pancasila dan UUD 1945 telah merumuskan falsafah sosial yang
berisi nilai-nilai menurut pandangan tentang hubungan antara
individu dan masyarakatnya.
2) B. Kaum yang berpaham individualis memiliki prinsip bila individu
baik maka masyarakat akan menjadi baik.
3) D. Masyarakat yang organis adalah masyarakat yang bersatu dan utuh.
4) B. Keadilan sosial sasarannya adalah hak atas kesejahteraan sosial.
5) C. Kebebasan individu yang berlebihan tidak dapat disetujui secara
fundamental. Kebebasan individu dapat menimbulkan kesenjangan
sosial, bukan selalu menimbulkan, sehingga pernyataan kedua salah.
6) A. Koperasi dikatakan sebagai bangun usaha yang sesuai dengan
asas kekeluargaan karena bertujuan bukan hanya semata-mata
memenuhi kepentingan individu melainkan juga memelihara
kepentingan masyarakat.
7) C. Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang berorientasi
pada manusia. Namun bukan hanya manusia sebagai komponen
ekonomi.
8) B. Dalam pembangunan ekonomi manusia memiliki peran ganda yakni
sebagai subyek (pengarah) dan sebagai pelaku (faktor produksi).
9) A. Konsep sintesis tentang masyarakat mengandung unsur-unsur asasi
berupa asas usaha bersama dan kekeluargaan dan asas keadilan.
10) D. Bahwa ketiga hal tersebut yang harus mendapat perhatian dalam
pembangunan ekonomi.
Tes Formatif 2
1) B. Dasar konstitusional Sistem Ekonomi Indonesia adalah UUD 1945
dan GBHN.
2) A. Hakikat demokrasi ekonomi adalah tersebarnya kekuatan ekonomi
di masyarakat, dan tidak tersentralisasi di pusat atau tidak
terkumpul di beberapa tangan anggota masyarakat, (monopoli
dan oligopoli).
3) C. APBN, pajak, mata uang dan keuangan negara diatur dalam UUD
1945 pada Pasal 23.
3.28 Sistem Ekonomi Indonesia
Daftar Pustaka
Kegiatan Belajar 1
anggota koperasi maupun bukan anggota koperasi tetapi yang terkait dengan
usaha koperasi. Potensi penyerapan tenaga kerja dari sektor koperasi timbul
karena secara total baik koperasi di wilayah pedesaan maupun perkotaan
memiliki variasi usaha yang cukup beragam.
Jenis usaha secara umum yang terdapat pada koperasi di wilayah
pedesaan meliputi distribusi sarana produksi pertanian, warung serba ada,
simpan pinjam dan lain-lain. Banyak di antaranya memiliki usaha di bidang
produksi susu segar. Sedang kegiatan usaha koperasi di wilayah perkotaan
meliputi simpan pinjam, pertokoan, wartel, apotek, angkutan umum,
perumahan, dan sebagainya.
Di daerah pedesaan, penyerapan tenaga kerja secara langsung maupun
tidak langsung masih mungkin dapat ditingkatkan lagi bila dibandingkan
dengan peningkatan kesempatan kerja yang muncul dari kegiatan swasta di
desa. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan beberapa teknologi pada
kegiatan usaha koperasi. Sebagai contoh, Koperasi Unit Desa yang
mempunyai bidang usaha persusuan, untuk mempertahankan kualitas susu
bagi pasokan ke pabrik pengolah susu dapat menggunakan alat yang disebut
cooling unit. Dengan penggunaan alat ini, susu segar dalam jumlah yang
cukup besar dapat dihasilkan melalui pengembangan ternak sapi perah.
Pengembangan ternak sapi perah selanjutnya akan menciptakan lapangan
kerja langsung maupun tidak langsung yang lebih besar. Pada usaha
peternakan swasta, penyerapan teknologi pengawetan susu seperti ini tidak
mungkin dapat dilakukan secara individual terutama untuk usaha swasta di
desa yang ukurannya kecil karena biaya akan terlampau mahal. Oleh karena
itu pengembangan produksi secara besar-besaran tidak dapat dilakukan
karena susu termasuk produk cepat rusak. Akibatnya penyerapan tenaga kerja
dari sektor usaha swasta tersebut tidak berlangsung secara intensif seperti
usaha yang dilakukan oleh Koperasi Unit Desa.
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Sejak awal berdirinya pada tahun 1973, KUD telah ikut dilibatkan
pemerintah dalam berbagai program nasional misalnya peningkatan produksi
pertanian di mana peran KUD sebagai "alat" penyalur pupuk yang diperlukan
petani. Dalam program pengadaan pangan, KUD secara sendiri atau bekerja
sama dengan pemerintah melalui BULOG dapat ikut serta melaksanakan
pembelian beras/gabah milik petani. Keikutsertaan pada program-program
pemerintah tersebut secara ekonomis menguntungkan KUD karena
merupakan sumber penerimaan yang tetap dalam bentuk fee yang diterima.
Selain itu, KUD juga mendapat peluang untuk memperoleh modal dengan
bunga pinjaman sangat murah. Dari sisi perkembangan, memang terdapat
"lahan" yang cukup subur bagi usaha KUD, namun hal ini menyebabkan
KUD menjadi tergantung pada program pemerintah.
Penekanan untuk prioritas pengembangan koperasi di pedesaan dapat
dimaklumi karena kelemahan manajemen dan permodalan banyak terdapat
pada koperasi di daerah pedesaan. Namun, campur tangan pemerintah dalam
rangka melaksanakan pembinaan terhadap koperasi pada masa-masa itu
sering terkesan dominan dan bersifat "top down". Hal ini mungkin
disebabkan karena pemerintah tak dapat menunggu terlalu lama pada
munculnya partisipasi kuat dari anggota yang merupakan faktor utama
pendorong pertumbuhan koperasi dari dalam yang berakar dari sifat
kebersamaan pada diri anggota.
Campur tangan pemerintah dalam kehidupan koperasi bahkan tampak
pada ketentuan daerah kerja koperasi yang mengikuti pembagian wilayah
administrasi pemerintahan. Hal ini dirasa membatasi gerak koperasi dalam
hal pengembangan usaha di mana sangat mungkin adanya peluang usaha
yang dapat dikembangkan oleh koperasi, namun letaknya ada di luar daerah
usahanya.
Tantangan yang amat berat dalam pengembangan koperasi adalah
kemandirian koperasi yang sampai saat sekarang belum sepenuhnya
terwujud, baik dalam hal kegiatan usaha maupun permodalan. Masalah ini
tentu tidak dapat terus-menerus berlanjut pada era global sekarang ini.
Lemahnya permodalan menyebabkan koperasi tidak akan mampu
4.16 Sistem Ekonomi Indonesia
Batu, KUD Pujon, KUD Nongkojajar, dan lain-lain yang menjadi pemasok
bahan baku pabrik susu Nestle, Pasuruan. Meskipun mulanya harus dipaksa
oleh pemerintah agar pabrik tersebut menerima pasokan susu segar dari
koperasi, tetapi nyatanya setelah terjadi keterkaitan usaha, pabrik susu
tersebut semakin lama semakin besar. Demikian pula dengan KUD-KUD
pemasoknya yang semakin berkembang dan pada gilirannya para peternak
sapi perah ikut mengalami peningkatan kesejahteraan.
Praktek serupa juga dilakukan oleh Astra Otomotif yang menerima
pasokan dari industri-industri kecil penghasil komponen mobil. Namun
contoh yang baik karena menguntungkan kedua belah pihak ini belum
banyak dipraktekkan di Indonesia, terutama oleh swasta, meskipun
pemerintah melalui BUMN telah mewajibkan kepada pelaku ekonomi
tersebut untuk menyisihkan 1-5% keuntungannya bagi pembinaan dan
pengembangan koperasi. Program pengalihan saham konglomerat kepada
koperasi pada masa Orde Baru yang banyak dikritik karena tidak efektif,
sampai kini tidak ada kelanjutannya.
Demikian pula upaya-upaya pembinaan yang pernah dilakukan oleh
Kelompok Prasetya Mulya, Kelompok Jimbaran, dan sebagainya, ternyata
hanya ramai di pemberitaan saja. Kwik Kian Gie (1998) memberikan contoh
tentang "kemitraan semu" yang telah di "claim" sebagai bentuk kemitraan,
sebagai berikut. Bila suatu merek rokok kretek dijual oleh sekian ratus ribu
warung di pinggir jalan, pedagang kaki lima, dan pedagang asongan,
kemudian mereka itu dianggap sebagai mitra dagang, maka itu hanya akal-
akalan saja untuk mencari muka.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan
koperasi selama ini, keinginan rakyat yang pernah tertuang dalam GBHN
masih belum dapat diwujudkan oleh pemerintah dalam bentuk tindakan yang
memihak koperasi. Oleh karena itu, dalam upaya pemberdayaan sumber daya
ekonomi yang lebih berpihak pada si lemah, maka menurut Sumual (1998),
kebijakan ekonomi pemerintah dalam pembangunan koperasi tersebut harus
diupayakan untuk dapat diikuti dengan reformasi sebagai berikut.
1. Land reform, yakni pemerataan keadilan dalam pengalihan tanah sebagai
fasilitas produksi.
2. Credit reform, yakni upaya meringankan beban kredit dalam
menanggulangi kelangkaan modal.
3. Marketing dan distribution reform, yakni pengembangan kemampuan
pemasaran dan distribusi.
ISIP4310/MODUL 4 4.19
2. Pengembangan Kewirausahaan.
Upaya mengantarkan koperasi ke arah perubahan tatanan perekonomian
yang dicirikan oleh persaingan yang tajam bukanlah pekerjaan yang mudah.
Kemampuan yang bersumber dari dalam koperasi harus dijadikan sebagai
kunci pokok bagi keberhasilannya menghadapi tantangan serta dalam rangka
menangkap berbagai peluang yang tercipta. Oleh karena itu membangun
kekuatan dari dalam melalui upaya penumbuhan kesadaran dan orientasi
kewirausahaan menjadi program yang sangat penting dan mendesak untuk
dilaksanakan. Kewirausahaan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
SDM pengusaha sehingga pada akhirnya akan tumbuh dan berkembang
wirausaha baru, pemantapan pengusaha yang telah ada, serta terciptanya
lapisan menengah dalam struktur ekonomi nasional.
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 2
Tes Formatif 1
1) B. Peranan koperasi sebagai sokoguru ekonomi nasional membuat
koperasi untuk memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang
luas.
2) C. Prinsip keanggotaan sukarela dan terbuka, artinya untuk menjadi
anggota koperasi tidak dipaksakan. Oleh karenanya, tidak
diperlukan penggolongan sosial atau ras
3) D. Pembagian sisa hasil usaha secara adil berarti sebanding dengan
besarnya jasa masing-masing anggota.
4) B. Sumbangan sektor koperasi terhadap pendapatan nasional diukur
dari nilai tambah produksi koperasi terhadap nilai tambah produksi
nasional.
5) A. Cermin demokrasi tampak pada kekuasaan tertinggi yang terdapat
pada rapat anggota, karena segala kebijakan koperasi baik yang
bersifat organisasi, manajemen dan usaha ditetapkan oleh anggota
dalam rapat anggota.
6) C. Koperasi mengikuti prinsip kemandirian dan asas kekeluargaan.
Prinsip kemandirian mengandung pengertian bahwa koperasi dapat
berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain.
7) D. Peningkatan penyerapan tenaga kerja oleh koperasi dapat
ditingkatkan dengan penerapan beberapa teknologi pada kegiatan
usaha koperasi.
8) D. Modal sendiri koperasi berasal dari simpanan anggota seperti
simpanan pokok, simpanan wajib, dan cadangan hasil usaha yang
tidak dibagikan kepada para anggota.
9) D. Kendala bagi usaha koperasi dalam melakukan diversifikasi adalah
permodalan koperasi yang lemah.
10) B. Selain lima prinsip utama, koperasi dalam mengembangkan diri juga
melaksanakan dua prinsip lain, yaitu menyelenggarakan pendidikan
perkoperasian serta mengembangkan kerja sama dengan koperasi
lainnya.
ISIP4310/MODUL 4 4.29
Tes Formatif 2
1) B. Partisipasi dan semangat kebersamaan dapat menjadi dasar
pengembangan koperasi, bila kegiatan usaha koperasi menyentuh
langsung kebutuhan anggota
2) B. Persyaratan bagi kemandirian koperasi unit desa salah satunya
adalah keanggotaannya mampu melibatkan 25% penduduk desa.
Lihat instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1973.
3) C. Subsidi pada koperasi dapat diberikan pemerintah melalui tingkat
bunga pinjaman modal yang lebih rendah dari tingkat bunga umum.
Dapat dilihat dari perolehan penyaluran modal dengan bunga
pinjaman sangat murah.
4) B. Pertumbuhan usaha yang cepat pada koperasi di daerah perkotaan
rata-rata terdapat pada koperasi serba usaha, karena koperasi di
wilayah perkotaan kegiatan usahanya cukup banyak, umumnya
meliputi simpan pinjam, pertokoan, wartel, apotek, angkutan umum,
perumahan dan sebagainya.
5) A. Fasilitas-fasilitas pemerintah melalui program-programnya secara
ekonomis menguntungkan KUD. Namun menyebabkan KUD tidak
mandiri karena menjadi tergantung pada program pemerintah.
6) D. Untuk menjadikan koperasi sebagai badan usaha yang berskala
besar bukan besarnya tenaga kerja, namun perluasan jaringan usaha
koperasi, penyediaan kredit investasi, dan kredit modal kerja yang
sesuai dengan pengembangan usaha koperasi, kemudahan
memperoleh pinjaman, pengembangan koperasi sekunder di bidang
produksi, distribusi, dan pemasaran, serta pemilikan saham oleh
koperasi di berbagai usaha.
7) A. Kemitraan usaha antara koperasi dan usaha swasta dan usaha negara
dilaksanakan dengan jiwa dan semangat kekeluargaan serta saling
menguntungkan dalam upaya pengembangan sistem ekonomi
Pancasila.
8) B. Kemandirian koperasi unit desa dari sisi manajemen, dapat
digolongkan bila solvabilitas minimal 100% dan likuiditas antara
150 - 200%. Lihat instruksi presiden Nomor 4 Tahun 1973.
9) C. Sebagai badan usaha, pembangunan koperasi ditujukan pada
penguatan dan perluasan basis usaha, peningkatan mutu sumber
daya manusia termasuk kewirausahaan dan profesionalisme
koperasi.
10) B. Hubungan kemitraan antara koperasi dengan usaha lain perlu
dilaksanakan dengan jiwa dan semangat kekeluargaan serta saling
menguntungkan.
4.30 Sistem Ekonomi Indonesia
Daftar Pustaka
Sri Edi Swasono. (Editor). (1987). Mencari Bentuk, Posisi, dan Realitas
Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
BUMN dalam
Sistem Ekonomi Indonesia
Dr. Suharyono, M.A.
Drs. Niam Sovie
PE ND A H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Pasal ini merupakan dasar utama para pendiri negara dalam merumuskan
strategi nasional di bidang ekonomi. Penguasaan oleh negara dalam
perwujudannya dilakukan oleh unit-unit usaha negara yang disebut BUMN.
Melalui BUMN, negara melakukan kegiatan yang menghasilkan barang-
barang dan jasa serta mengelola sumber-sumber alam untuk kepentingan
masyarakat (Fuad Bawazer, 1992). Dengan demikian keberadaan BUMN
mempunyai peran yang penting dalam menunjang pembangunan nasional
khususnya di bidang perekonomian.
B. BENTUK-BENTUK BUMN
C. SEJARAH BUMN
tercatat 182 BUMN dengan perincian: 19 buah berstatus Perum, 160 Persero,
dan 3 perusahaan bentuk lain (Departemen Keuangan RI, 1994). Pada tahun
2004, menurut siaran Menteri Negara Urusan BUMN (Kompas, 12 Juni
2006), jumlah BUMN menurun menjadi 158 buah dan kemudian pada akhir
tahun 2005 menjadi 139 buah dengan nilai aset sebesar kurang lebih Rp.400
triliun. Pengurangan jumlah perusahaan negara itu kebanyakan disebabkan
karena tidak bisa bersaing dengan perusahaan lain akibat kalah efisien, bubar
karena hutang yang menumpuk sehingga memilih untuk dilikuidasi saja dan
bubar karena kekurangan modal. Kebanyakan aset perusahaan negara yang
bubar ini menjadi besi tua saja karena pelelangan atau penjualan aset negara
juga tidak mudah, harus memperhatikan Undang-undang Perbendaharaan
negara.
laba serta memberikan hasil terbaik bagi masyarakat yang diukur melalui
jenis, jumlah, mutu, dan harga barang dan jasa yang dapat disediakan.
sisa laba setelah pajak untuk pembinaan pengusaha ekonomi lemah dan
koperasi.
Kemudian pada 27 Mei 2003 telah dirumuskan pemerintah dan DPR
Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengatur
pengelolaan BUMN dalam rangka meningkatkan kinerja dan produktivitas.
Isu terakhir yang menyangkut BUMN adalah swastanisasi. Swastanisasi
BUMN berarti terjadi perubahan pemilikan BUMN yang semula milik negara
menjadi sebagian milik swasta atau masyarakat. Ide swastanisasi ditempuh
agar BUMN dapat bekerja secara lebih efisien, bebas dari korupsi, kolusi dan
hal-hal lain yang menyebabkan BUMN sulit dikoreksi karena terkait dengan
politik, kekuasaan, birokrasi dan lain-lain. Swastanisasi bukan hanya berarti
perubahan pemilikan, namun yang penting adalah misi BUMN tetap terwujud
yakni pelayanan yang terbaik untuk kebutuhan masyarakat. BUMN yang
bersifat public utilities menuntut bentuk pasar monopoli alamiah. Prinsip
utama yang harus dipertahankan adalah bahwa dalam mengawasi BUMN
yang bersifat monopoli tersebut mekanisme kontrol sosial tetap dapat
berjalan. Bentuk
BUMN yang bersifat public utilities yang paling ideal adalah bentuk
Perjan dan Perum. Sedangkan pada masa kini banyak BUMN yang mulanya
berstatus Perum berubah menjadi Persero, sehingga seolah-olah terjadi
kontradiksi dalam pencapaian misi sosial BUMN melalui kepentingan
efisiensi, teknis, dan ekonomi. Bentuk Perjan dan Perum, seperti
diungkapkan di muka, menitikberatkan pada pelayanan umum, sedangkan
mencari keuntungan adalah fungsi sekunder. Sebaliknya dalam Persero
fungsi yang utama adalah mendapatkan keuntungan dalam usaha. Di samping
itu, yang perlu menjadi pertimbangan penting adalah kedudukan BUMN
tersebut, terutama yang bersifat vital dan strategis. Pelayanan kepentingan
umum menjadi semakin tidak jelas setelah PT. Telkom, Semen Gresik, PT
Tambang Timah, dan Indosat telah go public atau menjual sahamnya ke
masyarakat dan hasil penjualan tersebut digunakan membayar hutang
pemerintah yang bebannya semakin berat.
Menurut Yustika (2007), sejak dekade 1980-an privatisasi merupakan
agenda reformasi penting yang dijalankan oleh banyak negara, khususnya di
negara-negara berkembang. Kecenderungan privatisasi terus meningkat dan
dijadikan model dari seluruh tatanan pengelolaan bisnis global. Tentu saja
maraknya privatisasi tersebut tidak lepas dari dorongan lembaga donor
seperti World Bank dan IMF, yang sejak dekade 1980-an mempromosikan
5.10 Sistem Ekonomi Indonesia
Indonesia tidak lepas dari trend privatisasi, salah satunya didorong oleh
realitas kinerja BUMN yang buruk. Namun akhir-akhir ini yang menjadi
pendorong utama adalah defisit APBN setiap tahun yang berusaha ditutup
dengan penjualan BUMN dengan dalih privatisasi. Dalam kenyataan
memang cukup banyak BUMN yang memiliki kinerja buruk, meskipun
banyak pula BUMN yang mencatat keuntungan. Namun anehnya tercatat
beberapa BUMN yang meraih untung besar justru sebagian besar sahamnya
dijual pada swasta asing maupun domestik, seperti PT Indosat dan PT Semen
Gresik Tbk. Tabel 5.1 dan Tabel 5.2. memperlihatkan BUMN yang
mengalami kerugian dan yang memperoleh keuntungan dalam tahun 2004-
2005.
Tabel 5.1.
Sepuluh BUMN yang Rugi
(dalam juta rupiah)
Dari Tabel 5.2. memberikan realitas yang lebih utuh bahwa BUMN di
Indonesia jika dikelola dengan benar juga dapat memberikan keuntungan.
Oleh karena itu, sebetulnya privatisasi bukanlah satu-satunya jalan keluar
untuk memperbaiki BUMN. Menurut Yustika, studi yang cermat perlu
Tabel 5.2.
Sepuluh BUMN yang Memperoleh Keuntungan
(dalam juta rupiah)
Gambar 5.1.
Kriteria Penataan BUMN
Eksternalitas
Rendah Tinggi
* Korporatisasi
Rendah * Likuidasi/jual * Rekayasa ulang
* Merger/akuisisi
Efisiensi
* Pertahankan
Tinggi * Go public/ * Go public
Go international * Go public/
Go International
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 1
4) Yang dimaksud dengan industri vital dan strategis adalah industri yang
berkaitan dengan....
A. pengolahan pangan
B. angkutan darat, laut dan udara
C. listrik dan telepon
D. pengolahan baja, senjata dan amunisi, pesawat terbang, dan lain-lain
7) Pada BUMN yang berbentuk Perjan berarti tidak ada keharusan untuk
membayar pajak
Sebab
Keharusan membayar pajak hanya berlalu untuk perusahaan swasta.
Kegiatan Belajar 2
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 2
Tes Formatif I
1) A. Tujuan utama pendirian BUMN bagi negara adalah sebagai sumber
pendapatan negara, terlihat dalam tujuan khususnya yang tertuang
dalam tujuan khususnya yang tertuang dalam peraturan pemerintah
nomor 3 Tahun 1983.
2) C. Perkembangan BUMN setelah kemerdekaan merupakan hasil dari
nasionalisasi perusahaan asing. Dapat dilihat pada perkembangan
BUMN periode atau kurun waktu 1945 - 1960.
3) B. Upaya pemerintah untuk menjadikan BUMN sebagai unit ekonomi
yang berfungsi komersial, dilakukan dengan cara peningkatan
statusnya yaitu mengubah status dari Perum ke Persero.
4) D. Industri vital dan strategi adalah industri yang berkaitan dengan
produksi yang penting bagi negara, di antaranya pengolahan baja,
senjata dan amunisi, pesawat terbang, dan lain-lain.
5) C. BUMN bukan hanya badan yang harus memperoleh keuntungan
namun juga memiliki tujuan non-komersial yang harus dipenuhi.
6) A. Swastanisasi BUMN adalah upaya peningkatan status kepemilikan
BUMN. Hal ini dilakukan untuk pencapaian efisiensi kerja dari
BUMN.
7) D. Perjan sebagai salah satu bentuk BUMN tetap memiliki keharusan
untuk membayar pajak, dengan demikian pajak tidak hanya berlaku
untuk perusahaan swasta.
8) B. Badan usaha BUMN adalah suatu badan usaha dimana dapat seluruh
modalnya milik pemerintah dan dapat juga sebagian besar modalnya
milik pemerintah.
9) D. Tujuan didirikannya BUMN dapat terbagi dua yang secara
komersial dan non-komersial. Tujuan secara Non-komersial yaitu
berlaku sebagai perintis kegiatan usaha yang belum dilakukan
swasta dan koperasi, membantu pembinaan terhadap swasta dan
koperasi, dan menunjang kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
10) D. Bantuan yang diberikan BUMN kepada pengusaha kecil dan
koperasi di antaranya adalah: membantu pendirian, menerima
pasokan produksinya, dan mengajak untuk melakukan kerja sama.
ISIP4310/MODUL 5 5.29
Tes Formatif 2
1) A. Privatisasi BUMN dilakukan untuk meringankan beban anggaran
subsidi pemerintah, dengan demikian pemerintah tidak lagi
terganggu dengan masalah-masalah BUMN.
2) B. Reorganisasi BUMN berarti pemecahan BUMN menjadi beberapa
unit usaha (anak perusahaan) atau menjadikan sebagai suatu holding
company.
3) B. Akuisi perusahaan mempunyai arti pengambil alihan kepemilikan
perusahaan lain yang telah lama berdiri.
4) C. Kebaikan dari holding company adalah mendorong efisiensi,
mempercepat perputaran kegiatan usaha, memperlancar
pengembangan keterampilan.
5) B. Holding company akan mempermudah koordinasi operasional,
tetapi hal ini tidak disebabkan karena holding company memiliki
beberapa perusahaan lain.
6) C. Pembentukan Holding Company dapat dilakukan dengan tiga
macam pola, salah satunya adalah pelepasan satu perusahaan.
7) B. Salah satu upaya privatisasi BUMN adalah penjualan saham melalui
pasar modal sesuai aturan main. Upaya ini menjadi pilihan
privatisasi bukan karena aturan main harus melalui pasar modal.
8) D. Pernyataan 1, 2 dan 3 adalah tiga pilihan di antara 7 pilihan
privatisasi BUMN yang dilakukan pemerintah.
9) D. Pernyataan 1, 2, dan 3 bukan merupakan penyebab dari
dilakukannya privatisasi BUMN yang dilakukan pemerintah.
10) C. Pernyataan 2 dan 3 adalah dua di antara tiga cara pembentukan
Holding Company.
5.30 Sistem Ekonomi Indonesia
Daftar Pustaka
Ida Bagus Putu Sarga (1992). Peran Kelembagaan BUMN dalam Sistem
Perekonomian Indonesia dan Prospeknya, Manajemen dan Usahawan
No. 09/September, 1992.
Panji Anoraga. (1995). BUMN, Swasta, dan Koperasi, Tiga Pelaku Ekonomi.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Kegiatan Belajar 1
D alam bahasan ini, yang dimaksud dengan swasta adalah swasta sebagai
badan usaha, sebagai unit ekonomi yang melaksanakan proses
produksi dan distribusi barang dan jasa.
Dalam suatu negara yang menganut sistem ekonomi pasar, fungsi badan
usaha swasta sangat penting untuk menjawab permasalahan ekonomi yang
dihadapi. Contoh: Badan usaha swasta dalam sistem ekonomi pasar mampu
menjawab masalah ekonomi masyarakat bersangkutan yang meliputi, barang
apa yang harus diproduksi, berapa banyak, bagaimana cara memproduksi,
kepada siapa barang tersebut akan disalurkan. Dalam menjawab
permasalahan tersebut badan usaha swasta berlandaskan pada mekanisme
pasar.
Dalam lingkup mikro atau lingkup pandangan pengusaha, badan usaha
pada hakikatnya merupakan suatu wadah yang dapat meningkatkan
kemampuan seseorang atau kelompok dalam berproduksi dengan berikut ini.
1. Menarik dan mengintegrasikan berbagai sumber daya yang diarahkan
pada suatu output tertentu.
2. Menghadapi berbagai elemen lingkungan usaha. Dengan suatu badan
usaha yang terorganisasi, maka seorang pengusaha akan lebih baik daya
saingnya dan lebih mampu mengatasi berbagai masalah usaha karena ada
kemampuan untuk menangani secara spesialis.
3. Mengembangkan suatu synergy artinya dengan menggabungkan
berbagai sumber daya dalam konteks suatu badan usaha, maka hasil yang
didapat akan menjadi lebih banyak dari jumlah hasil sumber daya itu
sendiri
(Wagiono Ismangil, 1981).
LA TI HA N
1) Anda perlu jelaskan segi negatif jika ekonomi dipegang sepenuhnya oleh
konglomerat seperti semakin lebar jurang pemerataan pendapatan,
adanya capital flight, dan lain-lain.
2) Jika Anda secara seksama membaca uraian di atas Anda akan
menemukan jawabannya.
3) Karena begitu kuatnya pengaruh konglomerat, peran birokrasi tidak bisa
netral lagi. Apalagi para konglomerat berasal dari kerabat, famili dan
kroni-kroninya.
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 1
Pilihlah :
A Jika kedua pernyataan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan
sebab akibat.
B Jika pernyataan benar, alasan benar tetapi tidak menunjukkan sebab
akibat.
ISIP4310/MODUL 6 6.11
Pilihlah
A : Jika (1), (2), dan (3) benar.
B : Jika (1) dan (3) benar.
C : Jika (2) dan (4) benar.
D : Jika jawaban (1) (2) dan (3) semuanya benar.
Kegiatan Belajar 2
LA TI HA N
3) Untuk menjawab pertanyaan ini Anda dapat memulai dari data empiris
bahwa defisit neraca pembayaran disebabkan oleh hutang jangka pendek
oleh perusahaan swasta yang sangat besar. Seterusnya diskusikan dengan
teman Anda.
4) Kebijakan pertumbuhan ekonomi tinggi berimplikasi pada kebijakan
pilih kasih di mana para konglomerat diberikan fasilitas dan perlakuan
khusus yang berlebihan. Ironisnya kebijakan ini justru dibalas dengan air
tuba.
5) Moral dan etika sangat signifikan terhadap terjadinya fair business.
6) Moral dan etika bisa berjalan jika ada instrumen yang sifatnya memaksa
(misalnya peraturan, hukum dan sebagainya).
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 2
Petunjuk: Pilihlah
A: Jika kedua pernyataan benar, dan keduanya menunjukkan
hubungan sebab akibat.
B: Jika pernyataan benar, alasan benar tetapi tidak menunjukkan
sebab akibat.
C: Jika salah satu pernyataan tersebut salah.
D: Jika kedua pernyataan salah.
6.20 Sistem Ekonomi Indonesia
10) Etika bisnis yang dilandasi moral keagamaan, dalam praktik akan
mencegah….
1) tingginya social cost yang harus ditanggung masyarakat
2) pengutamaan kepentingan pribadi
3) melebarnya jurang perbedaan pendapat
ISIP4310/MODUL 6 6.21
Tes Formatif I
1) B. Menjawab permasalahan ekonomi dari segi mikro.
2) D. Undang-undang penanaman modal asing dan modal dalam negeri.
3) C. Pertumbuhan konglomerat yang banyak tergantung pada utang
terutama dari luar negeri
4) A. Jajaran birokrasi pemerintahan.
5) C. Dominasi konglomerasi tidak menjamin perekonomian negara
menjadi maju.
6) A. Kedua pernyataan benar dan menunjukkan hubungan sebab akibat.
7) C. Kedua pernyataan benar dan menunjukkan hubungan sebab akibat.
8) C. Peran pemerintah berkurang dan mempengaruhi penerimaan
anggaran pemerintah.
9) D. Semua pernyataan benar.
10) B. Mental rendah dan sifat minta kemudahan fasilitas.
Tes Formatif 2
1) B. Neraca pembayaran internasional mengalami defisit.
2) D. Kelebihan permintaan valuta asing.
3) A. Kenaikan nilai bahan baku yang harus diimpor.
4) D. Penjualan SBI dengan tingkat bunga tinggi.
5) A. Kedua pernyataan benar dan menunjukkan hubungan sebab akibat.
6) C. Salah satu dari pernyataan salah.
7) D. Kedua pernyataan salah.
8) D. Semua benar.
9) C. Menekan tingkat inflasi dan menstabilkan nilai tukar rupiah.
10) B. Tingginya social cost dan melebarnya jurang perbedaan pendapat.
ISIP4310/MODUL 6 6.23
Daftar Pustaka
Kwik Kian Gie. (1988). Kemitraan, Dagang, atau Sosial (Dalam Gonjang-
ganjing Ekonomi Indonesia). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama &
STIE-IBII.
Panji Anoraga. (1995). BUMN. Swasta dan Koperasi. Tiga Pelaku Ekonomi.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Strategi Pembangunan
Ekonomi Indonesia
Dr. Suharyono, M.A.
Drs. Niam Sovie
PE ND A H UL U AN
D alam modul tujuh ini, akan dibahas mengenai berbagai macam strategi
pembangunan ekonomi dan penerapan strategi perekonomian di
Indonesia. Pada dasarnya, strategi pembangunan bertujuan untuk mengubah
perekonomian tradisional (seperti pertanian) menjadi perekonomian modem
(industri). Chenry dan Syrquin menganggap bahwa pembangunan ekonomi
dengan industrialisasi merupakan satu dimensi yang mampu membawa
masyarakat negara sedang berkembang yang hidup dalam kemiskinan
menuju kemakmuran. Sementara pembentukan polarisasi unit-unit kegiatan
ekonomi akan menimbulkan efek positif yang sering disebut "spread effect"
dan efek negatif yang dikenal dengan istilah "backwash effect".
Strategi pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi ditujukan agar
sistem ekonomi mampu tumbuh pada kapasitas maksimum tanpa gejolak.
Tetapi akibat penerapan strategi tersebut banyak menimbulkan kepincangan
sosial yang semakin tajam antara desa-kota, kaya-miskin dan antar daerah.
Dalam perkembangannya kemudian ditemukan strategi yang mengutamakan
pada pertumbuhan dan pemerataan.
Adanya masalah-masalah dalam pembangunan perekonomian di
Indonesia sebagai akibat penerapan strategi pertumbuhan. Permasalahan
tersebut ditambah dengan krisis ekonomi yang melanda Asia yang
mengakibatkan semakin beratnya permasalahan yang harus dihadapi
Indonesia. Upaya perbaikan dilakukan melalui reformasi ekonomi yang
disertai perbaikan kerangka dasar politik dan hukum yang menjamin
tegaknya demokrasi.
Secara umum materi ini bertujuan agar Anda mampu menjelaskan
konsep strategi pembangunan perekonomian di Indonesia, sedang secara
khusus Anda diharapkan mampu menjelaskan:
7.2 Sistem Ekonomi Indonesia
Kegiatan Belajar 1
LA TI HA N
RA NG K UM A N
Setiap strategi pembangunan ekonomi hampir semuanya memiliki
dimensi yang mengarah pada perubahan struktur ekonomi dari
tradisional, yang didominasi peranan sektor pertanian, ke perekonomian
yang modern bercorak industri.
Pengalaman negara maju dalam mencapai perubahan struktur
ekonomi dilaksanakan melalui strategi memprioritaskan pembangunan
sektor industri. Dalam dimensi wilayah, pembangunan sektor industri
didasarkan pada teori kutub pertumbuhan ekonomi. Manfaat ekonomi
yang menyebar dari kutub kegiatan ekonomi ke seluruh bagian wilayah
disebut "efek tetesan ke bawah" atau spread effect. Selain efek yang
berupa penyebaran kemajuan ekonomi dari pusat kegiatan ekonomi
(kutub) juga terjadi efek yang merugikan daerah belakang atau daerah
pengaruh berupa efek pencucian (backwash effect). Ini dapat berwujud
merosotnya jumlah dan kualitas sumber daya di daerah belakang dan
kerusakan lingkungan, akibat upaya pembangunan ekonomi yang
dipusatkan.
Strategi pembangunan ekonomi yang menekankan pentingnya
pertumbuhan produksi dengan syarat harus dipenuhinya pembentukan
sejumlah modal dalam perekonomian didasarkan pada teori Rostow dan
Harrod Domar.
TE S F O RM AT IF 1
6) Pinjaman luar negeri menjadi beban yang sangat berat bagi negara
sedang berkembang
Sebab
Kemampuan ekspor negara berkembang tidak dapat mengimbangi
perkembangan jumlah angsuran pinjaman luar negeri.
Kegiatan Belajar 2
Strategi Pembangunan
Ekonomi Indonesia
C. REFORMASI EKONOMI
LA TI HA N
RA NG K UM A N
Kemunduran dalam bidang ekonomi dirasakan oleh bangsa
Indonesia, setelah sekitar 30 tahun melaksanakan upaya pembangunan.
Kemunduran kondisi ekonomi tersebut akibat terjadinya krisis ekonomi
yang semula melanda Asia Tenggara yang selanjutnya berdampak parah
pada perekonomian Indonesia.
Permasalahan dan tantangan pembangunan ekonomi Indonesia
antara lain ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang masih
rendah, kemampuan memanfaatkan teknologi yang rendah, perdagangan
dalam negeri yang belum efisien, lambatnya pemulihan ekonomi,
7.24 Sistem Ekonomi Indonesia
TE S F O RM AT IF 2
Daftar Pustaka
Kegiatan Belajar 1
input antara atau yang masih harus diolah lagi dalam proses produksi maupun
untuk konsumsi akhir. Penggunaan "local content" yang rendah ini karena
pertimbangan efisiensi teknis yang rendah, sehingga menggunakan jalur
impor untuk memiliki kebutuhan tersebut. Akibatnya, usaha peningkatan
produksi sektor tradisional tidak memperoleh insentif untuk berkembang.
Pada hal sektor tradisional seperti pertanian, tambang, dan galian, sektor
informal pada hakikatnya merupakan potensi ekonomi rakyat.
Upaya-upaya pembinaan Usaha Mikro dan Kecil sebenarnya telah lama
dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru. Pada tahun 1995 telah diterbitkan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil. Pengertian usaha
kecil menurut undang-undang tersebut adalah usaha yang memiliki kekayaan
bersih, paling banyak Rp 200 juta, tidak termasuk nilai tanah dan bangunan
tempat usaha; memiliki hasil penjualan maksimal Rp I miliar per tahun;
bersifat mandiri, bukan merupakan cabang atau memiliki afiliasi dengan
perusahaan lain; berbentuk badan usaha perseorangan atau badan usaha tak
berbadan hukum.
Usaha kecil terdiri atas usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional.
Yang dimaksud informal adalah usaha kecil yang belum terdaftar, belum
tercatat dan belum berbadan hukum. Contohnya adalah petani penggarap,
pedagang asongan, pedagang kaki lima, atau pemulung. Sedangkan yang
dimaksud dengan tradisional, yaitu usaha kecil yang menggunakan alat
produksi sederhana yang telah digunakan secara turun-temurun, atau
berkaitan dengan seni budaya.
Pemberdayaan usaha kecil dilakukan dalam bentuk penumbuhan iklim
usaha serta pembinaan dan pengembangan usaha sehingga mampu tumbuh
dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Tujuan
pemberdayaan usaha kecil secara mikro adalah agar mereka dapat
berkembang menjadi usaha menengah. Sedangkan tujuan makro yang ingin
dicapai adalah meningkatkan peranan usaha kecil dalam pembentukan
pendapatan nasional, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan
ekspor, serta peningkatan pemerataan pendapatan, agar usaha kecil mampu
mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkokoh struktur
perekonomian nasional.
Untuk mencapai peran usaha kecil tersebut diperlukan penumbuhan
iklim usaha yang meliputi: (1) pendanaan;(2) persaingan; (3) prasarana; (4)
informasi; (5) kemitraan; (6) perizinan usaha; (7) perlindungan. Sedangkan
bidang yang menjadi garapan untuk pembinaan dan pengembangan usaha
ISIP4310/MODUL 8 8.7
Tabel 8.1.
Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja oleh
Usaha Kecil, Menengah, dan Besar (dalam %)
Tabel 8.2.
Penyaluran kredit UKM terhadap Total Kredit Perbankan (triliun Rp)
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 1
B. kehendak pemerintah
C. cita-cita bela negara
D. kehendak masyarakat
3) Permasalahan dalam pembinaan dan pengembangan UMKM dan
koperasi adalah….
A. UMKM dan koperasi ingin mandiri dan tidak bersedia untuk dibina
B. iklim usaha yang diciptakan pemerintah masih banyak dijumpai
kendala dan penyimpangan
C. terjadinya krisis ekonomi
D. banyak aparat birokrasi yang korup
9) Penyebab usaha kecil dan koperasi dapat bertahan pada masa krisis
ekonomi karena….
1) sebagian besar usaha kecil dan koperasi menghasilkan barang
konsumsi
2) usaha kecil dan koperasi memperoleh bantuan pemerintah
3) mayoritas usaha kecil lebih mengandalkan permodalan sendiri
10) Paradoks antara kebijakan dan realita dalam pengembangan UMKM dan
koperasi ditunjukkan dengan….
1) keberadaan usaha besar diatur Undang-undang, sementara
keberadaan usaha kecil tidak diatur
2) ketersediaan kredit bagi UKM jumlahnya kecil, sementara untuk
usaha besar jumlahnya tidak terbatas
3) UKM dan koperasi dapat menyerap tenaga kerja yang besar,
sedangkan usaha besar hanya dapat menyerap dalam porsi yang
kecil
Kegiatan Belajar 2
K emitraan usaha antara usaha besar, usaha menengah dan usaha kecil,
seperti yang disinggung dalam Modul 4, merupakan salah satu kunci
sukses upaya pengembangan Ekonomi Kerakyatan. Bagi bangsa Indonesia
yang memiliki nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan, seharusnya
kemitraan usaha merupakan sesuatu hal yang muncul dengan sendirinya
tanpa dihimbau apalagi dipaksakan. Kalau para pembisnis yang berasal dari
negara yang dikenal sebagai negara liberal saja memandang perlu adanya
kemitraan usaha, apalagi para pembisnis Indonesia.
Pada dunia pemasaran global di mana persaingan semakin tajam, justru
perusahaan-perusahaan multinasional melakukan kerja sama usaha yang
dinamakan “kemitraan strategis global” (Global Srategic Partnership).
Memang ada alasan mengapa mereka perlu bermitra. Pertama, untuk
mengatasi tantangan sewaktu memasuki dan memperluas usaha dalam
lingkungan yang kompleks, penuh gejolak, dan seringkali tidak dapat
diramalkan. Kerja sama merupakan suatu cara untuk memperoleh
keterampilan, sumber daya dan pengetahuan dari mitra, yang diperlukan
untuk mengatasi kompleksitas tersebut. Kedua, kerja sama tersebut
dimaksudkan untuk menghindari persaingan yang keras sehingga masing-
masing dapat memperoleh keuntungan dari kerja sama tersebut.
Para ahli pemasaran berpendapat bahwa kemitraan adalah salah satu cara
yang paling cepat dan murah untuk mengembangkan strategi pemasaran
global. Contoh: dalam dunia perbankan terjadi persaingan yang ketat dalam
produk kartu kredit atau kartu debet; tapi melalui kerja sama yang saling
menguntungkan, kartu debet dari suatu bank di Indonesia dapat digunakan
untuk mencairkan uang di mesin ATM di seluruh dunia. Demikian pula
ketika mobil Ford Cortina menggunakan mesin Mazda untuk produk
otomotifnya, padahal antara Amerika Serikat dan Jepang pernah terjadi
sengketa global dalam pemasaran mobil.
Kemitraan identik dengan saling memberi dan saling menerima. Di
antara kedua pihak berstatus sama, saling bergantung satu sama lain. Tipe
kemitraan dapat bermacam-macam, bisa berkaitan dengan teknologi,
produksi/operasi, pemasaran, dan lain-lain. Tapi, khusus untuk mewujudkan
ISIP4310/MODUL 8 8.19
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 2
5) BUMN banyak yang memberi kredit dengan bunga rendah pada usaha
kecil
Sebab
Salah satu kelemahan usaha kecil adalah di bidang permodalan
Daftar Pustaka
D alam memasuki era perdagangan bebas yang dimulai sejak tahun 2003
di tingkat Asean, Indonesia diharapkan ikut berpartisipasi di dalamnya.
Kesiapan Indonesia dalam era perdagangan bebas masih dipertanyakan,
karena krisis ekonomi yang menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Selayaknya perekonomian dunia makin membaik sehingga era perdagangan
bebas akan dapat berjalan dengan semestinya.
Akan tetapi setiap perubahan menimbulkan ketidakcocokan dengan
sistem perdagangan di masing-masing negara karena setiap negara
mempunyai kebijakan sendiri-sendiri sesuai dengan kebiasaan yang sudah
berlangsung lama di setiap negara tersebut. Seperti di Indonesia yang
mempunyai kebijakan sendiri untuk tarif bea masuk yang dapat memberi
masukan bagi devisa negara.
Sebelum krisis ekonomi terjadi, era perdagangan bebas sudah merupakan
ancaman bagi para pengusaha kecil khususnya pada industri kecil. Hal ini
dikarenakan harga-harga barang impor yang kualitasnya bersaing cenderung
lebih murah harganya dibandingkan produk lokal. Tetapi, setelah kurs dolar
mengalami kenaikan, otomatis harga-harga produk lokal lebih murah
dibandingkan dengan produk luar. Sebagai akibat dari keadaan tersebut
terdapat kecenderungan melakukan ekspor barang yang lebih banyak
sehingga industri-industri kecil dapat berkembang. Keuntungan lainnya
adalah bahwa industri-industri kecil itu menggunakan kandungan lokal yang
jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan kandungan impornya.
Dengan tidak adanya ketergantungan terhadap barang-barang impor maka
secara otomatis harga yang ditetapkan bisa ditekan serendah mungkin dan
dengan demikian peluang untuk dapat bersaing dengan barang-barang impor
semakin dimungkinkan.
9.2 Sistem Ekonomi Indonesia
Kegiatan Belajar 1
B. PERDAGANGAN BEBAS
antar negara, yang salah satunya bisa dicapai bila seluruh negara
menghilangkan hambatan-hambatan (barriers) perdagangan internasional,
seperti kebijakan kuota, bea impor, maupun proteksi pasar domestik. Tentu
saja aspirasi ini sesuai dengan ide kaum neoklasik yang menghendaki
kegiatan ekonomi berjalan lewat mekanisme pasar, karena hanya dengan
model seperti itulah efisiensi alokasi ekonomi internasional akan terjadi. Jadi,
mudah dipahami apabila ide liberalisasi perdagangan ini sejak awal di
dukung oleh negara-negara maju (kapitalis) karena secara ekonomi sangat
menguntungkan mereka, walaupun pada akhirnya hampir seluruh negara
(termasuk negara berkembang) ikut menyetujuinya.
Memaknai globalisasi ekonomi bukan hal yang mudah. Namun dari
beragam perspektif, setidaknya terdapat lima karakteristik penting dari
globalisasi ekonomi (Singh, 1998 dalam Erani Yustika, 2007), yakni:
1. pertumbuhan transaksi keuangan internasional yang cepat;
2. pertumbuhan perdagangan yang cepat, terutama di antara perusahaan
transnasional;
3. gelombang investasi asing langsung (foreign direct investment) yang
mendapat dukungan luas dari kalangan perusahaan transnasional;
4. timbulnya pasar global;
5. penyebaran teknologi dan berbagai pemikiran sebagai akibat dari
ekspansi sistem transportasi dan komunikasi yang cepat dan mendunia.
Persoalan paling serius dengan adanya globalisasi ekonomi adalah
munculnya pihak yang kalah (losers) akibat persaingan bebas dengan negara-
negara yang telah mapan ekonominya. Hal ini bisa dimaklumi mengingat
dalam proses globalisasi ekonomi berlaku hukum zero sum game, di mana
negara yang perekonomiannya tidak efisien akan mati dilindas oleh negara
yang sudah menjalankan proses produksi yang efisien. Fenomena itulah yang
kemungkinan besar akan terjadi begitu proses globalisasi diberlakukan secara
menyeluruh pada tahun 2020. Bahkan sekarang ini sudah muncul realitas
semakin mundurnya keadaan ekonomi negara-negara berkembang akibat
tertimpa krisis ekonomi yang cukup parah, seperti yang dialami oleh
sebagian negara Asia Tenggara dan Amerika latin.
Demikian pula sebagian negara di Afrika saat ini masih mengalami
hidup terbelakang dan terjerat kemiskinan, sehingga sangat jauh jaraknya
untuk menuju persaingan dengan negara maju. Seperti di wilayah Sub Sahara
Afrika, hampir separuh penduduknya hidup dengan pendapatan di bawah US
$ 1 per hari, tingkat buta huruf penduduk dewasa mencapai 39%, angka usia
9.10 Sistem Ekonomi Indonesia
hidup hanya 47 tahun, dan tingkat kematian bayi mencapai 9,2%. Sebaliknya,
negara-negara maju terus mengakumulasi kekayaan dan kesejahteraan
ekonomi mereka karena tingkat kompetisi barang dan jasanya yang sangat
tinggi bila berhadapan dengan negara berkembang.
tarif. Di pasar domestik saja, produk lokal harus bersaing dengan produk luar
negeri. Konsumen yang rasional akan mengambil keputusan untuk
mengonsumsi produk dengan kualitas tinggi dan harga murah.
Keadaan pasar dunia juga tak banyak berbeda dengan pasar domestik.
Para eksportir Indonesia harus mampu bersaing dengan eksportir negara lain
dalam hal kualitas dan harga. Suseno (1996) menyebut beberapa langkah
penting yang merupakan tindakan antisipasi terhadap liberalisasi
perdagangan, yakni sebagai berikut.
Pertama, meningkatkan daya saing produk Indonesia, bukan hanya
komoditas ekspor saja, tetapi juga produk untuk pasar lokal. Peningkatan
daya saing ini bisa diupayakan melalui iklim usaha (faktor ekstern
perusahaan) yang kompetitif melalui penghapusan praktik monopoli dan
oligopoli. Penghapusan proteksi yang berlebihan pada struktur industri,
pengikisan praktik kartel, konglomerasi di sektor industri, pengurangan
birokrasi yang dapat menimbulkan biaya siluman, dan memberi perlindungan
hukum lewat undang-undang persaingan sehat. Pembenahan faktor-faktor
tersebut diharapkan akan memperbaiki faktor intern perusahaan berupa
efisiensi kerja sehingga harga jual produk relatif rendah.
Kedua, mengantisipasi perkembangan pasar dunia dengan mempelajari
perilaku konsumen luar negeri (sisi permintaan) dan juga mengikuti
perkembangan negara eksportir pesaing (sisi penawaran). Upaya ini
mencakup pula antisipasi terhadap kemungkinan negara lain melakukan
hambatan dalam bentuk lebih canggih (tindakan proteksi dengan wajah lain)
dengan memanfaatkan kelemahan perjanjian yang ada. Untuk memberi
respons pada sisi permintaan, perlu adanya diversifikasi produk dan
perluasan spektrum pasar ekspor.
Ketiga, meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pemain
utama dalam mengelola dan menghasilkan produk barang dan jasa yang
bermutu. Dalam era persaingan yang kian ketat, upaya mencari temuan-
temuan baru yang kreatif dan sesuai dengan selera atau keinginan konsumen
merupakan suatu keharusan. Ini berarti, peranan R&D (riset dan
pengembangan) dalam bidang teknologi dan informasi akan sangat
membantu peningkatan kualitas produk. Sudah tiba saatnya perusahaan-
perusahaan di Indonesia lebih memberi perhatian kepada kegiatan R&D ini
agar mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.
Keempat, kegiatan perekonomian akan dapat tumbuh dan berkembang
dengan intensitas tinggi apabila didukung oleh iklim usaha yang baik dan
9.12 Sistem Ekonomi Indonesia
LA TI HA N
RA NG K UM A N
TE S F O RM AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
B. EKONOMI KERAKYATAN
C. MEKANISME PASAR
Konsep perdagangan bebas yang merupakan salah satu gejala dalam era
global, didasarkan pada teori Klasik yang menyatakan bahwa bentuk
perdagangan yang terbaik adalah apabila semua produsen dibiarkan
menghasilkan apa yang terbaik dan kemudian menjual dalam iklim
persaingan yang bebas dan merdeka (Prijono Tiiptoherijanto, 1997). Karena
itu tingkat keberhasilan persaingan di pasar bebas bukan lagi tergantung pada
keunggulan komparatif barang/jasa, namun lebih tergantung pada daya saing
(competitiveness) suatu barang atau jasa. Dalam era perdagangan bebas,
pemikiran bagaimana menghasilkan barang/jasa yang murah dengan
menekan ongkos produksi, yang salah satu caranya adalah menekan upah
buruh, harus diganti dengan pemikiran bagaimana meningkatkan kualitas
barang/jasa yang dihasilkan agar tetap dapat bersaing walaupun dengan harga
jual yang relatif tinggi.
Paradigma baru dalam bidang perdagangan tersebut tidak dapat
dilepaskan pula dengan mekanisme pasar, yakni keseimbangan antara
permintaan dan penawaran. Meskipun teori ini berasal pula dari Mazhab
Klasik, namun perdagangan bebas tetap mengandalkan mekanisme pasar ini.
Bagaimana sistem Ekonomi Indonesia melakukan adaptasi terhadap
mekanisme pasar?
Dalam Modul 3 telah diuraikan bahwa salah satu ciri Sistem Ekonomi
Indonesia, menurut Mubyarto (1994), adalah adanya rangsangan ekonomi,
sosial, dan moral. Dari ciri tersebut dapat diketahui bahwa SEI mengakui
adanya mekanisme pasar, dengan sekali-kali ada pengawasan oleh
masyarakat serta berpedoman pada moral bangsa. Sementara itu ada pendapat
lain yang menyatakan bahwa dalam SEI, mekanisme pasar diperbolehkan
tetapi harus dikendalikan oleh perencanaan yang bekerja aktif dengan
mengarahkan perkembangan ekonomi sesuai dengan prioritas dalam
perencanaan. Perencanaan diwujudkan dalam bentuk rencana makro yang
berisi bidang-bidang yang perlu dikembangkan, misalnya laju pertumbuhan
masing-masing sektor. Sekali rencana makro disusun maka kegiatan ekonomi
dapat diserahkan kepada satuan ekonomi individual.
ISIP4310/MODUL 9 9.21
D. DEMOKRASI EKONOMI
LA TI HA N
RA NG K UM A N
Meskipun terdapat perbedaan pemikiran tentang Sistem Ekonomi
Indonesia, tetapi semuanya sepakat bahwa sistem ekonomi Indonesia
harus berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Untuk dapat melakukan adaptasi pada era global, Sistem Ekonomi
Indonesia tidak perlu mengorbankan nilai-nilai dasar yang dimiliki,
karena sesungguhnya prinsip-prinsip yang dimiliki Sistem Ekonomi
Indonesia tidak bertentangan dengan prinsip globalisasi ekonomi, seperti
misalnya: mekanisme pasar dan demokrasi ekonomi. Malah Sistem
Ekonomi Indonesia memiliki kelebihan yakni adanya rangsangan sosial
dan moral sehingga dapat mengendalikan perilaku pelaku-pelaku
ekonomi.
TE S F O RM AT IF 2
5) Proses adaptasi Sistem Ekonomi Indonesia dalam era global tidak perlu
mengorbankan nilai dasar yang dimiliki
Sebab
Untuk menghadapi pelaku ekonomi global sangat diperlukan adanya
kebersamaan di antara para pelaku ekonomi Indonesia.
Daftar Pustaka
Kwik Kian Gie. (1988). Kemitraaan, Dagang, atau Sosial? Dalam Gonjang-
ganjing Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama &
STIE-IBII.